Anda di halaman 1dari 20

1.

Latar Belakang Masalah

Hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku


didalam suatu Negara. Hukum pidana itu terdiri dari norma-norma yang
berisi keharusan-keharusan dan larangan-larangan yang (oleh pembentuk
undang-undang) telah dikaitkan dengan suatu sanksi yang berupa hukuman,
yaitu suatu penderitaan yang bersifat khusus.

Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa hukum pidana itu


merupakan suatu sistem norma-norma yang menentukan terhadap tindakan-
tindakan yang man masyarakat mulai dari strata sosial rendah sampai
strata sosial elit sekelas pejabat negara.

Penyalahgunaan Narkotika tidak hanya menjangkau kalangan


yang tidak berpendidikan saja, namun penyalahgunaan narkoba tersebut
telah bersemayam didalam diri semua kalangan bahkan sampai kepada
yang telah berpendidikan sekalipun, mulai dari anak-anak sekolah
yang notabenenya dari golongan terpelajar, pengusaha-pengusaha,
bahkan pejabat-pejabat negara dan aparat penegak hukum pun ikut terjerat
dalam kasus penyalahgunaan Narkotika.Telah dipahami bahwa banyak
generasi muda Indonesia yang gerak kehidupannya cenderung
dikuasai dan dikontrol oleh Narkotika yang seharusnya memiliki
manfaat yang sangat besar dan bersifat positif apabila
dipergunakan untuk keperluan pengobatan ataupun dibidang
pengetahuan, tetapi oleh generasi sekarang

Narkotika disalahgunakan dengan berbagai tujuan.Seiring dengan


kemajuan teknologi dan informasi disertai dengan berkembangnya
teknologi dibidang kedokteran dan farmasi, pada satu sisi membawa
pengaruh positif dalam peningkatan taraf kesehatan manusia, tetapi
pada sisi yang lain ada pula dampak yang di timbulkan dari kemajuan
teknologi ini. Khususnya dibidang farmasi membawa pengaruh negatif
didalam masyarakat, karena ada oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab yang sengaja menyalahgunakan kemajuan tersebut.
Seperti mengedarkan dan memperjual belikan obat-obatan yang
berbahaya bagi kesehatan tanpa adanya pengawasan dari dokter dan
kesehatan petugas.

Narkotika ibarat pedang bermata dua, disatu sisi sangat


dibutuhkan dalam dunia medis dan ilmu pengetahuan, dan
dipihak lain penyalahgunaannya sangat membahayakan masa depan
generasi muda, ketentraman masyarakat dan mengancam eksistensi

1| Narkotika ibarat pedang bermata dua, disatu sisi sangat dibutuhkan


dalam dunia medis dan ilmu pengetahuan, dan dipihak lain
penyalahgunaannya sangat membahayakan masa depan generasi
ketahanan nasional suatu bangsa, sehingga dibutuhkan aturan berupa
hukum yang mengatur

sehingga dapat menekan jumlah penyalahgunaan dan


peredaran narkotika, khususnyadi Indonesia. Fenomena diatas harusnya
menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia karena
obat-obatan tersebut telah banyak di konsumsi mulai dari usia yang
masih anak-anak, sampai pada yang sudah dewasa. Karena obat-
obatan tersebut, yang termasuk dalam kategori obat-obatan yang berbahaya
dan narkotika memiliki dampak yang membahayakan bagi kesehatan.
Didalam dunia kedokteran, Narkotika digunakan untuk membius pasien
sebelum di oprasi.

Hal ini dilakukan karena didalam Narkotika terdapat zat yang


dapat memengaruhi perasaaan, pikiran, dan kesadaran pasien. Oleh karena
itu, agar penggunaan Narkotika dapat memberikan manfaat bagi
kehidupan umat manusia, peredarannya harus diawasi secara ketat
sebagaimana diatur di dalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika. Diberlakukannya UU No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika menggantikan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997 2 |
P a g e memperlihatkan keseriusan dari pemerintah untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya penyalahgunaan Narkotika.

Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ). Pegawai ASN terdiri
dari Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Mengenai peredaran Narkotika diatur dalam Pasal 35 sampai


dengan Pasal 44 UU Narkotika. Dalam Pasal 35 disebutkan, peredaran
Narkotika meliputi setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan
penyaluran atau penyerahan narkotika, baik dalam rangka perdagangan,
bukan perdagangan maupun pemindahtanganan, untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 ini tidak lagi
berpatokan kepada penjatuhan hukuman kepada setiap penyalahguna
narkotika yang ternyata selama ini dirasakan kurang efektif untuk

2 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
memberantas atau mengurangi kejahatan narkotika. Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009

juga semakin memaksimalkan peranan Badan Narkotika


Nasional (BNN) dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan
narkotika, sehingga dengan adanya undang-undang ini, diharapkan
kinerja daripada badan tersebut akan semakin lebih optimal karena
BNN ini juga diberikan kewenangan untuk mengadakan penyelidikan
dan penyidikan kasus-kasus narkotika.

Peredaran gelap dan Penyalahgunaan narkoba masih terus menjadi


ancaman bagi setiap Negara. Khususnya dalam hal ini banyak kita jumpai
terjadi peredaran gelap dan penyalahgunaan yang dilakukan oleh
oknum aparatur sipil negara sendiri yang notabene adalah bagian
dari pemerintahan itu sendiri.

a (hal melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dimana


terdapat suatu keharusan untuk melakukan sesuatu) dalam keadaan-keadaan
bagaimana hukuman itu dapat dijatuhkan serta hukuman yang bagaimana
dijatuhkan bagi tindakan-tindakan tersebut1Sebagai salah satu negara yang
sedang berkembang, Indonesia menjadi sasaran yang sangat potensial
sebagai tempat untuk memproduksi dan mengedarkan Narkotika secara
ilegal.

Penyalahgunaan Narkotika dan peredaran gelapnya dengan sasaran


generasi muda telah menjangkau berbagai penjuru daerah dan merata
diseluruh strata sosial

Menurut Pasal 29 ayat (1) UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian


Negara Republik Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia
tunduk pada kekuasaan peradilan umum. Hal ini menunjukkan bahwa
anggota polri merupakan warga sipil dan bukan termasuk subjek hukum
militer.

Walaupun anggota kepolisian termasuk warga sipil, namun terhadap


mereka juga berlaku ketentuan Peraturan Disiplin dan Kode Etik Profesi.
Peraturan Disiplin Polri diatur dalam PP No. 2 Tahun 2003 tentang
Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (“PP
2/2003”). Sedangkan, kode etik kepolisian diatur dalam Perkapolri No. 14

3 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik
Indonesia (“Perkapolri 14/2011”).

Oknum polisi yang menggunakan narkotika berarti telah melanggar


aturan disiplin dan kode etik karena setiap anggota polri wajib menjaga
tegaknya hukum serta menjaga kehormatan, reputasi, dan martabat
Kepolisian Republik Indonesia (lihat Pasal 5 huruf a PP 2/2003 jo. Pasal 6
dan Pasal 7 Perkapolri 14/2011).

Pelanggaran terhadap aturan disiplin dan kode etik akan diperiksa


dan bila terbukti akan dijatuhi sanksi. Penjatuhan sanksi disiplin serta sanksi
atas pelanggaran kode etik tidak menghapus tuntutan pidana terhadap
anggota polisi yang bersangkutan (Pasal 12 ayat [1] PP 2/2003 jo. Pasal 28
ayat [2] Perkapolri 14/2011). Oleh karena itu, oknum polisi yang
menggunakan narkotika tetap akan diproses hukum acara pidana walaupun
telah menjalani sanksi disiplin dan sanksi pelanggaran kode etik.

Oknum polisi disangkakan menggunakan narkotika dan diproses


penyidikan tetap harus dipandang tidak bersalah sampai terbukti melalui
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap (asas praduga tidak
bersalah) sebagaimana diatur Pasal 8 ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman.

Mengenai sanksi pidana terhadap penyalahgunaan narkotika untuk


diri pribadi diatur Pasal 127 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika:
Setiap Penyalah Guna:

a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara


paling lama 4 (empat) tahun;

b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara


paling lama 2 (dua) tahun; dan
c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun

4 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
Ketentuan ini berlaku untuk semua orang yang menyalahgunakan narkotika
untuk diri sendiri

Apabila putusan pidana terhadap oknum polisi tersebut telah


berkekuatan hukum tetap, ia terancam diberhentikan tidak dengan hormat
berdasarkan Pasal 12 ayat (1) huruf a PP No. 1 Tahun 2003 tentang
Pemberhentian Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (“PP
1/2003”):

“Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan tidak


dengan hormat dari dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia apabila:
dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dan menurut pertimbangan pejabat yang berwenang
tidak dapat dipertahankan untuk tetap berada dalam dinas Kepolisian
Negara Republik Indonesia.”

Dengan demikian, walaupun si oknum polisi sudah dipidana


berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap,
oknum polisi tersebut baru dapat diberhentikan dengan tidak hormat apabila
menurut pertimbangan pejabat yang berwenang dia tidak dapat
dipertahankan untuk tetap berada dalam dinas kepolisian .
Pemberhentian anggota kepolisian dilakukan setelah melalui sidang Komisi
Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Pasal 12 ayat [2]
PP 1/2003).
Jadi, walaupun anggota polisi juga merupakan warga sipil, tetapi terdapat
perbedaan proses penyidikan perkaranya dengan warga negara lain karena
selain tunduk pada peraturan perundang-undangan, anggota polri juga
terikat pada aturan disiplin dan kode etik yang juga harus dipatuhi.

Hasil penelitian yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN)


bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia
(Puslitkes-UI) Tahun 2015angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba
berada di kisaran 2,20% atau sekitar 4.098.029 orang dari total populasi
penduduk Indonesia (berusia 10 -59 tahun). Dibandingkan dengan hasil
penelitian tahun 2014 mengalami peningkatan 0,02% dari 2,18% Tahun
2014 ke 2,20% Tahun 2015.

Korban penyalahgunaan Narkotika di Indonesia tidak terbatas pada


kalangan kelompok masyarakat yang mampu, mengingat harga Narkotika
yang tinggi, tetapi juga sudah merambah ke kalangan masyarakat ekonomi
rendah. Hal ini dapat terjadi karena komoditi Narkotika memiliki banyak
jenis, dari yang harganya paling mahal hingga paling murah.
5 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
Narkotika juga sudah menyebar sampai ke pelosok pedesaan dan telah
mengorbankan ribuan bahkan jutaan jiwa anak bangsa akibat terjerat
Narkotika. Data yang ada di Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak satu
Kabupaten/Kota di Indonesia yang terbebas dari masalah Narkotika dan
Obat Berbahaya.

Narkotika dan Psikotropika sudah merambah ke segala lapisan


masyarakat Indonesia, adapun yang menjadi sasaran bukan hanya tempat-
tempat hiburan malam, tetapi sudah merambah ke daerah pemukiman,
kampus, sekolah-sekolah, rumah kost di lingkungan rumah tangga, bahkan
di Lembaga Pemasyarakatan banyak terjadi transaksi peredaran gelap
Narkotika yang melibatkan Narapidana, Pengunjung
dan Pegawai Lembaga Pemasyarakatan serta Dokter yang bekerja disana.
Contoh akibat penyalah gunaan narkoba oleh ASN
Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan mobil yang dikendarai
oknum polisi dari Satuan Reserse Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang
Kepolisian Kampar, Riau, mengakibatkan seorang pengendara sepeda motor
bernama Firman Berlando, warga Kota Pekanbaru, meninggal dunia.
Dua oknum polisi di mobil yang menabrak korban, diduga tengah
dalam pengaruh narkoba atau mabuk.

Adik kandung korban, Samosir (38) kepada Antara di Pekanbaru, Selasa,


mengatakan Firman Berlando meninggal dunia pada Senin (28/8) pukul
00.05 WIB setelah mengalami luka parah dan sempat dirawat di RS
Bhayangkara Pekanbaru. "Hari ini Selasa (29/8) dikebumikan," kata
Samosir.

Dia mengatakan untuk kecelakaan tersebut sudah ditangani oleh Satuan


Lantas Polres Pekanbaru. Sebagai pihak keluarga, ia menyerahkan
penanganan lebih lanjut kepada kepolisian.

Laka lantas itu terjadi antara Mobil Toyota Avanza yang dikendarai oknum
polisi dan Sepeda Motor Suzuki Shogun yang dikendarai korban di Jalan
Prambanan, Pekanbaru pada Ahad (27/8). Saat itu Firman Bernaldo (50)
sedang membonceng istrinya Basaria Manik (42), dan anak laki-lakinya GF
(3).

Selain Firman yang berprofesi tukang parkir ini meninggal, istrinya dan
anaknya juga terluka dan sekarang masih menjalani perawatan di RS
Bhayangkara.

Sementara itu, mobil yang menabrak dikendarai oleh anggota polisi Brigadir
AP. Di dalam mobil tersebut juga ada satu lagi polisi, yakni Bripda RHJ
serta seorang wanita DP.

Diduga pengemudi Mobil Toyota Avanza pada saat mendahului sepeda


6 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
motor tidak konsentrasi dan tidak memperhatikan jarak dengan kendaraan
yang ada didepannya. Dua oknum polisi yang bertugas di Polres Kampar itu
kini diproses hukum di Propam Polda Riau karena hasil tes urine keduanya
positif narkoba jenis inex.

Terpisah, Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah


Riau, Kombes Pol Pitoyo Agung Yuwono menyampaikan pihaknya telah
memproses dan menahan dua oknum polisi tersebut. Dia mengatakan bahwa
di Propam hanya masalah kedisiplinan, sedangkan pidana lainnya yakni
narkoba dan lakalantas tetap ditanganisatuanlain.

"Polisi sama dengan masyarakat biasa dituntut di peradilan umum,


tidak ada perlakuan khusus. Bahkan lebih berat karena masuk kategori
pengkhianat. Bisa tiga pengadilan dia," tegas kabid propam.

Contoh lain penyalah gunaan narkoba oleh ASN

Sepanjang tahun 2017, Badan Narkotika Nasional (BNN)


Kota Lubuklinggau mengamankan delapan orang oknum Aparatur Sipil
Negara (ASN) karena terlibat penyalagunaan narkoba.

Dari jumlah itu, sebanyak tiga orang terpaksa ditetapkan sebagai tersangka
karena terbukti berkaitan dengan bandar, sementara lima orang lainnya
hanya diwajibkan mengikuti rehabilitasi saja.

Kepala BNN Kota Lubuklinggau, AKBP Eddy Nugroho, mengatakan


delapan orang ASN yang diamankan itu selama penindakan dari periode
bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2017.

"Total secara keseluruhannya ada 23 orang yang ditetapkan sebagai


tersangka kasus narkoba, dan tiga diantaranya ASN dan lima orang ASN
lainnya di rehabilitasi," katanya. Jumat (22/12/2017)

Dari penindakan itu juga pihaknya berhasil mengamankan barang bukti


(BB) sebanyak 46,59 gram sabu-sabu, 10 butir ekstasi serta 1,5 kg ganja
kering siap edar.

Sedangkan untuk penyalahguna narkoba yang dilakukan rehabilitasi


sebanyak 109 orang, yakni lima orang oknum ASN, lima orang oknum
anggota Polri, dua orang oknum kepala desa.

Contoh lainnya

Salah seorang oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) berinisial IS (37) yang
bertugas di instansi Kelurahan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu Selatan

7 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
ditangkap Tim Unit Reskrim Kepolisian Sektor Kecamatan Kepulauan
Seribu Selatan.

Kapolsek Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan AKP Budi Hastono


mangatakan, pelaku merupakan warga RT 02 RW 02 Pulau Pangang.
Tersangka, lanjut dia, merupakan PNS bertugas sebagai staf di Kelurahan
Pulau Tidung.

“Penangkapan terjadi Kamis 27 Juli 2017 pukul 15.00 WIB di Rumah


Dinas (Rudin) Kelurahan Pulau Tidung, dengan barang bukti berupa satu
paket sabu-sabu 1,5 gram dan alat hisap (bong)," ujar Budi Hastono, Jumat
(28/07/2017).

Penangkapan oknum PNS itu bermula lantaran adanya laporan dari warga
yang curiga melihat gerak-gerik tersangka mencurigakan di dalam rumah
dinas.

"Setelah dilakukan penyelidikan dan pemantauan, Tim Unit Reskrim


langsung melakukan penggeledahan dan mendapati oknum PNS tersebut
sedang asik mengkonsumsi sabu-sabu," terangnya.

Saat ini pelaku sudah ditangani dan dibawa ke kantor perwakila Polsek
Kepulauan Seribu Selatan di Jalan Baru, Clincing, Jakarta Utara untuk
proses lebih lanjut.

Sementara, Lurah Pulau Tidung Cecep Suryadi membenarkan bahwa salah


seorang stafnya diciduk Tim Unit Reskrim karena memakai sabu. "Kita
sudah berlapor kebagian kepegawaian dan juga Bupati Kepulauan Seribu
untuk di proses," tandasnya

Dari latar belakang yang tertulis di atas sebagai penulis saya sangat
tertarik terhadap permasalahan yang ada si atas yakni tentang ”yurisdiksi
terhadap tindak pidana narkotika yang dilakukan oleh aparatur sipil negara”

8 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
2.Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang di sampaikan pada latar belakang di atas dapat di


simpulkan bahwa rumusan masalahnya adalah:

A. Siapakah yang berkewajiban untuk menghentikan peredaran narkoba


apabila pelaksananya juga menggunakan narkoba juga?
B. Siapa yang bisa dikatakan sebagai penegak hukum kalau sudah begini?
C. Apa yang harus kita lakukan sebagai generasi penerus agar tidak menjadi
penerus yang menggunakan narkoba?

3.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.Untuk mengetahui bahwa pengguna narkoba nggak hanya dari kalangan


orang biasa aja
2. untuk mebngetahui bagaimana yurisdiksi penanganan narkoba pada
apartur sipil negara
3. Untuk mengetahui undang-undang apa saja yang di gunakan pada
pelaksanaan yurisdiksi terhadap tindak pidana narkotika oleh ASN
4. Untuk mengetahui hukumanapa saja yang dapat di jatuhkan terhadap
ASN yang melakukan tindak pidana narkotika

4. kerangka teori
1. peranan mahasiswa sebagai kaum intelektual adalah sebagai orang yang
harus perduli terhadap apa yang erjadi di masyarakan jaman sekarang ini

9 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
yang hampir 50% dari penduduk indonesia dan sebagiannya adalah ASN
yang seharusnya sebagai orang yang nomor satu sebagai oang yang menjaga
beredar nya narkotika di indonesia.
2. semakin bertebar nya virus penggunaan narkoba di indonesia mulai dari
yang terkecil hingga kepada ASN

5. Kerangka Konseptual
a. Yurisdiksi
Yurisdiksi atau jurisdiksi adalah wilayah/daerah tempat berlakunya
sebuah undang-undang yang berdasarkan hukum. Kata ini berasal dari
bahasa Latin ius, iuris artinya "hukum" dan dicere artinya "berbicara".
b. Narkotika

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan


berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan
singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada


kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi
penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah
senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien
saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. [butuh rujukan]
Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan
dan dosis yang semestinya.

Pada saat ini (2015) terdapat 35 jenis narkoba yang dikonsumsi


pengguna narkoba di Indonesia dari yang paling murah hingga yang mahal
seperti LSD. Di dunia terdapat 354 jenis narkoba.[1] Pemasok Narkoba di
Indonesia diketahui berasal dari Afrika Barat, Iran, Eropa, dan yang paling
aktif adalah pemasok dari Indo China[2].

NARKOTIKA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

10 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.

BAHAN ADIKTIF LAINNYA adalah bahan lain bukan narkotika


atau psikotropika yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.

MINUMAN BERALKOHOL adalah minuman yang mengandung


etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian ataupun secara sintetis yang
mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi destilasi atau fermentasi
tanpa destilasi, maupun yang diproses dengan cara mencampur konsentrat
dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang mengandung
etanol.

Zaman dahulu bangsa Sumeria mengenalkan pada kita istilah


Candu. Candu digunakan sebagai sarana pengobatan, terutama dalam hal
pembedahan. Saat itu para ahli menggunakannya untuk meredakan rasa
sakit (candu analgesik)dan bius(narkotik). Pada tahun 1805 mulai dikenal
morfin menggantikan opium(candu mentah). Penggunaan candu yang
berlebihan akan menyebabkan ketagihan dan sesak. Oleh karena itu orang-
orang Eropa pada masa itu menyebut barang tersebut sebagai barang setan.
Namun setelah Ratu Elizabeth I menyadari pentinganya opium sebagai obat
bius medis, barulah para bangsa dari timur membawa opium ke Inggris.

Awal mula candu yang digunakan sebagai obat bius dan


penggunaanya berdasarkan resep dokter tetapi oleh beberapa orang
digunakan untuk mabuk-mabukan. Pada tahun 1810 di Amerika, morfin
mulai digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Serbuknya dikatakan
sebagai obat ajaib karena kemampuannya menghilangkan rasa sakit pasca
operasi atau sebagai penyembuh luka. Pertengahan tahun 1850, morfin
beredar luas di seluruh Amerika serikat dan sangat populer digunakan di
bidang kedokteran.

Penggunaan dosis lebih dan terlalu sering penggunaan morfin


sebagai rasa sakit memicu efek ketergantungan pada obat tersebut. Puncak
kecanduan makin meningkat selama perang saudara, jumlah pasien terutama
prajurit yang menjadi korban perang dirawat menggunakan morfin, sekitar
sepuluh ribu tentara berubah menjadi pecandu morfin. Pada tahun 1874,
orang-orang menggantinya menjadi heroin karena dianggap lebih aman.
Pengguna morfin pun beralih kepada heroin. Hal tersebut merupakan awal
lahirnya heroin di Amerika.

11 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
Heroin merupakan salah satu jenis obat terlarang dan yang paling
populer dalam tradisi Drug, walaupun sebenarnya heroin bukanlah barang
baru di masa itu, efek negatif yang ditimbulkan cukup besar. Heroin
merupakan bagian dari opium, yang menimbulkan ketergantungan secara
fisik maupun mental. Karena menimbulkan ketagihan, pada tahun 1878
kerajaan Inggris mengeluarkan undang-undang untuk mengurangi
penggunaan opium. Mereka juga mengurangi impor opium dari bangsa
timur, terutama China.

Awal abad 19 opium di bawa ke daratan China (Tiongkok) oleh


para pedagang Inggris. Opium digunakan sebagai obat dan diperdagangkan.
Saat kekaisaran ming-cing, China menghentikan perniagaan dengan bangsa
Barat karena mereka menganggap telah sanggup memenuhi keperluan
rakyat tanpa bergantung kepada barat. Kondisi ini sangat menyulitkan
Inggris,karena Inggris butuh barang-barang Tiongkok seperti sutera,rempah
dan teh, melalui perundingan akhirnya kekaisaran China mengijinkan
Inggris berdagang hanya di wilayah Guangzou, rupanya Inggris menyalah
gunakan kesepakatan ini dengan memasukan opium ke Goangzou. Mereka
mereka ingin menjalankan perdagangan baru yaitu menjual opium tau
candu.mengetahui semakin banyaknya pecandu Goangzou. Pada tahun
1839, masa pemerintahan kaisar Tao Kwang, kaisar memusnahkan candu
ilegal di Guangzou. Pembakaran ini merupakan sikap tegas China sekali pun
harus menanggung resiko yang berat.

Pada tahun 1906, Amerika membuat undang-undang makanan dan


obat ( Pure Food Drug Act ) yang meminta pihak farmasi memberi label
secara jelas mengenai komposisi kandungan opium dalam produknya.
Namun peraturan tersebut belum berhasil, peredaran opium masih dijual
secara bebas dan semakin tidak terkontrol. Hal tersebut memicu semakin
meningkatnya jumlah pecandu, terutama di kalangan tentara.

Pada tahun 1914, ditetapkan undang-undang yang mengatur


tentang regulasi penjualan narkotik untuk penjual dan pengguna
mewajibkan membayar pajak dan melarang pemberian narkotik kepada
pecandu yang enggan sembuh. Peredaran opium selama abad 19 semakin
pesat di Amerika, opium mudah dijumpai dam bentuk tonikum ( zat yang
digunakan untuk mengembalikan kondisi normal jaringan atau untuk
merangsang nafsu makan ).

12 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
Pada tahun 1923, badan obat Amerika (FDA), melarang semua
penjualan bahan narkotik terutama heroin secara bebas. Presiden Amerika
Richard Nixon mengobarkan perang melawan heroin melalui kerja sama
antar negara, dia berjanji mengatur kesejahteraan Turki. Amerika juga
membantu dana senilai 35 juta pertahun sebagai imbalan memusnahkan
ladang opium dan menggantinya dengan tanaman lain. Pemerintah Amerika
mengirim herbisida ke Turki untuk memusnahkan ladang opium dan
membakarnya yang kira-kira menelan waktu sekitar setahun.

Dilarangnya penjualan narkotika inilah yang menjadi awal


penjulan/perdagangan gelap terhadap narkotika yang berdiri di Chinatown,
New York. Perdagangan gelap narkotika seiring berkembangnya pasar
global maka pada akhirnya menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuklah
ke Indonesia. Penggunaan obat-obatan jenis opium sudah lama dikenal di
Indonesia, jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada zaman
penjajahan Belanda. Pada umumnya para pemakai candu (opium) tersebut
adalah orang-orang Cina.

Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu


untuk menghisap candu dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan
berdasarkan undang-undang. Orang-orang Cina pada waktu itu
menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan
menghisapnya melalui pipa panjang. Hal ini berlaku sampai tibanya
Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang
menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang pemakaian candu
(Brisbane Ordinance).

Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah


Sumatera lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai
bahan ramuan makanan sehari-hari. Tanaman Erythroxylon Coca (Cocaine)
banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu hanya diperuntukkan bagi
ekspor. Untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak
diinginkan, Pemerintah Belanda membuat Undang-undang (Verdovende
Middelen Ordonantie) yang mulai diberlakukan pada tahun 1927 (State
Gazette No.278 Juncto 536).

13 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga beberapa obat
lain yang mempunyai efek serupa (menimbulkan kecanduan) tidak
dimasukkan dalam perundang-undangan tersebut. Setelah kemerdekaan,
Pemerintah Republik Indonesia membuat perundang-undangan yang
menyangkut produksi, penggunaan dan distribusi dari obat-obat berbahaya
(Dangerous Drugs Ordinance) dimana wewenang diberikan kepada Menteri
Kesehatan untuk pengaturannya (State Gaette No.419, 1949).

Baru pada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan berbahaya jenis


narkotika menjadi masalah besar dan nasional sifatnya. Pada waktu perang
Vietnam sedang mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, maka hampir di
semua negeri, terutama di Amerika Serikat penyalahgunaan obat (narkotika)
sangat meningkat dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak muda.
Nampaknya gejala itu berpengaruh pula di Indonesia dalam waktu yang
hampir bersamaan.

Menyadari hal tersebut maka Presiden mengeluarkan instruksi No.6


tahun 1971 dengan membentuk badan koordinasi, yang terkenal dengan
nama BAKOLAK INPRES 6/71, yaitu sebuah badan yang
mengkoordinasikan (antar departemen) semua kegiatan penanggulangan
terhadap berbagai bentuk yang dapat mengancam keamanan negara, yaitu
pemalsuan uang, penyelundupan, bahaya narkotika, kenakalan remaja,
kegiatan subversif dan pengawasan terhadap orang-orang asing.

Kemajuan teknologi dan perubahan-perubahan sosial yang cepat,


menyebabkan Undang-Undang narkotika warisan Belanda (tahun 1927)
sudah tidak memadai lagi. Maka pemerintah kemudian mengeluarkan
Undang-Undang No.9 tahun 1976, tentang Narkotika. Undang-Undang
tersebut antara lain mengatur berbagai hal khususnya tentang peredaran
gelap (illicit traffic). Disamping itu juga diatur tentang terapi dan
rehabilitasi korban narkotik (pasal 32), dengan menyebutkan secara khusus
peran dari dokter dan rumah sakit terdekat sesuai petunjuk menteri
kesehatan.

Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba di


Indonesia, maka UU Anti Narkotika mulai direvisi. Sehingga disusunlah
UU Anti Narkotika nomor 22/1997, menyusul dibuatnya UU Psikotropika
nomor 5/1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai diatur pasal-pasal
ketentuan pidana terhadap pelaku kejahatan narkotika, dengan pemberian
sanksi terberat berupa hukuman mati.
14 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
c. Aparatur Sipil Negara (ASN)

Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi Pegawai


Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ). Pegawai ASN terdiri dari
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

d.tindak pidana

Pengertian Tindak Pidana menurut istilah adalah terjemahan


paling umum untuk istilah "strafbaar feit" dalam bahasa Belanda
walaupun secara resmi tidak ada terjemahan resmi strafbaar feit. Pendapat
beberapa ahli tentang Pengertian Tindak Pidana, yaitu :

Pengertian Tindak Pidana menurut Simons ialah suatu tindakan


atau perbuatan yang diancam dengan pidana oleh undang-undang hukum
pidana, bertentangan dengan hukum pidana dan dilakukan dengan
kesalahan oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab.
Menurut Pompe, Pengertian Tindak Pidana adalah Suatu
pelanggaran norma (gangguan terhadap tata tertib hukum) yang dengan
sengaja ataupun dengan tidak sengaja telah dilakukan oleh seorang pelaku,
dimana penjatuhan hukuman trhadap pelaku tersebut adalah perlu demi
terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya kepentingan hukum.
Menurut Simons, Pengertian Tindak Pidana merupakan tindakan
melanggar hukum pidana yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun
tidak sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas
tindakannya dan oleh undang-undang hukum pidana telah dinyatakan
sebagai suatu tindakan yang dapat dihukum.
Menurut E.Utrecht, Pengertian Tindak Pidana dengan isilah
peristiwa pidana yang sering juga ia sebut delik, karena peristiwa itu suatu
perbuatan (handelen atau doen positif) atau suatu melalaikan (natalen-
negatif), maupun akibatnya (keadaan yang ditimbulkan karena perbuatan
atau melalaikan itu).
Sementara itu, Moeljatno meyatakan bahwa Pengertian Tindak
Pidana berarti perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana,
terhadap siapa saja yg melanggar larangan tersebut. Perbuatan tersebut

15 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
harus juga dirasakan oleh masyarakat sebagai suatu hambatan tata
pergaulan yang dicita-citakan oleh masyarakat.
Van Hmamel juga sependapat dengan rumusan tindak pidana dari
simons, tetapi menambahkan adanya “sifat perbuatan yang mempunyai
sifat dapat dihukum”. Jadi, pengertian tindak pidana menurut Van Hamael
meliputi lima unsur, sebagai berikut :
1.        Diancam dengan pidana oleh hukum,
2.        Bertentangan dengan hukum,
3.        Dilakukan oleh seseorang dengan kesalahan (schuld),
4.        Seseorang itu dipandang bertanggung jawab atas perbuatannya,
5.        Sifat perbuatan yang mempunyai sifat dapat dihukum.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpukan bahwa Pengertian


tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilakukan manusia yang dapat
bertanggung jawab yang mana perbuatan tersebut dilarang atau
diperintahkan atau dibolehkan oleh undang-undang hukum pidana yang
diberi sanksi berupa sanksi pidana. Untuk membedakan suatu perbuatan
sebagai tindak pidana atau bukan tindak pidana ialah apakah perbuatan
tersebut diberi sanksi pidana atau tidak diberi sanksi pidana.

16 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
6.Metode Penelitian

1.lokasi penelitian

Lokasi dalam penelitian yurisdiksi terhadap tindak pidana korupsi


oleh aparatur sipil negara adalah dari lembaga terkait seperti pengadilan,
BNN, dan Lembaga Permasyarakatan

2. Jenis Penelitian

Dalam suatu penelitian, jenis penelitian dapat dilihat dari tujuan,


sifat, bentuk dan sudut penerapannya. Sedangkan dalam penelitian ini jenis
penelitia yang digunakan lebih mengacu pada jenis penelitian yang dilihat
dari segi tujuannya yaitu jenis penelitian study kasus[5].

3.Pradigma

Pendapat para ahli tentang narkoba

a.Jackobus (2005)

Narkoba ialah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis ataupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi bahkan sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

b. Ghoodse (2002)

Narkoba ialah zat kimia yang dibutuhkan untuk merawat kesehatan, saat zat
tersebut masuk kedalam organ tubuh maka akan terjadi satu atau lebih
perubahan fungsi didalam tubuh. Lalu dilanjutkan lagi dengan
ketergantungan secara fisik dan psikis pada tubuh, sehingga jika zat tersebut
dihentikan pengkonsumsiannya maka akan terjadi gangguan secara fisik dan
psikis.

Kode etik ASN

KODE ETIK ASN — Pasal 5

(1) Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
b bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.

(2) Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi
pengaturan perilaku agar Pegawai ASN :

17 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien; h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan
dalam melaksanakan tugasnya;
8. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
9. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
10. Memegang teguh nilai dasar asn dan selalu menjaga reputasi dan
integritas asn; dan
11. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
disiplin pegawai asn.

(3) Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

NILAI DASAR ASN —  Pasal 4

Nilai dasar (ASN) meliputi :

1. Memegang teguh ideologi Pancasila;


2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
3. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
18 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karier.

ASAS-ASAS ASN — Pasal 82

PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,


kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat
diberikan penghargaan.

Asas-asas Pegawai Pemerintah (ASN)

1. Asas kepastian hukum adalah dalam setiap penyelenggaraan kebijakan


dan Manajemen ASN, mengutamakan landasan peraturan perundang-
undangan, kepatutan, dan keadilan.
2. Asas profesionalitas adalah mengutamakan keahlian yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Asas proporsionalitas adalah mengutamakan keseimbangan antara hak
dan kewajiban Pegawai ASN.
4. Asas keterpaduan adalah pengelolaan Pegawai ASN didasarkan pada
satu sistem pengelolaan yang terpadu secara nasional.
5. Asas delegasi adalah bahwa sebagian kewenangan pengelolaan Pegawai
ASN dapat didelegasikan pelaksanaannya kepada kementerian, lembaga
pemerintah nonkementerian, dan pemerintah daerah.
6. Asas netralitas adalah bahwa setiap Pegawai ASN tidak berpihak dari
segala bentuk pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan
siapapun.
7. Asas akuntabilitas adalah bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan Pegawai ASN harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
8. Asas efektif dan efisien adalah bahwa dalam menyelenggarakan
Manajemen ASN sesuai dengan target atau tujuan dengan tepat waktu sesuai
dengan perencanaan yang ditetapkan.
9. Asas keterbukaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan Manajemen
ASN bersifat terbuka untuk publik.
10. Asas nondiskriminatif adalah bahwa dalam penyelenggaraan Manajemen
ASN, KASN tidak membedakan perlakuan berdasarkan jender, suku, agama,
ras, dan golongan.
11. Asas persatuan dan kesatuan adalah bahwa Pegawai ASN sebagai
perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
12. Asas keadilan dan kesetaraan adalah bahwa pengaturan mencerminkan
rasa penyelenggaraan ASN harus keadilan dan kesamaan untuk memperoleh
kesempatan akan fungsi dan peran sebagai Pegawai ASN.
13. Asas kesejahteraan adalah bahwa penyelenggaraan ASN diarahkan untuk
mewujudkan peningkatan kualitas hidup Pegawai ASN

19 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).
7. Daftar Pustaka

1. http://makalah-penyalahgunaan-narkoba.html

2. http://www.masterpendidikan.com/2017/01/10-pengertian-narkoba-
menurut-para-ahli.html

3.https://CONTOH-PROPOSAL-SKRIPSI-HUKUM-PIDANA-
tentang-narkotika-docx 16:20

4.BNN: Oknum polisi menjadi 'bandar kecil dan beking'


sindikat narkoba - BBC Indonesia

5. Pasal 127 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

6. SEJARAH NARKOBA DUNIA HINGGA INDONESIA |


guntur452013 08:10

7. https://www.google.co.id/search?q=PengertianTindakPidana

8.
http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/pengertiantindakpidanaunsurunsur

9. http://www.masterpendidikan.com/2017/01/10-pengertian-narkoba-
menurut-para-ahli.html

10. yurisdiksi - Penelusuran Google

20 Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) adalah profesi bagi


Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah ( Tenaga Kontrak ).

Anda mungkin juga menyukai