Anda di halaman 1dari 3

Nama : Apridha Fadhillah

Stambuk : G701 18 093


Kelas : A

1. Narkotika
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 1997 tentang
narotika yang mana pada BAB 1 pasal 1 ,1.1 menjelaskan narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanamaan baik
sintetis maupun semi sintesis yang daapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran ,hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilngkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang di bedakan ke
dalam golongan-golongan sebagai mana terlampir dalam undang-undang
ini atau yang kemudian di tetapkan dengan keputusan mentri kesehatan.

Dalam perkembangan pengaturan masalah Narkotika kemudian,


Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika direvisi
menjadi Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009, dengan dalih bahwa
tindak pidana telah bersifat transnasional yang dilakukan dengan
menggunakan modus operandi yang tinggi, tekhnologi canggih,
didukung oleh jaringan organisasi yang luas, dan sudah menimbulkan
korban terutama dikalangan generasi muda bangsa yang sangat
membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, maka
undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan situasi dan kondisi yang berkembang
untuk menanggulangi dan memberantas tindak pidana tersebut.

Alasan pengaturan socio-legal Narkotika kedalam Undang-undang


Normor  35 tahun 2009 adalah bahwa mengimpor, mengekspor,
memproduksi, menanan, menyimpan, mengedarkan dan/ atau
menggunakan Narkotika tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat
dan seksama serta bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
merupakan tindak pidana Narkotika karena sangat merugikan dan
merupakan bahaya yang sangat besar bagi kehidupan manusia,
masyarakat, bangsa dan negara serta ketahanan nasional Indonesia.

2. Psikotropika
Undang-undang republik indonesia nomor 5 tahun 1997 tentang
psikotroika bab 1 pasal 1 yang berbunyi psikotropika adalah zat atau obat
,baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika ,yang berkhasiat psikoatif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang meyebabkan
peubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.

3. Kosmetik

Kep.badan POM No.HK.00.05.4.1745 tentang kosmetik.


BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK
INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BAAN PENGAWASAN
OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
K.00.05.4.1745
Tetang kosmetik
1. undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. undang-undang nomor 8 tahun1999 tentang perlindungan konsumen
(lembaran negara tahun 1999 nomor 42 , tambahan lembaran negara
nomor 3821).
3. keputusan presiden nomor 103 tahun 2001 tentang kedudukan, tugas,
kewewenagan, dan susunan organisasi lembaga pemerintahan non
departemen , sebagai mana telah di ubah dengan keputusan presiden
nomor 46 tahun 2002.
4. keputusan presien nomor 110 tahun 2001 tentang unit organisai dan
tugas eselon 1 lembaga pemerintah non departemen sebagaimana
telah di ubah dengan keputusan presiden nomor 5 tahun 2002.

Dalam keputusannya ini yang di maksud dengan kosmetik adalah


bahan atau sediaan yang di maksud untuk di gunakan pada bagian luar
tubuh manusia (epidermis,rambut,kuku,bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan mukosa mulut terutama unutk mebersihkan
,mewangikan,mengubah penampilan,dan atau memperbaiki bau badan
atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Update terbaru uu tentang kosmetik yaitu Keputusan Kepala
BPOM RI nomor HK.00.05.4.1745 tentang Kosmetik tahun
2003
Soal tanya jawab
1. Bagaimana cara kita memabedakan apakah barang kosmetik yang kami
gunakan termasuk baarang legal
Jawabanya
Cara untuk membedakan apakah barang kosmetik yang kami gunakan
sudah baik dan memiliki izin edar yaitu dengan melihat pada bgaian
kemasan atau bolot yang telah memiliki izin edar dari BPOM.
2. Apakah ada peraturan perundang-undangan tentang larangan
mengedarkan kosmetik
Jawabana
Iya ada di mana pada keputusan mentri kesehatan republik indonesia
nomor 220/menkes/per/1X/1976 tentang produksi dan peredaran
kosmetik dan alat kesehatan
3. Bagaimna cara memproduksi kosmetik yang baik
Jawaban
Cara produksi kosmetik yang baik meliputi keputusan mentri kesehatan
republik indonesia nomor 220/menkes/per/1X/1976 tentang produksi
dan peredaran kosmetik dan alat kesehatan baik meliputi seluruh aspek
yang menyangkut produksi dan pengendalian mutu untuk menjamin
produk jadi kosmetikyang di produksi senantiasa memenuhi
persyaratan mutu yang di tetapkan ,aman,dan bermanfaat bagi
pemakainya.

Anda mungkin juga menyukai