BAB 2 Hanging
BAB 2 Hanging
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1. Gambaran lokasi sinus karotis pada bifurkasio arteri karotis
komunis di leher, tekanan pada leher dapat mengakibatkan kompresi sinus karotis
(James, 2011).
Dari letak tubuh terhadap lantai, hanging dapat dibedakan menjadi 2 tipe
(Amir, 2013), yaitu:
1. Tergantung total (complete), dimana tubuh seluruhnya tergantung di atas lantai
2. Setengah tergantung (partial), dimana tidak seluruh bagian tubuh tergantung,
misalnya pada posisi duduk, bertumpu pada kedua lutut, dalam posisi
telungkup dan posisi lain. Sisa berat bdan 10-15 kg pada orang dewasa sudah
dapat menyebabkan tersumbat saluran nafas dan hanya diperlukan sisa berat
badan 5 kg untuk menyumbat arteri karotis. Partial hanging hampir selamanya
karena bunuh diri.
Ada dua jenis simpul yaitu simpul hidup (running noose) dan simpul mati
(satu atau lebih). Pemeriksaan jenis dan panjang bahan yang dipakai, serta jenis
simpul dapat membantu menentukan cara kematian. Pada waktu membebaskan
8
lilitan dari leher korban, tidak boleh membuka simpul, tetapi lilitan dipotong di
luar simpul, karena bentuk simpul bisa membantu penentuan kematian secara
medikolegal (Saisudheer et al, 2012).
Gambar 2.3. Gambaran petekie pada wajah dan subpleura yang dapat dijumpai
pada asfiksia mekanis (James, 2011).
Jejas luar pada leher kasus hanging bunuh diri lebih jelas daripada jejas
dalam. Tali atau penggantung yang menekan leher dapat meninggalkan bekas
pada leher, bila penggantung yang digunakan tipis (seperti tali) akan timbul tanda
depresi kulit yang jelas dan pola-nya dapat dicocokkan dengan penggantung
tersebut. Bila penggantungnya lebar (seperti handuk atau baju), tanda yang
ditimbulkan tidak spesifik (Dix, 1999). Bentuk jeratan pada leher umumnya
terputus pada bagian tertentu yang menunjukkan titik (garis) gantungan yang
umumnya ditemukan pada samping atau belakang leher. Bila tanda jeratan tampak
naik dari sisi leher (membentuk huruf v terbalik pada belakang kepala)
menunjukkan titik gantungan pada belakang kepala (Catanese, 2010).
10
Gambar 2.4. Gantung diri, dijumpai tanda jeratan yang terputus pada leher yang
menunjukkan titik gantungan (James, 2011).
Tabel 2.1. Perbedaan hanging pada antemortem dan post-mortem (Saisudheer, 2012)
No
Penggantungan Antemortem Penggantungan Postmortem
.
1 Tanda-tanda penggantungan Tanda-tanda post-mortem
antemortem bervariasi. Tergantung menunjukkan kematian yang bukan
dari cara kematian korban disebabkan penggantungan
2 Tanda jejas jeratan miring, berupa Tanda jejas jeratan biasanya berbentuk
lingkaran terputus (non-continuous) lingkaran utuh (continuous), agak
dan letaknya pada leher bagian atas sirkuler dan letaknya pada bagian
Tanda-tanda post-mortem leher tidak begitu tinggi
menunjukkan kematian yang bukan
disebabkan penggantungan.
3 Simpul tali biasanya tunggal, Simpul tali biasanya lebih dari satu,
terdapat pada sisi leher. diikatkan dengan kuat dan diletakkan
pada
bagian depan leher
4 Ekimosis tampak jelas pada salah Ekimosis pada salah satu sisi jejas
satu penjeratan tidak ada atau tidak jelas.
sisi dari jejas penjeratan. Lebam Lebam mayat terdapat pada bagian
mayat tampak di atas jejas jerat dan tubuh yang menggantung sesuai
pada tungkai bawah dengan posisi mayat setelah
meninggal
11
5 Pada kulit di tempat jejas penjeratan Tanda parchmentisasi tidak ada atau
teraba seperti perabaan kertas tidak begitu jelas
perkamen, yaitu tanda
parchmentisasi
6 Sianosis pada wajah, bibir, telinga, Sianosis pada bagian wajah, bibir,
dan lain-lain sangat jelas terlihat telinga dan lain-lain tergantung dari
terutama jika kematian karena penyebab kematian
asfiksia
7 Wajah membengkak dan mata Tanda-tanda pada wajah dan mata
mengalami kongesti dan agak tidak terdapat, kecuali jika penyebab
menonjol, disertai dengan gambaran kematian adalah pencekikan
pembuluh dara vena yang jelas pada (strangulasi) atau sufokasi
bagian kening dan dahi
8 Lidah bisa terjulur atau tidak sama Lidah tidak terjulur kecuali pada kasus
sekali kematian akibat pencekikan
9 Penis. Ereksi penis disertai dengan Penis. Ereksi penis dan cairan sperma
keluarnya cairan sperma sering tidak ada. Pengeluaran feses juga tidak
terjadi pada korban pria. Demikian ada
juga sering ditemukan keluarnya
feses
10 Air liur. Ditemukan menetes dari Air liur tidak ditemukan yang menetes
sudut mulut, dengan arah yang pada kasus selain kasus
vertikal menuju dada. Hal ini penggantungan.
merupakan pertanda pasti
penggantungan ante-mortem
Tabel 2.2. Perbedaan hanging pada gantung diri dan pembunuhan (Saisudheer, 2012)
simpul yang letaknya pada bagian pada bagian depan leher dan simpul
samping leher tali tersebut terikat kuat
4 Riwayat korban. Biasanya korban Sebelumnya korban tidak
mempunyai riwayat untuk mencoba mempunyai riwayat untuk bunuh diri
bunuh diri dengan cara lain
5 Cedera. Luka-luka pada tubuh Cedera berupa luka-luka pada tubuh
korban yang bisa menyebabkan korban biasanya mengarah kepada
kematian mendadak tidak ditemukan pembunuhan
pada kasus bunuh diri
6 Racun. Ditemukannya racun dalam Terdapatnya racun berupa asam
lambung korban, misalnya arsen, opium hidrosianat atau kalium
sublimat korosif dan lain-lain tidak sianida tidak sesuai pada kasus
bertentangan dengan kasus gantung pembunuhan, karena untuk hal ini
diri. Rasa nyeri yang disebabkan perlu waktu dan kemauan dari
racun tersebut mungkin mendorong korban itu sendiri. Dengan demikian
korban untuk melakukan gantung maka kasus penggantungan tersebut
diri adalah karena bunuh diri
7 Tangan tidak dalam keadaan terikat, Tangan yang dalam keadaan terikat
karena sulit untuk gantung diri mengarahkan dugaan pada kasus
dalam keadaan tangan terikat pembunuhan
8 Kemudahan. Pada kasus bunuhdiri, Pada kasus pembunuhan, mayat
mayat biasanya ditemukan ditemukan tergantung pada tempat
tergantung pada tempat yang mudah yang sulit dicapai oleh korban dan
dicapai oleh korban atau di alat yang digunakan untuk mencapai
sekitarnya ditemukan alat yang tempat tersebut tidak ditemukan
digunakan untuk mencapai tempat
tersebut
9 Tempat kejadian. Jika kejadian Tempat kejadian. Bila sebaliknya
berlangsung di dalam kamar, dimana pada ruangan ditemukan terkunci
pintu, jendela ditemukan dalam dari luar, maka penggantungan
keadaan tertutup dan terkunci dari adalah kasus pembunuhan
dalam, maka kasusnya pasti
merupakan bunuh diri
10 Tanda-tanda perlawanan, tidak Tanda-tanda perlawanan hampir
ditemukan pada kasus gantung diri selalu ada kecuali jika korban sedang
tidur, tidak sadar atau masih anak-
anak.
Sekarang ini masih terdapat stigma dalam masyarakat bahwa kasus hanging
lebih menunjukkan kasus bunuh diri. Penyidik lebih cenderung yakin terhadap
kasus bunuh diri, terlebih lagi apabila peyidik tidak sadar terhadap tanda-tanda
yang membedakan antara hanging bunuh diri dengan hanging pada kasus
13
Accidental Hanging
Penggantungan yang tidak disengaja ini dapat dibagi dalam dua kelompok,
yaitu yang terjadi sewaktu bermain atau bekerja dan sewaktu melampiaskan nafsu
seksual yang menyimpang ( Auto – erotic Hanging ). Auto-erotic hanging atau
sexual asphyxia adalah salah satu bentuk dari accidental hanging. Disebutkan
bahwa penjeratan pada leher dapat meningkatkan rangsangan seksual. Korbannya
yang paling banyak adalah pria. Beberapa bahan lunak seperti handuk atau kabel
digunakan oleh korban dan kekuatan jeratannya ditingkatkan dengan tangan atau
digerakkan dengan kaki. Korbannya biasanya ditemukan dalam keadaaan
telanjang dengan gambar atau benda berisi hal-hal porno di sekitarnya. Jika
korban telah meminum alkohol, proses asfiksia menjadi lebih cepat terjadi.
Terkadang, korban tidak dapat melepaskan atau menurunkan kekuatan jeratan
tepat pada waktunya dan mungkin mati. Di dalam semua kasus seperti ini,
pemeriksaan tempat kejadian di sekitar korban sangat berguna (Bryan, 2005;
Sharma, 2005).
Homicidial Hanging
Pembunuhan dengan metode menggantung korbannya relatif jarang
dijumpai, cara ini baru dapat dilakukan bila korbannya anak – anak atau orang
dewasa yang kondisinya lemah, baik lemah oleh karena menderita penyakit, di
bawah pengaruh obat bius, alkohol atau korban yang sedang tidur. Pembunuhan
14
dengan cara penggantungan sulit untuk dilakukan oleh seorang pelaku (Bryan,
2005).
Judicial Hanging
Judicial hanging telah dilakukan sejak zaman dahulu sebagai bentuk
penghukuman. Pada judicial hanging, kematian berlangsung sangat cepat karena
fraktur di vertebra servikalis yang mengakibatkan perdarahan di medulla
oblongata. Sering didapati jantung masih berdenyut untuk beberapa saat
kemudian. Bila kematian karena penutupan arteri juga berlangsung cepat karena
iskemik otak, sedangkan kematian berlangsung lebih lambat pada penyumbatan
vena. Bila yang terobstruksi adalah saluran pernapasan, maka kematian dapat
berlangsung di bawah 5 menit (Amir, 2013).
15
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Amir, Amri. 2013. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Kedua. Medan :
Percetakan Ramadhan.
Bryan, RW. 2005. Encyclopedia of Forensic and Legal Medicine Volume 1 First
Edition. USA : Academic Press.
Dix, J. & Calaluce, R., 1999. Asphyxia and Drowning. Guide to Forensic
Pathology. USA : CRC Press – Taylor and Francis Group.
Sharma, S.K. 2013. Ligature Strangulation: Not very common but contested too
often. Available at: www.crimeandclues.com/ligature_strangulation.htm
Skhrum, J, et al. 2007. Forensic Pathology of Trauma, Common Problems for the
Pathologist. Tontowa, New Jersey : 81-107.