Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kegiatan penambangan batubara, CV Gunung Sambung Desa
Madurejo, Kecamatan Sambung Makmur, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan
Selatan. Menggunakan metode tambang terbuka. Peralatan mekanis yang
membantu terlaksananya kegiatan penambangan seperti excavator untuk
pembongkaran material overburden. Salah satu penentu keberhasilan metode
penambangan ini adalah seberapa besar produktivitas peralatan mekanis dapat
dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin agar hasil yang diperoleh maksimal
sesuai dengan target perusahaan. Kinerja alat mekanis, memerlukan bahan
bakar sebagai penggerak mesin, penggunaan bahan bakar haruslah sesuai
dengan target perusahaan.
Seiring dengan meningkatnya permintaan bahan bakar khususnya minyak,
sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap penggunaan bahan bakar, dalam
aktifitas penambangan yang dilakukan oleh CV Gunung Sambung Desa Madurejo,
Kecamatan Sambung Makmur, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.
Penelitian ini difokuskan pada perhitungan besaran fuel ratio, fuel burn,
produktivitas alat gali muat. Fuel ratio adalah perbandingan antara penggunaan
bahan bakar fuel (liter) dengan produksi (bcm). Angka fuel ratio tidak boleh melebihi
dari angka yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka dari itu perlu dilakukan
analisa optimalisasi fuel ratio untuk mengetahui besarnya angka penggunaan
bahan bakar (fuel) secara aktual agar tidak terjadi pengeluaran biaya yang lebih
besar daripada yang dianggarkan dalam kegiatan penambangan ini.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dipaparkan pada tugas akhir ini adalah
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fuel ratio.
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang akan dipaparkan tugas akhir ini hanya pada
tidak membahas tentang biaya.

1.4. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui konsumsi fuel pada alat.
2. Mengetahui produktivitas alat.
3. Menghitung fuel ratio pada alat.
4. Menghitung ketercapaian fuel ratio pada alat.
5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketercapaian fuel ratio.
6. Memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan penggunaan fuel ratio pada
alat muat yang diamati.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian tugas akhir yang dilakukan adalah saling mengisi, saling
melengkapi dan saling menguntungkan. Sehingga pelaksanaannya benar-benar
mempunyai nilai tambah, bagi industri maupun mahasiswa. Nilai tambah yang
dimaksud adalah:
1. Bagi Mahasiswa
Bisa mendapatkan pengalaman dan ilmu pengetahuan tentang pengaruh
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas serta konsumsi fuel yang terkait
dengan alat muat.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan bisa mendapatkan rekomendasi untuk membantu
menyelesaikan permasalahan atau kendala-kendala yang terjadi dalam pencapaian
produktivitas alat muat dan dapat mengetahui produktivitas fuel ratio actual yang
terjadi dalam kegiatan penambangan serta dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk meningkatkan produksi maupun program yang akan dilaksanakan.
3. Bagi Pemerintah
Merupakan sebuah informasi tentang kegiatan penambangan yang telah
dilakukan perusahaan CV Gunung Sambung Desa Madurejo, Kecamatan Sambung
Makmur, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan dan menyediakan
dokumen studi kasus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Peralatan Mekanis


Salah satu penunjang dalam kegiatan penambangan adalah penggunaan
alat mekanis, baik itu dalam pengolahan jalan angkut, penggalian, pemuatan dan
pengangkutan.

Penggunaan alat-alat mekanis yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian
biaya perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe
dan jumlah peralatan dan attachmentnya, sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi
dan aplikasinya (Tenriajeng, 2003).
Dalam pengamatan dilapangan, penggunaan alat mekanis yang paling
penting digunakan untuk produksi adalah:
2.1.1 Alat Gali Muat (Excavator)
Penggalian dan pemuatan material ke atas alat angkut (dump truck)
dibutuhkan alat-alat gali muat yang harus disesuaikan dengan keadaan lapangan
kerja yang sangat bermacam-macam. Alat gali muat termasuk dalam kategori ini
diantaranya power shovel, dozer shovel, backhoe, dragline dan could milling
machine (Indonesianto, 2012).
Alat-alat gali muat sering disebut dengan excavator, yang mempunyai
bagian-bagian utama antara lain bagian atas yang dapat berputar (revolving unit),
bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling unit) dan bagian tambahan
(attachment) yang dapat diganti sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
a. Power shovel
Power shovel merupakan sekop besar yang mekanis, digerakkan oleh mesin
bensin, mesin uap, mesin diesel atau kadang-kadang dengan mesin listrik. Besar
alat ini diukur dengan dippernya yang dapat digerakkan baik secara horizontal
maupun vertikal. Pada umumnya semakin keras batuan yang akan digali maka
semakin kecil ukuran sekopnya, tetapi gigi-gigi pada sekop itu harus terbuat dari
baja. Cara penggaliannya tergantung dari cara menggerakkan lengan sekop. Cara
penggalian tergantung dari cara menggerakkan dipper sticknya.
Kapasitas power shovel tergantung dari:
1) Keadaan material: keras atau lunak
2) Keadaan lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali
3) Efisiensi alat muat dan alat angkut
4) Pengalaman operator alat mekanis
b. Backhoe
Backhoe adalah alat penggali yang cocok untuk menggali parit atau saluran-
saluran. Gerakan bucket atau dipper dari backhoe pada saat menggali arahnya
adalah ke arah badan (body) backhoe itu sendiri (Indonesianto, 2012).
Secara umum klasifikasi pola pemuatan dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1) Berdasarkan dari jumlah penempatan posisi truck untuk dimuati terhadap posisi
backhoe maka ada tiga pola, yaitu:
a) Single back up, truck memposisikan untuk dimuati pada satu tempat
b) Double back up, truck memposisikan untuk dimuati pada dua tempat
c) Triple back up, truck memposisikan untuk dimuati pada tiga tempat

Gambar 2.1
Pola Pemuatan Berdasar Jumlah Penempatan Posisi Truck

2) Berdasarkan dari posisi truck untuk dimuati hasil galian backhoe, yaitu:
a) Top loading, dimana posisi backhoe di atas jenjang dan truck berada di bawah
jenjang.
b) Bottom loading, dimana posisi backhoe dan truck pada satu level (sama-sama
di atas jenjang).
Gambar 2.2
Pola Pemuatan Berdasarkan Posisi Truck Untuk Dimuati

3) Berdasarkan manuever dan penempatan dump truck terhadap backhoe, yaitu:


a) Frontal cut, yaitu backhoe berhadapan dengan jenjang atau front penggalian.
Pada pola ini backhoe lebih dulu memuat pada alat angkut sebelah kiri atau
kanan tergantung operator. Swing angle bervariasi antara 10º-100º.
b) Parallel cut with drive-by, yaitu backhoe bergerak melintang dan sejajar dengan
front penggalian. Pola ini diterapkan apabila lokasi pemuatan memiliki 2 (dua)
akses dan berdekatan dengan lokasi penimbunan (disposal). Memiliki efisiensi
tinggi untuk alat gali muat dan angkutnya walaupun rata-rata swing anglenya
lebih besar. Alat angkut mendekati alat gali-muat dari belakang kemudian
mengatur posisi agar membelakangi alat gali-muat, kemudian baru diberi
muatan setelah disamping alat gali-muat.

Gambar 2.3
(A) Frontal Cut dan (B) Parallel Cut With Drive-By
2.1.2. Alat Angkut (HINO 700)
Alat muat atau pengangkutan batuan, endapan bijih, waste, dan lain-lain
merupakan suatu hal yang sangat mempengaruhi kelancaran operasi
penambangan. Untung dan ruginya suatu perusahaan tambang terletak pada lancar
atau tidaknya sarana pengangkutan yang tersedia. Untuk pengangkutan jarak dekat
(kurang dari 5 Km) biasanya dipakai truck dan power scraper. Untuk pengangkutan
jarak sedang (5-20 Km) dapat dipakai truk yang berukuran besar, belt conveyor, dan
cable way. Untuk jarak jauh (lebih dari 20 Km) bisa digunakan kereta api, pompa
dan pipa.
Pada umumnya alat angkut yang sering digunakan di tambang adalah alat
angkut dengan jenis dump truck. Dump truck merupakan alat khusus digunakan
sebagai alat angkut karena kemampuannya yang dapat bergerak cepat, kapasitas
besar dan biaya operasinya yang relatif murah. Alasan lain penggunaan dump truck
sebagai alat angkut adalah karena kebutuhan truck mudah diatur dengan produksi
alat-alat gali. Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truck dapat digunakan
dengan baik dan efektif adalah jalan angkut yang rata dan cukup kuat atau keras.
Berdasarkan ukurannya dump truck dibagi menjadi tiga golongan, yaitu
(Basuki dan Nurhakim, 2004):
a. Ukuran kecil, yaitu dump truck yang mempunyai kapasitas sampai 25 ton.
b. Ukuran sedang, yaitu dump truck yang mempunyai kapasitas sampai 25-100
ton.
c. Ukuran besar, yaitu dump truck yang mempunyai kapasitas di atas 100 ton.
Keuntungan memakai dump truck berkapasitas kecil adalah:
a. Lebih mudah digerakkan ke kanan dan ke kiri, atau lebih lincah dan gesit.
b. Lebih cepat dan ringan, sehingga tidak lekas merusak jalan dan ban.
c. Jika terjadi kerusakan, kemerosotan produksinya hanya kecil.
d. Lebih mudah untuk diselaraskan dengan kapasitas alat galinya.
Kerugian memakai dump truck berkapasitas kecil adalah:
a. Bak angkut kecil sehingga memerlukan waktu lebih untuk spotting time.
b. Diperlukan lebih banyak pengemudi, waktu perawatan, dan macam suku cadang
untuk sasaran produksi yang sama.
c. Mesinnya sering memakai bahan bakar yang lebih mahal.
2.1.3. Komponen Waktu yang Mengakibatkan Kehilangan Waktu Kerja
Untuk memudahkan dalam merencanakan, memperhitungkan dan menilai
kinerja dari alat-alat mekanis, perlu diketahui komponen-komponen waktu yang ada
pada saat operasional alat. Adanya kehilangan waktu kerja dipengaruhi oleh faktor
alam, alat dan manusia (Indonesianto, 2012).
Jenis komponen waktu ini adalah:
1) Calender Time, merupakan total jam pada periode waktu tertentu yang telah
dipertimbangkan termasuk available time dan down time.
2) Available Time, merupakan total waktu yang digunakan untuk beroperasi
ditambah dengan waktu tunda (operating delay) dan waktu standby (operating
standby).
3) Ready Hours, merupakan jumlah jam kerja alat yang digunakan untuk
beroperasi.
4) Operating Time, merupakan jumlah jam kerja alat yang benar-benar digunakan
untuk berproduksi (termasuk waktu antrian maupun waktu tunggu).
5) Down Time, merupakan waktu yang hilang akibat dari alat tidak dapat
digunakan untuk beroperasi. Biasanya down time ini ada yang direncanakan
dan ada yang tidak direncanakan.
6) Operating Delay, merupakan waktu yang hilang akibat alat tersebut tertunda
pekerjaannya akan sesuatu hal seperti mengisi bahan bakar, pindah tempat
dan lainnya. Biasanya waktu yang hilang ini dapat diperkirakan durasinya.
7) Operating Standby, merupakan waktu yang hilang akibat faktor-faktor eksternal
maupun internal, padahal alat tersebut dalam keadaaan siap untuk beroperasi.
Misalnya seperti pada waktu hujan, jalan licin setelah hujan, makan, ibadah.
Biasanya waktu yang hilang ini tidak dapat dihindari keberadaannya.
8) Utilised Time, merupakan total jam kerja yang tersedia dikurangi waktu standby
alat
9) Idle, merupakan waktu yang hilang akibat menuggu atau mengantri dan waktu
yang hilang ini tidak dapat diestimasi, misalnya waktu tunggu shovel dan waktu
tunggu antrian truck.
10) Breakdown Loss, merupakan waktu yang hilang tanpa direncanakan seperti
kecelakaan kerja dan kerusakan alat secara mendadak ataupun seperti
perawatan alat harian.
11) Planned loss, merupakan jadwal waktu perawatan alat yang telah direncanakan
sebelumnya dan biasanya perawatan ini untuk beberapa ribu jam perawatan
alat.
2.2. Penggunaan Bahan Bakar
2.2.1. Fuel Ratio
Untuk menunjang kinerja peralatan mekanis, maka diperlukan bahan bakar
sebagai penggerak mesin, penggunaan bahan bakar haruslah sesuai dengan apa
yang ditergetkan oleh perusahaan. Seiring dengan meningkatnya permintaan bahan
bakar khususnya minyak, maka perlu dilakukan pengkajian terhadap penggunaan
bahan bakar agar dapat mengantisipasi tingginya angka fuel ratio dalam aktivitas
penambangan.
Fuel ratio adalah perbandingan antara penggunaan bahan bakar (fuel) yang
digunakan untuk kegiatan penambangan dengan produksi lapisan batuan penutup
yang dihasilkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai fuel ratio adalah fuel burn
(liter/jam) dan produktivitas alat (bcm/jam) (Iashania, 2011).
Berikut ini merupakan rumus fuel ratio (liter/bcm):

liter
Fuel Burn( )
jam
Fuel Ratio = …………..................................
bcm
Produktivitas ( )
jam

(2.1.)

2.2.2. Klasifikasi Penggunaan Bahan Bakar HINO 700


Fuel consumption pada HINO 700 merupakan pemakaian konsumsi fuel per
jam yang digunakan HINO 700 (alat angkut) untuk mengangkut material.

2.2.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Bahan Bakar


Hal yang mempengaruhi penyebab terjadinya nilai fuel consumption over
target pada alat mekanis antara lain kondisi alat, kondisi kerja, karakteristik material,
standard operating procedure dan operator. Secara umum nilai fuel consumption
besar dipengaruhi oleh kemampuan alat. Semakin besar kemampuan alat tersebut
maka fuel burn semakin besar pula (Lashania, 2011).
a. Kondisi Alat
Kondisi fisik dan mekanis alat perlu mendapat perhatian yang serius karena
alat tersebut digunakan untuk kepentingan produksi. Dalam jangka tertentu umur
alat dan faktor keausan selalu membatasi penggunaan alat tersebut.
b. Kondisi Kerja
Permukaan area objek kerja adalah kondisi front yang mempengaruhi
pelaksanaan kegiatan penggalian dan pemuatan. Hal ini dapat dilihat dari luar area
front kerja masing-masing fleet, pola pemuatan yang digunakan dan tinggi bench
dalam penempatan alat gali muat.

c. Karakteristik Material
Karakteristik material dari overburden yang akan digali akan mempengaruhi
fuel burn pada alat gali muat, semakin material tersebut sulit digali maka nilai fuel
burnnya juga akan tinggi.
d. Standard Operating Procedure
Standard Operating Procedure (SOP) digunakan sebagai acuan atau
standar dalam melakukan pekerjaan agar pelaksanaannya secara efektif dan
efisien. Pada setiap perusahaan memiliki SOP tersendiri dalam pengoprasian alat
gali muat atau alat angkut. Pada praktek di lapangan hal tersebut tidak dapat
diterapkan sepenuhnya karena kondisi kerja yang bervariasi. Kinerja alat gali muat
atau alat angkut dapat dikatakan maksimal, apabila praktek di lapangan telah
menerapkan SOP yang ada.
e. Operator
Sebaiknya dalam pengoprasian alat gali muat dan alat angkut
mengutamakan operator yang berpengalaman dan memiliki keahlian. Keahlian
operator harus ditingkatkan terus-menerus, agar dapat menunjang dan mendukung
operasi dari kegiatan penggalian dan pemuatan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tahap Kegiatan Penelitian

Rancangan kegiatan penelitian direncanakan terdiri dari 5 tahapan yaitu


tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap analisis
data dan tahap penyusunan laporan akhir.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir, studi literatur
daerah penelitian dan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian. Sasaran
utama studi pendahuluan ini adalah gambaran umum daerah penelitian.
2. Tahap Pengumpulan
Dalam tahap pengumpulan data ini, data dapat diperoleh dari pengamatan
langsung di lapangan dan data-data dari perusahaan maupun literatur-literatur yang
berhubungan dengan permasalahan yang ada. Pengambilan data tergantung dari
jenis data yang dibutuhkan, yaitu:
a. Data Primer
1) Cycle time
2) Konsumsi fuel
3) Geometri jalan angkut
4) Lebar jalan lurus
5) Lebar jalan tikungan
6) Grade resistant
7) Roll resistent
b. Data Sekunder
1) Iklim dan curah hujan
2) Spesifikasi alat
3) Topografi situasi
4) Fuel ratio plan
3. Tahap Pengolahan Data
Tahap pengolahan data ini yaitu pengolahan data setelah pengumpulan
data. Data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai dengan
kegunaannya untuk lebih memudahkan dalam penganalisaan, yang selanjutnya
disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau perhitungan penyelesaian.
a. Data mengenai kondisi tempat kerja, kondisi jalan angkut, kondisi kerja operator,
digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kondisi kerja alat gali muat dan
alat angkut yang beroperasi.
b. Data mengenai waktu edar, teknis alat, spesifikasi alat dan sifat material yang
kemudian diolah secara sistematis untuk mengetahui produktivitas dari masing-
masing alat secara aktual.
4. Analisis Data
Hasil pengolahan data digunakan untuk menganalisis fuel ratio secara
aktual. Dapat menganalisa fuel burn dan productivity alat gali muat dan alat angkut
berdasarkan cycle time, kondisi medan kerja, kondisi alat, serta sifat material
sehingga dapat diketahui secara aktual.
5. Tahap Penyusunan Laporan
Penelitian tugas akhir hasil data keseluruhan dirangkum kedalam laporan
tertulis untuk dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan hasil penelitian tugas
akhir.
3.2. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi literatur dan perumusan masalah

Pengambilan Data

Data Primer
Data Sekunder
1. Cycle Time 8. Delay Time
1. Iklim dan Curah Hujan
2. Konsumsi Fuel 9. Mode Setting Alat
2. Spesifikasi Alat Angkut
3. Jarak Angkut 10. Jari-jari Tikungan
3. Topografi Situasi
4. Lebar Jalan Lurus
4. Umur Alat
5. Lebar Jalan Tikungan
5. Fuel Ratio Plan
6. Grade Resistent
7. Rolling Resistent 6. PA, MA dan UA

Pengolahan Data

 Perhitungan effiensi kerja alat


 Perhitungan produktivitas alat
 Perhitungan fuel ratio alat

Analisa Data

 Menganalisis fuel ratio pada alat


 Memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan
penggunaan fuel ratio pada alat

Kesimpulan

Selesai
3.3. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data
Bagian ini menjelaskan semua peralatan, teknik dan proses pengumpulan
data yang digunakan pada penelitian tugas akhir ini adalah:
3.3.1 Instrumentasi
Bagian instrumentasi menjelaskan tentang semua perangkat yang digunakan
dalam penelitian tugas akhir ini. Adapun instrumentasi tersebut antara lain:
a. Stop watch, digunakan untuk menghitung waktu standby alat angkut dan alat gali
muat.
b. Kamera digital, digunakan untuk mengambil foto yang merupakan dokumentasi
pada saat melakukan penelitian
c. Buku catatan dan perangkat tulis, digunakan sebagai perangkat tulis menulis
dalam bentuk catatan lapangan.
d. Notebook atau computer jinjing, digunakan untuk pembuatan laporan,
pengolahan dan analisa data (dibantu perangkat lunak, seperti Microsoft Office
Word, dan Microsoft Office Excel), serta media penyimpanan data-data
penelitian.
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini ada beberapa teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data, antara lain :
a. Observasi lapangan, teknik ini dilakukan dengan cara peninjauan lapangan untuk
melakukan pengamatan secara langsung terhadap situasi, kondisi, dan aktifitas
di lokasi penelitian.
b. Studi Literatur, teknik ini dilakukan dengan cara pengumpulan sumber informasi
yang berkaitan dengan kegiatan penelitian dan berasal dari referensi pihak
perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
c. Wawancara, teknik ini dlakukan dengan cara tanya jawab langsung terhadap
personal (manusia) dari pihak perusahaan yang merupakan sumber informasi
yang berhubungan dengan kegiatan penelitian dan masalah yang dihadapi.
3.3.3. Teknik Analisis Data
Pada penelitian tugas akhir ini, analisa dilakukan pada data-data hasil
pengolahan. Adapun teknik analisis yang digunakan, antara lain:
a. Analisa konsumsi bahan bakar HINO 700 dalam aktifitas pemuatan atau
pengangkutan overburden, untuk mengetahui berapa banyak bahan bakar yang
digunakan perjamnya.
BAB IV
TEMPAT DAN JADWAL PENELITIAN

4.1. TEMPAT PELAKSANAAN PENELITIAN


Kegiatan penelitian tugas akhir ini bertempat di wilayah CV Gunung
Sambung Kecamatan Sambung Makmur Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan
Selatan.

4.2. JADWAL PENELITIAN


Kegiatan penelitian Tugas Akhir ini, saya mengajukan selama ± 2 bulan.
Apabila diperlukan, waktu pelaksanaan dapat disesuaikan dengan keadaan
perusahaan.
Tabel 4.1
Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian Tugas Akhir
No Bulan ke-1 Bulan ke-2
URAIAN KEGIATAN
. 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Orientasi Lapangan
2 Pengambilan Data
3 Pengolahan Data
3 Pembuatan Laporan
4 Konsultasi Laporan
5 Presentasi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Komatsu Specification & Application Handbook Edition 28. Japan.
Basuki, S. dan Nurhakim, 2004. Modul Ajar Pemindahan Tanah Mekanis, Program
Studi Teknik Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Indonesianto, Y. 2012. Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Pertambangan.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Yogyakarta.
Tenriajeng, Andi Tenrisukki, 2003. Pemindahan Tanah Mekanis. Gunadarma:
Jakarta.

LAMPIRAN 1

RENCANA PENYUSUNAN ISI LAPORAN


Laporan penelitian tugas akhir ini akan saya rangkum secara rinci dan
sistematik dengan rencana daftar isi sebagai berikut:
KATA PENGANTAR

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR RUMUS

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Batasan Masalah

1.4. Tujuan Penelitian

1.5. Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

2.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah

2.3. Iklim dan Cuaca

2.4. Keadaan Geologi

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Peralatan Mekanis

3.2. Komponen Waktu yang Mengakibatkan Kehilangan Waktu Kerja

3.3. Penggunaan Bahan Bakar

3.4. Produktivitas Alat Muat

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1. Tahapan Kegiatan Penelitian

4.2. Diagram Alir Penelitian

4.3. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data


BAB V HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Data

5.2. Pengolahan Data

5.3. Analisis Data

5.4. Evaluasi Data

5.5. Pembahasan

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

6.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
LAMPIRAN 2
CYCLE TIME
NO. LOADING TIME SWING TIME DUMP SWING TIME

EFISIENSI (DELAY TIME)


NO. DELAY TIME

LAMPIRAN 3
KOP PERUSAHAAN Form Penilaian Penelitian Tugas Akhir

Nama : ……………………
NIM : ……………………
Topik : …………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………..

No Parameter Penilaian Nilai *)


1 Kedisiplinan
2 Tanggung Jawab
3 Penguasaan Terhadap Teori
4 Keaktifan
5 Inisiatif dan Kreativitas
6 Laporan
7 Presentasi
Total
Rata-rata

*) Nilai 0-100

Pembimbing Lapangan

(……………………….………)

LAMPIRAN 4

CURRICULUM VITAE

A. Identitas
Nama : Fajrian Nur
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Martapura, 15 Agustus 1996
Alamat : Jl. A. Yani Km 33 Gg. Himalaya No. 01 Rt. 23 Rw.
05
Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru
Kalimantan Selatan
Telepon : 088705161271
Email : fajriannurfajri@gmail.com
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
B. Riwayat Pendidikan
- SD : SD Islam Arriyadh
- SLTP : SMP Islam Arriyadh
- SMA : SMK Sabumi (Pertambangan)
- Perguruan tinggi : S1 Teknik Pertambangan ULM (sedang menjalani)

C. Pengalaman Organisasi
- Pengurus HIMASAPTA sebagai Anggota Divisi 3 (Pengembangan Organisasi)
tahun 2015-2016. Dan sebagai Anggota Divisi 4 (Minat dan Bakat) tahun 2016-
2017.
- Pengurus DPM FT ULM sebagai Anggota Komisi 2 (Pengawasan) tahun 2016-
2017. Dan sebagai Koordinator Komisi 2 (Pengawasan) tahun 2017-2018.
- Pengurus ORBIT FT ULM sebagai Anggota Divisi Voli tahun 2016-2017. Dan
sebagai Anggota Divisi Humas tahun 2017-2018.

D. Pelatihan/Training
- Peserta PELITA (Pengenalan Lingkungan Tambang) oleh HIMASAPTA (Februari,
2015)

Anda mungkin juga menyukai