Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hati merupakan salah satu organ yang rentan mengalami gangguan. Gangguan ini biasanya

disebabkan oleh gangguan sistem metabolisme, zat-zat toksik, infeksi mikroba, gangguan sirkulasi

dan neoplasma. Penyakit yang sering terjadi pada hati adalah infeksi virus hepatitis (A, B, C, D dan

E), sirosis hati, akibat konsumsi alkohol, perlemakan hati yang tidak disebabkan oleh konsumsi

alkohol, dan karsinoma sel hati (Kumar, et al., 2013). Penyakit hepatitis merupakan penyakit yang

palingsering di jumpai di dunia (WHO, 2016).Hepatitis adalah peradangan pada sel hati yang

disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), konsumsi alkohol, lemak yang berlebihan, penyakit

autoimun dan intoksifikasi obat(Kumar, et al., 2013). Penyakit yang diakibat karena intoksikasi obat

salah satunya serosis hati dimulai dengan adanya proses peradangan yang dapat mengakibatkan

kematian sel (nekrosis) hati yang luas, pembentukan jaringan ikat (fibrosis), dan memiliki upaya

regenerasi nodul.

Hati merupakan organ yang penting di dalam tubuh, antara lain karena hati sangat berperan dalam

sistem detoksifikasi dan metabolisme tubuh (Herwana,et al.,2011), sehingga hati mudah mengalami

kerusakan yang mengakibatkan kematian sel. Ada 2 macam kematian sel adalah nekrosis sel yang

menunjukan mumifikasi dan kurang terwarnai umumnya diakibatkan iskemik/ hipoksia

sedangkankematian sel bersifat toksik atau diperantarai sistem imun terjadi melalui apoptosis yang

hepatosit akan mengalami piknotik, ciut, eosinofilik (Kumar, et al., 2013). Nekrosis hati sendiri dapat

terjadi karena pemberian asetaminofen atau parasetamol dosis toksik (Kumar, et al., 2013).

Hati adalah pabrik kimia terbesar dalam tubuh. Hati memiliki suplai darah yang besar 1-1½

liter/menit yang diterima. Selain itu, hati meml=iliki fungsi menyimpan bahan makanan,

detoksifikasi toksin,  pembentukan dan dekstruksi eritrosit, dan lain sebagainya.


B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan organ hati?


 
2. saja fungsi dari organ hati?
 
3. Apa saja jenis-jenis dan penyebab kerusakan organ hati?
 
4. Senyawa-senyawa apa saja yang disintesis atau dihasilkan oleh organ hati?
 
5. Bagaimana pemeriksaan laboratorium untuk tes fungsi hati?

C.TUJUAN

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan organ hati;


 
2. Mengetahui apa saja fungsi dari organ hati;
 
3. Mengetahui jenis-jenis dan penyebab kerusakan dari organ hati;
 
4. Mengetahui senyawa apa saja yang bisa disintesis atau dihasilkan oleh organ hati;
 
5. Mengetahui pemeriksaan laboratorium apa saja yang dapat dilakukan untuk tes fungsi hati.

D.MANFAAT

Pembuatan dari makalah ini, baik bagi penulis maupun pembaca sebagai sarana menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai beberapa hal mengenai Organ Hati dan Tes Fungsi Hati.
BAB II
ISI

A. ANATOMI ORGAN HATI

Hati atau dalam istilah disebut dengan hepar adalah kelenjar terbesar dalam tubuh, dengan berat

sekitar 1300-1500 gram. Hepar berwarna merah ciklat, sangat vaskular dan lunak. Hepar berbentuk

baji dengan dasarnya pada sisi kanan dan apeks pada sisi kiri organ ini terletak pada kuadran kanan

atas abdomen. Permukaan atasnya yang licin membulat terletak dibawah diafragma (John Gibson,

207:2002).

1.Struktur hepar terdiri dari bagian yang penting yaitu, sebagai berikut:

a. Lobus

Ligamentum falciform peritonei bagian atas dan sistem fossa  berbentuk H sebagian memisahkan

hepar menjadi:

 Permukaan anterior : lobus kanan yang besar, lobus kiri yang kecil
 Permukaan posterior menunjukkan lobus quadratus, dan lobus kaudatus.

b.  Lobulus

  Hepar terdiri dari dari sangat banyak lobulus kecil, setiap lobulus terdiri dari sel-sel hepar

yang tersusun sebagian besar dalam kolom.

c. Penutup Peritoneum

  Peritoneum menutupi seluruh hepar kecuali daerah kecil pada bagian  belakang lobus kanan dan

refleksi ligamentum. Ligamentum teres adalah pita fibrosa yang menghubungkan facies viseralis

hepar dengan umbilicus. Ligamentum ini adalah sisa vena umbilicalis sinistra yang dilewati darah

pada masa janin dari plasenta menuju  janin.

d. Sinusoid

Terdapat saluran diantara kolom sel-sel dan dilalui oleh darah dari vena porta dan arteri hepatica.

Sinusoid adalah lapisan sel endotel oleh sel sistem retikuloendotelial.

e. Vena centralis

Terdapat pada bagian tengah tiap lobulus. Vena bergabung menjadi vena yang lebih besar, yang

bergabung membentuk vena hepatica yang membuka ke dalam vena cava inferior.

f. Vena cava inferior

Yang terletak di atas dan dikanan sebagian terbenam di dalam fossa diantara lobus kanan dan lobus

kaudatus.

g. Canaluci

Yang berjalan diantara kolom sel-sel hepar yang berdekatan dan  bergabung membentuk ductus

hepatica.

h. vesica felea atau kantung empedu

Merupakan kantung berbentuk buah pir dengan panjang sekitar 7,5 cm. Kantung tersebut dapat

menahan sampai sekitar 50mL empedu. Terdiri dari fundus (ujung yang membulat), corpus, dan

collum. Collum bersambungan dengan ductus cysticus. Kandung empedu melekat pada fascies

viseralis hepar, diantara lobus kanan dan lobus kuadratus. Fundus mencapai tepi anterior hepar atau
sedikit menonjol melewatinya, disana menempel pada dinding abdomen anterior pada ujung cartilago

costalis kesembilan. Dindingnya mengandung otot  polos.

2. Sistem Peredaran Darah

a. Vena porta

  Sekitar 80% darah untuk hepar melewati vena ini. Vena ini membawa darah dari lambung, usus,

limpa, dan pankreas secara langsung untuk heapr. Vena porta berjalan ke atas di belakang ductus

choledochus dan arteri hepatica pada tepi omentum minus, lipatan ganda  peritoneum yang

terbentang dari fissura porta ke curvatura minor lambung. Vena porta terbagi menjadi cabang kanan

dan kiri yang memasuki hepar pada fissura porta.

b. Arteri hepatica

Sekitar 20% darah menuju hepar melalui arteria ini. Arteri ini merupakan cabang arteria

coeliaca, yang merupakan cabang aorta abdominalis bagian atas. Berjalan didalam imentum minus,

menuju sisi kiri ductus choledochus dan pada bagian depan vena porta. Percabangan: arteria cystica

menuju kandung empedu, arteria hepatica dextra dan sinistra yang memasuki hepar pada fissura.

3. Drainase Vena

Drainase vena masuk ke dalam dua vena hepatica besar, yang memasuki vena cava inferior pada

bagian belakang hepar.

4. Sistem Biliaris

  Ductus hepaticus dextra dan  sinistra keluar dari fissura porta pada fascies viseralis hepar dan

bergabung membentuk ductus hepaticus communis. Ductus hepaticus communis memiliki panjang

sekitar 3,5 cm. Ductus cysticus berjalan dari ujung ductus hepaticus communis menuju kandung

empedu. Ductus biliaris, dibentuk oleh gabungan dua ductus hepaticus communis dan ductus

cysticus, terus berjalan sebagai ductus hepaticus communis. Memiliki panjang sekitar 10cm. Saluran

ini  berjalan di belakang bagian pertama duodenus dan kemudian melewati caput pankreas atau di

dalam alur di dalamnya bagian posterior, di sini saluran bergabung dengan ductus pancreaticus dan

keduanya bermuara  pada lubang yang sama ke dalam bagian kedua duodenum. Lubang tersebut

diatur oleh sphincter Oddi, cincin otot polos. Kadang-kadang kedua saluran membuka terpisah

kedalam duodenum.
B.FUNGSI ORGAN HATI

Fungsi utama hati dapat dirincikan sebagai berikut:

1. Hati adalah pabrik kimia terbesar dalam tubuh. Hati memiliki suplai darah yang besar 1-1½ liter

per menit yang diterima melalui:

a. Vena porta, yang membawa produk pencernaan dari saluran cerna;

b. Arteri hepatica, yang membawa oksigen yang dibutuhkan oleh hati. Darah dari kedua sumber ini

lewat dalam sinusoid di antara kolom sel hepar di dalam lobulus. Pertukaran kimia terjadi dalam

dua arah antara darah dalam sel sinusoid dan sel hati. Darah meninggalkan sinusoid masuk ke

dalam vena centralis dan kemudian ke dalam vena hepatica dan vena cava inferior. Zat-zat kimia

yang akan di ekskresikan sel hepar yang  berdekatan yang kemudian akan menjadi isi dari

empedu yang di ekskresi melalui sistem biliaris ke dalam usus.

2. Sel parenkim hepar (hepatosit) yang terdiri dari 60% massa heapr,  bertanggung jawab untuk

konjugasi bilirubin dan untuk ekskresinya ke dalam saluran empedu.

4. Hepar mendetoksifikasi banyak produk metabolik serta obat dan toksin, sering sebelum

diekskresikan ke dalam urin. Proses detoksifikasi melibatkan perubahan kimia, dan atau konjugasi

terutama dengan asam glukuronat, glisin, atau sulfat.

5. Hepar mengekskresikan banyak zat ilmiah dan benda asing kedalam saluran bilier.

6. Hepar menyimpan berbagai senyawa, termasuk besi dan vitamin B12 serta vitamin A.

7. Sel-sel kupffer mengambil bagian dalam semua aktivitas sistim retikulo-endotelial.

8. Hepar juga berfungsi sebagai penghasil cairan empedu. Memiliki sifat  basa dan berwarna hujau

kekuningan dan terkandung urobilin, biliverdin dan bilirubin yang akan diekskresikan hepatosit

hati.

9. Hepar mengontrol suhu tubuh agar selalu stabil.

10.Hepar mengubah zat makanan sesuai fungsinya lalu dialirkan menuju usus dan disimpan pada

tubuh manusia.

11. Hepar sebagai penyempurna eristosit dengan bantuan beberapa zat untuk membantu zat hematin.

Juga membentuk eritrosit janin yang belum sempurna untuk mencegah bahaya penyakit kuning.
12.Hepar berperan dalam sistem imun tubuh, menjaga tubuh dari penyakit  pada organ hati dengan

mekanisme pertahanan di sel kupffer yang merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan

berbagai bahan melalui  proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi ∂ -

globulin sebagai imun livers mechanism.

C. JENIS-JENIS DAN PENYEBAB KERUSAKAN ORGAN HATI

1. Ikterus Ikterus tampak bila terdapat peningkatan jumlah pigmen empedu dalam tubuh dan mulai

terlihat pada konjungtiva mata bila  bilirubin plasma melebihi 35µmol/L. Penyebab yang sering

adalah:

a. Destruksi eritrosit berlebihan dengan produksi bilirubin berlebihan;

 b .Kegagaln fungsi hati oleh semua sebab;

c. Obstruksi aliran empedu melalui ductus biliaris.

2. Ikterus neonatorum Dua penyebab utama ikterus pada neonatus adalah produksi  bilirubin yang

berlebihan sebagai akibat penyakit hemolitika (biasanya karena ketidakcocokan golongan darah) dan

lambatnya pembentukan kapasitas hepar untuk mengkonjugasi secara enzimatik, terutama  bilirubin-

UDP glukoronosiltranferase.

3. Hepatitis Virus Kerusakan hepatoseluler preikterik ringan dapat dideteksi dari  peningkatan

transaminase plasma dan dari peningkatan ekskresi urobilinogen di dalam urine. Bila penyakit ini

telah jelas, terdapat ikterus moderat disertai dengan peningkatan birilubin dikonjugasi dan total

plasma serta bilirubin di dalam urin tanpa urobilinogen dan feses yang  pucat. Transaminase plasma

jelas meningkat.

4. Hepatitis Aktif Kronika Keadaan ini dinyatakan oleh destruksi sel hepar yang kontinu sehingga

bagian terbesar tes ini memberikan nilai yang abnormal. Terdapat albumin plasma yang rendah

disertai dengan meningkatnya

 γ-globulin (IgG) dan peningkatan bilirubin yang nyata. Nilai yang tinggi ditemukan bagi fosfatase

alkali plasma dan bagi transaminase.


5. Sirosis

Perubahan fungsi secara biokimia adalah sama apapun jenis  patologik kelainan ini. Terdapat

kerusakan yang terpisah dan bervariasi  bagi fungsi hepar. Kadar bilirubin total plasma mungkin

normal atau sedikit meningkat dan sering terdapat kelebihan urobilinogen di dalam urin tetapi tifak

bilirubin.

Hampir selalu terdapat hiponatremia yang sebagian besar karena  pengenceran dan defisiensi

kalium karena banyak faktor. Hepar yang rusak gagal metabolisme hormon, termasuk ADH.

Penyebab asites pada sirosis adalah faktor lokal, terutama hipertensi portal dan faktor sistemik.

Terutama adalah rendahnya konsentrasi albumin yang bersirkulasi dan retensi natrium disertai

dengan kelebihan retensi air (yang menyebabkan rendahnya konsentrasi natrium plasma) yang

menyertai aldosteronisme.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hati adalah organ vital pada manusia yang terletak disebelah kanan atas rongga perut bawah

diafragma. Hati kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat ±1,5 kg (Junqueira dkk.,2007) .

Berfungsi sebagai  penawar racun, sintesis protein, perombakan sel darah merah, metabolisme lemak,

karbohidrat, dan lain sebagainya. Sel-sel hati dapat rusak atau hancur dan seluruh fungsi hati dapat

terganggu akibat berbagai penyakit, antara lain: infeksi, alkohol, obat-obatan, dan pertumbuhan baru.

Satu tes fungsi hepar mempunyai nilai diagnostik kecil bila dilakukan secara terpisah. Pemilihan tes

yang coock harus selalu dilakukan dan pemilihan tes fungsi hepar secara biokimia tergantung atas

tujuan  penyelidikan. Mungkin tes hepar paling sering digunakan dalam diagnosa  banding ikterus

yang secara klinis tak jelas asalnya dan dalam menilai sisa fungsi pada penyakit kronis. Pemakaian

tes fungsi hepar lain yang sering adalah untuk deteksi dan pengukuran kelemahan fungsi pada

penyakit hepar kronis yang telah diketahui atau dicurigai, juga walaupun tak ada iktrus.

B.SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah

selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
MAKALAH ORGAN HATI MANUSIA

Disusun
Oleh
Nama Kelompok
1.Sahruni Asgap
2.Heiden fareza
3.M.Risky Aditya
4.Arul Saputra
5.M.Mutaharir
6.Ahmad Faisal
7.Ferdy Adryan

Anda mungkin juga menyukai