Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak 1
Anggota Kelompok:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan kerja keras penulis makalah yang berjudul “Health Promotion Pada
Infant-Remaja” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan
tugas untuk menempuh mata kuliah Keperawatan Anak I. Penulis menyadari
bahwa penulisan makalah ini tidak dapat terselesaikan jika tidak ada bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis
menyampaikan ungkapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini diantaranya:
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna atau masih perlu
perbaikan. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan
kritik serta saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki penyusunan
makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
Bab II Pembahasan...................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................24
3.2 Saran.............................................................................................................24
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
c. Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang
berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan
sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam upaya meningkatkan
PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:
a) Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan yang
tidak merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung
terciptanya PHBS dan kesehatan masyarakat.
b) Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain)
yang dapat mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien,
individu sehat dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta
masyarakat luas pada umumnya (Maulana, 2009).
b) Metode Demonstrasi
e) Metode Bercerita
f) Metode Bermain
g) Pembiasaan
h) Metode Bernyanyi
c. Penguatan kapasitas
Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan di
sekolah harus dapat dilaksanakansecara optimal. Untuk itu
berbagai sektor terkait harus diyakini dapat memberikan
dukunganuntuk memperkuat program promosi kesehatan di
sekolah. Dukungan berbagai sektor inidapat terkait dalam
rangkapenyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan,
monitoring danevaluasi program promosi kesehatan
sekolah
d. Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik
pemerintah, LSM maupun usaha swasta akansangat
mendukung pelaksanaan program promosi kesehatan
sekolah. Disamping itu, dengankemitraan akan dapat
mendorong mobilisasi guna meningkatkan status kesehatan
di sekolah.
e. Penelitrian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari
pengembangan dan penilaian programpromosi kesehatan.
Bagi sektor terkait, penelitian merupakan akses untuk
masuk dalammengembangkan promosi kesehatan di
sekolah baik secara nasional maupun regional, disamping
untuk melakukan evaluasi peningkatan PHBS siswa
sekolah.
f. Hasil yang Diharapkan
1) Anak sekolah menerapkan PHBS
2) Anak sekolah menjadi kader kesehatan bagi
keluarganya
3) Sekolah menjadi lembaga pembelajaran dalam promkes
4) Para guru menjadi mitra pengembangan promkes di
sekolah
5) Anak sekolah tumbuh sehat & berprestasi
g. Kegiatan promosi kesehatan PHBS di Sekolah
1) Jajan di kantin sekolah yang sehat
2) Membuang sampah pada tempatnya
3) Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
4) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi
5) Badan setiap 3-6 bulan
6) Tidak merokok di sekolah
7) Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin
8) Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
9) Menerapkan cuci tangan dimana saja dan kapan saja
h. Program promosi kesehatan pada anak usia sekolah di
Sekolah
Promosi kesehatan disekolah pada prinsipnya adalah
menciptakan sekolah sebagai komunitas yang mampu
meningkatan kesehatannya (health promoting school). Oleh
sebab itu, program promosi kesehatan sekurang-kurangnya
mencakup 3 usaha pokok, yakni:
1. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat (healthful
school living): Lingkungan sekolah yang sehat,
mencakup 2 aspek, yakni sosial (non-fisik) dan fisik.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Education)
Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya
untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat
bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta
lingkungannya serta ikut aktif didalam usaha-usaha
kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tahap-tahap:
a. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dasar
hidup sehat.
b. Menimbulkan sikap dan perilaku hidup sehat.
c. Membentuk kebiasaan hidup sehat.
3. Pelayanan kesehatan disekolah (health services in
school)
Karena sekolah adalah sebuah komunitas, meskipun
interaksi efektif diantara anggota komunitas hanya
sekitar 6-8 jam, namun perlu adanya pemeliharaan
kesehatan, khususnya bagi murid-murid sekolah.
Pemeliharaan kesehatan disekolah ini mencakup:
1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala, baik
pemeriksaan umum atau khusus, misalnya: gigi,
paru-paru, kulit, gizi, dan sebagainya.
2) Pemeriksaan dan pengawasan kebersihan
lingkungan.
3) Usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, antara lain dengan imunisasi.
4) Usaha perbaikan gizi.
5) Usaha kesehatan gizi sekolah.
6) Mengenal kelainan-kelainan yang mempengaruhi
pertumbuhan jasmani, rohani, dan sosial. Misalnya,
penimbangan berat badan, dan pengukuran tinggi
badan.
7) Mengirimkan murid yang memerlukan perawatan
khusus atau lanjutan ke puskesmas atau rumah sakit.
8) Pertolongan pertama pada kecelakaan dan
pengobatan ringan.
b. Aborsi
Aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan
sebelum kandungan mencapai usia 20 minggu, yaitu sebelum
janin dapat hidup diluar secara mandiri (Munajat, N., 2000).
Aborsi atau pengguguran berbeda dengan keguguran atau
keluron (bahasa jawa). Aborsi adalah terminasi (penghentian)
kehamilan yang disengaja (abortus provokatus), yakni
kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara
sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan keguguran adalah
kehamilan yang berhenti karena faktor – faktor alamiah atau
disebut abortus spontaneous (Hawari, D., 2006).
Aborsi merupakan semua upaya atau tindakan yang
dimaksudkan untuk menghentikan kehamilan, baik dilakukan
melalui pertolongan orang lain sepeti dokter, dukun bayi, dukun
pijat dan sebagainya, maupun dilakukan sendiri dengan cara
meminum obat-obatan atau ramuan tradisional (Wiknjosastro,
Gulardi dalam Ulfah, M. dan Ghalib, A., 2004). Namun
tindakan aborsi tersebut mengandung risiko yang cukup tinggi,
apalagi bila dilakukan tidak sesuai dengan standard profesi
medis (Munajat, N.,2000).
c. HIV/AIDS
HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam
cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan sindrom
menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang
yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam
penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah
menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui: Hubungan
seksual, Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai
bergantian, Mendapatkan transfusi darah yang mengandung
virus HIV, dan Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika
dalam kandungan.
1. Sasaran Primer
Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan
sesungguhnya adalah Remaja dan keluarga. Mereka ini
diharapkan mengubah perilaku hidup mereka yang tidak sehat
menjadi perilaku hidup yang lebih sehat. Akan tetapi disadari
bahwa mengubah perilaku pada seorang remaja yang memiliki
perubahan emosi dan mental yang tidak stabil bukanlah sesuatu
yang mudah.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik
pemuka informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan
lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan,
pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan
dan media massa serta keluarga dan peran sekolah untuk remaja
tersebut. Mereka diharapkan dapat turut serta dalam upaya
meningkatkan perilaku kesehatan pada remaja, remaja dapat
sehat dengan cara: Berperan sebagai panutan dalam
mempraktikkan perilaku yang sehat. Turut menyebarluaskan
informasi tentang kesehatan dan menciptakan suasana yang
kondusif bagi remaja. Berperan sebagai kelompok penekan
(pressure group) guna mempercepat terbentuknya remaja yang
sadar akan kesehatan. Selain itu, sasarannya juga di tujukan
kepada teman sebaya, karena remaja tidak jauh beda dengan
anak usia sekolah yang emosionalnya masih belum stabil
sehingga masih mudah terpengaruh oleh lingkungan, rema juga
akan lebih mudah dan memerankan peer group pada
lingkungannya.
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang
berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan
bidang-bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat
memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka
diharapkan turut serta dalam upaya meningkatkan kesehatan
remaja, dengan cara:
a. Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan
yang tidak merugikan kesehatan remaja dan bahkan
mendukung terciptanya kesehatan pada remaja
b. Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan
lain-lain) yang dapat mempercepat terciptanya penyuluhan
dan Pendidikan kesehatan di kalangan remaja.
b. Kemitraan
Selain melakukan tahap advokasi, Dinkes selanjutnya
membangun strategi kemitraan. Strategi ini dijalankan dengan
bekerjasama dengan beberapa instansi terkait, yang dianggap
mampu membantu proses penanggulangan narkoba di
Kabupaten Wajo. Adapun instansi yang terlibat kerjasma lintas
sektor yaitu puskesmas, sekolah dan polres.
Bentuk kemitraan yang dilakukan antara dinas kesehatan
dan puskesmas berupa penyuluhan kepada remaja yang
bertujuan menambah tingkat pengetahuan remaja tentang
dampak pergaulan bebas, seks bebas, dan napza bagi kesehatan,
sehingga diharapkan terciptanya pemberdayaan remaja terhadap
penanggulangan narkoba berupa pembentukan kader kesehatan
remaja. Bentuk kemitraan yang dilakukan antara dinas
kesehatan dan sekolah dalam penanggulangan narkoba yaitu
membatu mengumpulkan remaja pada saat dinas kesehatan
melakukan penyuluhan di sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh
informasi mengenai manfaat kemitraan yang disampaikan oleh
informan berupa terciptanya efektifitas penyuluhan, pekerjaan
terasa ringan dan dianggap mampu membantu pemberantasan
narkoba, pencegahan seks bebas dan pergaulan bebas pada
remaja.
Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh (Hasrat
Jaya Siliwu, (2007), bahwa kemitraan adalah suatu kerjasama
formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau
organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan
tertentu. Konsep kemitraan merupakan upaya melibatkan
berbagai komponen baik sektor, kelompok, masyarakat,
lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerjasama
mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip
dan peran masing-masing.
c. Pemberdayaan
Pemberdayaaan yang dilakukan dinas kesehatan terhadap
upaya penanggulangan narkoba dengan cara membentuk kader
kesehatan remaja di sekolah. Tujuannya adalah memberikan
pemahaman terhadap remaja tentang bahaya penyalahgunaan
napza, seks bebas bagi kesehatan, sehingga remaja memiliki
kesadaran untuk ikut terlibat memerangi tindak penyalahgunaan
narkoba, pergaulan bebas dan seks bebas.
Hal ini senada dengan peneliti sebelumnya yang
menjelaskan bahwa pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran
kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan.
Pembentukan kader kesehatan remaja yang ditujukan
kepada siswa remaja diharapkan dapat menumbuhkan partisipasi
aktif dari siswa akan pentingnya penanggulangan narkoba dalam
segala aktivitasnya sehari-hari. Partisipasi yang bertanggung
jawab sebaiknya dimiliki setiap masyarakat dan organisasi
lokal.Partisipasi dapat dicapai bila mengetahui dengan jelas apa
yang diharapkan dari kegiatan yang dilakukan. Dengan
sendiriya dibutuhkan pembagian tugas pada masing-masing
anggota dalam organisasi tersebut.
3. Pendidikan Pergaulan
Pergaulan dikalangan remaja adalah salah satu kebutuhan
hidup dari manusia, sebab manusia adalah makhluk sosial yang
dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan
antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship). Pergaulan yang terjadi saat ini sudah sangat
memperhatikan. Banyak sekali terjadi perilaku yang telah
menyimpang dan melanggar nilai sosial yang ada dalam
masyarakat. Perilaku anak muda atau remaja zaman sekarang
telah jauh dari norma agama sebagi pegangan hidup. Sehingga,
pergaulan remaja saat ini harus lebih dipilah dan dipilih untuk
menentukan yang baik dan yang buruk dengan diberikannya
Pendidikan pergaulan pada remaja.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
agar mereka dapat mandiri menolong diri sendiri juga mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial
budaya local dan didukung oleh kebijakan masyarakat yang berwawasan
kesehatan.
Tujuan Promosi Kesehatan menurut WHO:
1) Mengubah perilaku individu/masyarakat di bidang Kesehatan
2) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai bagi
masyarakat.
3) Menolong individu agar mampu secara mandiri/berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
4) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
Sasaran dari health promotion ada 3 yaitu:
1. Primer
2. Secunder
3. Tersier
Pada ruang lingkup health promotion pada infant-remaja yaitu:
1. Pada infant/bayi
2. Pada balita
3. Pada pre-school
4. Pada anak usia sekolah
5. Pada remaja
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan acuan oleh tenaga kesehatan, baik
perawat maupun tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan health
education/pendidikan kesehatan dari infant sampai remaja. Semoga dapat
dijadikan acuan oleh pembaca khususnya orang tua dalam menjaga kesehatan
anak demi pertumbuhan dan perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA