1. Validitas penilaian hubungan kausal menuntut rangkaian waktu yang jelas antara faktor risiko
dan terjadinya efek (penyakit/masalah kesehatan) pada studi ini sulit dipenuhi, sehingga
penggunaan desain studi ini terbatas untuk menganalisis hubungan kausal antara faktor
risiko dan efek (penyakit).
2. Penggunaan data prevalensi, padahal dalam penelitian faktor risiko dan etiologi penyakit
menuntut penggunaan data insiden penyakit. Artinya bahwa pengamatan status penyakit
harus segera dilakukan pada fase awal klinis penyakit, adanya keterlambatan
mengidentifikasi penyakit yang langka akan menghasilkan frekuensi penyakit yang berbeda.
Contoh :
2
¿
d
n=
¿
1+ N ¿
N
¿
Keterangan :
N = jumlah populasi
n = Jumlah sampel minimal
d = Delta atau presisi absolut (ketepatan yang diinginkan) misal 5% atau 10%.
Dari rumus sampel di atas kemudian dilakukan perhitungan sebagai berikut :
821
n=
1+821( 0,12)
821
n=
1+8,21
n = 89
dari perhitungan diatas, didapatkan jumlah sampel 90 siswa. Teknik pengambilan sampe
dengan menggunakan propotional random sampling, dengan subpopulasi adalah kelas,
dengan penentuan besar sampel masing-masing kelas dengan rumus perhitungan sebagai
berikut :
¿
ni = N xn
282
ni = x 89
821
ni = 30
Jumlah sampel masing-masing kelas adalah sebagai berikut :