Anda di halaman 1dari 2

Kelebihan studi cross sectional :

1. Desain penelitian mudah untuk dilakukan dan biayanya murah


2. Desain yang efisien untuk mendeskripsikan distribusi penyakit dihubungkan dengan
distribusi sejumlah karakteristik populasi, misalnya usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, jumlah anak yang dilahirkan (paritas), status sosial ekonomi, dan status
perkawinan.
3. Sebagai studi analitik, potong lintang bermanfaat untuk menformulasikan hipotesis
hubungan kausal yang akan diuji dalam studi analitik lainnya, seperti kasus kontrol dan
kohort
4. Tidak memaksa subjek mengalami faktor yang merugikan kesehatan (tidak adanya
perlakuan).

Kekurangan studi cross sectional :

1. Validitas penilaian hubungan kausal menuntut rangkaian waktu yang jelas antara faktor risiko
dan terjadinya efek (penyakit/masalah kesehatan) pada studi ini sulit dipenuhi, sehingga
penggunaan desain studi ini terbatas untuk menganalisis hubungan kausal antara faktor
risiko dan efek (penyakit).
2. Penggunaan data prevalensi, padahal dalam penelitian faktor risiko dan etiologi penyakit
menuntut penggunaan data insiden penyakit. Artinya bahwa pengamatan status penyakit
harus segera dilakukan pada fase awal klinis penyakit, adanya keterlambatan
mengidentifikasi penyakit yang langka akan menghasilkan frekuensi penyakit yang berbeda.

Contoh :

1. Studi cross sectional untuk penelitian deskriptif


Suatu penelitian bertujuan unruk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang
perilaku seksual remaja di SMA X Kota Y tahun 2018. Populasi dalam penelitian adalah siswa
kelas 1,2, dan kelas 3 berjumlah 821 siswa. Sampel didapatkan menggunakan rumus :

2
¿
d
n=
¿
1+ N ¿
N
¿
Keterangan :
N = jumlah populasi
n = Jumlah sampel minimal
d = Delta atau presisi absolut (ketepatan yang diinginkan) misal 5% atau 10%.
Dari rumus sampel di atas kemudian dilakukan perhitungan sebagai berikut :

821
n=
1+821( 0,12)
821
n=
1+8,21
n = 89
dari perhitungan diatas, didapatkan jumlah sampel 90 siswa. Teknik pengambilan sampe
dengan menggunakan propotional random sampling, dengan subpopulasi adalah kelas,
dengan penentuan besar sampel masing-masing kelas dengan rumus perhitungan sebagai
berikut :
¿
ni = N xn
282
ni = x 89
821
ni = 30
Jumlah sampel masing-masing kelas adalah sebagai berikut :

Kelas Populasi Sampel


Kelas X 282 30
Kelas XI 268 30
Kelas XII 271 30
Jumlah 821 90
Hwasil penelirian dapar dilihat pada tabel berikut ini.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan remaja tentang perilaku seksual di
SMAN X Kota Y tahun 2018. (sumber: Yunita, 2008)

Pengetahuab Jumlah (n) Persentase (%)


Baik 12 13,4
Cukup 39 43,3
Kurang 39 43,3
Total 90 100
Dari data hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa sebanyak 39 orang siswa (42.9%) yang
memiliki pengetahuan kurang mengenai perilaku seksual remaja.

Anda mungkin juga menyukai