NOMOR : 97/KEP/RSUD-MADISING/II/2019
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN RESUSITASI YANG SERAGAM
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MADISING
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan
dilakukan Perbaikan sebagaimana mestinya apabila di kemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
Ditetapkan di : Pinrang
Pada tanggal : 11 Februari 2019
Direktur
1. Kebijakan Umum
a. Pelayanan Resusitasi yang seragam harus dapat dilaksanakan di setiap area
Rumah Sakit dalam 24 jam.
b. Setiap petugas Rumah Sakit harus mampu melakukan Bantuan Hidup Dasar
(BHD) yang dibuktikan dengan adanya sertifikat BHD setelah melakukan
pelatihan berkala minimal 2 tahun sekali.
c. Obat-obatan dan peralatan Code Blue dalam trolly emergency harus selalu dalam
keadaan siap pakai & terpelihara dengan adanya bukti control pengecekan setiap
hari termasuk hari libur oleh petugas yang telah ditentukan pada jam kerja serta
perawat setiap shift jaga diluar jam kerja & hari libur.
d. Peralatan dalam trolly emergency harus selalu dilakukan kalibrasi secara berkala
sesuai dengan program Rumah Sakit.
e. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu & keselamatan pasien.
f. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
g. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
h. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
i. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
j. Setiap akhir kegiatan pelayanan resusitasi harus dilakukan pendokumentasian
dan evaluasi.
k. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali oleh Tim Pokja Pelayanan Asuhan Pasien yang
telah ditunjuk.
2. Kebijakan Khusus
a. Setiap orang yang bisa melakukan tindakan BHD, dalam hal ini petugas medis
atau petugas lain yang telah memiliki sertifikat dapat melakukan tindakan BHD.
b. Ada 4 kunci dalam melakukan resusitasi yaitu : Segera mengenali pasien dengan
gangguan nafas dan sirkulasi, aktifkan Code Blue, segera lakukan Resusitasi
jantung Paru (RJP) sampai bantuan datang, dan lakukan tindakan terintegrasi
setelah pasien dinyatakan henti jantung / "Cardiac Arrest". Sumber : 2015
c. America Heart Association Guidelines for CPR and ECG, 2015 Handbook of
Emergency Cardiovascular Care For Healthcare Provider.
d. Setiap kegawat daruratan henti nafas dan atau henti jantung pada pasien yang
memungkinkan untuk dapat ditolong ditangani dengan mengaktifkan "Code Blue".
e. Mengingat Rumah Sakit Umum Daerah Madising cukup luas dan terdiri dari
beberapa gedung maka untuk penanganan Code Blue dapat dilakukan oleh para
petugas yang terdekat dengan kejadian berdasarkan area tertentu sesuai dengan
kondisi sarana dan prasarana. Untuk ini maka ditentukan Tim Code Blue yang
ruang lingkup tugasnya berdasarkan area tertentu. Sedangkan Tim bantuan hidup
lanjut berkedudukan statis di UGD.
Tim Code Blue terdiri dari :
1) Sebanyak 6 (enam) tim yang terdiri dari dokter 1 (satu) orang, perawat 3 (tiga)
orang dan staff Rumah Sakit lainnya 1 (satu) orang yang memiliki kompetensi
penanganan resusitasi jantung paru.
2) Perawat 1, 2, dan 3 sebagai anggota tim Code Blue yang dipersiapkan untuk
melakukan kompresi jantung dan pemberian nafas buatan.
3) Staff Rumah Sakit Lainnya, yang bertugas mempersiapkan ketersediaan obat
dan alat yang dibutuhkan setiap saat.
f. Apabila tindakan Code Blue berhasil maka penanganan pasien selanjutnya dapat
diambil alih/dikonsulkan kepada Tim bantuan hidup lanjut yang berkedudukan di
UGD Rumah Sakit Umum Daerah Madising, yang dapat dihubungi pada
kesempatan pertama untuk melanjutkan perawatan yang telah dilakukan oleh Tim
Code Blue baik ditempat kejadian maupun ditransfer/alih rawat ke UGD.
g. Untuk pasien yang dinyatakan "Do Not Resuscitation" (DNR) dinyatakan dengan
pengisian Informed Consent DNR oleh keluarga yang diketahui oleh DPJP dan
Case Manager, kemudian pasien ditandai dengan gelang ungu.
h. Petugas medis (perawat, dokter, residen, dan spesialis) penemu pertama pasien
ancaman gangguan napas dan sirkulasi dapat melakukan tindakan bantuan hidup
dasar (BHD), kemudian petugas lainnya mengaktifkan "Code Blue".
i. Pengaktifan alarm Code Blue di Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Madising
dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi di area tempat kejadian. Secara
umum dapat dilakukan dengan menghubungi call center (operator 104) dan
selanjutnya petugas penerima akan menginformasikan Code Blue ke seluruh area
Rumah Sakit sehingga petugas terkait dan petugas terdekat segera memberikan
respon.
Ditetapkan di : Pinrang
Pada tanggal : 11Februari 2019
DIREKTUR
2 TIM B
3 TIM C
4 TIM D
5 TIM E
6 TIM F
TIM CODE BLUE
TIM 1 TIM 2
SHIF 1 SHIF 2
KETUA TIM : KETUA TIM :
Anggota : Anggota :
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
TIM 3 TIM 4
SHIF 3 SHIF 4
KETUA TIM : KETUA TIM :
Anggota : Anggota :
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
Ditetapkan di : Pinrang
Pada tanggal : 11 Februari 2019
DIREKTUR