Anda di halaman 1dari 3

PERLINDUNGAN KELOMPOK MINORITAS

TERHADAP PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA

DONI APRIADI
NIM 1710116526
KELAS V B

A. Pembahasan
Kelompok minoritas adalah kelompok individu yang tidak dominan dengan ciri khas
bangsa, suku bangsa, agama, atau bahasa tertentu yang berbeda dari mayoritas penduduk.
Minoritas sebagai kelompok yang dilihat dari jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan
jumlah penduduk lainnya dari negara bersangkutan dalam posisi yang tidak dominan. Hal
ini mengakibatkan kelompok minoritas seringkali mendapatkan perilaku diskriminasi dan
kekerasan yang melahirkan pelanggaran HAM.
Masyarakat Indonesia secara umum masih awam dalam melihat kelompok
minoritas. Sesuatu yang berbeda dengan kebiasaan umum seringkali dianggap asing atau
sebuah kesalahan. Pemahaman itu harus dibenahi karena konstitusi mengamanatkan
semua manusia memiliki derajat yang sama sehingga tidak boleh ada diskriminasi atas
alasan apapun.
Ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia bahwa kelompok minoritas harus mendapat perlakuan dan perlindungan yang
sama di depan hukum. Lebih khusus Kovenan Hak-Hak Sipil dan Politik yang telah
diratifikasi lewat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan
International Covenant On Civil And Political Rights (Kovenan Internasional Tentang
Hak-Hak Sipil Dan Politik), menegaskan kepada negara pihak untuk menghormati hak-
hak kelompok minoritas meliputi etnis, bahasa atau agama (Risdiarto, 2017).
Kenyataannya menunjukan bahwa Indonesia memiliki banyak peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang kelompok minoritas, tetapi tingkat implementasinya
sangat beragam. Sebagian undang-undang sangat lemah pelaksanaannya, sehingga
keberadaannya tidak memberi manfaat bagi masyarakat. Disamping itu, terdapat peraturan
perundang-undangan yang belum sepenuhnya mengakomodasi berbagai hal yang
berhubungan dengan kebutuhan bagi perlindungan kelompok minoritas.
B. Analisis
Permasalahan yang dihadapi di berbagai daerah Indonesia adalah masih banyak
diskriminasi terhadap kelompok minoritas baik etnis maupun agama, padahal mereka
sebagai masyarakat atau suku bangsa harus diberlakukan sama dengan kelompok
mayoritas lainnya.
Diskriminasi berarti menunjukan perbedaan, pengecualian, pembatasan atau
pengistimewaan apapun berdasarkan alasan seperti ras, warna kulit, bahasa, agama atau
asal-usul kebangasaan atau sosial, status kelahiran atau status lainnya, yang mempunyai
tujuan atau pengaruh untuk meniadakan atau merusak pengakuan, penikmatan, pemenuhan
semua hak dan kebebasan dari semua orang yang setara.
Dalam perspektif hukum HAM, kelompok minoritas berada pada tingkat setara
dengan individu-invidu pemangku hak yang lain. Setara adalah prinsip utama HAM.
Semua orang harus punya akses yang sama dalam kehidupan politik, untuk memeluk
agama, untuk memilih kepercayaan yang diyakini, untuk menjalankan ritual agamanya
dengan tenang, untuk berbahasa, berbudaya, untuk tidak disiksa, untuk memperoleh
jaminan atas rasa aman dan untuk akses hak asasi manusia keseluruhan. Namun, karena
kelompok minoritas adalah warga kelas bawah, maka dibutuhkan hak khusus untuk
mengangkat martabat mereka (Fadhli, 2014).
Pemerintah sudah melakukan upaya untuk melakukan pemenuhan, penegakan dan
perlindungan HAM kelompok minoritas. Itu bisa dilihat dari berbagai regulasi dan
kebijakan yang diterbitkan. Bentuk perlindungan hukum telah diatur melalui instrumen
internasional maupun nasional yang berkaitan dengan HAM terhadap kelompok minoritas,
namun dalam implementasi masih perlu menjadi perhatian bersama. Hal ini mencakup
pola interaksi antara kelompok minoritas dengan kelompok lainnya untuk dilakukan
dengan baik berlandaskan azas keterbukaan dan toleransi terhadap tata nilai semua
kelompok yang ada di masyarakat (Risdiarto, 2017).
Kita sebagai warga negara harus menghargai upaya pemerintah dalam menegakkan
HAM. Bentuk penghargaan itu adalah dengan melibatkan diri dalam upaya pemerintah
tersebut. Kita harus berusaha untuk tidak melakukan pelanggaran HAM kepada siapapun
serta segera melaporkan kepada pihak yang berwenang jika mengetahui adanya
pelanggaran HAM.
Berdasarkan uraian diatas bisa di simpulkan bahwa terdapat dua pihak yang harus
bertanggung jawab dalam menegakkan perjuangan, perlindungan, dan pemenuhan HAM.
Pertama yang harus bertanggung jawab memajukan HAM adalah negara. Negara dibentuk
sebagai wadah untuk kepentingan kesejahteraan rakyatnya. Rakyat perlu diberikan
pendidikan, terutama masalah yang berkaitan dengan HAM. Negara yang tidak
memfasilitasi rakyat melalui pendidikan HAM, berarti negara tersebut telah mengabaikan
amanat rakyat.
Kedua yang bertanggung jawab pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM
adalah warga negara. Dengan demikian, negara dan individu sama-sama memiliki
tanggung jawab terhadap pemajuan, penghormatan, dan perlindungan HAM. Oleh karena
itu, pelanggaran HAM sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh negara kepada rakyatnya,
melainkan juga oleh rakyat.
Menurut Asrun (2016), jaminan perlindungan dan pemenuhan hak warga negara
tersebut perlu didukung oleh kebijakan pemerintah dalam mengimplementasikan norma-
norma dasar dalam UUD 1945. Selain kewajiban dan tugas pemerintah, sebagai negara
hukum yang demokratis, warga negara Indonesia harus diberikan ruang yang luas untuk
berpartisipasi guna mempertahankan dan pemenuhan hak-haknya.
Sudah sepatutnya pemerintah mengedepankan pendekatan berbasis HAM dalam
seluruh proses pembangunan program dan kebijakan yang disusun sesuai dengan upaya
perlindungan dan pemenuhan hak-hak kelompok minoritas. Menjadikan kelompok
minoritas sebagai penyandang hak dan subjek hukum yang memiliki hak dan kesempatan
yang sama sebagaimana warga negara lainnya serta melakukan harmonisasi dan
sinkronisasi peraturan perundang-undangan sejalan dengan upaya perlindungan dan
pemenuhan hak-hak kelompok minoritas (Risdiarto, 2017).

C. Penutup
1. Kesimpulan
Pemerintah sudah melakukan upaya untuk melakukan pemenuhan, penegakan
dan perlindungan HAM kelompok minoritas. Namun, upaya tersebut juga tidak cukup
jika tidak di dukung oleh warga negara. Hal ini dikarenakan yang bertanggung jawab
untuk pemenuhan, penegakan dan perlindungan HAM bukan hanya pemerintah
melainkan juga warga negara.
2. Saran
Untuk memenuhi hak asasi manusia terutama kelompok minoritas perlu
dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah dan warga negara.

D. Daftar Pustaka
Asrun, A. M. 2016. Hak Asasi Manusia Dalam Kerangka Cita Negara Hukum. Jurnal Cita
Hukum. 4(1) : 133-154.
Fadhli, Y, Z. 2014. Kedudukan Kelompok Minoritas Dalam Perspektif HAM Dan
Perlindungan Hukumnya Di Indonesia. Jurnal Konstitusi. 11(2) : 352-370.
Risdiarto, D. 2107. Perlindungan Terhadap Kelompok Minoritas Di Indonesia Dalam
Mewujudkan Keadilan Dan Persamaan Di Hadapan Hukum. Jurnal Rechts Vinding.
6(1): 125-142.

Anda mungkin juga menyukai