Sap Terapi Bermain 3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 17

KEGIATAN TERAPI BERMAIN DI RUANG DAHLIA (RAWAT INAP

ANAK) RUMAH SAKIT DAERAH BALUNG JEMBER

disusun guna memenuhi tugas praktik profesi Keperawatan Anak

oleh :
Mahasiswa Profesi Ners Angkatan 24

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/Materi : Permainan puzzle dan terapi berkenalan


Sasaran : Anak usia prasekolah (3-6 tahun)
Waktu :
Hari/Tanggal :
Tempat : Ruang Dahlia RSD Balung

1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan pasien ikut berpartisipasi dalam
kegiatan yang dilakukan yaitu menyusun puzzle dengan saling berkenalan
terlebih dahulu.
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit sasaran akan mampu :
a. Mengikuti kegiatan terapi bermain dengan kooperatif
b. Saling mengenal nama temannya
c. Menebak gambar puzzle sebelum di bongkar
d. Mampu menyusun puzzle sesuai gambar asli nya
e. Bahagia dengan terapi bermain yang diberikan
3. Pokok Bahasan :
Kegiatan menyusun puzzle dan terapi berkenalan
4. Tujuan Terapi Bermain (Menyusun Puzzle dan Berkenalan)
1. Tujuan Umum
Puzzle dapat membantu anak dalam meningkatkan daya ingat dan
menstimulasi perkembangan motorik anak. Terapi berkenalan dapat
melatih dan meningkatkan daya sosial anak.
2. Tujuan Khusus
a) Mengembangkan kreativitas anak sesuai dengan tumbuh kembangnya
b) Meningkatkan daya ingat dan logika anak
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

c) Meningkatkan daya sosial


d) Menurunkan kecemasan akibat hospitalisasi
5. Subpokok Bahasan
a. Perkenalan dengan terapis
b. Perkenalan dengan teman-teman
c. Tebak gambar puzzle
d. Membongkar dan menyusun puzzle sesuai gambar awal
6. Waktu
1x30Menit
7. Bahan / Alat yang digunakan
a. Bola plastik kecil
b. Puzzle
8. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Terapi bermain
b. Landasan Teori : Konstruktivisme
c. Landasan Pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Menyiapkan alat dan bahan
9. Persiapan
Mahasiswa menyiapkan ruangan yang menyenangkan, alat dan bahan yang
diperlukan.

10. Kegiatan Terapi Bermain


NO WAKTU KEGIATAN
PERAWAT ANAK
1 5 menit Pembukan :
1. Terapis memberikan salam kepada pasien Menjawab
2. Terapis memperkenalkan nama dan panggilan Mendengarkan
terapis
3. Terapis menanyakan perasaan pasien saat ini Menjawab
4. Terapis melakukan kontrak program dengan Mendengarkan
pasien:
a. Menjelaskan tujuan kegiatan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

b. Menjelaskan aturan main yaitu dilakukan


selama 30 menit.
2 20 menit 1. Terapis mencontohkan terapi berkenalan Pasien
melalui teman-teman terapis terlebih dahulu memahami
yaitu bernyanyi bersama-sama dengan contoh
bentuk melingkar, dan bola plastik berjalan permainan yang
keliling sesuai dengan berjalannya lagu jika telah
lagu selesai leader/terapis akan memberikan diperagakan
kode dengan tepuk tangan sekali. Siapa yang
memegang bola saat lagu berhenti tersebut
maka ia akan menyebutkan nama nya dan
nama teman di sebelah kiri dan kanannya.
2. Terapis memulai permainan terapi
berkenalan dengan pasien seperti yang sudah Pasien
dicontohkan mengikuti
permainan
dengan
kooperatif
3. Setelah perkenalan selesai, lanjut dengan Pasien mampu
permainan puzzle. Terlebih dahulu menebak menebak
gambar dari puzzle gambar puzzle

4. Membongkar dan menyusun kembali puzzle Pasien mampu


sesuai gambar awal menyusun
kembali puzzle
sesuai gambar
awal
3 5 menit Penutup :
1. Evaluasi Menjawab
a. Terapis menanyakan perasaan pasien bahwa
setelah mengikuti terapi bermain. perasaannya
b. Terapis memberi pujian atas perilaku senang
yang positif.
2. Rencana tindak lanjut Mendengarkan
Terapis menganjurkan keluarga untuk
melatih anak lagi dalam hal perkembangan
motorik halus dan motorik kasar
3. Salam penutup Menjawab
salam
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian Bermain
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,
meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada
di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang
mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang
sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting
untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan
sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan
bermain, anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara
(Wong, 2000).

2. Fungsi Bermain
a) Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat
mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan
rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik
dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak
yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari
kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu
yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan
atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang.
b) Membantu Perkembangan Kognitif
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat


terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi
dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat
tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna,
memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam
permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan
perkembangan kognitif selanjutnya.
c) Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana
pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain
dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah
mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu
dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main berpura-pura
menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang
ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan
keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi
dengan teman dan orang.
d) Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak
mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu
memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan
lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-
mobilan.
e) Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk
ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan
bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur
perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.
f) Mempunyai Nilai Terapeutik
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga
adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat
menghibur diri anak terhadap dunianya.
g) Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini
dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah,
di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa
permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh
dilanggar.

3. Tujuan Bermain
Melalui fungsi yang terurai diatas, pada prinsipnya bermain mempunyai
tujuan sebagai berikut :
a. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat
sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Walaupun demikian, selama anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga
kesinambungannya.
b. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
c. Mengembangkan kreativitas dan kemampuannya memecahkan masalah.
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat
dirumah sakit.
4. Manfaat Bermain
Bermain merupakan aktivitas penting pada masa anak-anak. Berikut ini
adalah bererapa manfaat bermain pada anak-anak :
a. Perkembangan aspek fisik. Anggota tubuh mendapat kesempatan untuk
digerakkan, anak dapat menyalurkan tenaga (energi) yang berlebihan,
sehingga ia tidak merasa gelisah.
b. Perkembangan aspek motorik kasar dan halus.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

c. Perkembangan aspek sosial. Ia akan belajar tentang sistem nilai, kebiasaan-


kebiasaan dan standar moral yang dianut oleh masyarakat.
d. Perkembangan aspek emosi atau kepribadian. Anak mendapat kesempatan
untuk melepaskan ketegangan yang dialami, perasaan tertekan dan
menyalurkan dorongan-dorongan yang muncul dalam dirinya.
e. Perkembangan aspek kognisi. Anak belajar konsep dasar, mengembangkan
daya cipta, memahami kata-kata yang diucapkan oleh teman-temannya.
f. Mengasah ketajaman penginderaan, menjadikan anak kreatif, kritis dan bukan
anak yang acuh tak acuh terhadap kejadian disekelilingnya.
g. Sebagai media terapi, selama bermain perilaku anak-anak akan tampil bebas
dan bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah dimiliki oleh seorang
anak.
h. Sebagai media intervensi, untuk melatih kemampuan-kemampuan tertentu dan
sering digunakan untuk melatih konsentrasi pada tugas tertentu, melatih
konsep dasar.
5. Macam - Macam Bermain
a. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
1) Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium,
meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
2) Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
3) Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan
teman-temannya.
4) Bermain fisik
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.


b. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1) Kesehatan anak menurun.
2) Tidak ada variasi dari alat permainan.
3) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4) Tidak mempunyai teman bermain.
6. Prinsip dalam Aktivitas Bermain
Agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal, maka diperlukan hal-hal
seperti:
a. Ekstra energi, untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang
sakit kecil kemungkinan untuk melakukan permainan.
b. Waktu, anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga
stimulus yang diberikan dapat optimal.
c. Alat permainan, untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan
usia dan tahap perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi
anak.
d. Ruang untuk bermain, bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang
tamu, halaman, bahkan di tempat tidur.
e. Pengetahuan cara bermain, dengan mengetahui cara bermain maka anak
akan lebih terarah dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam
menggunakan alat permainan tersebut.
f. Teman bermain, teman bermain diperlukan untuk mengembangkan
sosialisasi anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila
permainan dilakukan bersama dengan orangtua, maka hubungan orangtua
dan anak menjadi lebih akrab.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

7. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak
dalam bermain yaitu:
a. Tahap perkembangan anak, aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak
yaitu harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak,
karena pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
b. Status kesehatan anak, untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan
energi bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit.
c. Jenis kelamin anak, semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-
laki atau anak perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi,
kreativitas dan kemampuan sosial anak. Akan tetapi, permainan adalah
salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri.
d. Lingkungan yang mendukung, dapat menstimulasi imajinasi anak dan
kreativitas anak dalam bermain.
e. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan tahap tumbuh
kembang anak.
8. Alat Permainan Edukatif (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
a. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
b. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
majalah, radio, tape, TV, berkomunikasi dengan walkie talkie, dll.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

c. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,


bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
d. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal
kotak pasir, bola, tali, berkomunikasi dengan walkie talkie, dll.
9. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Bermain
a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
b. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
d. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
e. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
10. Bentuk-Bentuk Permainan
1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.


2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam
bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a.Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c.Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (misal: cangkir
yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air),
balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas
untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a.Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c.Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal
dan membedakan warna).
e.Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a.Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c.Kertas berwarna warni untuk dapat dibentuk permainan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

d. Pasel (puzzel) sederhana.


e.Manik-manik ukuran besar.
f. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
g. Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah,
mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-
pura (sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari,
dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, puzzle, majalah
anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat,
gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah.
2. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Mobil.
g. Kapal terbang dsb
3. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
4. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,
mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.
5. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.
11. Ketika Anak Masuk Rawat Inap
Tujuan kegiatan :
1. Memberi informasi.
2. Memicu normalisasi.
3. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
4. Mengidentifikasi teknik koping.
Contoh kegiatan :
1. Mendesain tanda selamat datang.
2. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak.
3. Memicu orang tua membawa foto dan mainan.
4. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
5. Proaktif melakukan permainan.
12. Konsep Puzzle
Puzzel berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar
pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan
bongkar pasang. Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

disimpulkan bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat
merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara
membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.
Ada beberapa jenis puzzle, antara lain:
a. Puzzle konstruksi
Puzzle rakitan (construction puzzle) merupakan kumpulan potongan-
potongan yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa
model. Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana
berwarna-warni. Mainan rakitan ini sesuai untuk anak yang suka bekerja dengan
tangan, suka memecahkan puzzle, dan suka berimajinasi.
b. Puzzle batang (stick)
Puzzle batang merupakan permainan teka-teki matematika sederhana
namun memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk
menyelesaikannya. Puzzle batang ada yang dimainkan dengan cara membuat
bentuk sesuai yang kita inginkan ataupun menyusun gambar yang terdapat pada
batang puzzle.
c. Puzzle lantai
Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge (karet/busa) sehingga baik untuk
alas bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik. Puzzle lantai
memiliki desain yang sangat menarik dan tersedia banyak pilihan warna yang
cemerlang. Juga dapat merangsang kreativitas dan melatih kemampuan berpikir
anak. Puzzle lantai sangat mudah dibersihkan dan tahan lama.
d. Puzzle angka
Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat
melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya.
Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dengan tangan,
melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak.
e. Puzzle transportasi
Transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang memiliki gambar
berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya selain untuk melatih
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan otak kiri. Anak akan lebih
mengetahui macam-macam kendaraan.
f. Puzzle logika
Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan
keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini
dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk suatu
gambar yang utuh.
g. Puzzle geometri
Puzzle geometri merupakan puzzle yang dapat mengembangkan
keterampilan mengenali bentuk geometri (segitiga, lingkaran, persegi dan lain-
lain), selain itu anak akan dilatih untuk mencocokkan kepingan puzzle geometri
sesuai dengan papan puzzlenya.
h. Puzzle Penjumlahan dan Pengurangan
Puzzle penjumlahan dan pengurangan merupakan puzzle yang dapat
mengembangkan kemampuan logika matematika anak. Dengan puzzle
penjumlahan dan pengurangan anak memasangkan kepingan puzzle sesuai dengan
gambar pasangannya.
Fungsi Puzzle
Permainan puzzle berfungsi untuk:
a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran
b. Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak belajar mencocokkan keping-
keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar.
c. Memperkuat daya ingat
d. Mengenalkan anak pada konsep hubungan
e. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berfikir
matematis (menggunakan otak kiri).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jalan Kalimantan 37 Telp./ Fax (0331) 323450 Jember

DAFTAR PUSTAKA

Harsono. Y. 2005. Pengaruh Terapi Bermain terhadap Perilaku Kooperatif Anak


selama Menjalani Perawatan di RS. Dr. Sardjito. Yogyakarta: Proposal
penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan UGM.
Hurlock. E. B. 1998. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Kobayashi K. 2008. Membuat Pintar: Latihan Origami. Jakarta: PT. Grasindo.
Markum.A.H. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta
Muafifah, Kholisatun. 2013. Pengaruh Clay Therapy Terhadap Kecemasan
Akibat Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Prasekolah Di RSUD
Banyumas. Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto
Munandar, Utami, 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika Pamadi, Hadjar & Sukardi, Evan.
2009. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Purwaningsih & Karlina. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sacharin. R. M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi I. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Whaley’s dan Wong. 2001. Psikologi Pekembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja rosdakarya.
Wong, D. L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai