Anda di halaman 1dari 21

Journal Reading

Refarat
Palu, November 2019
Maret 2020

FIBROADENOMA MAMMA

Disusun Oleh:

Manal Alhabsyi
(13 17 777 14 225 )

Pembimbing
dr. Roberthy D Maelissa, , Sp.B

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN BEDAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU

1
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Manal Alhabsyi


No. Stambuk : 13 17 777 14 225
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Alkhairaat Palu
Judul Referat : Fibroadenoma Mamma
Bagian : Ilmu Bedah

Bagian Ilmu Bedah


RSU ANUTAPURA PALU
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Palu, 2020

Pembimbing Dokter Muda

dr. Roberthy D Maelissa, , Sp.B Manal Alhabsyi , S.Ked

2
BAB I
PENDAHULUAN

Fibroadenoma mammae (FAM) merupakan tumor jinak pada payudara yang


paling umum ditemukan. Fibroadenoma ini terbentuk dari sel-sel epitel glandula
dan jaringan ikat fibrosa. Diasumsikan sebagai penyimpangan normal proses
hiperplastik, bukan neoplasma yang sebenarnya.1,2

Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa


faktor yang dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan mutlak
aktivitas estrogen, yang diperkirakan berperan dalam pembentukannya. Selain itu,
diperkirakan terdapat prekursor embrional yang dormant di kelenjar mammaria
yang dapat memicu pembentukan fibroadenoma yang akan berkembang
mengikuti aktivitas ovarium.2

Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma


umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi
pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita
terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance,
fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih
dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya.
Namun, kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yanglebih
tua atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih
kecil dibanding pada usia muda. Insidensinya tidak diketahui pasti, sekitar 50%
hasil biopsi payudara adalah FAM, berapapun usianya.3

Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian payudara, namun tersering pada
quadran atas lateral. Penyakit ini bersifat asimptomatik atau hanya menunjukkan
gejala ringan berupa benjolan pada payudara yang dapat digerakkan, sehingga
pada beberapa kasus, penyakit ini terdeteksi secara tidak sengaja pada saat
pemeriksaan fisik. Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan tunggal,

3
tetapi sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa
benjolan pada kedua payudara.4

Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi


pengangkatan tumor tersebut. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari
payudara, tetapi hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti
akan diganti oleh jaringan normal secara perlahan.4

BAB II

4
TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Mammae adalah kelenjar yang terletak di bagian anterior dan termasuk
bagian dari lateral thoraks. Mammae melebar ke arah superior dari iga dua,
inferior dari kartilago kosta enamdan medial dari sternum serta lateral linea mid-
aksilaris. Kompleks nipple-areola terletak diantara kosta empat dan lima.Setiap
mammae terdiri dari 15-20 lobus kelenjar yang setiap lobus terdiri dari beberapa
lobulus. Setiap lobulus kelenjar masing-masing mempunyai saluran ke papila
mammae yang disebut duktus laktiferus(diameter 2-4 mm). Diantara kelenjar
susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebutmungkin
terdapat jaringan lemak. 1

5
Gambar 1 : Anatomi payudara

Vaskularisasi :1

Vaskularisasi mammae terutama berasal dari :

(1) cabang arterimammaria interna;

(2) cabang lateraldari arteri interkostalis posterior; dan

(3) cabang dari arteri aksillaristermasuk arteri torakalis lateralis,

dancabang pectoral dari arteritorakoakromial.

6
Aliran Limfe :

Aliran limfe mammaria secara praktis dibagi menjadi kuadran-kuadran.

Kuadran lateral mengalirkan cairan limf nya ke nodi axillares anteriores atau

kelompok pectorales (terletak tepat posterior terhadap pinggir bawah musculus

pectoralis mayor). kuadran medial mengalirkan cairan limf nya melalui

pembuluh-pembuluh yang menembus ruangan intercostalis dan masuk ke dalam

kelompok nodi thoracales internae (terletak di dalam cavitas thoracis di sepanjang

arteria thoracica interna). Beberapa pembuluh limf mengiktui arteriae intercostales

posteriores dan mengalirkan cairan limf nya ke posterior ke dalam nodi

intercostales posteriores (treletak di sepanjang arteriae intercostales posteriores);

beberapa pembuluh berhubungan dengan pembuluh limf dari payudara sisi yang

lain dan berhubungan juga dengan kelenjar di dinding anterior abdomen.1

7
Gambar 2 : Aliran Limfe Payudara

Innervasi :

Bagian superior payudara mendapat persarafan dari saraf-saraf

suprakavikularis. Saraf-saraf klavikularis mendapat persafaran dari cabang ketiga

dan keempat plekus servikalis. Kulit di bagian medial payudara dipersarafi oleh

bagian kulit anterior saraf antariga kedua sampai ketujuh. Sensasi di payudara

berasal dari cabang kulit lateral saraf antariga keempat.1,11,

Kuadran Payudara :

Untuk kepentingan anatomis & deskripsi letak tumor &kista, permukaan

payudara di bagi menjadi 4 kuadran:1,11,

 Superior (upper)medial

 Inferior (lower)medial

 Superior(upper)lateral

 Inferior(lower)lateral

8
Gambar 3. Kuadran Payudara

Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon.


Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa
fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh
estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise,
telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua
adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan
menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. kadang-kadang timbul benjolan yang
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara
menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak
mungkin dilakukan. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang. Perubahan
ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi
besar karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus berploliferasi, dan tumbuh
ductus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu (trigger)
laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian
dikeluarkan melalui1,11

B. DEFINISI
Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum
ditemukan. Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses

9
hiperplasia dan proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya
dihubungkan dengan suatu proses aberasi perkembangan normal. 3

Gambar 4. Fibroadenoma mammae 3

C. EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, fibroadenoma merupakan lesi payudara yang paling
umum, yang terjadi pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun. Fibroadenoma
dapat terjadi pada wanita segala usia, selama masa reproduksi aktif dan mengecil
setelah menopause. Fibroadenoma jarang terjadi pada wanita postmenopause.
Prevalensi fibroadenoma pada wanita usia di atas 40 tahun kira-kira hanya 8 – 10
%. Sekitar 10 – 15 % kasus fibroadenoma merupakan multipel.3

C. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS


Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa
faktor yang dikaitkan dengan penyakit ini, antara lain peningkatan mutlak
aktivitas estrogen, yang diperkirakan berperan dalam pembentukannya.
Peningkatan aktivitas estrogen absolut atau relatif dapat memberikan kontribusi
terhadap perkembangan fibroadenoma, dan sesungguhya lesi serupa dapat muncul
dengan perubahan fibrokistik (perubahan fibroadenomatoid). Selain itu,
diperkirakan terdapat prekursor embrional yang dormant di kelenjar mammaria

10
yang dapat memicu pembentukan fibroadenoma yang akan berkembang
mengikuti aktivitas ovarium.5

Fibroadenoma berkembang dari unit lobular duktus terminal karena


proliferasi tak terkendali dari komponen epitel dan stroma (mungkin karena
stimulasi estrogen) yang melibatkan bagian dari jaringan sekitarnya. Pertumbuhan
jaringan ini sebagian dikompresi, sehingga menciptakan semacam pseudokapsul.
Fibroadenoma memiliki struktur internal yang terdiri dari stroma dan elemen
epitel. Unsur stroma mungkin mengalami degenerasi myxoid, seperti sklerosis,
hialinisasi dan kalsifikasi, sedangkan elemen epitel dapat menimbulkan semua
aspek proliferasi dan non-proliferasi yang mungkin dari parenkim payudara,
seperti metaplasia apokrin, hiperplasia duktus, sklerosing adenosis dan
kemerahan. Fibroadenoma yang ditandai dengan apokrin metaplasia, hiperplasia
duktus, sclerosing adenosis atau kista yang didefinisikan sebagai "kompleks". 5

Fibroadenoma jarang ditemukan pada perempuan yang telah mengalami


postmenopause dan dapat terbentuk gambaran kalsifikasi kasar. Sebaliknya,
fibroadenoma dapat berkembang dengan cepat selama proses kehamilan, pada
terapi sulih hormon, dan pada orang–orang yang mengalami penurunan kekebalan
imunitas, bahkan pada beberapa kasus, dapat menyebabkan keganasan.6

D. KLASIFIKASI
Klasifikasi :

Pembagian fibroadenoma mamma berdasarkan histologic yaitu:11

1. Fibroadenoma pericanaliculare yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong

dilapis epitel selapis atau beberapa lapis

2. Fibroadenoma intracanaliculare yakni jaringan ikat mengalami proliferasi

lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang ( tidak teratur )

11
dengan lumen yang sempit atau menghilang pada saat menjelang haid dan

kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi

regesi.

E. MANIFESTASI KLINIS
Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala dan
terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan fibroadenoma relatif
lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan ukuran dan tekstur dalam
beberapa bulan, perubahan massa tidak mempengaruhi putting dan kulit payudara.
Biasanya, fibroadenoma muncul sebagai massa yang tidak nyeri, halus, mobile,
dan kenyal dengan batas yang berbeda biasanya berkisar dari 1 cm hingga 3 cm
pada kuadran lateral superior payudara. Massa juga dapat cukup kecil yang hanya
terlihat pada pemeriksaan mikroskopis atau bisa lebih besar dari 10 cm dan
menyebabkan asimetri payudara dan deformasi estetik yang signifikan dari
payudara. Ukuran fibroadenoma dapat menyusut atau meluas secara spontan, atau
bisa responsif secara hormonal dan bervariasi dalam ukuran bersamaan dengan
siklus menstruasi dan selama kehamilan. Setelah menopause, fibroadenoma
mengalami regresi dan kalsifikasi. Lebih dari 70% fibroadenoma hadir sebagai
satu massa tunggal, dan 10% -25% dari fibroadenoma hadir sebagai masa
multipel.1,7

F. PEMERIKSAAN FISIS
Pemeriksaan inspeksi dilakukan dalam posisi duduk berhadapan dengan
pemeriksa, pakaian atas dan bra terbuka dengan posisi lengan disamping, diatas
kepala dan posisi lengan kacak pinggang. Inspeksi dimulai dengan
membandingkan kedua payudara baik ukuran, bentuk dan simetrisasinya.
Kemudian perhatikan kelainan pada kulit payudara (penebalan, kemerahan,
seperti kulit jeruk, venektasis, dimpling, ulkus dan tonjolan tumor), kelainan
nipple/areola (eksem, discharge, retraksi), kelainan di aksila (kelenjar getah

12
bening, mammary aberran), dan kelainan di leher. Perlekatan kulit, skin
dimplingdan retraksi puting yang merupakan salah satu tanda keganasan.6

Selanjutnya pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada posisi supine (tidur


telentang), lengan ipsilateral diatas kepala dengan bahu ganjal bantal kecil
terutama pada payudara yang besar. Pemeriksaan ini adalah sitematis dan
overlaping, dengan menggunakan jari 2,3 dan 4 phalank distal dan media
dilakukan secara radier atau sirkuler. Pemeriksaan diperluas keatas sampai
klavikula, kebawah sampai sangkar iga bawah (lower rib cage), medial sampai
tepi sternum dan lateral sampai garis mid-aksilaris. Palpasi aksila dan
supraklavikula juga penting dilakukan pada semua kelainan payudara namun
jarang memberikan memberikan informasi diagnostik pada kelainan jinak.6

Pada pemeriksan fisik dapat dijumpai massa soliter, diskret, dan mudah
digerakkan, selama tidak terbentuk jaringan fibroblast di sekitar jaringan
payudara, dengan diameter kira-kira 1–3 cm, tetapi ukurannya dapat bertambah
sehingga membentuk nodul dan lobus. Fibroadenoma dapat ditemukan di seluruh
bagian payudara, tetapi lokasi tersering adalah pada kuadran lateral atas payudara.
Tidak terlihat adanya perubahan kontur payudara yang berarti.1,5

SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri)


Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri adalah mendeteksi dini apabila
terdapat benjolan pada payudara, terutama yang dicurigai ganas, sehingga dapat
menurunkan angka kematian.Meskipun angka kejadian kanker payudara rendah
pada wanita muda, namun sangat penting untuk diajarkan SADARI semasa muda
agar terbiasa melakukannya di kala tua.Wanita premenopause (belum memasuki
masa menopause) sebaiknya melakukan SADARI setiap bulan, 1 minggu setelah
siklus menstruasinya selesai.11
Cara melakukan SADARI adalah :

1. Wanita sebaiknya melakukan SADARI pada posisi duduk atau berdiri


menghadap cermin.

13
2. Pertama kali dicari asimetris dari kedua payudara, kerutan pada kulit
payudara, dan puting yang masuk.
3. Angkat lengannya lurus melewati kepala  atau lakukan gerakan bertolak
pinggang untuk mengkontraksikan otot pektoralis (otot dada) untuk
memperjelas kerutan pada kulit payudara.
4. Sembari duduk / berdiri, rabalah payudara dengan tangan sebelahnya.
5. Selanjutnya sembari tidur, dan kembali meraba payudara dan ketiak.
Terakhir tekan puting untuk melihat apakah ada cairan.

G. PEMERISAAN HISTOPATOLOGI

Secara makroskopis, semua tumor teraba padat dengan warna cokelat-putih pada
irisan, dengan bercak – bercak kuning – merah muda yang mencerminkan daerah
kelenjar.7

Gambar 5. Makroskopik mammae 2

Secara histologis, tumor terdiri atas jaringan ikat dan kelenjar dengan
berbagai proporsi dan variasi. Tampak storma fibroblastik longgar yang
mengandung rongga mirip duktus berlapis sel epitel dengan ukuran dan bentuk
yang beragam. Rongga yang mirip duktus atau kelenjar ini dilapisi oleh satu atau
lebih lapisan sel yang reguler dengan membran basal jelas dan utuh. Meskipun di
sebagian lesi duktus terbuka, bulat hingga oval dan cukup teratur (fibroadenoma
perikanalikularis), sebagian lainnya tertekan oleh proliferasi ekstensif stroma

14
sehingga pada potongan melintang rongga tersebut tampak sebagi celah atau
struktur ireguler mirip – bintang (fibroadenoma intrakanalikularis).(1,7,8)

Gambar 6. Gambaran mikroskopik fibroadenoma mammae8

H. PEMERISAAN RADIOLOGI
1. Mammografi

Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai massa


berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran sekitas 4 – 100
mm. Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai massa
berbentuk bulat atau oval dengan batas tegas. Terkadang pada lesi dapat
ditemukan gambaran kalsifikasi kasar yang menyerupai pop corn dan gambaran
kalsifikasi kasar yang heterogen. Fibrodenoma biasanya memiliki densitas yang
sama dengan jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi pada fibroadenoma yang besar,
dapat menunjukkan densitas yang lebih tinggi. Gambaran kalsifikasi pada
fibroadenoma biasanya di tepi atau di tengah berbentuk bulat, oval atau berlobus –
lobus. Pada wanita postmenopause, komponen fibroglandular dari fibroadenoma
akan berkurang dan hanya meninggalkan gambaran kalsifikasi dengan sedikit atau
tanpa komponen jaringan ikat.9]

15
Gambar 7. Gambaran mamografi fibroadenoma. Tampak massa yang
berbentuk bulat dan berbatas tegas.9

Gambar 8. Gambaran Mamografi Fibroadenoma. Tampak


gambaran kalsifikasi fibroadenoma yang yang kasar dan membentuk
gambaran Pop-corn Appearence9

16
Gambaran 9. Gambaran Mamografi Fibroadenoma. Tampak gambaran
kalsifikasi Pop Corn Appe9

2. Ultrasonografi

Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas,


berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan
dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya homogen dan
ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic. Gambaran echogenic
kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari fibroadenoma dan
mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma tidak memiliki kapsul,
gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan USG merupakan pseudocapsule
yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan di sekitarnya.9

Gambar 10. Gambaran USG Fibroadenoma. Tampak massa hipoechoic


yang rata, batas tegas pada sebagian lobus merupakan khas dari
fibroadenoma9

3. Magnetic resonances imaging (MRI)

17
Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagai massa bulat atau
oval yang rata dan dibandingkan dengan menggunakan kontras gadolinium-based.
Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang hypointense atau isointense, jika
dibandingkan dengan jaringan sekitarnya dalam gambaran T1-weighted dan
hypointense and hyperintense dalam gambaran T2-weighted.9

Gambar 11. Pemeriksaan dengan MRI post-contras,


memperlihatkan penyerapan yang cepat tanpa pembersihan, yang
merupakan ciri khas dari fibroadenoma9
I. PENATALAKSANAAN
Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk fibroadenoma. Proses
untuk menghilangkan fibroadenoma ini disebut dengan lumpektomi. Prosedur ini
bisa menggunakan anastesi lokal atau umum. Kemudian ahli bedah akan membuat
sayatan kecil di payudara untuk mengangkat benjolan fibroadenoma beserta
jaringan payudara yang menempel pada benjolan. Operasi dilakukan sejak dini,
hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara dan untuk menghindari bekas
luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi dari lesi di
payudara.2,6
Tipe circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas,
tetapi hanya memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan hanya
untuk fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar

18
batas areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor
yang besar dan berada di daerah lateral payudara. Bila lokasi tumor cukup jauh
dari areola (>4 cm), maka insisi dikerjakan di atas tumor sesuai dengan garis
Langer atau diletakkan pada daerah-daerah yang tersembunyi.6
Walau demikian, tindakan bedah tidak selalu menjadi jalan keluar untuk
mengatasi fibroadenoma. Terutama pada wanita yang masih tergolong usia muda
(20 hingga 30 tahun). Alasannya, tindakan bedah bisa merusak bentuk payudara
dan meninggalkan bekas sayatan. Bekas luka dan bentuk abnormal ini
dikhawatirkan malah menjadi masalah di kemudian hari. Apalagi benjolan ini
cenderung mengecil dan hilang ketika wanita menginjak usia diatas 30 tahun. Jika
hendak membiarkan benjolan tersebut, sebaiknya terus dipantau.6

J. KOMPLIKASI
Jenis tertentu dari fibroadenoma bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
Meski demikian, kebanyakan kasus fibroadenoma tidak menyebabkan kanker
payudara. Kalaupun ditemukan penderita kanker payudara yang memiliki
fibroadenoma, biasanya ada komplikasi lainnya. Atau bisa jadi orang tersebut
memiliki risiko kanker payudara yang tinggi baik dari keluarga ataupun
lingkungannya.5
K. PROGNOSIS
Prognosis dari penyakit ini biasanya baik, dimana sebagian besar kasus tidak
berlanjut ganas, walaupun penderita mempunyai risiko yang tinggi untuk
menderita kanker payudara di kemudian hari. Dalam beberapa kasus
fibroadenoma bisa muncul berulang kali, meski sudah menjalani pengangkatan.
Tumor baru ini bisa dihilangkan dengan jalan pembedahan, sama seperti benjolan
lama. Tapi tidak menjamin jika benjolan tidak akan tumbuh kembali. Pemeriksan
berkala payudara meningkatkan kemungkinan prognosis yang lebih baik.5

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Crum Christoper P., Lester Susan C., Cotran Ramzi S. Sistem


Genitalia Perempuan dan Payudara. Dalam : Robbins, Stanley L., Kumar Vinay.,
Cotran Ramzi S. Robbins Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 2009.
2. Putri NPY. Diagnosis dan penatalaksanaan fibroadenoma
payudara. J Kedokt Meditek Vol. 20 No. 53. 2014. Tersedia :
download.portalgaruda.org
3. Shirley S.E., Mitchell D.I.G., Soares D.P., James M., Escoffery
C.T., Rhodrn A.M., Wolff C., Choy L., Wilks R.J. Clinicopathologic Features of
Breast Disease in Jamaica : Findings of the Jamaican Breast Disease Study.
2013. Available from : lib.bioinfo.pl
4. Suyatno. Peran pembedahan pada tumor jinak payudara.
Kedokteran Andalas, Vol. 38, No. Supl. 1. 2015. Tersedia :
jurnalmka.fk.unand.ac.id
5. Lee M. Sooltanian HT. Breast fibroadenomas in adolescents:
current perspectives. J NCBI  6: 159–163. 2015. Available from:
ncbi.nlm.nih.gov
6. Cerrato F. Labow BI. Diagnosis and management of
fibroadenomas in the adolescent breast. J NCBI 27(1): 23–25. Available from:
ncbi.nlm.nih.gov
7. Hillegas Kathleen Branson. Gangguan Sistem Reproduksi
Perempuan. Dalam : Anderson, Sylvia Price., Wilson Lorraine McCarty.
Patofisiologi, Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Volume 2. Edisi 6.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2012

20
8. Desen Wan. Dalam : Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi 2. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta. 2008.
9. Ryan Stephanie. McNicholas Michelle. Eustace Stephen. In :
anatomy for diagnostic imaging. saunders, elsevier health. Philadephia. 2010.
10. American Cancer Society. 2011. Breast cancer survival rates
bystage.
Availablefrom:http://www.cancer.org/Cancer/BreastCancer/DetailedGuide/breast
-cancer-survival-by-stage.
11. Greenall M.J, Wood W.C. 2000. Cancer of the Breast. In: Morris
J.P, Wood W.C, ed. Oxford Textbook of Surgery. Second edition. Oxford
University.

21

Anda mungkin juga menyukai