Refarat
Palu, November 2019
Maret 2020
FIBROADENOMA MAMMA
Disusun Oleh:
Manal Alhabsyi
(13 17 777 14 225 )
Pembimbing
dr. Roberthy D Maelissa, , Sp.B
1
HALAMAN PENGESAHAN
Palu, 2020
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian payudara, namun tersering pada
quadran atas lateral. Penyakit ini bersifat asimptomatik atau hanya menunjukkan
gejala ringan berupa benjolan pada payudara yang dapat digerakkan, sehingga
pada beberapa kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak sengaja pada saat
pemeriksaan fisik. Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal,
3
tetapi sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa
benjolan pada kedua payudara.4
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
5
Gambar 1 : Anatomi payudara
Vaskularisasi :1
6
Aliran Limfe :
Kuadran lateral mengalirkan cairan limf nya ke nodi axillares anteriores atau
beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh limf dari payudara sisi yang
7
Gambar 2 : Aliran Limfe Payudara
Innervasi :
dan keempat plekus servikalis. Kulit di bagian medial payudara dipersarafi oleh
bagian kulit anterior saraf antariga kedua sampai ketujuh. Sensasi di payudara
Kuadran Payudara :
Superior (upper)medial
Inferior (lower)medial
Superior(upper)lateral
Inferior(lower)lateral
8
Gambar 3. Kuadran Payudara
B. DEFINISI
Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum
ditemukan. Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses
9
hiperplasia dan proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya
dihubungkan dengan suatu proses aberasi perkembangan normal. 3
C. EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, fibroadenoma merupakan lesi payudara yang paling
umum, yang terjadi pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun. Fibroadenoma
dapat terjadi pada wanita segala usia, selama masa reproduksi aktif dan mengecil
setelah menopause. Fibroadenoma jarang terjadi pada wanita postmenopause.
Prevalensi fibroadenoma pada wanita usia di atas 40 tahun kira-kira hanya 8 – 10
%. Sekitar 10 – 15 % kasus fibroadenoma merupakan multipel.3
10
yang dapat memicu pembentukan fibroadenoma yang akan berkembang
mengikuti aktivitas ovarium.5
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi :
11
dengan lumen yang sempit atau menghilang pada saat menjelang haid dan
regesi.
E. MANIFESTASI KLINIS
Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala dan
terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan fibroadenoma relatif
lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan ukuran dan tekstur dalam
beberapa bulan, perubahan massa tidak mempengaruhi putting dan kulit payudara.
Biasanya, fibroadenoma muncul sebagai massa yang tidak nyeri, halus, mobile,
dan kenyal dengan batas yang berbeda biasanya berkisar dari 1 cm hingga 3 cm
pada kuadran lateral superior payudara. Massa juga dapat cukup kecil yang hanya
terlihat pada pemeriksaan mikroskopis atau bisa lebih besar dari 10 cm dan
menyebabkan asimetri payudara dan deformasi estetik yang signifikan dari
payudara. Ukuran fibroadenoma dapat menyusut atau meluas secara spontan, atau
bisa responsif secara hormonal dan bervariasi dalam ukuran bersamaan dengan
siklus menstruasi dan selama kehamilan. Setelah menopause, fibroadenoma
mengalami regresi dan kalsifikasi. Lebih dari 70% fibroadenoma hadir sebagai
satu massa tunggal, dan 10% -25% dari fibroadenoma hadir sebagai masa
multipel.1,7
F. PEMERIKSAAN FISIS
Pemeriksaan inspeksi dilakukan dalam posisi duduk berhadapan dengan
pemeriksa, pakaian atas dan bra terbuka dengan posisi lengan disamping, diatas
kepala dan posisi lengan kacak pinggang. Inspeksi dimulai dengan
membandingkan kedua payudara baik ukuran, bentuk dan simetrisasinya.
Kemudian perhatikan kelainan pada kulit payudara (penebalan, kemerahan,
seperti kulit jeruk, venektasis, dimpling, ulkus dan tonjolan tumor), kelainan
nipple/areola (eksem, discharge, retraksi), kelainan di aksila (kelenjar getah
12
bening, mammary aberran), dan kelainan di leher. Perlekatan kulit, skin
dimplingdan retraksi puting yang merupakan salah satu tanda keganasan.6
Pada pemeriksan fisik dapat dijumpai massa soliter, diskret, dan mudah
digerakkan, selama tidak terbentuk jaringan fibroblast di sekitar jaringan
payudara, dengan diameter kira-kira 1–3 cm, tetapi ukurannya dapat bertambah
sehingga membentuk nodul dan lobus. Fibroadenoma dapat ditemukan di seluruh
bagian payudara, tetapi lokasi tersering adalah pada kuadran lateral atas payudara.
Tidak terlihat adanya perubahan kontur payudara yang berarti.1,5
13
2. Pertama kali dicari asimetris dari kedua payudara, kerutan pada kulit
payudara, dan puting yang masuk.
3. Angkat lengannya lurus melewati kepala atau lakukan gerakan bertolak
pinggang untuk mengkontraksikan otot pektoralis (otot dada) untuk
memperjelas kerutan pada kulit payudara.
4. Sembari duduk / berdiri, rabalah payudara dengan tangan sebelahnya.
5. Selanjutnya sembari tidur, dan kembali meraba payudara dan ketiak.
Terakhir tekan puting untuk melihat apakah ada cairan.
G. PEMERISAAN HISTOPATOLOGI
Secara makroskopis, semua tumor teraba padat dengan warna cokelat-putih pada
irisan, dengan bercak – bercak kuning – merah muda yang mencerminkan daerah
kelenjar.7
Secara histologis, tumor terdiri atas jaringan ikat dan kelenjar dengan
berbagai proporsi dan variasi. Tampak storma fibroblastik longgar yang
mengandung rongga mirip duktus berlapis sel epitel dengan ukuran dan bentuk
yang beragam. Rongga yang mirip duktus atau kelenjar ini dilapisi oleh satu atau
lebih lapisan sel yang reguler dengan membran basal jelas dan utuh. Meskipun di
sebagian lesi duktus terbuka, bulat hingga oval dan cukup teratur (fibroadenoma
perikanalikularis), sebagian lainnya tertekan oleh proliferasi ekstensif stroma
14
sehingga pada potongan melintang rongga tersebut tampak sebagi celah atau
struktur ireguler mirip – bintang (fibroadenoma intrakanalikularis).(1,7,8)
H. PEMERISAAN RADIOLOGI
1. Mammografi
15
Gambar 7. Gambaran mamografi fibroadenoma. Tampak massa yang
berbentuk bulat dan berbatas tegas.9
16
Gambaran 9. Gambaran Mamografi Fibroadenoma. Tampak gambaran
kalsifikasi Pop Corn Appe9
2. Ultrasonografi
17
Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagai massa bulat atau
oval yang rata dan dibandingkan dengan menggunakan kontras gadolinium-based.
Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang hypointense atau isointense, jika
dibandingkan dengan jaringan sekitarnya dalam gambaran T1-weighted dan
hypointense and hyperintense dalam gambaran T2-weighted.9
18
batas areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor
yang besar dan berada di daerah lateral payudara. Bila lokasi tumor cukup jauh
dari areola (>4 cm), maka insisi dikerjakan di atas tumor sesuai dengan garis
Langer atau diletakkan pada daerah-daerah yang tersembunyi.6
Walau demikian, tindakan bedah tidak selalu menjadi jalan keluar untuk
mengatasi fibroadenoma. Terutama pada wanita yang masih tergolong usia muda
(20 hingga 30 tahun). Alasannya, tindakan bedah bisa merusak bentuk payudara
dan meninggalkan bekas sayatan. Bekas luka dan bentuk abnormal ini
dikhawatirkan malah menjadi masalah di kemudian hari. Apalagi benjolan ini
cenderung mengecil dan hilang ketika wanita menginjak usia diatas 30 tahun. Jika
hendak membiarkan benjolan tersebut, sebaiknya terus dipantau.6
J. KOMPLIKASI
Jenis tertentu dari fibroadenoma bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
Meski demikian, kebanyakan kasus fibroadenoma tidak menyebabkan kanker
payudara. Kalaupun ditemukan penderita kanker payudara yang memiliki
fibroadenoma, biasanya ada komplikasi lainnya. Atau bisa jadi orang tersebut
memiliki risiko kanker payudara yang tinggi baik dari keluarga ataupun
lingkungannya.5
K. PROGNOSIS
Prognosis dari penyakit ini biasanya baik, dimana sebagian besar kasus tidak
berlanjut ganas, walaupun penderita mempunyai risiko yang tinggi untuk
menderita kanker payudara di kemudian hari. Dalam beberapa kasus
fibroadenoma bisa muncul berulang kali, meski sudah menjalani pengangkatan.
Tumor baru ini bisa dihilangkan dengan jalan pembedahan, sama seperti benjolan
lama. Tapi tidak menjamin jika benjolan tidak akan tumbuh kembali. Pemeriksan
berkala payudara meningkatkan kemungkinan prognosis yang lebih baik.5
19
DAFTAR PUSTAKA
20
8. Desen Wan. Dalam : Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi 2. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta. 2008.
9. Ryan Stephanie. McNicholas Michelle. Eustace Stephen. In :
anatomy for diagnostic imaging. saunders, elsevier health. Philadephia. 2010.
10. American Cancer Society. 2011. Breast cancer survival rates
bystage.
Availablefrom:http://www.cancer.org/Cancer/BreastCancer/DetailedGuide/breast
-cancer-survival-by-stage.
11. Greenall M.J, Wood W.C. 2000. Cancer of the Breast. In: Morris
J.P, Wood W.C, ed. Oxford Textbook of Surgery. Second edition. Oxford
University.
21