PENDAHULUAN
Penggunaan alat-alat mekanis yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian
biaya perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe
dan jumlah peralatan dan attachmentnya, sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi
dan aplikasinya (Tenriajeng, 2003).
Dalam pengamatan dilapangan, penggunaan alat mekanis yang paling
penting digunakan untuk produksi adalah:
2.1.1 Alat Gali Muat (Excavator)
Penggalian dan pemuatan material ke atas alat angkut (dump truck)
dibutuhkan alat-alat gali muat yang harus disesuaikan dengan keadaan lapangan
kerja yang sangat bermacam-macam. Alat gali muat termasuk dalam kategori ini
diantaranya power shovel, dozer shovel, backhoe, dragline dan could milling
machine (Indonesianto, 2012).
Alat-alat gali muat sering disebut dengan excavator, yang mempunyai
bagian-bagian utama antara lain bagian atas yang dapat berputar (revolving unit),
bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling unit) dan bagian tambahan
(attachment) yang dapat diganti sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
a. Power shovel
Power shovel merupakan sekop besar yang mekanis, digerakkan oleh mesin
bensin, mesin uap, mesin diesel atau kadang-kadang dengan mesin listrik. Besar
alat ini diukur dengan dippernya yang dapat digerakkan baik secara horizontal
maupun vertikal. Pada umumnya semakin keras batuan yang akan digali maka
semakin kecil ukuran sekopnya, tetapi gigi-gigi pada sekop itu harus terbuat dari
baja. Cara penggaliannya tergantung dari cara menggerakkan lengan sekop. Cara
penggalian tergantung dari cara menggerakkan dipper sticknya.
Kapasitas power shovel tergantung dari:
1) Keadaan material: keras atau lunak
2) Keadaan lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali
3) Efisiensi alat muat dan alat angkut
4) Pengalaman operator alat mekanis
b. Backhoe
Backhoe adalah alat penggali yang cocok untuk menggali parit atau saluran-
saluran. Gerakan bucket atau dipper dari backhoe pada saat menggali arahnya
adalah ke arah badan (body) backhoe itu sendiri (Indonesianto, 2012).
Secara umum klasifikasi pola pemuatan dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1) Berdasarkan dari jumlah penempatan posisi truck untuk dimuati terhadap posisi
backhoe maka ada tiga pola, yaitu:
a) Single back up, truck memposisikan untuk dimuati pada satu tempat
b) Double back up, truck memposisikan untuk dimuati pada dua tempat
c) Triple back up, truck memposisikan untuk dimuati pada tiga tempat
Gambar 2.1
Pola Pemuatan Berdasar Jumlah Penempatan Posisi Truck
2) Berdasarkan dari posisi truck untuk dimuati hasil galian backhoe, yaitu:
a) Top loading, dimana posisi backhoe di atas jenjang dan truck berada di bawah
jenjang.
b) Bottom loading, dimana posisi backhoe dan truck pada satu level (sama-sama
di atas jenjang).
Gambar 2.2
Pola Pemuatan Berdasarkan Posisi Truck Untuk Dimuati
Gambar 2.3
(A) Frontal Cut dan (B) Parallel Cut With Drive-By
2.1.2. Alat Angkut (HINO 700)
Alat muat atau pengangkutan batuan, endapan bijih, waste, dan lain-lain
merupakan suatu hal yang sangat mempengaruhi kelancaran operasi
penambangan. Untung dan ruginya suatu perusahaan tambang terletak pada lancar
atau tidaknya sarana pengangkutan yang tersedia. Untuk pengangkutan jarak dekat
(kurang dari 5 Km) biasanya dipakai truck dan power scraper. Untuk pengangkutan
jarak sedang (5-20 Km) dapat dipakai truk yang berukuran besar, belt conveyor, dan
cable way. Untuk jarak jauh (lebih dari 20 Km) bisa digunakan kereta api, pompa
dan pipa.
Pada umumnya alat angkut yang sering digunakan di tambang adalah alat
angkut dengan jenis dump truck. Dump truck merupakan alat khusus digunakan
sebagai alat angkut karena kemampuannya yang dapat bergerak cepat, kapasitas
besar dan biaya operasinya yang relatif murah. Alasan lain penggunaan dump truck
sebagai alat angkut adalah karena kebutuhan truck mudah diatur dengan produksi
alat-alat gali. Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truck dapat digunakan
dengan baik dan efektif adalah jalan angkut yang rata dan cukup kuat atau keras.
Berdasarkan ukurannya dump truck dibagi menjadi tiga golongan, yaitu
(Basuki dan Nurhakim, 2004):
a. Ukuran kecil, yaitu dump truck yang mempunyai kapasitas sampai 25 ton.
b. Ukuran sedang, yaitu dump truck yang mempunyai kapasitas sampai 25-100
ton.
c. Ukuran besar, yaitu dump truck yang mempunyai kapasitas di atas 100 ton.
Keuntungan memakai dump truck berkapasitas kecil adalah:
a. Lebih mudah digerakkan ke kanan dan ke kiri, atau lebih lincah dan gesit.
b. Lebih cepat dan ringan, sehingga tidak lekas merusak jalan dan ban.
c. Jika terjadi kerusakan, kemerosotan produksinya hanya kecil.
d. Lebih mudah untuk diselaraskan dengan kapasitas alat galinya.
Kerugian memakai dump truck berkapasitas kecil adalah:
a. Bak angkut kecil sehingga memerlukan waktu lebih untuk spotting time.
b. Diperlukan lebih banyak pengemudi, waktu perawatan, dan macam suku cadang
untuk sasaran produksi yang sama.
c. Mesinnya sering memakai bahan bakar yang lebih mahal.
2.1.3. Komponen Waktu yang Mengakibatkan Kehilangan Waktu Kerja
Untuk memudahkan dalam merencanakan, memperhitungkan dan menilai
kinerja dari alat-alat mekanis, perlu diketahui komponen-komponen waktu yang ada
pada saat operasional alat. Adanya kehilangan waktu kerja dipengaruhi oleh faktor
alam, alat dan manusia (Indonesianto, 2012).
Jenis komponen waktu ini adalah:
1) Calender Time, merupakan total jam pada periode waktu tertentu yang telah
dipertimbangkan termasuk available time dan down time.
2) Available Time, merupakan total waktu yang digunakan untuk beroperasi
ditambah dengan waktu tunda (operating delay) dan waktu standby (operating
standby).
3) Ready Hours, merupakan jumlah jam kerja alat yang digunakan untuk
beroperasi.
4) Operating Time, merupakan jumlah jam kerja alat yang benar-benar digunakan
untuk berproduksi (termasuk waktu antrian maupun waktu tunggu).
5) Down Time, merupakan waktu yang hilang akibat dari alat tidak dapat
digunakan untuk beroperasi. Biasanya down time ini ada yang direncanakan
dan ada yang tidak direncanakan.
6) Operating Delay, merupakan waktu yang hilang akibat alat tersebut tertunda
pekerjaannya akan sesuatu hal seperti mengisi bahan bakar, pindah tempat
dan lainnya. Biasanya waktu yang hilang ini dapat diperkirakan durasinya.
7) Operating Standby, merupakan waktu yang hilang akibat faktor-faktor eksternal
maupun internal, padahal alat tersebut dalam keadaaan siap untuk beroperasi.
Misalnya seperti pada waktu hujan, jalan licin setelah hujan, makan, ibadah.
Biasanya waktu yang hilang ini tidak dapat dihindari keberadaannya.
8) Utilised Time, merupakan total jam kerja yang tersedia dikurangi waktu standby
alat
9) Idle, merupakan waktu yang hilang akibat menuggu atau mengantri dan waktu
yang hilang ini tidak dapat diestimasi, misalnya waktu tunggu shovel dan waktu
tunggu antrian truck.
10) Breakdown Loss, merupakan waktu yang hilang tanpa direncanakan seperti
kecelakaan kerja dan kerusakan alat secara mendadak ataupun seperti
perawatan alat harian.
11) Planned loss, merupakan jadwal waktu perawatan alat yang telah direncanakan
sebelumnya dan biasanya perawatan ini untuk beberapa ribu jam perawatan
alat.
2.2. Penggunaan Bahan Bakar
2.2.1. Fuel Ratio
Untuk menunjang kinerja peralatan mekanis, maka diperlukan bahan bakar
sebagai penggerak mesin, penggunaan bahan bakar haruslah sesuai dengan apa
yang ditergetkan oleh perusahaan. Seiring dengan meningkatnya permintaan bahan
bakar khususnya minyak, maka perlu dilakukan pengkajian terhadap penggunaan
bahan bakar agar dapat mengantisipasi tingginya angka fuel ratio dalam aktivitas
penambangan.
Fuel ratio adalah perbandingan antara penggunaan bahan bakar (fuel) yang
digunakan untuk kegiatan penambangan dengan produksi lapisan batuan penutup
yang dihasilkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai fuel ratio adalah fuel burn
(liter/jam) dan produktivitas alat (bcm/jam) (Iashania, 2011).
Berikut ini merupakan rumus fuel ratio (liter/bcm):
liter
Fuel Burn( )
jam
Fuel Ratio = …………..................................
bcm
Produktivitas ( )
jam
(2.1.)
c. Karakteristik Material
Karakteristik material dari overburden yang akan digali akan mempengaruhi
fuel burn pada alat gali muat, semakin material tersebut sulit digali maka nilai fuel
burnnya juga akan tinggi.
d. Standard Operating Procedure
Standard Operating Procedure (SOP) digunakan sebagai acuan atau
standar dalam melakukan pekerjaan agar pelaksanaannya secara efektif dan
efisien. Pada setiap perusahaan memiliki SOP tersendiri dalam pengoprasian alat
gali muat atau alat angkut. Pada praktek di lapangan hal tersebut tidak dapat
diterapkan sepenuhnya karena kondisi kerja yang bervariasi. Kinerja alat gali muat
atau alat angkut dapat dikatakan maksimal, apabila praktek di lapangan telah
menerapkan SOP yang ada.
e. Operator
Sebaiknya dalam pengoprasian alat gali muat dan alat angkut
mengutamakan operator yang berpengalaman dan memiliki keahlian. Keahlian
operator harus ditingkatkan terus-menerus, agar dapat menunjang dan mendukung
operasi dari kegiatan penggalian dan pemuatan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Pengambilan Data
Data Primer
Data Sekunder
1. Cycle Time 8. Delay Time
1. Iklim dan Curah Hujan
2. Konsumsi Fuel 9. Mode Setting Alat
2. Spesifikasi Alat Angkut
3. Jarak Angkut 10. Jari-jari Tikungan
3. Topografi Situasi
4. Lebar Jalan Lurus
4. Umur Alat
5. Lebar Jalan Tikungan
5. Fuel Ratio Plan
6. Grade Resistent
7. Rolling Resistent 6. PA, MA dan UA
Pengolahan Data
Analisa Data
Kesimpulan
Selesai
3.3. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data
Bagian ini menjelaskan semua peralatan, teknik dan proses pengumpulan
data yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini adalah:
3.3.1 Instrumentasi
Bagian instrumentasi menjelaskan tentang semua perangkat yang digunakan
dalam penelitian tugas akhir ini. Adapun instrumentasi tersebut antara lain:
a. Stop watch, digunakan untuk menghitung waktu standby alat angkut dan alat gali
muat.
b. Kamera digital, digunakan untuk mengambil foto yang merupakan dokumentasi
pada saat melakukan penelitian
c. Buku catatan dan perangkat tulis, digunakan sebagai perangkat tulis menulis
dalam bentuk catatan lapangan.
d. Notebook atau computer jinjing, digunakan untuk pembuatan laporan,
pengolahan dan analisa data (dibantu perangkat lunak, seperti Microsoft Office
Word, dan Microsoft Office Excel), serta media penyimpanan data-data
penelitian.
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data, antara lain :
a. Observasi lapangan, teknik ini dilakukan dengan cara peninjauan lapangan untuk
melakukan pengamatan secara langsung terhadap situasi, kondisi, dan aktifitas
di lokasi penelitian.
b. Studi Literatur, teknik ini dilakukan dengan cara pengumpulan sumber informasi
yang berkaitan dengan kegiatan penelitian dan berasal dari referensi pihak
perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
c. Wawancara, teknik ini dlakukan dengan cara tanya jawab langsung terhadap
personal (manusia) dari pihak perusahaan yang merupakan sumber informasi
yang berhubungan dengan kegiatan penelitian dan masalah yang dihadapi.
3.3.3. Teknik Analisis Data
Pada penelitian tugas akhir ini, analisa dilakukan pada data-data hasil
pengolahan. Adapun teknik analisis yang digunakan, antara lain:
a. Analisa konsumsi bahan bakar HINO 700 dalam aktifitas pemuatan atau
pengangkutan overburden, untuk mengetahui berapa banyak bahan bakar yang
digunakan perjamnya.
BAB IV
TEMPAT DAN JADWAL PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007. Komatsu Specification & Application Handbook Edition 28. Japan.
Basuki, S. dan Nurhakim, 2004. Modul Ajar Pemindahan Tanah Mekanis, Program
Studi Teknik Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Indonesianto, Y. 2012. Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Pertambangan.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Yogyakarta.
Tenriajeng, Andi Tenrisukki, 2003. Pemindahan Tanah Mekanis. Gunadarma:
Jakarta.
LAMPIRAN 1
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR RUMUS
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
5.5. Pembahasan
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN 2
CYCLE TIME
NO. LOADING TIME SWING TIME DUMP SWING TIME
LAMPIRAN 3
KOP PERUSAHAAN Form Penilaian Penelitian Tugas Akhir
Nama : ……………………
NIM : ……………………
Topik : …………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………..
*) Nilai 0-100
Pembimbing Lapangan
(……………………….………)
LAMPIRAN 4
CURRICULUM VITAE
A. Identitas
Nama : Fajrian Nur
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Martapura, 15 Agustus 1996
Alamat : Jl. A. Yani Km 33 Gg. Himalaya No. 01 Rt. 23 Rw.
05
Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru
Kalimantan Selatan
Telepon : 088705161271
Email : fajriannurfajri@gmail.com
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
B. Riwayat Pendidikan
- SD : SD Islam Arriyadh
- SLTP : SMP Islam Arriyadh
- SMA : SMK Sabumi (Pertambangan)
- Perguruan tinggi : S1 Teknik Pertambangan ULM (sedang menjalani)
C. Pengalaman Organisasi
- Pengurus HIMASAPTA sebagai Anggota Divisi 3 (Pengembangan Organisasi)
tahun 2015-2016. Dan sebagai Anggota Divisi 4 (Minat dan Bakat) tahun 2016-
2017.
- Pengurus DPM FT ULM sebagai Anggota Komisi 2 (Pengawasan) tahun 2016-
2017. Dan sebagai Koordinator Komisi 2 (Pengawasan) tahun 2017-2018.
- Pengurus ORBIT FT ULM sebagai Anggota Divisi Voli tahun 2016-2017. Dan
sebagai Anggota Divisi Humas tahun 2017-2018.
D. Pelatihan/Training
- Peserta PELITA (Pengenalan Lingkungan Tambang) oleh HIMASAPTA (Februari,
2015)