Akuntansi Sumber Dana (2.6-2.10) KLP 2
Akuntansi Sumber Dana (2.6-2.10) KLP 2
2019
2.6 SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
Surat berharga yang diterbitkan merupakan surat-surat berharga yang
diterbitkan oleh bank untuk dijual kepada pihak lain. Tujuan diterbitkannya surat
berharga ini bagi bank dan dijual kepada pihak lain adalah untuk memperoleh
dana pihak ketiga.
1. Jenis-jenis Surat Berharga yang Diterbitkan
Jenis-jenis surat berharga yang diterbitkan oleh bank pada umumnya
berupa promes, SBPU (Surat Berharga Pasar Uang), dan Obligasi serta surat
berharga lain yang lazim diperdagangankan dalam pasar modal dan pasar
uang. Penjualan surat-surat berharga ini dimaksudkan untuk meningkatkan
likuiditas bank dengan memperoleh dana dari pihak ketiga. Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU) yang diperdagangkan :
1) Surat sanggup ( surat aksep atau promes) yang berupa :
a) Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka
penerimaan kredit dari bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank
(LKBB) untuk membiayai kegiatan tertentu.
b) Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman
antar bank.
2) Surat wesel, dapat berupa :
a) Surat wesel yang ditarik oleh suatu bank dan si aksep oleh pihak
lain dalam rangka transaksi tertentu penarik atau pihak tertarik
adalah nasabah bank atau LKBB.
b) Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank atau LKBB dan diaksep
oleh bank atau LKBB dalam rangka pemberian kredit untuk untuk
membiayai kegiatan tertentu.
Khusus untuk perdagangan SBPU dengan Bank Indonesia, SBPU harus
berjangka waktu pendek dengan minimal 30 hari dan bernilai nominal
minimu Rp25.000.000 yang selanjutnya berkelipatan Rp5.000.000 dengan
maksimum Rp10.000.000.000. SBPU yang diterbitkan tidak dalam rangka
kredit yang sebagian atau seluruh dananya berasal dari BLBI, penjualannya
dilakukann dengan cara lelang dengan sistem diskonto.
Perdagangan SBPU harus memperhatikan hak dan kewajiba penjual atau
pembeli. Oleh karena itu ketika perdagangan dimulai harus ditegaskan
perdagangan itu menggunakan cara outright atau repurchases agreement
(repo). Transaksi outright adalah transaksi jual beli SBPU atas dasar sisa
jatuh waktu SBPU yang bersangkutan. Repurchases agreement adalah
transaksi perdagangan SBPU yang mensyaratkan penjual membeli kembali
SBPU sesua dengan jangka waktu yang diperjanjikan. Penyelesaian
transaksi diperhitungkan dengan nilai tunai SBPU sebagai berikut :
3) Pelunasan
Pada saat jatuh tempo setelah amortisasi diskonto bulan terakhir dan
SBPU dilunasi oleh Bank Omega dan oleh nasabah yang menerbitkan
surat pengakuan hutang tersebut , oleh Bank Omega dicatat sbb:
Surat berharga –SBPU Rp 100.000.000
Kas/Giro Nasabah Rp 100.000.000
Surat berharga Rp 100.000.000
BI-Giro Rp 100.000.000
Jurnal :
02/01/2015
Kas/Giro PT. Kadir Jaya Rp 1.138.740.000
Agio Obligasi Rp 138.740.000
Pinjaman Obligasi Rp1.000.000.000
31/12/2015
Biaya Bunga Rp 180.000.000
Kas Rp 180.000.000
Amortisasi
Agio Obligasi Rp 27.748.000
Biaya Bunga Rp27.748.000
.8. KEWAJIBAN LAIN-LAIN
Kewajiban lain-lain di dalam sistem kerja suatu bank bisa disebut sebagai
pos untuk menampung kewajiban-kewajiban bank yang tidak dapat
digolongkan kedalam salah satu pos dana dan juga tidak mencukupi untuk
disajikan di dalam pos tersendiri. Jenis-jenis Kewajiban Lain-Lain antara lain :
1. Pendapatan yang diterima dimuka
Pendapatan lain yang diterima dimuka antara lain pendapatan sewa
jangka panjang yang diterima dimuka, uang kontrak pemberian jangka
panjang, dan lain-lain.
Sebagai contoh : Bank Muamalat menempatkan dananya pada Bank
BCA dalam bentuk sertifikat berjangka yang bunganya diterima dimuka
sebesar Rp 200.000.000,00 suku bunga 14,4% pada dengan jangka waktu 6
bulan.
Biaya
Amortisasi biaya penerbitan ini dilakukan selama 4 tahun, yaitu
Rp20.000.000 dibagi 4 tahun yaitu sebesar Rp. 5.000.000 per tahun. Ayat
jurnal untuk mencatat amortisasi ini sebagai berikut:
Bila Bank A tidak mampu untuk membayar bunga modal pinjaman ini
yang disebabkan karena laba tidak mencukupi atau terdapat saldo rugi,
maka ayat jurnal penangguhan bunga ini dapat dilakukan sebagai berikut:
D: Biaya bunga modal pinjaman Rp. 48.000.00
K:Bunga modal pinjaman yang ditangguhkan Rp. 48.000.000
4) Pelunasan
Jika Bank A hendak melunasi seluruh modal pinjaman, maka terlebih
dahulu seluruh penangguhan biaya bunga harus dilunasi baru kemudian
pokok pinjaman. Sebagai contoh: Apabila Bank A hendak melunasi
seluruh hutang modal pinjamannya sebesar Rp.400.000.000 atas beban
rekening giro pada Bank Indonesia, akan dibukukan dengan ayat jurnal
sebagai berikut:
D : Kas Rp 204.000.000
K : Modal Saham Rp
200.000.000
K : Agio Saham Rp. 4.000.000
Selain agio dan disagio saham, komponen lain yang akan menambah
komponen modal adalah komponen yang diterima dari sumbangan, atau
dikenal modal sumbangan (donated capital).Biasanya modal sumbangan
diterima dalam bentuk natura atau barang yang dinilai menurut harga
atau nilai pasar dari aktiva tersebut pada saat diterima. Sebesar nilai
pasar yang ditaksir ini akan dicatat sebagai aktiva pada neraca dan
sebagai modal sumbangan pada kelompok modal.
Sebagai contoh : Apabila Bank Omega menerima hibah dalam bentuk
seperangkat computer IBM sistim 4341 dari sebuah perusahaan besar di
Jakarta, nilai pasarnya ditaksir sebesar Rp. 400.000.000. Oleh Bank
Omega akan dibukukan sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Taswan, 2008 . Akuntansi Perbankan : Transaksi dalam Valuta Rupiah (Edisi 3).
Yogyakarta : Penerbit UPP STIM YKPN
https://ariearjuna.wordpress.com/akuntansi-sumber-dana/9-kewajiban-lain-lain/
https://modulakuntansionline.blogspot.com/2014/09/modal-pinjaman