Indonesia
1. Ketentuan Umum
A. Landasan
Obat tradisional diperlukan oleh masyarakat untuk memelihara kesehatan, mengobati
gangguan kesehatan dan untuk memulihkan kesehatan namun untuk mencapai tujuan
itu maka keamanan dan mutu obat tradisional tergantung pada bahan baku, bangunan,
prosedur dan pelaksanaan proses pembuatan, peralatan yang digunakan, pengemas
termasuk bahannya serta personalia yang terlibat dalam pembuatan obat tradisional.
(Menkes, 1991) maka dikeluarkannya Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
659/Men.Kes/SK/X/1991 tentang CARA PEMBUATAN OBAT TRADISIONAL
YANG BAIK. (BPOM, 1994)
B. Tujuan CPOTB
Agar obat tradisional yang dibuat aman, bermanfaat dan bermutu sesuai dengan
persyaratan yang berlaku. (BPOM, 1994)
C. Waktu Pelaksanaan
IOT, IKOT wajib melaksanakan CPOTB sejak dari perencanaan membangun sarana
produksi hingga tahap akhir.
D. Sertifikat CPOTB
Semua obat tradisional yang akan didaftarkan harus sudah melampirkan sertifikat
CPOTB sebagai bukti pemenuhan persyaratan yang berlaku.
2. Personalia
Personalia hendaklah mempunyai pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan
kemampuan yang sesuai dengan tugas dan fungsinya, dan tersedia dalam jumlah yang
cukup. Mereka hendaklah dalam keadaan sehat dan mampu menangani tugas yang
dibebankan kepadanya.
3. Bangunan
Bangunan untuk pembuatan obat tradisional selain harus terhindar dari pencemar juga
hendaklah memiliki rancangan, ukuran dan konstruksi yang memadai agar:
Tahan terhadap pengaruh cuaca, serta dapat mencegah masuknya rembesan dan
masuk bersarangnya serangga, binatang pengerat, burung atau binatang lainnya;
Memudahkan dalam pelaksanaan kerja, pembersihan dan pemeliharaan.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan produk hendaklah memiliki rancang
bangun konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dengan
tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk terjamin secara seragam
dari bets ke bets, serta untuk memudahkan pembersihan dan perawatannya.
Setiap proses dan peralatan harus dilakukan tindakan validasi ulang, secara
periodik untuk menjamin bahwa proses dan peralatan tersebut tetap menghasilkan
produk yang memenuhi persyaratan yang berlaku.
8. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari cara pembuatan obat
tradisional yang baik. Rasa keterikatan dan tanggung jawab semua unsur dalam semua
rangkaian pembuatan adalah mutlak untuk menghasilkan obat trasisional yang
bermutu mulai dari bahan awal sampai pada produk jadi. Untuk keperluan tersebut
bagian pengawasan mutu harus merupakan bagian yang tersendiri.
9. Inspeksi Diri
Tujuan inspeksi diri adalah untuk melakukan penilaian apakah seluruh aspek
pengolahan, pengemasan dan pengendalian mutu selalu memenuhi mutu CPOTB.
Program inspeksi diri harus dirancang untuk mengevaluasi pelaksanaan CPOTB
dan untuk menetapkan tindak lanjut. Inspeksi diri ini harus dilakukan secara
teratur. Tindakan perbaikan yang disarankan harus dilaksanakan. Untuk
pelaksanaan inspeksi diri ditunjuk tim inspeksi yang mampu menilai secara
obyektif pelaksanaan CPOTB. Harus dibuat prosedur dan catatan mengenai
inspeksi diri.
10. Dokumentasi
Dokumentasi pembuatan obat tradisional merupakan bagian dari system
informasi menajemen yang meliputi: spesifikasi, label/etiket, prosedur, metoda
dan instruksi, catatan dan laporan serta jenis dokumentasi lain yang diperlukan
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta evaluasi seluruh rangkaian
kegiatan pembuatan obat tradisional. (BPOM, 1994)
Dokumentasi sangat penting untuk memastikan bahwa setiap petugas mendapat
instruksi secara rinci dan jelas mengenai bidang tugas yang harus
dilaksanakannya sehingga memperkecil resiko terjadinya salah tafsir dan
kekeliruan yang biasanya timbul karena hanya mengandalkan komunikasi lisan.