Revisi :
Tgl Terbit : 2 Januari 2019
A. LATAR BELAKANG
Masalah gizi merupakan masalah yang ada di tiap Negara, baik
Negara miskin, Negara berkembang dan Negara maju. Negara miskin
cenderung dengan masalah gizi kurang, hubungan dengan penyakit infeksi
dan Negara maju cenderung dengan masalah gizi lebih (Soekirman, 2000).
Dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola
makan, Indonesia menghadapi permasalahan gizi ganda. Di satu pihak
masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan oleh kemiksinan,
kurangnya persediaan makanan, kurang baiknya kualitas lingkungan,
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah gizi lebih
yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu
disertai kurangnya pengetahuan tentang gizi (Azrul, 2004).
Penanganan gizi buruk sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa
dalam menciptakan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif.
Upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dimulai dengan
cara penanganan pertumbuhan anak sebagai bagian dari keluarga dengan
asupan gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan keluarga yang
sehat, maka hadirnya infeksi menular maupun penyakit masyarakat lainnya
dapat dihindari. Di tingkat masyarakat factor – factor seperti lingkungan yang
higienis, ketahanan pangan keluarga, pola asuh terhadap anak dan
pelayanan kesehatan primer sangat menentukan dalam membentuk anak
yang tahan gizi buruk.
Kurang Energi Protein (KEP) pada anak masih menjadi masalah gizi
dan kesehatan di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2010, sebnayak 13 % anak berstatus gizi kurang, diantaranya 4.9%
berstatus gizi buruk. Data yang sama menunjukkan 13,3% anak kurus,
diantaranya 6% anak sangat kurusdan 17,1% anak memiliki katergori sangat
pendek.
Keadaan ini berpengaruh pada masih tingginya angka kematian bayi.
Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi
kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani secara
cepat dan tepat. Salah satu cara untuk menangani masalah gizi kurang dan
gizi buruk adalah dengan menjadikan tata laksana gizi buruk sebagai upaya
untuk menangani setiap kasus yang ditemukan. Pada saat ini seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi tata laksana gizi buruk menunjukkan
bahwa kasus ini dapat ditangani dengan baik.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meningkatkan kualitas gizi masyarakat
2. Tujuan khusus
2. PELAKSANAAN
1. Petugas mengklarifikasi laporan gizi buruk
2. Petugas mengkonfirmasi status gizi
3. Petugas bersama lintas program melakukan penyelidikan gizi buruk
sesuai dengan form pelacakan gizi buruk.
4. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan
5. Petugas membuat rencana dan tindak lanjut
Jadwal (bulan)
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Persiapan X X X X X X X X X X X X
2 Pelaksanaan X X X X X X X X X X X X
3 Pelaporan X X X X X X X X X X X X