Anda di halaman 1dari 15

Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen 1. Pendahuluan Banyaknya produk-produk luar negeri yang
untuk Membeli Green Product masuk ke Indonesia sedikit banyak akan
Permasalahan lingkungan sebagai akibat dari mengubah sudut pandang masyarakat terhadap
aktivitas manusia, baik secara langsung produk-produk dalam negeri. Meningkatnya
Erlinda Muslim, Dyah Rusty Indriani maupun tidak langsung, telah menjadi isu kepekaan masyarakat Indonesia untuk memilih
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia internasional bahkan sejak 30 tahun yang lalu. produk yang sehat dan ramah lingkungan, tidak
Berbagai belahan dunia tengah berupaya untuk menutup kemungkinan akan terdapat banyak
mengurangi aktivitas-aktivitas yang dapat green product dari luar negeri yang memasuki
memperparah kerusakan pada lingkungan. pasar Indonesia. Jaminan ramah lingkungan
Pandangan dan pola hidup manusia pun mulai telah menjadi isu di dunia bisnis dan
Abstrak. Pandangan manusia telah bergeser seiring dengan meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan, bergeser seiring dengan meningkatnya perdagangan global saat ini.
sehingga menimbulkan tuntutan bagi pelaku bisnis untuk memberikan solusi dalam menghadapi berbagai ke pedulian dan kesadaran terhadap
permasalahan lingkungan melalui pengembangan green product. Eco-label sebagai jaminan mutu green product lingkungan. Hal tersebut dibuktikan dengan Jaminan ramah lingkungan, atau lazimnya
merupakan isu di dunia bisnis dan perdagangan global saat ini. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan Structural adanya tuntutan bagi para pelaku bisnis untuk dikenal sebagai eco-label, menunjukkan bahwa
melakukan tanggung jawab lingkungan produk tersebut terjamin mutunya. Negara-
Equation Modeling (SEM) untuk mengetahui pengaruh eco-label terhadap kesadaran konsumen untuk membeli
(environmental responsibility), sehingga timbul negara Asia lainnya, seperti Cina, Jepang,
green product. SEM adalah teknik analisis multivariat yang digunakan untuk membangun hubungan antara
pola pendekatan aktivitas bisnis yang berbasis Korea, India, Thailand, Malaysia, dan
variabel terukur dan konstruk latennya. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah eco-label kelestarian lingkungan. Singapura sudah jauh lebih tanggap dalam
awareness, attitude towards the environment, belief in environment-friendly buying, eco-label knowledge, eco-label mengatasi isu-isu lingkungan. Pemerintah di
availability, attention towards eco-label, dan purchase intention. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel belief Selain itu, agar tetap kompetitif di tengah negara-negara tersebut mendukung aksi green
in environment-friendly buying, eco-label knowledge, dan attention towards eco-label memiliki pengaruh langsung ketatnya persaingan pasar, para pelaku bisnis marketing yang dilakukan oleh perusahaan-
terhadap purchase intention, sementara variabel eco-label awareness dan eco-label availability hanya menunjukkan dituntut untuk memberikan solusi dalam perusahaan. Salah satu bentuk dukungan yang
pengaruh tidak langsung terhadap purchase intention. menghadapi berbagai per masalahan diberikan oleh pemerintah berupa pemberian
lingkungan yang bermunculan melalui eco-label untuk green product. Dengan demikian,
Kata kunci: Eco-Label, Green Product, Konsumen, Purchase Intention, Structural Equation Modeling pengembangan green product. Peningkatan pasar green product menjadi mudah dibedakan dari
yang peduli lingkungan merupakan dampak produk-produk tradisional yang dijual di
dari meningkatnya perhatian pelaku bisnis pasaran. Dapat disimpulkan bahwa
Abstract. The society's viewpoint has shifted along with the increasing concern for the environment, causing the rise of terhadap isu-isu lingkungan yang merebak perkembangan sertifikasi eco-label di Indonesia
demand for the businessman to provide a concrete solution to deal with the current environmental problems through the (Laroche et al., 2001) Bahkan saat ini, para dapat dikatakan terlambat, meskipun memiliki
development of green products. Eco-label, as a quality assurance of green products, has been a global trade-related issue pelaku bisnis mulai menerapkan standar potensi yang besar.
internasional atau lebih dikenal dengan ISO-
for years. This research aims to determine the effect of eco-labels on consumers' awareness to purchase green products by
14000 mengenai manajemen lingkungan. Untuk itu, pemerintah Indonesia dirasa perlu
using Structural Equation Modeling (SEM). SEM is a multivariate technique incorporating a network of
untuk mempertimbangkan penerapan
relationship between measured variables and latent construct. The variables used in this research consist of eco-label Indonesia kini telah berada pada fase sertifikasi eco-label untuk green product yang
awareness, attitude towards the environment, belief in buying environment-friendly, eco-label knowledge, eco-label globalisasi sejak ditandatanganinya perjanjian diproduksi di dalam negeri, sehingga tidak
availability, attention towards eco-label, and purchase intention. By using Structural Equation Modeling, some of key Asean Free Trade Area (AFTA)-Cina pada terkubur dalam persaingan dengan green product
findings from the data analysis are highlighted: belief in environment-friendly buying, eco-label knowledge, and bulan Januari 2010. Era globalisasi memiliki asal luar negeri. Berdasarkan fenomena dan
attention towards eco-label show a direct influence on purchase intention, while eco-label awareness and eco-label makna sebagai era terciptanya masyarakat uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
availability only show the indirect effect on purchase intention. global yang bersatu dan saling bergantung dilakukan penelitian tentang pengaruh
sama lain, sehingga batas-batas suatu negara penggunaan eco-label pada green product terhadap
Keywords: Eco-Label, Green Product, Consumer, Purchase Intention, Structural Equation Modeling menjadi semakin sempit. Era globalisasi ini kesadaran konsumen untuk membeli green
ditandai dengan adanya persaingan bebas dan product. Konsumen yang dipilih sebagai objek
perdagangan bebas. Hal ini menimbulkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa. Pada
berbagai kekhawatiran tentang nasib bangsa saat ini dunia membutuhkan solusi nyata untuk
Indonesia ke depannya. Kurangnya kesiapan mengurangi dampak pemanasan global yang
Indonesia dalam menghadapi AFTA-Cina kian berkembang. Mahasiswa sebagai agent of
ditakutkan akan membuat produk-produk changes mempunyai peran strategis dalam
Received: 21 Februari 2014, Revision: 18 Maret 2014, Accepted: 17 April 2014 dalam negeri menjadi kurang diminati. mengadvokasi berbagai isu-isu kerusakan
Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2014.13.1.6 lingkungan tersebut.
Copyright@2014. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and Management - Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB)

Jurnal Jurnal
66 Manajemen Teknologi 67 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen 1. Pendahuluan Banyaknya produk-produk luar negeri yang
untuk Membeli Green Product masuk ke Indonesia sedikit banyak akan
Permasalahan lingkungan sebagai akibat dari mengubah sudut pandang masyarakat terhadap
aktivitas manusia, baik secara langsung produk-produk dalam negeri. Meningkatnya
Erlinda Muslim, Dyah Rusty Indriani maupun tidak langsung, telah menjadi isu kepekaan masyarakat Indonesia untuk memilih
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia internasional bahkan sejak 30 tahun yang lalu. produk yang sehat dan ramah lingkungan, tidak
Berbagai belahan dunia tengah berupaya untuk menutup kemungkinan akan terdapat banyak
mengurangi aktivitas-aktivitas yang dapat green product dari luar negeri yang memasuki
memperparah kerusakan pada lingkungan. pasar Indonesia. Jaminan ramah lingkungan
Pandangan dan pola hidup manusia pun mulai telah menjadi isu di dunia bisnis dan
Abstrak. Pandangan manusia telah bergeser seiring dengan meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan, bergeser seiring dengan meningkatnya perdagangan global saat ini.
sehingga menimbulkan tuntutan bagi pelaku bisnis untuk memberikan solusi dalam menghadapi berbagai ke pedulian dan kesadaran terhadap
permasalahan lingkungan melalui pengembangan green product. Eco-label sebagai jaminan mutu green product lingkungan. Hal tersebut dibuktikan dengan Jaminan ramah lingkungan, atau lazimnya
merupakan isu di dunia bisnis dan perdagangan global saat ini. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan Structural adanya tuntutan bagi para pelaku bisnis untuk dikenal sebagai eco-label, menunjukkan bahwa
melakukan tanggung jawab lingkungan produk tersebut terjamin mutunya. Negara-
Equation Modeling (SEM) untuk mengetahui pengaruh eco-label terhadap kesadaran konsumen untuk membeli
(environmental responsibility), sehingga timbul negara Asia lainnya, seperti Cina, Jepang,
green product. SEM adalah teknik analisis multivariat yang digunakan untuk membangun hubungan antara
pola pendekatan aktivitas bisnis yang berbasis Korea, India, Thailand, Malaysia, dan
variabel terukur dan konstruk latennya. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah eco-label kelestarian lingkungan. Singapura sudah jauh lebih tanggap dalam
awareness, attitude towards the environment, belief in environment-friendly buying, eco-label knowledge, eco-label mengatasi isu-isu lingkungan. Pemerintah di
availability, attention towards eco-label, dan purchase intention. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel belief Selain itu, agar tetap kompetitif di tengah negara-negara tersebut mendukung aksi green
in environment-friendly buying, eco-label knowledge, dan attention towards eco-label memiliki pengaruh langsung ketatnya persaingan pasar, para pelaku bisnis marketing yang dilakukan oleh perusahaan-
terhadap purchase intention, sementara variabel eco-label awareness dan eco-label availability hanya menunjukkan dituntut untuk memberikan solusi dalam perusahaan. Salah satu bentuk dukungan yang
pengaruh tidak langsung terhadap purchase intention. menghadapi berbagai per masalahan diberikan oleh pemerintah berupa pemberian
lingkungan yang bermunculan melalui eco-label untuk green product. Dengan demikian,
Kata kunci: Eco-Label, Green Product, Konsumen, Purchase Intention, Structural Equation Modeling pengembangan green product. Peningkatan pasar green product menjadi mudah dibedakan dari
yang peduli lingkungan merupakan dampak produk-produk tradisional yang dijual di
dari meningkatnya perhatian pelaku bisnis pasaran. Dapat disimpulkan bahwa
Abstract. The society's viewpoint has shifted along with the increasing concern for the environment, causing the rise of terhadap isu-isu lingkungan yang merebak perkembangan sertifikasi eco-label di Indonesia
demand for the businessman to provide a concrete solution to deal with the current environmental problems through the (Laroche et al., 2001) Bahkan saat ini, para dapat dikatakan terlambat, meskipun memiliki
development of green products. Eco-label, as a quality assurance of green products, has been a global trade-related issue pelaku bisnis mulai menerapkan standar potensi yang besar.
internasional atau lebih dikenal dengan ISO-
for years. This research aims to determine the effect of eco-labels on consumers' awareness to purchase green products by
14000 mengenai manajemen lingkungan. Untuk itu, pemerintah Indonesia dirasa perlu
using Structural Equation Modeling (SEM). SEM is a multivariate technique incorporating a network of
untuk mempertimbangkan penerapan
relationship between measured variables and latent construct. The variables used in this research consist of eco-label Indonesia kini telah berada pada fase sertifikasi eco-label untuk green product yang
awareness, attitude towards the environment, belief in buying environment-friendly, eco-label knowledge, eco-label globalisasi sejak ditandatanganinya perjanjian diproduksi di dalam negeri, sehingga tidak
availability, attention towards eco-label, and purchase intention. By using Structural Equation Modeling, some of key Asean Free Trade Area (AFTA)-Cina pada terkubur dalam persaingan dengan green product
findings from the data analysis are highlighted: belief in environment-friendly buying, eco-label knowledge, and bulan Januari 2010. Era globalisasi memiliki asal luar negeri. Berdasarkan fenomena dan
attention towards eco-label show a direct influence on purchase intention, while eco-label awareness and eco-label makna sebagai era terciptanya masyarakat uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
availability only show the indirect effect on purchase intention. global yang bersatu dan saling bergantung dilakukan penelitian tentang pengaruh
sama lain, sehingga batas-batas suatu negara penggunaan eco-label pada green product terhadap
Keywords: Eco-Label, Green Product, Consumer, Purchase Intention, Structural Equation Modeling menjadi semakin sempit. Era globalisasi ini kesadaran konsumen untuk membeli green
ditandai dengan adanya persaingan bebas dan product. Konsumen yang dipilih sebagai objek
perdagangan bebas. Hal ini menimbulkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa. Pada
berbagai kekhawatiran tentang nasib bangsa saat ini dunia membutuhkan solusi nyata untuk
Indonesia ke depannya. Kurangnya kesiapan mengurangi dampak pemanasan global yang
Indonesia dalam menghadapi AFTA-Cina kian berkembang. Mahasiswa sebagai agent of
ditakutkan akan membuat produk-produk changes mempunyai peran strategis dalam
Received: 21 Februari 2014, Revision: 18 Maret 2014, Accepted: 17 April 2014 dalam negeri menjadi kurang diminati. mengadvokasi berbagai isu-isu kerusakan
Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2014.13.1.6 lingkungan tersebut.
Copyright@2014. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and Management - Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB)

Jurnal Jurnal
66 Manajemen Teknologi 67 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

Berkaitan dengan paparan yang telah diuraikan untuk memasuki pasar dan memperoleh c. Structural Equation Modeling (SEM)
Awareness
sebelumnya, maka rumusan masalah yang market share. Sebuah program eco-label yang SEM adalah teknik analisis multivariat yang
diangkat dalam penelitian ini adalah untuk baik akan mengkaji seluruh siklus hidup digunakan untuk membangun dan menguji
mengetahui pengaruh penggunaan eco-label produk, mulai dari proses produksi, model statistik yang biasanya dalam bentuk Attitude Belief in Attitude
terhadap kesadaran konsumen untuk membeli distribusi, penggunaan, hingga model-model sebab akibat. SEM towards the Environment- towards eco-
environment friendly buying label
green product yang diukur melalui kesadaran pembuangannya. sebenarnya merupakan teknik hibrida yang
terhadap eco-label, kepercayaan konsumen meliputi aspek-aspek penegasan
terhadap perilaku green buying, pengetahuan Berawal dari kesuksesan standar ISO 9000 yang Eco- Purchase
(confirmatory) dari analisis faktor, analisis knowledge Intention
tentang eco-label, ketersediaan eco-label di mengatur tentang total quality management, ISO jalur dan regresi yang dapat dianggap
pasaran, dan perhatian konsumen terhadap eco- mulai mengeluarkan standar-standar yang
label baik secara langsung maupun tidak sebagai kasus khusus dalam SEM.
berkaitan dengan sistem manajemen
Availability
langsung. lingkungan, termasuk salah satunya yang
Pada umumnya, SEM lebih berfokus pada
berkaitan dengan eco-label. Dalam yang waktu
2. Tinjauan Teoritis konstruk-konstruk laten, yaitu variabel- Gambar 1. Kerangka Penelitian
cukup singkat, ditetapkan beberapa standar
lingkungan yang lebih dikenal sebagai seri ISO variabel psikologis abstrak, seperti
Terdapat tiga teori utama yang digunakan 14020. Berdasarkan standar tersebut, terdapat "kecerdasan" atau "sikap terhadap merek Model ini diharapkan dapat menjelaskan
dalam penelitian ini yaitu green product, eco-label, tiga tipe eco-label, yaitu: (brand)", dibandingkan dengan variabel- hubungan langsung maupun tidak langsung
dan Structural Equation Modeling (SEM). variabel manifest (indikator) yang digunakan (melalui attention towards eco-label) antara sikap
a. Green product ISO 14024 (Tipe I) yaitu pemberian eco-label
q untuk mengukur konstruk-konstruk terhadap proteksi lingkungan, rasa percaya
Di Indonesia sendiri, istilah green product lebih oleh pihak ketiga kepada produk yang tersebut. Pengukuran dianggap sulit dan terhadap green product, pengetahuan tentang
memenuhi seperangkat persyaratan (multi- rentan dengan kesalahan. Dengan adanya lingkungan, ketersediaan green product terhadap
dikenal sebagai produk berwawasan
kesalahan pengukuran modeling yang dapat kesadaran konsumen untuk membeli green
lingkungan atau produk ramah lingkungan. criteria) yang telah ditentukan pada kategori
terjadi secara eksplisit, para pengguna SEM product. Terdapat sepuluh hipotesis awal yang
Beberapa peneliti telah memberikan produk tertentu.
akan diuji kebenarannya, yaitu:
beberapa definisi yang berbeda mengenai ISO 14021 (Tipe II) yaitu swa-deklarasi.
q berusaha menurunkan estimasi-estimasi
1. H1: Terdapat hubungan antara Attitude
green product. Menurut Wasik (1996), green ISO 14025 (Tipe III) yaitu informasi
q yang tidak bias untuk hubungan antara
towards the Environment dan Belief in
product merupakan produk yang isi maupun kuantitatif tentang aspek lingkungan konstruk laten.
Environment-Friendly Buying
kemasannya berwawasan lingkungan, dalam daur hidup produk yang
2. H2: Terdapat hubungan antara Eco-label
sehingga dapat mengurangi dampak negatif disampaikan oleh pemasok berdasarkan 3. Pengembangan Hipotesis Awareness dan Attention towards Eco-label
bagi lingkungan. Dalam definisi lain, green verifikasi independen oleh pihak ketiga.
3. H3: Terdapat hubungan antara Belief in
product diartikan sebagai produk yang dapat Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yang Environment-Friendly Buying dan Attention
mengurangi kerusakan lingkungan karena Berbagai studi dilakukan untuk menilai bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel towards Eco-label
tidak/sedikit mengandung material yang keefektifan eco-label terhadap perilaku yang memiliki hubungan terhadap kesadaran 4. H4: Terdapat hubungan antara Eco-label
berbahaya bagi lingkungan, hemat energi pembelian green product yang dilakukan konsumen untuk membeli green product. Knowledge dan Attention towards Eco-label
dalam proses produksi dan konsumsinya, konsumen (D'Souza, 2006). Salah satunya Penelitian ini merupakan pengembangan dari 5. H5: Terdapat hubungan antara Eco-label
serta tidak mencemari udara, air, dan tanah adalah studi yang dilakukan di Malaysia penelitian yang dilakukan oleh Nguyen dan Du Availability dan Attention towards Eco-
(Miranti, 2012). menunjukkan bahwa kesadaran terhadap eco- dengan menambahkan konstruk-konstruk label
label memiliki hubungan yang positif antara laten lainnya berdasarkan literatur lain yang 6. H6: Terdapat hubungan antara Eco-label
b. Eco-label pengetahuan terhadap eco-label dan minat beli berkaitan (Rashid, 2009; Lefébure dan Muñoz, Awareness dan Purchase Intention
Eco-label semakin sering digunakan oleh konsumen (Rashid, 2009). Dalam studi lain 2011). 7. H7: Terdapat hubungan antara Belief in
pemasar dalam mengidentifikasikan green yang dilakukan oleh Teisl, Roe, dan Hick (2002) Environment-Friendly Buying dan Purchase
product (D'Souza et al., 2006). Rex dan diperoleh bahwa konsumen yang merespon Berdasarkan kerangka penelitian pada Gambar Intention
Baumann (2007) mendefinisikan eco-label secara positif terhadap eco-label akan 1, model penelitian dibangun kembali dengan 8. H8: Terdapat hubungan antara Eco-label
sebagai tool yang dapat membantu menyebabkan peningkatan market share dari mengadopsi variabel-variabel yang ada dan Knowledge dan Purchase Intention
konsumen dalam mengambil keputusan produk yang bersangkutan. Informasi yang menyederhanakannya menjadi model 9. H9: Terdapat hubungan antara Eco-label
untuk memilih gr een pr oduct serta diberikan eco-label terbukti mempengaruhi penelitian yang akan diuji hubungan Availability dan Purchase Intention
menginformasikan mereka bagaimana preferensi konsumen terhadap suatu produk, keterkaitannya pada penelitian ini. 10. H10: Terdapat hubungan antara Attention
produk tersebut dibuat. Eco-label juga dapat terutama bila konsumen tersebut memiliki towards Eco-label dan Purchase Intention
memberikan kesempatan bagi perusahaan kepedulian tinggi terhadap lingkungan
(Grankvist et al., 2004).

Jurnal Jurnal
68 Manajemen Teknologi 69 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

Berkaitan dengan paparan yang telah diuraikan untuk memasuki pasar dan memperoleh c. Structural Equation Modeling (SEM)
Awareness
sebelumnya, maka rumusan masalah yang market share. Sebuah program eco-label yang SEM adalah teknik analisis multivariat yang
diangkat dalam penelitian ini adalah untuk baik akan mengkaji seluruh siklus hidup digunakan untuk membangun dan menguji
mengetahui pengaruh penggunaan eco-label produk, mulai dari proses produksi, model statistik yang biasanya dalam bentuk Attitude Belief in Attitude
terhadap kesadaran konsumen untuk membeli distribusi, penggunaan, hingga model-model sebab akibat. SEM towards the Environment- towards eco-
environment friendly buying label
green product yang diukur melalui kesadaran pembuangannya. sebenarnya merupakan teknik hibrida yang
terhadap eco-label, kepercayaan konsumen meliputi aspek-aspek penegasan
terhadap perilaku green buying, pengetahuan Berawal dari kesuksesan standar ISO 9000 yang Eco- Purchase
(confirmatory) dari analisis faktor, analisis knowledge Intention
tentang eco-label, ketersediaan eco-label di mengatur tentang total quality management, ISO jalur dan regresi yang dapat dianggap
pasaran, dan perhatian konsumen terhadap eco- mulai mengeluarkan standar-standar yang
label baik secara langsung maupun tidak sebagai kasus khusus dalam SEM.
berkaitan dengan sistem manajemen
Availability
langsung. lingkungan, termasuk salah satunya yang
Pada umumnya, SEM lebih berfokus pada
berkaitan dengan eco-label. Dalam yang waktu
2. Tinjauan Teoritis konstruk-konstruk laten, yaitu variabel- Gambar 1. Kerangka Penelitian
cukup singkat, ditetapkan beberapa standar
lingkungan yang lebih dikenal sebagai seri ISO variabel psikologis abstrak, seperti
Terdapat tiga teori utama yang digunakan 14020. Berdasarkan standar tersebut, terdapat "kecerdasan" atau "sikap terhadap merek Model ini diharapkan dapat menjelaskan
dalam penelitian ini yaitu green product, eco-label, tiga tipe eco-label, yaitu: (brand)", dibandingkan dengan variabel- hubungan langsung maupun tidak langsung
dan Structural Equation Modeling (SEM). variabel manifest (indikator) yang digunakan (melalui attention towards eco-label) antara sikap
a. Green product ISO 14024 (Tipe I) yaitu pemberian eco-label
q untuk mengukur konstruk-konstruk terhadap proteksi lingkungan, rasa percaya
Di Indonesia sendiri, istilah green product lebih oleh pihak ketiga kepada produk yang tersebut. Pengukuran dianggap sulit dan terhadap green product, pengetahuan tentang
memenuhi seperangkat persyaratan (multi- rentan dengan kesalahan. Dengan adanya lingkungan, ketersediaan green product terhadap
dikenal sebagai produk berwawasan
kesalahan pengukuran modeling yang dapat kesadaran konsumen untuk membeli green
lingkungan atau produk ramah lingkungan. criteria) yang telah ditentukan pada kategori
terjadi secara eksplisit, para pengguna SEM product. Terdapat sepuluh hipotesis awal yang
Beberapa peneliti telah memberikan produk tertentu.
akan diuji kebenarannya, yaitu:
beberapa definisi yang berbeda mengenai ISO 14021 (Tipe II) yaitu swa-deklarasi.
q berusaha menurunkan estimasi-estimasi
1. H1: Terdapat hubungan antara Attitude
green product. Menurut Wasik (1996), green ISO 14025 (Tipe III) yaitu informasi
q yang tidak bias untuk hubungan antara
towards the Environment dan Belief in
product merupakan produk yang isi maupun kuantitatif tentang aspek lingkungan konstruk laten.
Environment-Friendly Buying
kemasannya berwawasan lingkungan, dalam daur hidup produk yang
2. H2: Terdapat hubungan antara Eco-label
sehingga dapat mengurangi dampak negatif disampaikan oleh pemasok berdasarkan 3. Pengembangan Hipotesis Awareness dan Attention towards Eco-label
bagi lingkungan. Dalam definisi lain, green verifikasi independen oleh pihak ketiga.
3. H3: Terdapat hubungan antara Belief in
product diartikan sebagai produk yang dapat Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yang Environment-Friendly Buying dan Attention
mengurangi kerusakan lingkungan karena Berbagai studi dilakukan untuk menilai bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel towards Eco-label
tidak/sedikit mengandung material yang keefektifan eco-label terhadap perilaku yang memiliki hubungan terhadap kesadaran 4. H4: Terdapat hubungan antara Eco-label
berbahaya bagi lingkungan, hemat energi pembelian green product yang dilakukan konsumen untuk membeli green product. Knowledge dan Attention towards Eco-label
dalam proses produksi dan konsumsinya, konsumen (D'Souza, 2006). Salah satunya Penelitian ini merupakan pengembangan dari 5. H5: Terdapat hubungan antara Eco-label
serta tidak mencemari udara, air, dan tanah adalah studi yang dilakukan di Malaysia penelitian yang dilakukan oleh Nguyen dan Du Availability dan Attention towards Eco-
(Miranti, 2012). menunjukkan bahwa kesadaran terhadap eco- dengan menambahkan konstruk-konstruk label
label memiliki hubungan yang positif antara laten lainnya berdasarkan literatur lain yang 6. H6: Terdapat hubungan antara Eco-label
b. Eco-label pengetahuan terhadap eco-label dan minat beli berkaitan (Rashid, 2009; Lefébure dan Muñoz, Awareness dan Purchase Intention
Eco-label semakin sering digunakan oleh konsumen (Rashid, 2009). Dalam studi lain 2011). 7. H7: Terdapat hubungan antara Belief in
pemasar dalam mengidentifikasikan green yang dilakukan oleh Teisl, Roe, dan Hick (2002) Environment-Friendly Buying dan Purchase
product (D'Souza et al., 2006). Rex dan diperoleh bahwa konsumen yang merespon Berdasarkan kerangka penelitian pada Gambar Intention
Baumann (2007) mendefinisikan eco-label secara positif terhadap eco-label akan 1, model penelitian dibangun kembali dengan 8. H8: Terdapat hubungan antara Eco-label
sebagai tool yang dapat membantu menyebabkan peningkatan market share dari mengadopsi variabel-variabel yang ada dan Knowledge dan Purchase Intention
konsumen dalam mengambil keputusan produk yang bersangkutan. Informasi yang menyederhanakannya menjadi model 9. H9: Terdapat hubungan antara Eco-label
untuk memilih gr een pr oduct serta diberikan eco-label terbukti mempengaruhi penelitian yang akan diuji hubungan Availability dan Purchase Intention
menginformasikan mereka bagaimana preferensi konsumen terhadap suatu produk, keterkaitannya pada penelitian ini. 10. H10: Terdapat hubungan antara Attention
produk tersebut dibuat. Eco-label juga dapat terutama bila konsumen tersebut memiliki towards Eco-label dan Purchase Intention
memberikan kesempatan bagi perusahaan kepedulian tinggi terhadap lingkungan
(Grankvist et al., 2004).

Jurnal Jurnal
68 Manajemen Teknologi 69 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

Nguyen dan Du (2010) dalam penelitian yang sampling, anggota populasi tidak memiliki Operasionalisasi variabel dalam suatu diukur dengan empat variabel, Belief in
berjudul “Effectiveness of Eco-Label? A Study of peluang terpilih yang sama untuk dijadikan penelitian dibuat dengan tujuan untuk Environment-Friendly Buying yang diukur dengan
Swedish University Students' Choice on Ecological sampel. Sedangkan, prosedur convenience memudahkan dalam penyusunan data ukur. tiga variabel, Eco-label Knowledge yang diukur
Food” menyatakan bahwa untuk membuat sampling memiliki kelebihan ber upa Data yang diperlukan untuk variabel-variabel dengan dua variabel, Eco-Label Availability yang
konsumen tertarik terhadap eco-label hingga pengambilan sampel dilakukan berdasarkan operasional harus berdasarkan kerangka diukur dengan dua variabel, Attention towards
memutuskan untuk membeli green product ketersediaan elemen dan kemudahan konseptual yang dikembangkan. Mengacu Eco-Label yang diukur dengan sembilan
diperlukan beberapa beberapa kondisi mendapatkan data. kepada literatur-literatur yang berkaitan variabel, dan terakhir Purchase Intention yang
tertentu. Pertama, tingkat keefektifan eco-label
dengan keefektifan eco-label terhadap green diukur dengan tiga variabel. Uraian rinci dari
terhadap perilaku pembelian konsumen Kuesioner yang digunakan untuk
purchase intention ataupun green purchase behavior, keseluruhan variabel yang akan digunakan
bergantung pada motivasi lingkungan dari pengumpulan data tersusun atas tiga bagian
konsumen tersebut. Dalam hal ini, konsumen utama, yaitu: variabel laten terdiri dari tujuh konstruk yaitu: dalam penelitian ini akan diuraikan pada Tabel
yang tidak mempercayai dampak positif yang a. Bagian pertama berisikan pertanyaan- Eco-Label Awareness yang diukur dengan empat 1 di bawah ini.
diberikan oleh green product cenderung akan pertanyaan yang berkaitan dengan identitas variabel, Attitude towards the Environment yang
mengabaikan eco-label. Kedua, konsumen harus responden, seperti jenis kelamin, usia, asal Tabel 1. Variabel yang Digunakan dalam Penelitian
memiliki pengetahuan tentang eco-label yang universitas, dan pengeluaran per bulan.
memadai. Konsumen yang tahu bagaimana Variabel
b. Bagian kedua berisikan pertanyaan terkait Variabel Teramati
Laten
rupa eco-label yang ada di pasaran memiliki perilaku pembelian green product yang AWA1 Mengetahui bahwa eco-label terdapat pada produk ramah lingkungan (Juwaheer dan
ketertarikan untuk memahami manfaat Puraduth, 2012)
dilakukan oleh responden.
lingkungan yang diberikan oleh suatu produk. Eco-label AWA2 Menyadari keberadaan eco-label pada saat berbelanja (Nguyen dan Du, 2010)
c. Bagian ketiga berisikan pernyataan- Awareness AWA3 Menyadari bahwa pemerintah Indonesia mendukung eco-label (Nguyen dan Du, 2010)
Terakhir, produk yang memiliki eco-label harus
tersedia di tempat-tempat konsumen pernyataan tentang variabel-variabel yang AWA4 Mengetahui bahwa eco-label merupakan perangkat kebijakan yang bertujuan untuk
membimbing konsumen pada konsumsi berkelanjutan (Nguyen dan Du, 2010)
berbelanja. diamati, dimana responden diminta untuk ATT1 Menyadari dalam kegiatan lingkungan akan bermanfaat bagi generasi selanjutnya
menyatakan tingkat kesetujuan terhadap (Lefébure dan Muñoz, 2011)
pernyataan-pernyataan tersebut. Attitude ATT2 Menyadari kontribusi dalam perlindungan lingkungan (Nguyen dan Du, 2010)
Literatur lainnya menyebutkan bahwa eco-label towards the ATT3 Memiliki kepedulian terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh produk yang
merupakan satu-satunya preferensi yang Environment pernah saya beli (Lefébure dan Muñoz, 2011)
menerangkan manfaat lingkungan yang Kuesioner yang digunakan saat pengumpulan ATT4 Mempertimbangkan konservasi lingkungan saat saya membeli suatu produk (Nguyen
diberikan oleh suatu produk (Rashid, 2009). data menggunakan skala pengukuran untuk dan Du, 2010)
BEL1 Mempercayai bahwa dengan membeli produk yang memiliki eco-label merupakan upaya
Lebih lanjut lagi, eco-label dapat meyakinkan mengukur tingkat kesetujuan responden Belief in
perlindungan lingkungan (Nguyen dan Du, 2010)
konsumen untuk beralih menggunakan green Environment-
terhadap pernyataan yang berhubungan Friendly
BEL2 Meyakini bahwa produk yang memiliki eco-label aman bagi lingkungan (Nguyen dan Du,
product, apabila konsumen telah menyadari dengan kesadaran terhadap eco-label, sikap Buying
2010)
makna eco-label. BEL3 Mempertimbangakan eco-label dalam memilih suatu produk (Nguyen dan Du, 2010)
terhadap lingkungan, kepercayaan terhadap KNO1 Mengetahui peraturan-peraturan yang berkenaan dengan eco-label di Indonesia
perilaku pembelian green product, pengetahuan Eco-label (Nguyen dan Du, 2010)
4. Metode Penelitian tentang eco-label, ketersediaan eco-label, perhatian Knowledge KNO2 Mengetahui bahwa "Eco-label adalah label yang mengidentifikasi preferensi lingkungan
pada suatu produk berdasarkan siklus hidupnya (Nguyen dan Du, 2010)
yang diberikan kepada eco-label, dan minat beli AVA1 Dapat menemukan produk ramah lingkungan yang diinginkan di tempat berbelanja
Penelitian dilakukan dengan menggunakan (Nguyen dan Du, 2010)
konsumen. Skala pengukuran yang digunakan Eco-label
pendekatan cross sectional design, yaitu desain Availability AVA2 Dapat menemukan produk yang memiliki eco-label di tempat berbelanja (Lefébure dan
penelitian yang melibatkan suatu sampel dalam kuesioner ini adalah skala likert dari 1 Muñoz, 2011)
responden yang digambarkan dari target yang menyatakan sangat tidak setuju sampai ATE1 Eco-label menarik perhatian saat berbelanja (Nguyen dan Du, 2010)
dengan 5 yang menyatakan sangat setuju. ATE2 Eco-label memberikan informasi yang relevan (Lefébure dan Muñoz, 2011)
populasi dalam pengumpulan informasi dan ATE3 Informasi yang terdapat pada eco-label mudah dipahami (Nguyen dan Du, 2010)
informasi diperoleh hanya pada suatu waktu Kuesioner disebarkan kepada mahasiswa- ATE4 Eco-label memberikan informasi yang akurat (Lefébure dan Muñoz, 2011)
saja. Pengambilan data secara keseluruhan mahasiswa, baik yang berasal dari perguruan Attention ATE5 Eco-label memberikan informasi/klaim yang dapat dipercaya (Lefébure dan Muñoz,
tidak mungkin untuk dilakukan mengingat tinggi negeri maupun swasta di Indonesia. towards Eco- 2011)
label ATE6 Sertifikasi eco-label up to date (Lefébure dan Muñoz, 2011)
populasi yang digunakan dalam penelitian Penyebaran kuesioner secara online dilakukan ATE7 Dapat menemukan informasi tentang eco-label dari media lain (TV, koran, dan internet)
sangat besar, sehingga dalam penelitian ini dengan memanfaatkan form dan tautan dari dengan mudah (Nguyen dan Du, 2010)
digunakan metode sampling untuk Google Docs yang kemudian disebarkan melalui ATE8 Eco-label dapat meningkatkan citra produk ramah lingkungan (Suminto, 2011)
mengumpulkan data dari populasi penelitian. ATE9 Eco-label sesuai dengan kebutuhan lingkungan saat ini (Lefébure dan Muñoz, 2011)
mailing list, social network media (seperti facebook, PI1 Peduli terhadap penggunaan eco-label pada produk ramah lingkungan (Lefébure dan
twitter, dan lain-lain), serta personal email. Muñoz, 2011)
Metode penarikan sampel yang digunakan Kuesioner juga disebarkan secara langsung Purchase PI2 Eco-label dapat meyakinkan untuk membeli produk ramah lingkungan (Nguyen dan Du,
adalah non-probability sampling dengan prosedur Intention 2010)
kepada mahasiswa-mahasiswa Universitas PI3 Akan membeli produk yang memiliki eco-label, meskipun harganya lebih mahal
convenience sampling. Dengan non-probability-
Indonesia dan beberapa perguruan-perguruan (Lefébure dan Muñoz, 2011)
tinggi lainnya.

Jurnal Jurnal
70 Manajemen Teknologi 71 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

Nguyen dan Du (2010) dalam penelitian yang sampling, anggota populasi tidak memiliki Operasionalisasi variabel dalam suatu diukur dengan empat variabel, Belief in
berjudul “Effectiveness of Eco-Label? A Study of peluang terpilih yang sama untuk dijadikan penelitian dibuat dengan tujuan untuk Environment-Friendly Buying yang diukur dengan
Swedish University Students' Choice on Ecological sampel. Sedangkan, prosedur convenience memudahkan dalam penyusunan data ukur. tiga variabel, Eco-label Knowledge yang diukur
Food” menyatakan bahwa untuk membuat sampling memiliki kelebihan ber upa Data yang diperlukan untuk variabel-variabel dengan dua variabel, Eco-Label Availability yang
konsumen tertarik terhadap eco-label hingga pengambilan sampel dilakukan berdasarkan operasional harus berdasarkan kerangka diukur dengan dua variabel, Attention towards
memutuskan untuk membeli green product ketersediaan elemen dan kemudahan konseptual yang dikembangkan. Mengacu Eco-Label yang diukur dengan sembilan
diperlukan beberapa beberapa kondisi mendapatkan data. kepada literatur-literatur yang berkaitan variabel, dan terakhir Purchase Intention yang
tertentu. Pertama, tingkat keefektifan eco-label
dengan keefektifan eco-label terhadap green diukur dengan tiga variabel. Uraian rinci dari
terhadap perilaku pembelian konsumen Kuesioner yang digunakan untuk
purchase intention ataupun green purchase behavior, keseluruhan variabel yang akan digunakan
bergantung pada motivasi lingkungan dari pengumpulan data tersusun atas tiga bagian
konsumen tersebut. Dalam hal ini, konsumen utama, yaitu: variabel laten terdiri dari tujuh konstruk yaitu: dalam penelitian ini akan diuraikan pada Tabel
yang tidak mempercayai dampak positif yang a. Bagian pertama berisikan pertanyaan- Eco-Label Awareness yang diukur dengan empat 1 di bawah ini.
diberikan oleh green product cenderung akan pertanyaan yang berkaitan dengan identitas variabel, Attitude towards the Environment yang
mengabaikan eco-label. Kedua, konsumen harus responden, seperti jenis kelamin, usia, asal Tabel 1. Variabel yang Digunakan dalam Penelitian
memiliki pengetahuan tentang eco-label yang universitas, dan pengeluaran per bulan.
memadai. Konsumen yang tahu bagaimana Variabel
b. Bagian kedua berisikan pertanyaan terkait Variabel Teramati
Laten
rupa eco-label yang ada di pasaran memiliki perilaku pembelian green product yang AWA1 Mengetahui bahwa eco-label terdapat pada produk ramah lingkungan (Juwaheer dan
ketertarikan untuk memahami manfaat Puraduth, 2012)
dilakukan oleh responden.
lingkungan yang diberikan oleh suatu produk. Eco-label AWA2 Menyadari keberadaan eco-label pada saat berbelanja (Nguyen dan Du, 2010)
c. Bagian ketiga berisikan pernyataan- Awareness AWA3 Menyadari bahwa pemerintah Indonesia mendukung eco-label (Nguyen dan Du, 2010)
Terakhir, produk yang memiliki eco-label harus
tersedia di tempat-tempat konsumen pernyataan tentang variabel-variabel yang AWA4 Mengetahui bahwa eco-label merupakan perangkat kebijakan yang bertujuan untuk
membimbing konsumen pada konsumsi berkelanjutan (Nguyen dan Du, 2010)
berbelanja. diamati, dimana responden diminta untuk ATT1 Menyadari dalam kegiatan lingkungan akan bermanfaat bagi generasi selanjutnya
menyatakan tingkat kesetujuan terhadap (Lefébure dan Muñoz, 2011)
pernyataan-pernyataan tersebut. Attitude ATT2 Menyadari kontribusi dalam perlindungan lingkungan (Nguyen dan Du, 2010)
Literatur lainnya menyebutkan bahwa eco-label towards the ATT3 Memiliki kepedulian terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh produk yang
merupakan satu-satunya preferensi yang Environment pernah saya beli (Lefébure dan Muñoz, 2011)
menerangkan manfaat lingkungan yang Kuesioner yang digunakan saat pengumpulan ATT4 Mempertimbangkan konservasi lingkungan saat saya membeli suatu produk (Nguyen
diberikan oleh suatu produk (Rashid, 2009). data menggunakan skala pengukuran untuk dan Du, 2010)
BEL1 Mempercayai bahwa dengan membeli produk yang memiliki eco-label merupakan upaya
Lebih lanjut lagi, eco-label dapat meyakinkan mengukur tingkat kesetujuan responden Belief in
perlindungan lingkungan (Nguyen dan Du, 2010)
konsumen untuk beralih menggunakan green Environment-
terhadap pernyataan yang berhubungan Friendly
BEL2 Meyakini bahwa produk yang memiliki eco-label aman bagi lingkungan (Nguyen dan Du,
product, apabila konsumen telah menyadari dengan kesadaran terhadap eco-label, sikap Buying
2010)
makna eco-label. BEL3 Mempertimbangakan eco-label dalam memilih suatu produk (Nguyen dan Du, 2010)
terhadap lingkungan, kepercayaan terhadap KNO1 Mengetahui peraturan-peraturan yang berkenaan dengan eco-label di Indonesia
perilaku pembelian green product, pengetahuan Eco-label (Nguyen dan Du, 2010)
4. Metode Penelitian tentang eco-label, ketersediaan eco-label, perhatian Knowledge KNO2 Mengetahui bahwa "Eco-label adalah label yang mengidentifikasi preferensi lingkungan
pada suatu produk berdasarkan siklus hidupnya (Nguyen dan Du, 2010)
yang diberikan kepada eco-label, dan minat beli AVA1 Dapat menemukan produk ramah lingkungan yang diinginkan di tempat berbelanja
Penelitian dilakukan dengan menggunakan (Nguyen dan Du, 2010)
konsumen. Skala pengukuran yang digunakan Eco-label
pendekatan cross sectional design, yaitu desain Availability AVA2 Dapat menemukan produk yang memiliki eco-label di tempat berbelanja (Lefébure dan
penelitian yang melibatkan suatu sampel dalam kuesioner ini adalah skala likert dari 1 Muñoz, 2011)
responden yang digambarkan dari target yang menyatakan sangat tidak setuju sampai ATE1 Eco-label menarik perhatian saat berbelanja (Nguyen dan Du, 2010)
dengan 5 yang menyatakan sangat setuju. ATE2 Eco-label memberikan informasi yang relevan (Lefébure dan Muñoz, 2011)
populasi dalam pengumpulan informasi dan ATE3 Informasi yang terdapat pada eco-label mudah dipahami (Nguyen dan Du, 2010)
informasi diperoleh hanya pada suatu waktu Kuesioner disebarkan kepada mahasiswa- ATE4 Eco-label memberikan informasi yang akurat (Lefébure dan Muñoz, 2011)
saja. Pengambilan data secara keseluruhan mahasiswa, baik yang berasal dari perguruan Attention ATE5 Eco-label memberikan informasi/klaim yang dapat dipercaya (Lefébure dan Muñoz,
tidak mungkin untuk dilakukan mengingat tinggi negeri maupun swasta di Indonesia. towards Eco- 2011)
label ATE6 Sertifikasi eco-label up to date (Lefébure dan Muñoz, 2011)
populasi yang digunakan dalam penelitian Penyebaran kuesioner secara online dilakukan ATE7 Dapat menemukan informasi tentang eco-label dari media lain (TV, koran, dan internet)
sangat besar, sehingga dalam penelitian ini dengan memanfaatkan form dan tautan dari dengan mudah (Nguyen dan Du, 2010)
digunakan metode sampling untuk Google Docs yang kemudian disebarkan melalui ATE8 Eco-label dapat meningkatkan citra produk ramah lingkungan (Suminto, 2011)
mengumpulkan data dari populasi penelitian. ATE9 Eco-label sesuai dengan kebutuhan lingkungan saat ini (Lefébure dan Muñoz, 2011)
mailing list, social network media (seperti facebook, PI1 Peduli terhadap penggunaan eco-label pada produk ramah lingkungan (Lefébure dan
twitter, dan lain-lain), serta personal email. Muñoz, 2011)
Metode penarikan sampel yang digunakan Kuesioner juga disebarkan secara langsung Purchase PI2 Eco-label dapat meyakinkan untuk membeli produk ramah lingkungan (Nguyen dan Du,
adalah non-probability sampling dengan prosedur Intention 2010)
kepada mahasiswa-mahasiswa Universitas PI3 Akan membeli produk yang memiliki eco-label, meskipun harganya lebih mahal
convenience sampling. Dengan non-probability-
Indonesia dan beberapa perguruan-perguruan (Lefébure dan Muñoz, 2011)
tinggi lainnya.

Jurnal Jurnal
70 Manajemen Teknologi 71 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

5. Pengolahan Data dan Analisis Tabel 3. Hasil Uji Validitas Tabel 6. Rekapitulasi Asal Universitas
Responden
No Variabel Laten KMO and Bartlett’s Test
Selama kurang lebih tiga minggu (16-30 1 Eco-label awareness 0.695 Universitas Jumlah Responden
November 2013) penyebaran kuesioner 2 Attitude towards the environment 0.684 Universitas Indonesia 226
3 Belief in environment-friendly buying 0.662 Universitas Riau 53
dilakukan, terdapat sebanyak 408 responden Universitas Trisakti 27
4 Eco-label knowledge 0.500
yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Jumlah STAN 9
5 Eco-label availability 0.500 Universitas Bina Nusantara 8
responden tersebut telah memenuhi syarat 6 Attention towards eco-label 0.818 Universitas Gadjah Mada 7
7 Purchase intention 0.693 Universitas Andalas 7
kecukupan data untuk melakukan pengolahan STIS 7
data dengan menggunakan SEM, mengingat IPDN 6
q ?Stratifikasi Responden Universitas Islam Indonesia 5
rule of thumb dalam menentukan besaran Universitas Islam Riau 5
Stratifikasi responden dibuat berdasarkan
sampel minimum adalah sebanyak 5 hingga 10 Universitas Esa Unggul 4
Gambar 2. Pie Chart Pernah/Tidak Membeli
beberapa kriteria, seperti jenis kelamin, usia, Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru 4
kali dari variabel yang diamati (indikator) dari Dan lain-lain 40 Green Product
asal universitas, pengeluaran per bulan,
keseluruhan variabel laten (Wijanto, 2008; pernah/tidak membeli green product dan alasan
Kusnendi, 2008). Dalam penelitian ini, tidak pernah membeli green product. d. Pengeluaran Per Bulan f. Alasan Tidak Pernah Membeli Green
terdapat sebanyak 27 variabel yang akan Mayoritas responden memiliki pengeluaran Product
diamati, sehingga setidaknya diperlukan a. Jenis Kelamin per bulan sebesar Rp 500.001 – Rp
ukuran sampel sebesar 135 responden. Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa dua per 1.500.000 (47%) dan Rp 1.500.001 – Rp Responden yang menjawab tidak pada poin
tiga dari total keseluruhan responden 2.500.000 (36%). Besar pengeluaran ini “Pernah atau Tidak Membeli Green
q Uji Reliabilitas berjenis kelamin wanita, yaitu sebesar 67%. dirasa sesuai dengan gaya hidup mahasiswa Product”, kemudian diminta untuk
Setelah kuesioner telah terkumpul sesuai saat ini. Pengeluaran per bulan selanjutnya memberikan alasan dibalik jawaban
kecukupan data, maka perlu dilakukan uji Tabel 4. Rekapitulasi Jenis Kelamin Responden berturut-turut adalah Rp 2.500.001 – Rp tersebut. Dari Gambar 7, terlihat sebesar
reliabilitas untuk seluruh kuesioner yang 3.500.000 (7%), ≤ Rp 500.000 (6%), dan 49% responden menyatakan tidak tahu
Jenis Kelamin Jumlah Responden terakhir > Rp 3.500.000 (4%). bahwa produk yang dibeli merupakan green
terkumpul. Tabel 2 merupakan hasil uji Pria 136 product. Alasan lain, yaitu tidak tahu tentang
reliabilitas untuk seluruh kuesioner yang Wanita 272
Tabel 7. Rekapitulasi Pengeluaran Per Bulan green product memiliki persentase sebesar
terkumpul. 30%. Selanjutnya, sebanyak 29 orang
b. Usia Responden
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Stratifikasi responden menurut usia responden (14%) menyebutkan bahwa
Pengeluaran Per Bulan Jumlah Responden mereka tidak tahu tempat-tempat seperti
Reliability Statistics menunjukkan bahwa usia responden adalah = Rp 500.000 23
Cronbach's berkisar di antara 17 tahun hingga 25 tahun. apa yang menjual green product. Bahkan,
Rp 500.001 – Rp 1.500.000 194
Alpha N of Items Rentang usia ini merupakan rentang usia terdapat responden yang menyatakan
Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000 146
.911 27 normal dari mahasiswa. Rp 2.500.001 – Rp 3.500.000 28
ketidaktertarikan mereka terhadap green
> Rp 3.500.000 17 product, yakni sebesar 6% dari total sampel
Koefisien Cronbach's Alpha untuk seluruh Tabel 5. Rekapitulasi Usia Responden penelitian. Terakhir, 1 orang responden
kuesioner yang terkumpul adalah sebesar e. Pernah/Tidak Membeli Green Product merasa harg a yang terlalu mahal
0,911. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat Usia Jumlah Responden Berdasarkan perilaku responden dalam membuatnya urung untuk membeli green
konsistensi, keakuratan, dan daya prediksi 17 5 melakukan pembelian green product, sebesar product.
18 25 41% responden mengaku tidak pernah
kuesioner baik.
19 39 membeli green product. Jumlah ini dapat
20 112
q Uji Validitas dikatakan hampir mengimbangi banyaknya
21 182
Uji validitas dilakukan untuk melihat ketepatan responden yang pernah melakukan
22 27
kuesioner dalam mengukur tingkat persetujuan 23 9 pembelian green product. Meski demikian,
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang 24 6 selama proses pengumpulan data dilakukan,
diajukan. Tabel 3 di bawah ini berisi nilai Kaiser- 25 3 peneliti seringkali menemukan responden
Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy yang menanyakan contoh green product,
(KMO-MSA) dan Bartlett's Test of Sphericity. c. Asal Universitas kemudian berusaha mengingat-ingat
Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai Dari Tabel 6, terlihat bahwa sebesar 55% apakah mereka pernah melakukan
KMO-SMA semuanya di atas dan atau sebesar responden dalam penelitian ini berasal dari pembelian produk tersebut. Hal ini
0,50 sehingga dapat disimpulkan bahwa Universitas Indonesia. menimbulkan kesan bahwa masih terdapat Gambar 3. Pie Chart Alasan Responden Tidak
hubungan antar indikator pada variabel laten sejumlah responden yang kurang Pernah Membeli Green Product
yang bersangkutan kuat. mengetahui apa saja green product yang ada di
pasaran saat ini.
Jurnal Jurnal
72 Manajemen Teknologi 73 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

5. Pengolahan Data dan Analisis Tabel 3. Hasil Uji Validitas Tabel 6. Rekapitulasi Asal Universitas
Responden
No Variabel Laten KMO and Bartlett’s Test
Selama kurang lebih tiga minggu (16-30 1 Eco-label awareness 0.695 Universitas Jumlah Responden
November 2013) penyebaran kuesioner 2 Attitude towards the environment 0.684 Universitas Indonesia 226
3 Belief in environment-friendly buying 0.662 Universitas Riau 53
dilakukan, terdapat sebanyak 408 responden Universitas Trisakti 27
4 Eco-label knowledge 0.500
yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Jumlah STAN 9
5 Eco-label availability 0.500 Universitas Bina Nusantara 8
responden tersebut telah memenuhi syarat 6 Attention towards eco-label 0.818 Universitas Gadjah Mada 7
7 Purchase intention 0.693 Universitas Andalas 7
kecukupan data untuk melakukan pengolahan STIS 7
data dengan menggunakan SEM, mengingat IPDN 6
q ?Stratifikasi Responden Universitas Islam Indonesia 5
rule of thumb dalam menentukan besaran Universitas Islam Riau 5
Stratifikasi responden dibuat berdasarkan
sampel minimum adalah sebanyak 5 hingga 10 Universitas Esa Unggul 4
Gambar 2. Pie Chart Pernah/Tidak Membeli
beberapa kriteria, seperti jenis kelamin, usia, Akademi Kebidanan Internasional Pekanbaru 4
kali dari variabel yang diamati (indikator) dari Dan lain-lain 40 Green Product
asal universitas, pengeluaran per bulan,
keseluruhan variabel laten (Wijanto, 2008; pernah/tidak membeli green product dan alasan
Kusnendi, 2008). Dalam penelitian ini, tidak pernah membeli green product. d. Pengeluaran Per Bulan f. Alasan Tidak Pernah Membeli Green
terdapat sebanyak 27 variabel yang akan Mayoritas responden memiliki pengeluaran Product
diamati, sehingga setidaknya diperlukan a. Jenis Kelamin per bulan sebesar Rp 500.001 – Rp
ukuran sampel sebesar 135 responden. Dari Tabel 4, dapat dilihat bahwa dua per 1.500.000 (47%) dan Rp 1.500.001 – Rp Responden yang menjawab tidak pada poin
tiga dari total keseluruhan responden 2.500.000 (36%). Besar pengeluaran ini “Pernah atau Tidak Membeli Green
q Uji Reliabilitas berjenis kelamin wanita, yaitu sebesar 67%. dirasa sesuai dengan gaya hidup mahasiswa Product”, kemudian diminta untuk
Setelah kuesioner telah terkumpul sesuai saat ini. Pengeluaran per bulan selanjutnya memberikan alasan dibalik jawaban
kecukupan data, maka perlu dilakukan uji Tabel 4. Rekapitulasi Jenis Kelamin Responden berturut-turut adalah Rp 2.500.001 – Rp tersebut. Dari Gambar 7, terlihat sebesar
reliabilitas untuk seluruh kuesioner yang 3.500.000 (7%), ≤ Rp 500.000 (6%), dan 49% responden menyatakan tidak tahu
Jenis Kelamin Jumlah Responden terakhir > Rp 3.500.000 (4%). bahwa produk yang dibeli merupakan green
terkumpul. Tabel 2 merupakan hasil uji Pria 136 product. Alasan lain, yaitu tidak tahu tentang
reliabilitas untuk seluruh kuesioner yang Wanita 272
Tabel 7. Rekapitulasi Pengeluaran Per Bulan green product memiliki persentase sebesar
terkumpul. 30%. Selanjutnya, sebanyak 29 orang
b. Usia Responden
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Stratifikasi responden menurut usia responden (14%) menyebutkan bahwa
Pengeluaran Per Bulan Jumlah Responden mereka tidak tahu tempat-tempat seperti
Reliability Statistics menunjukkan bahwa usia responden adalah = Rp 500.000 23
Cronbach's berkisar di antara 17 tahun hingga 25 tahun. apa yang menjual green product. Bahkan,
Rp 500.001 – Rp 1.500.000 194
Alpha N of Items Rentang usia ini merupakan rentang usia terdapat responden yang menyatakan
Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000 146
.911 27 normal dari mahasiswa. Rp 2.500.001 – Rp 3.500.000 28
ketidaktertarikan mereka terhadap green
> Rp 3.500.000 17 product, yakni sebesar 6% dari total sampel
Koefisien Cronbach's Alpha untuk seluruh Tabel 5. Rekapitulasi Usia Responden penelitian. Terakhir, 1 orang responden
kuesioner yang terkumpul adalah sebesar e. Pernah/Tidak Membeli Green Product merasa harg a yang terlalu mahal
0,911. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat Usia Jumlah Responden Berdasarkan perilaku responden dalam membuatnya urung untuk membeli green
konsistensi, keakuratan, dan daya prediksi 17 5 melakukan pembelian green product, sebesar product.
18 25 41% responden mengaku tidak pernah
kuesioner baik.
19 39 membeli green product. Jumlah ini dapat
20 112
q Uji Validitas dikatakan hampir mengimbangi banyaknya
21 182
Uji validitas dilakukan untuk melihat ketepatan responden yang pernah melakukan
22 27
kuesioner dalam mengukur tingkat persetujuan 23 9 pembelian green product. Meski demikian,
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang 24 6 selama proses pengumpulan data dilakukan,
diajukan. Tabel 3 di bawah ini berisi nilai Kaiser- 25 3 peneliti seringkali menemukan responden
Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy yang menanyakan contoh green product,
(KMO-MSA) dan Bartlett's Test of Sphericity. c. Asal Universitas kemudian berusaha mengingat-ingat
Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa nilai Dari Tabel 6, terlihat bahwa sebesar 55% apakah mereka pernah melakukan
KMO-SMA semuanya di atas dan atau sebesar responden dalam penelitian ini berasal dari pembelian produk tersebut. Hal ini
0,50 sehingga dapat disimpulkan bahwa Universitas Indonesia. menimbulkan kesan bahwa masih terdapat Gambar 3. Pie Chart Alasan Responden Tidak
hubungan antar indikator pada variabel laten sejumlah responden yang kurang Pernah Membeli Green Product
yang bersangkutan kuat. mengetahui apa saja green product yang ada di
pasaran saat ini.
Jurnal Jurnal
72 Manajemen Teknologi 73 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

6. Pembahasan q Analisis Model Pengukuran


Analisis model pengukuran dilakukan untuk
Model yang digunakan harus diuji kecocokan menjelaskan hubungan dari setiap variabel,
atau tingkat kebaikannya sebelum model baik eksogen maupun endogen, dengan
tersebut benar-benar diterima sebagai masing-masing variabel teramati. Hubungan
g ambaran yang sebenar nya. Metode ini menunjukkan keeratan variabel teramati
pembentukan model yang digunakan dalam dalam mengukur variabel latennya. Suatu
penelitian ini adalah pendekatan two step variabel teramati dikatakan dapat mengukur
approach. Pendekatan ini dilakukan dengan variabel latennya dengan baik, jika standard
pengujian dan respesifikasi secara bertahap. loading factors ≥0,50 dan t-value ≥1,96 atau ≥2
Pertama, dilakukan pengujian terhadap model untuk praktisnya. Besarnya nilai standard loading
pengukuran hingga mencapai uji kelayakan factor dan t-value menunjukkan besarnya
yang baik, kemudian setelah mendapatkan pengaruh dari setiap variabel teramati terhadap
model pengukuran yang baik, setiap variabel variabel latennya. Jika nilai standard loading factor
dihubungkan untuk diuji secara struktural dan t-value semakin besar, maka semakin besar
(Wijanto, 2008). pula pengaruh dari variabel teramati tersebut
terhadap variabel latennya.
Gambar 4. Output t-value pada Model Struktural
Tabel 8. t-value dan Standard Loading Factors Variabel Teramati
Tabel 9 memberikan informasi mengenai hasil Dari Tabel 10, terlihat bahwa variabel Belief in
t-values Standard loading factors
AWA1 <-- EL_Aware 13,82 0,68 evaluasi t-value pada model struktural. Environment-Friendly Buying dipengaruhi oleh
AWA2 <-- EL_Aware 16,02 0,77 Berdasarkan informasi pada tabel tersebut, variabel Attitude towards the Environment secara
AWA3 <-- EL_Aware 10,27 0,53
terdapat dua hubungan antar variabel laten signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sikap
AWA4 <-- EL_Aware 10,47 0,54 positif yang ditunjukkan oleh konsumen
ATT1 <-- Attitude 12,39 0,61 yang belum signifikan.
terhadap lingkungannya akan meningkatkan
ATT2 <-- Attitude 14,90 0,71
ATT3 <-- Attitude 16,67 0,77 Lintasan t-value Kesimpulan kepercayaan konsumen tentang dampak
ATT4 <-- Attitude 12,34 0,61 Attitude à Belief 11,84 Signifikan lingkungan yang ditimbulkan oleh green product,
EL_Aware à Attntion 4,67 Signifikan
KNO1 <-- EL_Know 10,66 0,57 EL_Aware à Purchase 0,35 Belum Signifikan sehingga konsumen akan menempatkan green
KNO2 <-- EL_Know 14,67 0,84 Belief à Attntion 5,72 Signifikan product sebagai pertimbangan utamanya dalam
AVA1 <-- EL_Avail 19,32 0,91 Belief à Purchase 7,15 Signifikan
EL_Know à Attntion 3,12 Signifikan setiap pemilihan produk yang akan dibeli.
AVA2 <-- EL_Avail 17,58 0,84 EL_Know à Purchase 4,40 Signifikan
BEL1 <-- Belief 13,82 0,74 EL_Avail à Attntion 2,91 Signifikan
BEL2 <-- Belief 12,32 0,71 EL_Avail à Purchase 0,03 Belum Signifikan Variabel-variabel yang berpengaruh paling
Attntion à Purchase 7,26 Signifikan
BEL3 <-- Belief 11,40 0,65 besar terhadap variabel Attention towards Eco-
ATE1 <-- Attntion 7,26 0,63 label secara berturut-turut adalah Belief in
ATE2 <-- Attntion 11,01 0,63
ATE3 <-- Attntion 11,27 0,65
q
Interpretasi Hasil Environment-Friendly Buying (0,35), Eco-label
ATE4 <-- Attntion 13,86 0,86 Setelah diketahui signifikansi hubungan dalam Knowledge (0,28), Eco-label Availability (0,18) dan
ATE5 <-- Attntion 13,64 0,84 model penelitian, selanjutnya dilakukan analisis Eco-label Awareness (0,16). Konsumen yang
ATE6 <-- Attntion 11,51 0,67 besaran efek antar variabel laten. Tabel 10 memiliki tingkat kepercayaan yang besar
ATE7 <-- Attntion 9,08 0,50
menunjukkan persamaan struktural yang terhadap pembelian green product akan menaruh
ATE8 <-- Attntion 9,62 0,54
ATE9 <-- Attntion 6,75 0,65 diperoleh dari model struktural penelitian. perhatian yang besar pula terhadap
PI1 <-- Purchase 7,58 0,76 penggunaan eco-label pada setiap green product.
PI3 <-- Purchase 15,34 0,82 Begitu pula dengan konsumen yang memiliki
PI3 <-- Purchase 12,35 0,65
Tabel 10. Persamaan Struktural Model
Penelitian pengetahuan yang baik tentang eco-label.
Konsumen tersebut akan sangat
q ?Analisis Model Struktural memperhatikan dan peka terhadap aspek-
Belief = 0.76*Attitude
aspek seperti keakuratan, relevansi, kredibilitas,
Attntion = 0.35*Belief + 0.16*EL_Aware + 0.28*EL_Know + 0.18*EL_Avail
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam langsung (indirect effect), dan pengaruh total (total kemudahan dalam memahami, serta kekinian
effect) antar variabel laten. Gambar 4 Purchase = 0.44*Belief + 0.49*Attntion + 0.034*EL_Aware + 0.17*EL_Know +
melakukan analisis model str uktural, (up to date) dari informasi yang diberikan oleh
diantaranya signifikansi hubungan, pengaruh menunjukkan output t-value yang diperoleh 0.035*EL_Avail
eco-label.
langsung (direct effect), pengaruh tidak- dalam analisis model struktural.

Jurnal Jurnal
74 Manajemen Teknologi 75 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

6. Pembahasan q Analisis Model Pengukuran


Analisis model pengukuran dilakukan untuk
Model yang digunakan harus diuji kecocokan menjelaskan hubungan dari setiap variabel,
atau tingkat kebaikannya sebelum model baik eksogen maupun endogen, dengan
tersebut benar-benar diterima sebagai masing-masing variabel teramati. Hubungan
g ambaran yang sebenar nya. Metode ini menunjukkan keeratan variabel teramati
pembentukan model yang digunakan dalam dalam mengukur variabel latennya. Suatu
penelitian ini adalah pendekatan two step variabel teramati dikatakan dapat mengukur
approach. Pendekatan ini dilakukan dengan variabel latennya dengan baik, jika standard
pengujian dan respesifikasi secara bertahap. loading factors ≥0,50 dan t-value ≥1,96 atau ≥2
Pertama, dilakukan pengujian terhadap model untuk praktisnya. Besarnya nilai standard loading
pengukuran hingga mencapai uji kelayakan factor dan t-value menunjukkan besarnya
yang baik, kemudian setelah mendapatkan pengaruh dari setiap variabel teramati terhadap
model pengukuran yang baik, setiap variabel variabel latennya. Jika nilai standard loading factor
dihubungkan untuk diuji secara struktural dan t-value semakin besar, maka semakin besar
(Wijanto, 2008). pula pengaruh dari variabel teramati tersebut
terhadap variabel latennya.
Gambar 4. Output t-value pada Model Struktural
Tabel 8. t-value dan Standard Loading Factors Variabel Teramati
Tabel 9 memberikan informasi mengenai hasil Dari Tabel 10, terlihat bahwa variabel Belief in
t-values Standard loading factors
AWA1 <-- EL_Aware 13,82 0,68 evaluasi t-value pada model struktural. Environment-Friendly Buying dipengaruhi oleh
AWA2 <-- EL_Aware 16,02 0,77 Berdasarkan informasi pada tabel tersebut, variabel Attitude towards the Environment secara
AWA3 <-- EL_Aware 10,27 0,53
terdapat dua hubungan antar variabel laten signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sikap
AWA4 <-- EL_Aware 10,47 0,54 positif yang ditunjukkan oleh konsumen
ATT1 <-- Attitude 12,39 0,61 yang belum signifikan.
terhadap lingkungannya akan meningkatkan
ATT2 <-- Attitude 14,90 0,71
ATT3 <-- Attitude 16,67 0,77 Lintasan t-value Kesimpulan kepercayaan konsumen tentang dampak
ATT4 <-- Attitude 12,34 0,61 Attitude à Belief 11,84 Signifikan lingkungan yang ditimbulkan oleh green product,
EL_Aware à Attntion 4,67 Signifikan
KNO1 <-- EL_Know 10,66 0,57 EL_Aware à Purchase 0,35 Belum Signifikan sehingga konsumen akan menempatkan green
KNO2 <-- EL_Know 14,67 0,84 Belief à Attntion 5,72 Signifikan product sebagai pertimbangan utamanya dalam
AVA1 <-- EL_Avail 19,32 0,91 Belief à Purchase 7,15 Signifikan
EL_Know à Attntion 3,12 Signifikan setiap pemilihan produk yang akan dibeli.
AVA2 <-- EL_Avail 17,58 0,84 EL_Know à Purchase 4,40 Signifikan
BEL1 <-- Belief 13,82 0,74 EL_Avail à Attntion 2,91 Signifikan
BEL2 <-- Belief 12,32 0,71 EL_Avail à Purchase 0,03 Belum Signifikan Variabel-variabel yang berpengaruh paling
Attntion à Purchase 7,26 Signifikan
BEL3 <-- Belief 11,40 0,65 besar terhadap variabel Attention towards Eco-
ATE1 <-- Attntion 7,26 0,63 label secara berturut-turut adalah Belief in
ATE2 <-- Attntion 11,01 0,63
ATE3 <-- Attntion 11,27 0,65
q
Interpretasi Hasil Environment-Friendly Buying (0,35), Eco-label
ATE4 <-- Attntion 13,86 0,86 Setelah diketahui signifikansi hubungan dalam Knowledge (0,28), Eco-label Availability (0,18) dan
ATE5 <-- Attntion 13,64 0,84 model penelitian, selanjutnya dilakukan analisis Eco-label Awareness (0,16). Konsumen yang
ATE6 <-- Attntion 11,51 0,67 besaran efek antar variabel laten. Tabel 10 memiliki tingkat kepercayaan yang besar
ATE7 <-- Attntion 9,08 0,50
menunjukkan persamaan struktural yang terhadap pembelian green product akan menaruh
ATE8 <-- Attntion 9,62 0,54
ATE9 <-- Attntion 6,75 0,65 diperoleh dari model struktural penelitian. perhatian yang besar pula terhadap
PI1 <-- Purchase 7,58 0,76 penggunaan eco-label pada setiap green product.
PI3 <-- Purchase 15,34 0,82 Begitu pula dengan konsumen yang memiliki
PI3 <-- Purchase 12,35 0,65
Tabel 10. Persamaan Struktural Model
Penelitian pengetahuan yang baik tentang eco-label.
Konsumen tersebut akan sangat
q ?Analisis Model Struktural memperhatikan dan peka terhadap aspek-
Belief = 0.76*Attitude
aspek seperti keakuratan, relevansi, kredibilitas,
Attntion = 0.35*Belief + 0.16*EL_Aware + 0.28*EL_Know + 0.18*EL_Avail
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam langsung (indirect effect), dan pengaruh total (total kemudahan dalam memahami, serta kekinian
effect) antar variabel laten. Gambar 4 Purchase = 0.44*Belief + 0.49*Attntion + 0.034*EL_Aware + 0.17*EL_Know +
melakukan analisis model str uktural, (up to date) dari informasi yang diberikan oleh
diantaranya signifikansi hubungan, pengaruh menunjukkan output t-value yang diperoleh 0.035*EL_Avail
eco-label.
langsung (direct effect), pengaruh tidak- dalam analisis model struktural.

Jurnal Jurnal
74 Manajemen Teknologi 75 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

Terakhir, kesadaran terhadap eco-label sekaligus Faktor penting lainnya yang mempengaruhi pengaruh yang signifikan terhadap Purchase Untuk itu, dalam penelitian selanjutnya,
ketersediaan produk-produk yang memiliki eco- Purchase Intention adalah Eco-Knowledge. Intention, baik secara langsung maupun tidak sebaiknya perusahaan dilibatkan sehingga
label juga memberikan pengaruh yang positif Penanaman pengetahuan yang baik mengenai langsung. Meski demikian, terdapat beberapa dapat diperoleh pemahaman yang lebih
dalam membuat konsumen memperhatikan konsekuensi lingkungan dan kaitannya dengan hasil keluaran yang berbeda dengan penelitian mendalam mengenai pengaruh eco-label
eco-label secara lebih seksama. Sementara itu, eco-label terbukti memberikan pengaruh yang sebelumnya, yakni variabel Eco-label Availability terhadap minat beli konsumen. Penelitian ini
untuk variabel Purchase Intention secara positif terhadap minat beli konsumen. Untuk dan Eco-label Awareness hanya mempengaruhi hanya membatasi obyek penelitian untuk
berturut-turut dipengaruhi oleh variabel itu, perusahaan sebaiknya lebih gencar dalam Purchase Intention secara tidak langsung (melalui mahasiswa saja, padahal basis konsumen terdiri
Attention towards Eco-label (0,49), Belief in melakukan promosi-promosi lingkungan yang Attention towards Eco-label). Hal ini dapat terjadi dari segmen yang berbeda-beda (Tsiptis dan
Environment-Friendly Buying (0,44), Eco-label melibatkan peranan mahasiswa di dalamnya karena terdapat perbedaan-perbedaan budaya Chorianopulos, 2009). Oleh sebab itu, dapat
Knowledge (0,17), Eco-label Availability (0,035) di tiap negara (Juwaher dan Puraduth, 2012). dipertimbangkan untuk melakukan penelitian
dan Eco-label Awareness (0,034). Konsumen Bila dibandingkan dengan model dugaan awal Hasil akhir penelitian ini merupakan gambaran dengan membagi konsumen sesuai dengan
yang memperhatikan fungsionalitas eco-label penelitian yang telah digunakan di Swedia, dari data yang diperoleh pada saat penelitian segmennya. Dengan demikian, dapat terlihat
cenderung menunjukkan ketertarikan yang terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi dilakukan, sehingga sangat memungkinkan pengaruh karakteristik dan faktor demografis
besar untuk membeli green product. Kepercayaan Purchase Intention, dimana variabel Environmental didapatkan hasil yang berbeda. pada setiap segmen (seperti jenis kelamin, usia,
konsumen terhadap dampak pembelian green Motivation, Eco-label Knowledge, Eco-label tingkat pendidikan, pendapatan, dan lain-lain),
product juga merupakan salah satu faktor A va i l a b i l i t y d a n E c o - l a b e l A wa r e n e s s 8. Saran sehingga prediksi model menjadi lebih tepat.
pendorong utama yang membuat konsumen mempengaruhi Purchase Intention, baik secara Lebih lanjut lagi, perbedaan hasil analisis yang
memilih green product. Ditambah lagi, tingkat langsung maupun tidak langsung. Perbedaan 8.1. Implikasi Praktis diperoleh dari tiap segmen dapat dijelaskan
pengetahuan dan pemahaman yang baik ini merupakan hal yang normal, mengingat dengan menyadari bahwa setiap segmen
tentang eco-label akan membuat konsumen lebih generalisasi tidak dapat dilakukan akibat Penelitian ini memiliki implikasi praktis bagi konsumen memiliki karakter konsumen yang
mudah dibujuk untuk membeli green product. perbedaan-perbedaan budaya di tiap negara pemerintah dan perusahaan dalam mendorong berbeda-beda (Maulana, 2013).
(Juwaher dan Puraduth, 2012). Model akhir penggunaan eco-label sebagai instrumen yang
Meskipun variabel Eco-label Awareness dan Eco- penelitian ini merupakan representasi data mengkomunikasi manfaat lingkungan green Daftar Pustaka
label Availability menunjukkan pengaruh yang yang digunakan. Dengan kata lain, karakteristik product. Dengan memahami pengaruh yang
positif terhadap minat beli konsumen, namun data yang diperoleh sangat mempengaruhi diberikan oleh eco-label, baik pemerintah dan Albino, V., Balice, A., & R. Dangelico. (2009).
pada kenyataannya besaran t-value dari kedua bentuk model akhir penelitian. perusahaan dapat mengetahui bagaimana Environmental strategies and green
variabel ini tidak signifikan, sehingga keduanya fungsi eco-label pada kondisi sebenarnya. Lebih product development: an overview on
dinyatakan tidak memiliki pengaruh langsung 7. Kesimpulan lanjut lagi, dalam perdagangan bebas, sustainability-driven companies. Business
terhadap variabel Purchase Intention. Dengan penggunaan eco-label sebagai jaminan ramah Strategy and the Environment, 18, 83-96.
kata lain, sekalipun konsumen menyadari Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan lingkungan diyakini memiliki pengaruh Al –Bakry , T. (2007). Marketing and Social
fungsi dan ketersediaan eco-label pada green sebagai berikut: terhadap kebijakan bisnis dan perdagangan Responsibility ( in Arabic) , 1st. ed. Dar
product, namun tanpa diikuti dengan pemberian 1. Variabel Attitude towards the Environment luar negeri Indonesia. Pemerintah Indonesia Wael, Amman, Jordan
perhatian yang intens terhadap eco-label, maka mempeng ar uhi variabel Belief in perlu memper timbangkan penerapan Anghel, L. D., Grigore, G. F. & Roºca, M.
konsumen tidak akan tertarik untuk membeli Environment-Friendly Buying. sertifikasi eco-label untuk green product yang (2011). Cause-related marketing part of
green product. 2. Variabel Purchase Intention secara signifikan diproduksi di dalam negeri, sehingga tidak corporate social responsibility and its
dipengaruhi oleh variabel Attention towards terkubur dalam persaingan dengan green product influence upon consumers' attitude.
Secara keseluruhan, dilihat dari pengaruhnya Eco-label. asal luar negeri. Amfiteatru Economic, XIII, 72-85.
baik secara langsung maupun tidak langsung, 3. Variabel Belief in Environment-Friendly Buying Barnard, E., & Mitra, A. (2010). A contingent
Belief in Environment-Friendly Buying merupakan dan Eco-label Knowledge memiliki hubungan 8.2. K eterbatasan Penelitian dan valuation method to measure willingness
faktor yang paling dominan dalam terhadap variabel Purchase Intention, baik Rekomendasi to pay for eco-label products. Allied
mempengaruhi minat beli konsumen. Variabel secara langsung maupun tidak langsung. Academies Inter national Conference:
ini secara langsung dipengaruhi oleh variabel 4. Variabel Eco-label Awareness dan Eco-label Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Proceedings of the Academy for Economics &
Attitude towards the Environment. Dengan Availability hanya menunjukkan pengaruh pengaruh eco-label terhadap kesadaran Economic Education (AEEE), 13, 5-10.
demikian, minat beli konsumen dapat tidak langsung terhadap Purchase Intention. konsumen untuk membeli green product ditinjau Byrne, M. (2010). Green Ps: Understanding
ditingkatkan melalui kegiatan-kegiatan 5. Secara garis besar, penelitian ini mendukung dari perspektif konsumen. Menurut hemat Consumer Preferences Across Environmental
perlindungan dan pendidikan lingkungan penelitian sejenis yang pernah dilakukan di peneliti, untuk mengetahui pengaruh eco-label Marketing Mix Variations. University of
dengan tujuan untuk meningkatkan sikap Swedia. Beberapa faktor seperti Attitude secara komprehensif sebaiknya dilakukan Newcastle.
konsumen terhadap lingkungannya, sekaligus towards the Environment, Belief in Environment- penelitian berdasarkan dua sudut pandang, Carlson, L., Grove, S. J.& Kangun, N. (1993). A
membangun kepercayaan konsumen untuk Friendly Buying, Eco-label Knowledge, dan yaitu sudut pandang konsumen dan sudut content analysis of environmental
berkontribusi bagi lingkungan. Attention towards Eco-label menunjukkan pandang perusahaan. advertising claims: a matrix method
approach. Journal of Advertising, 22, 27-
39.
Jurnal Jurnal
76 Manajemen Teknologi 77 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

Terakhir, kesadaran terhadap eco-label sekaligus Faktor penting lainnya yang mempengaruhi pengaruh yang signifikan terhadap Purchase Untuk itu, dalam penelitian selanjutnya,
ketersediaan produk-produk yang memiliki eco- Purchase Intention adalah Eco-Knowledge. Intention, baik secara langsung maupun tidak sebaiknya perusahaan dilibatkan sehingga
label juga memberikan pengaruh yang positif Penanaman pengetahuan yang baik mengenai langsung. Meski demikian, terdapat beberapa dapat diperoleh pemahaman yang lebih
dalam membuat konsumen memperhatikan konsekuensi lingkungan dan kaitannya dengan hasil keluaran yang berbeda dengan penelitian mendalam mengenai pengaruh eco-label
eco-label secara lebih seksama. Sementara itu, eco-label terbukti memberikan pengaruh yang sebelumnya, yakni variabel Eco-label Availability terhadap minat beli konsumen. Penelitian ini
untuk variabel Purchase Intention secara positif terhadap minat beli konsumen. Untuk dan Eco-label Awareness hanya mempengaruhi hanya membatasi obyek penelitian untuk
berturut-turut dipengaruhi oleh variabel itu, perusahaan sebaiknya lebih gencar dalam Purchase Intention secara tidak langsung (melalui mahasiswa saja, padahal basis konsumen terdiri
Attention towards Eco-label (0,49), Belief in melakukan promosi-promosi lingkungan yang Attention towards Eco-label). Hal ini dapat terjadi dari segmen yang berbeda-beda (Tsiptis dan
Environment-Friendly Buying (0,44), Eco-label melibatkan peranan mahasiswa di dalamnya karena terdapat perbedaan-perbedaan budaya Chorianopulos, 2009). Oleh sebab itu, dapat
Knowledge (0,17), Eco-label Availability (0,035) di tiap negara (Juwaher dan Puraduth, 2012). dipertimbangkan untuk melakukan penelitian
dan Eco-label Awareness (0,034). Konsumen Bila dibandingkan dengan model dugaan awal Hasil akhir penelitian ini merupakan gambaran dengan membagi konsumen sesuai dengan
yang memperhatikan fungsionalitas eco-label penelitian yang telah digunakan di Swedia, dari data yang diperoleh pada saat penelitian segmennya. Dengan demikian, dapat terlihat
cenderung menunjukkan ketertarikan yang terdapat perbedaan faktor yang mempengaruhi dilakukan, sehingga sangat memungkinkan pengaruh karakteristik dan faktor demografis
besar untuk membeli green product. Kepercayaan Purchase Intention, dimana variabel Environmental didapatkan hasil yang berbeda. pada setiap segmen (seperti jenis kelamin, usia,
konsumen terhadap dampak pembelian green Motivation, Eco-label Knowledge, Eco-label tingkat pendidikan, pendapatan, dan lain-lain),
product juga merupakan salah satu faktor A va i l a b i l i t y d a n E c o - l a b e l A wa r e n e s s 8. Saran sehingga prediksi model menjadi lebih tepat.
pendorong utama yang membuat konsumen mempengaruhi Purchase Intention, baik secara Lebih lanjut lagi, perbedaan hasil analisis yang
memilih green product. Ditambah lagi, tingkat langsung maupun tidak langsung. Perbedaan 8.1. Implikasi Praktis diperoleh dari tiap segmen dapat dijelaskan
pengetahuan dan pemahaman yang baik ini merupakan hal yang normal, mengingat dengan menyadari bahwa setiap segmen
tentang eco-label akan membuat konsumen lebih generalisasi tidak dapat dilakukan akibat Penelitian ini memiliki implikasi praktis bagi konsumen memiliki karakter konsumen yang
mudah dibujuk untuk membeli green product. perbedaan-perbedaan budaya di tiap negara pemerintah dan perusahaan dalam mendorong berbeda-beda (Maulana, 2013).
(Juwaher dan Puraduth, 2012). Model akhir penggunaan eco-label sebagai instrumen yang
Meskipun variabel Eco-label Awareness dan Eco- penelitian ini merupakan representasi data mengkomunikasi manfaat lingkungan green Daftar Pustaka
label Availability menunjukkan pengaruh yang yang digunakan. Dengan kata lain, karakteristik product. Dengan memahami pengaruh yang
positif terhadap minat beli konsumen, namun data yang diperoleh sangat mempengaruhi diberikan oleh eco-label, baik pemerintah dan Albino, V., Balice, A., & R. Dangelico. (2009).
pada kenyataannya besaran t-value dari kedua bentuk model akhir penelitian. perusahaan dapat mengetahui bagaimana Environmental strategies and green
variabel ini tidak signifikan, sehingga keduanya fungsi eco-label pada kondisi sebenarnya. Lebih product development: an overview on
dinyatakan tidak memiliki pengaruh langsung 7. Kesimpulan lanjut lagi, dalam perdagangan bebas, sustainability-driven companies. Business
terhadap variabel Purchase Intention. Dengan penggunaan eco-label sebagai jaminan ramah Strategy and the Environment, 18, 83-96.
kata lain, sekalipun konsumen menyadari Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan lingkungan diyakini memiliki pengaruh Al –Bakry , T. (2007). Marketing and Social
fungsi dan ketersediaan eco-label pada green sebagai berikut: terhadap kebijakan bisnis dan perdagangan Responsibility ( in Arabic) , 1st. ed. Dar
product, namun tanpa diikuti dengan pemberian 1. Variabel Attitude towards the Environment luar negeri Indonesia. Pemerintah Indonesia Wael, Amman, Jordan
perhatian yang intens terhadap eco-label, maka mempeng ar uhi variabel Belief in perlu memper timbangkan penerapan Anghel, L. D., Grigore, G. F. & Roºca, M.
konsumen tidak akan tertarik untuk membeli Environment-Friendly Buying. sertifikasi eco-label untuk green product yang (2011). Cause-related marketing part of
green product. 2. Variabel Purchase Intention secara signifikan diproduksi di dalam negeri, sehingga tidak corporate social responsibility and its
dipengaruhi oleh variabel Attention towards terkubur dalam persaingan dengan green product influence upon consumers' attitude.
Secara keseluruhan, dilihat dari pengaruhnya Eco-label. asal luar negeri. Amfiteatru Economic, XIII, 72-85.
baik secara langsung maupun tidak langsung, 3. Variabel Belief in Environment-Friendly Buying Barnard, E., & Mitra, A. (2010). A contingent
Belief in Environment-Friendly Buying merupakan dan Eco-label Knowledge memiliki hubungan 8.2. K eterbatasan Penelitian dan valuation method to measure willingness
faktor yang paling dominan dalam terhadap variabel Purchase Intention, baik Rekomendasi to pay for eco-label products. Allied
mempengaruhi minat beli konsumen. Variabel secara langsung maupun tidak langsung. Academies Inter national Conference:
ini secara langsung dipengaruhi oleh variabel 4. Variabel Eco-label Awareness dan Eco-label Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Proceedings of the Academy for Economics &
Attitude towards the Environment. Dengan Availability hanya menunjukkan pengaruh pengaruh eco-label terhadap kesadaran Economic Education (AEEE), 13, 5-10.
demikian, minat beli konsumen dapat tidak langsung terhadap Purchase Intention. konsumen untuk membeli green product ditinjau Byrne, M. (2010). Green Ps: Understanding
ditingkatkan melalui kegiatan-kegiatan 5. Secara garis besar, penelitian ini mendukung dari perspektif konsumen. Menurut hemat Consumer Preferences Across Environmental
perlindungan dan pendidikan lingkungan penelitian sejenis yang pernah dilakukan di peneliti, untuk mengetahui pengaruh eco-label Marketing Mix Variations. University of
dengan tujuan untuk meningkatkan sikap Swedia. Beberapa faktor seperti Attitude secara komprehensif sebaiknya dilakukan Newcastle.
konsumen terhadap lingkungannya, sekaligus towards the Environment, Belief in Environment- penelitian berdasarkan dua sudut pandang, Carlson, L., Grove, S. J.& Kangun, N. (1993). A
membangun kepercayaan konsumen untuk Friendly Buying, Eco-label Knowledge, dan yaitu sudut pandang konsumen dan sudut content analysis of environmental
berkontribusi bagi lingkungan. Attention towards Eco-label menunjukkan pandang perusahaan. advertising claims: a matrix method
approach. Journal of Advertising, 22, 27-
39.
Jurnal Jurnal
76 Manajemen Teknologi 77 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

Chase, D. & Smith, D. K. (1992). Consumers DeRosa, A. & Ying Sun, N. (2007). Lefébure, A. & Muñoz, R. R. (2011). Pickett-Baker, J. & Ozaki, R. (2008). Pro-
keen on green but marketers don't H o u s e wa r e s c a t e r i n g t o g r e e n Communicating to consumers in Sweden with eco- environmental products: Marketing
deliver. Advertising Age, 63, 2-4. consumers, Waste News, Vol 12, 23. labels - Is the message getting through? Swedia: influence on consumer purchase
Chen, T. B. & Chai, L. T. (2010). Attitude Durif, F., Boivin, C. & Julien, C. (2010). In Umeå School of Business. decision. Journal of Consumer Marketing,
towards the environment and green search of a green product definition, Leire, C. & Thidell, Å. (2005). Product-related 25(5), 281-293.
products. Management Science and Innovative Marketing, 6(1), 25-33. environmental information to guide Polonsky, M. J. (1994). An introduction to
Engineering, 4 (2), 27-39. Erskine, C. & Collins, L. (1997). Eco-labelling: purchases - a review and analysis of green marketing. Electronic Green Journal,
Chen, Y-S. (2008). The driver of green success or failure? The Environmentalist, research on perceptions, understanding 1(2), 1-10.
innovation and green image – Green 17, 125–133. and use among Nordic consumers. Journal Pujari, D. & Wright, G. (1996). Developing
core competence. Journal of Business Euromonitor. (2008). The Green (and Variegated) of Cleaner Production, 13, 1061-1070. environmentally-conscious product
Ethics, 81, 531-543. Consumer, Euromonitor Strateg y Loureiro, L. M. & Lotade, J. (2005). Do fair strategy: A qualitative study of selected
Chen-Yu, J. H. & Seock, Y. K. (2002), Briefing, Euromonitor International, 13 trade and eco-labels in coffee wake up the companies in Britain and Germany.
Adolescents' clothing purchase March. consumer conscience? Ecological Economics, Marketing Intelligence and Planning, 14, 19-
motivations, information sources, and Fergus, J. (1991). Anticipating consumer 53, 129-138. 28.
store selection criteria: a comparison of trends. In David, A.R. (Ed.). The greening Magnusson, M., Arvola, A., Hursti, U., Aberg, Rahbar, E., & Wahid, N. A. (2010). Ethno-
male/female and impulse/nonimpulse of businesses. Cambridge, UK: The L., & Sjoden, P. (2001). Attitudes towards cultural differences and consumer
shoppers. Family and Consumer Sciences University Press. organic foods among Swedish consumers. understanding of eco-labels: an
Research Journal, 31(1), 50-77. Grankvist, G., Dahlstrand, U., & Biel, A. British Food Journal,103, 209-226. empirical study in Malaysia. Journal of
Chung, C., & H. Wee. (2008). Green- (2004). The impact of environmental Mainieri, T. & Barnett, E. G. (1997). Green Sustainable Development, 3(8).
component life-cycle value on design labeling on consumer preference: buying: the influence of environmental Rashid, N. R. N. A. (2009). Awareness of Eco-
and reverse manufacturing in semi- Negative versus positive labels. Journal of concern on consumer behavior. Journal of label in Malaysia's Green Marketing
closed supply chain. International Journal Consumer Policy, 27, 213-230. Social Psychology, 137(2), 189-205. Initiative. International Journal of Business
of Production Economics, 113, 528-545. Hair Jr., J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Maulana, A. (2013). Analisis Faktor-Faktor and Management, 4( 8), 132-141.
Crane, A. (2000). Facing the backlash: green Anderson, R. E. (2010). Multivariate Data Customer Loyalty pada Industri Perbankan Rex, E. & Baumman, H. (2007). Beyond
marketing and strategic reorientation in Analyses (7th ed.). New Jersey : Pearson dengan Metode Structural Equation Modeling. ecolabels: what green marketing can
the 1990s. Journal of Strategic Marketing, 8, Prentice-Hell. Skripsi Program Studi Teknik Industri. learn from conventional marketing.
277–296. Hartmann, P. & Ibanez, V. A. (2006). Green McDaniel, S. & Rylander, D. (1993). Strategic Journal of Cleaner Production, 15, 567-576 .
D'Souza, C. (2004). Eco-label programmes: a value added. Marketing Intelligence & green marketing. Journal of Consumer Rivera-Camino, J. (2006). Re-evaluating green
stakeholder (consumer) perspective. Planning, 24 (7), 673-680. Marketing, 10, 4-10. marketing strategy: a stakeholder
Corporate Communications: An Horne, R. E. (2009). Limits to labels: The role Menon, A. & Menon, A. (1997). perspective. European Journal of Marketing,
international Journal, 9(3), 179-188. of eco-labels in the assessment of product Enviropreneurial marketing strategy: the 41, 1328-1358.
D'Souza, C. (2005). Green advertising effects sustainability and routes to sustainable emergence of corporate Sammer, K. & Wüstenhagen R. (2006). The
on attitude and choice of advertising consumption. International Journal of environmentalism as market strategy. influence of eco-labelling on consumer
themes. Asia Pacific Journal of Marketing and Consumer Studies, 33, 175-182. Journal of Marketing, 61, 51-67. behaviour – Results of a discrete choice
Logistics, 17 (3), 51-66. Juwaheer, T. D. & Puraduth, S. (2012). Miranti, S. (2012). Pengaruh Perbedaan Jenis analysis for washing machines. Business
D'Souza, C., Taghian, M. & Lamb, P. (2006). An Analysing the impact of green marketing Kelamin terhadap Perilaku Pembelian Produk Strategy and the Environment,15, 185-199.
empirical study on the influence of strategies on consumer purchasing Ramah Lingkungan di Jakarta. [Tesis]. Sari, H. (2008). Pemasaran Produk Hijau: Profil
environmental labels on consumers. patterns in Mauritius. World Journal of Program Studi Magister Manajemen. Pelanggan Berdasarkan Usia, Gender,
Corporate Communications: An Entrepreneurship, Management and Sustainable Nguyen, L. Q. & Du, Q. 2010. Effectiveness of Pendidikan dan Pengalaman Membeli.
International Journal, 11(2), 162-73. Development, 8 (1), 36-59. Eco-label? A study of Swedish University MBA-ITB, 3 (4).
D'Souza, C., Taghian, M., Lamb, P. & Kangun, N., Carlson, L., & Grove, S. J. (1991). Students' Choice on Ecological Food. Swedia: Schwartz, J. & Miller, T. (1991). The Earth's
Peretiatkos, R. (2006). Green products Environmental advertising claims: A Umeå School of Business. best friends. American Demographics, 13,
and corporate strategy: an empirical preliminary investigation. Journal of Public Ottman, J. (1997). Green marketing: opportunity for 26-35.
investigation. Society and Business Review, Policy and Marketing, 10, 47-58. innovation. Lincolnwood, NTC: Business Solomon, M. R. (2011). Consumer behavior:
1 (2), 144-57. Kassaye, W. W. (2001). Green dilemma. Books. Buying, having, and being. New Jersey:
Davis, J. J. (1992). Ethics and environmental Marketing Intelligence & Planning, 19, 444-55. Ottman, J. (1998). Green Marketing: Opportunity Pearson Education Inc.
marketing. Journal of Business Ethics, 11, Laroche, M., Bergeron, J. & Barbaro-Forleo, G. for Innovation, 2nd Ed., Lincolnwood: Soonthonsmai, V. (2007). Environmental or
81-87. (2001). Targeting consumers who are NTC Business Books. green marketing as global competitive
Davis, J. J. (1993). Strategies for environmental willing to pay more for environmentally Peattie, K. (2001). Golden goose or wild e d g e : C o n c e p t , s y n t h e s i s, a n d
advertising. The Journal of Consumer friendly products. Journal of Consumer goose? The hunt for the green implication. EABR (Business) and ETLC
Marketing, 10, 19-36. Marketing, 18 ( 6), 503-20. consumer. Business Strategy and The (Teaching) Conference Proceeding, Venice,
Environment, Vol. 10,187-199. Italy.
Jurnal Jurnal
78 Manajemen Teknologi 79 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

Chase, D. & Smith, D. K. (1992). Consumers DeRosa, A. & Ying Sun, N. (2007). Lefébure, A. & Muñoz, R. R. (2011). Pickett-Baker, J. & Ozaki, R. (2008). Pro-
keen on green but marketers don't H o u s e wa r e s c a t e r i n g t o g r e e n Communicating to consumers in Sweden with eco- environmental products: Marketing
deliver. Advertising Age, 63, 2-4. consumers, Waste News, Vol 12, 23. labels - Is the message getting through? Swedia: influence on consumer purchase
Chen, T. B. & Chai, L. T. (2010). Attitude Durif, F., Boivin, C. & Julien, C. (2010). In Umeå School of Business. decision. Journal of Consumer Marketing,
towards the environment and green search of a green product definition, Leire, C. & Thidell, Å. (2005). Product-related 25(5), 281-293.
products. Management Science and Innovative Marketing, 6(1), 25-33. environmental information to guide Polonsky, M. J. (1994). An introduction to
Engineering, 4 (2), 27-39. Erskine, C. & Collins, L. (1997). Eco-labelling: purchases - a review and analysis of green marketing. Electronic Green Journal,
Chen, Y-S. (2008). The driver of green success or failure? The Environmentalist, research on perceptions, understanding 1(2), 1-10.
innovation and green image – Green 17, 125–133. and use among Nordic consumers. Journal Pujari, D. & Wright, G. (1996). Developing
core competence. Journal of Business Euromonitor. (2008). The Green (and Variegated) of Cleaner Production, 13, 1061-1070. environmentally-conscious product
Ethics, 81, 531-543. Consumer, Euromonitor Strateg y Loureiro, L. M. & Lotade, J. (2005). Do fair strategy: A qualitative study of selected
Chen-Yu, J. H. & Seock, Y. K. (2002), Briefing, Euromonitor International, 13 trade and eco-labels in coffee wake up the companies in Britain and Germany.
Adolescents' clothing purchase March. consumer conscience? Ecological Economics, Marketing Intelligence and Planning, 14, 19-
motivations, information sources, and Fergus, J. (1991). Anticipating consumer 53, 129-138. 28.
store selection criteria: a comparison of trends. In David, A.R. (Ed.). The greening Magnusson, M., Arvola, A., Hursti, U., Aberg, Rahbar, E., & Wahid, N. A. (2010). Ethno-
male/female and impulse/nonimpulse of businesses. Cambridge, UK: The L., & Sjoden, P. (2001). Attitudes towards cultural differences and consumer
shoppers. Family and Consumer Sciences University Press. organic foods among Swedish consumers. understanding of eco-labels: an
Research Journal, 31(1), 50-77. Grankvist, G., Dahlstrand, U., & Biel, A. British Food Journal,103, 209-226. empirical study in Malaysia. Journal of
Chung, C., & H. Wee. (2008). Green- (2004). The impact of environmental Mainieri, T. & Barnett, E. G. (1997). Green Sustainable Development, 3(8).
component life-cycle value on design labeling on consumer preference: buying: the influence of environmental Rashid, N. R. N. A. (2009). Awareness of Eco-
and reverse manufacturing in semi- Negative versus positive labels. Journal of concern on consumer behavior. Journal of label in Malaysia's Green Marketing
closed supply chain. International Journal Consumer Policy, 27, 213-230. Social Psychology, 137(2), 189-205. Initiative. International Journal of Business
of Production Economics, 113, 528-545. Hair Jr., J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Maulana, A. (2013). Analisis Faktor-Faktor and Management, 4( 8), 132-141.
Crane, A. (2000). Facing the backlash: green Anderson, R. E. (2010). Multivariate Data Customer Loyalty pada Industri Perbankan Rex, E. & Baumman, H. (2007). Beyond
marketing and strategic reorientation in Analyses (7th ed.). New Jersey : Pearson dengan Metode Structural Equation Modeling. ecolabels: what green marketing can
the 1990s. Journal of Strategic Marketing, 8, Prentice-Hell. Skripsi Program Studi Teknik Industri. learn from conventional marketing.
277–296. Hartmann, P. & Ibanez, V. A. (2006). Green McDaniel, S. & Rylander, D. (1993). Strategic Journal of Cleaner Production, 15, 567-576 .
D'Souza, C. (2004). Eco-label programmes: a value added. Marketing Intelligence & green marketing. Journal of Consumer Rivera-Camino, J. (2006). Re-evaluating green
stakeholder (consumer) perspective. Planning, 24 (7), 673-680. Marketing, 10, 4-10. marketing strategy: a stakeholder
Corporate Communications: An Horne, R. E. (2009). Limits to labels: The role Menon, A. & Menon, A. (1997). perspective. European Journal of Marketing,
international Journal, 9(3), 179-188. of eco-labels in the assessment of product Enviropreneurial marketing strategy: the 41, 1328-1358.
D'Souza, C. (2005). Green advertising effects sustainability and routes to sustainable emergence of corporate Sammer, K. & Wüstenhagen R. (2006). The
on attitude and choice of advertising consumption. International Journal of environmentalism as market strategy. influence of eco-labelling on consumer
themes. Asia Pacific Journal of Marketing and Consumer Studies, 33, 175-182. Journal of Marketing, 61, 51-67. behaviour – Results of a discrete choice
Logistics, 17 (3), 51-66. Juwaheer, T. D. & Puraduth, S. (2012). Miranti, S. (2012). Pengaruh Perbedaan Jenis analysis for washing machines. Business
D'Souza, C., Taghian, M. & Lamb, P. (2006). An Analysing the impact of green marketing Kelamin terhadap Perilaku Pembelian Produk Strategy and the Environment,15, 185-199.
empirical study on the influence of strategies on consumer purchasing Ramah Lingkungan di Jakarta. [Tesis]. Sari, H. (2008). Pemasaran Produk Hijau: Profil
environmental labels on consumers. patterns in Mauritius. World Journal of Program Studi Magister Manajemen. Pelanggan Berdasarkan Usia, Gender,
Corporate Communications: An Entrepreneurship, Management and Sustainable Nguyen, L. Q. & Du, Q. 2010. Effectiveness of Pendidikan dan Pengalaman Membeli.
International Journal, 11(2), 162-73. Development, 8 (1), 36-59. Eco-label? A study of Swedish University MBA-ITB, 3 (4).
D'Souza, C., Taghian, M., Lamb, P. & Kangun, N., Carlson, L., & Grove, S. J. (1991). Students' Choice on Ecological Food. Swedia: Schwartz, J. & Miller, T. (1991). The Earth's
Peretiatkos, R. (2006). Green products Environmental advertising claims: A Umeå School of Business. best friends. American Demographics, 13,
and corporate strategy: an empirical preliminary investigation. Journal of Public Ottman, J. (1997). Green marketing: opportunity for 26-35.
investigation. Society and Business Review, Policy and Marketing, 10, 47-58. innovation. Lincolnwood, NTC: Business Solomon, M. R. (2011). Consumer behavior:
1 (2), 144-57. Kassaye, W. W. (2001). Green dilemma. Books. Buying, having, and being. New Jersey:
Davis, J. J. (1992). Ethics and environmental Marketing Intelligence & Planning, 19, 444-55. Ottman, J. (1998). Green Marketing: Opportunity Pearson Education Inc.
marketing. Journal of Business Ethics, 11, Laroche, M., Bergeron, J. & Barbaro-Forleo, G. for Innovation, 2nd Ed., Lincolnwood: Soonthonsmai, V. (2007). Environmental or
81-87. (2001). Targeting consumers who are NTC Business Books. green marketing as global competitive
Davis, J. J. (1993). Strategies for environmental willing to pay more for environmentally Peattie, K. (2001). Golden goose or wild e d g e : C o n c e p t , s y n t h e s i s, a n d
advertising. The Journal of Consumer friendly products. Journal of Consumer goose? The hunt for the green implication. EABR (Business) and ETLC
Marketing, 10, 19-36. Marketing, 18 ( 6), 503-20. consumer. Business Strategy and The (Teaching) Conference Proceeding, Venice,
Environment, Vol. 10,187-199. Italy.
Jurnal Jurnal
78 Manajemen Teknologi 79 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014 Vol.13 | No.1 | 2014
Muslim and Indriani/ Analisis Pengaruh Eco-Label terhadap Kesadaran Konsumen untuk Membeli Green Product

Straughan, R. D. & Roberts, J. A. (1999).


Environmental segmentation
alternatives: a look at green consumer
behavior in the new millennium. Journal
of Consumer Marketing, 16(6), 558-575.
Suminto. (2011). Kajian Penerapan Ekolabel
P r o d u k d i I n d o n e s i a . Ju r n a l
Standardisasi,13, (3), 201-206.
Teisl, M. F., Roe, B., & Hicks, R. L. (2002). Can
Eco-labels Tune a Market? Evidence
from Dolphin Safe Labeling. Journal of
Environmental Economics and Management,
43, 339-359.
T høg ersen, J. (2000). Psychological
Determinants of Paying Attention to
Eco Labels in Purchase Decisions:
Model Development and Multinational
Validation. Journal of Consumer Policy, 23,
285–313.
Tsiptsis, K. & Chorianopaulos, A. (2009). Data
Mining Techniques in CRM. Sussex: John
Wiley & Sons.
Wasik, J.F. (1996). Green marketing and
management: A global perspecti ve.
Cambridge, Mass: Blackwell Publishers
Inc.
Wee, Y. S. & H. Quazi. (2005). Development
and validation of critical factors of
environmental management. Industrial
Management and Data Systems, 96-114.
Wijanto, S.H. (2008). Structural Equation modeling
dengan LISREL 8.8. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Jurnal
80 Manajemen Teknologi
Vol.13 | No.1 | 2014

Anda mungkin juga menyukai