PENDAHULUAN
Dalam ajaran Islam terdapat beberapa pokok ibadah yang menjadi landasan
fundamental agama. Beberapa pokok ibadah mendasar itu disebut dengan rukun Islam yang
meliputi 5 pokok perkara, yaitu syahadat, sholat, zakat, puasa dam naik haji. Kelima hal
tersebut merupakaan ciri ibadah seorang muslim yang membedakan dengan umat beragama
lainnya.
Pelaksanaan pokok-pokok ibadah yang terkandung dalam Rukun Islam tersebut
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan seorang muslim. Syahadat merupakan ucapan
sumpah janji yang memperkuat aqidah untuk senantiasa mengakui dan mengesakan Allah
SWT serta mengakui bahwa Nabi Muhammad sebagai utusanNya. Sholat adalah ibadah ritual
yang dijalankan sebagai sarana penghubung antara manusia dengan Allah SWT. Zakat adalah
ibadah yang memiliki dimensi sosial kemasyarakatan sebagai perwujudan ketaatan seorang
muslim kepada Allah. Puasa adalah ibadah yang memperkuat kepribadian, dan haji sebagai
rukun Islam terakhir yang memperlihatkan ketaatan dan keinginan seorang muslim
memenuhi panggilan Allah SWT.
Kelima pokok ajaran yang terkandung dalam Rukun Islam tersebut harus dilaksanakan
oleh setiap muslim. Ketaatan seorang muslim dalam melaksanakan rukun Islam akan
menggambarkan kadar cinta mereka terhadap Allah SWT. Sehingga mempelajari pokok-
pokok ajaran tersebut merupakan awal dari upaya muslim dalam meningkatkan kualitas
ibadah sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan membahas dua jenis rukun islam yaitu
sholat dan zakat. Melalui bahasan tersebut diharapkan pemahaman penulis terhadap isi dan
makna Rukun Islam akan meningkat dan mampu pula meningkatkan kualitas ibadah penulis.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang akan dibahas
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian sholat?
2. Sebutkan macam-macam sholat?
3. Apakah manfaat sholat dan bahaya meninggalkannya?
4. Bagaimana definisi/ pengertian zakat?
5. Apa saja harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya?
6. siapa saja yang berhak menerima zakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah
pekerjaan dan ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh salam.
Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran
Allah. Yaitu musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka
serempak jiwanya bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahatinggi-
Mahamulia. Sementara musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya dan
memusatkan pikirannya untuk menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah barang
tentu ia putus hubungan dengan (makhluk) di bumi, meskipun jasadiahnya ada di
atas hamparan bumi.
Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan
keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan
kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan waktunya
dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan- bacaan dan
perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam,
dengan ini semuanya maka shalat mempunyai nilai lebih dari sekedar ibadah bumi,
seraya berdoa selamat (mengucap salam) kepada makhluk bumi, keselamatan dan
kesejahteraan yang diperuntukkan bagi sesama makhluk-Nya. Sebab itulah shalat
berawal dengan takbir ihram, Allahu Akbar dan berakhir dengan salam,
‘Assalamu’alaikum’.
B. Macam-macam Sholat
Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Sholat Fardhu
Yaitu sholat yang diwajibkan Alloh SWT kepada hamba-hamba-Nya
sesuai batasan-batasan yang telah dijelaskan-Nya, baik melalui perintah maupun
larangan. Dalam hal ini adalah sholat 5 waktu dalam sehari semalam, yaitu:
a. Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai panjang
bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya
b. 'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda
aslinya sampai tenggelamnya matahari.
c. Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya mendung
merah dilangit.
d. 'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah di langit sampai munculnya
fajar shodiq.
e. Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya matahari.
2. Sholat Tathowwu'
Yaitu sholat sunnah atau tambahan dari sholat-sholat fardhu 5
waktu.
a. Sholat Tathowwu' Muthlaq
Yaitu sholat sunnah yang batas dan ketentuannya tidak ditentukan oleh
syara'.
C. Manfaat Sholat
1. Sholat dapat menghapuskan dosa
Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Kamu
sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat itu
membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu
melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya, kemudian berbuat
dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat ‘asar maka shalat itu
membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan
shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa
lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya’, shalat itu akan membersihkannya,
kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu
bangun.” (HR. Thabrani)
bila ruku’ dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi
daripada leher.
Sujud juga melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah wasir.
Sujud dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan
tidak melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat
Rasul menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud.
Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat
karena bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya
pengapuran. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang
tubuh kita.
Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan memalingkan
wajah ke kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher.
Gerakan ini juga akan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.
3. Mencegah perbuatan keji dan mungkar
“….sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar…” (Qs. Al-Ankabut ayat 45).
Sholat adalah salah satu aplikasi dari keimanan yang diambil dari
konsekuensi rukun islam yang pertama. Sebagai muslim yang memiliki iltizam
terhadap apa yang telah menjadi konsekuensi pengakuannya terhadap
keimanannya pada Allah, maka sholat akan menjadi pencegah kemaksiatan dan
kemungkaran dari dirinya sebagaimana telah disebutkan dalam ayat tadi.
4. Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam sholat sangat baik untuk membersihan jiwa
dan melunakkan perasaan, menenangkan pikiran dan perasaan.
Shalat dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya,
sementara AL Qur’an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna
telah memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu
pengetahuan, sehingga orang yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya,
lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat gizi.
Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang
yang melalaikan Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu
Sholat dari waktu asalnya hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka telah menyia-
nyiakan dan melewatkan waktu sholat, maka mereka diancam dengan Neraka
Wail”. Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut menafsirkan hadist di atas “yaitu
orang yang melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga sampai kepada waktu
Sholat lain, maka bagi pelakunya jika mereka tidak bertaubat Allah menjanjikan
mereka Neraka Jahannam tempat kembalinya”.
Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka
sesungguhnya dia telah kafir dengan nyata”.
Artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka . . .” (QS. at-Taubah [9]: 103).
Maksud dari ayat diatas adalah dengan zakat itu mereka menjadi
bersih dari kekikiran dan dari berlebih-lebihan dalam mencintai harta
benda atau zakat itu akan menyucikan orang yang mengeluarkannya
dan akan menumbuhkan pahalanya.
Adapun dalan hadits diantaranya adalah:
ن قَا َ َ ه إِلَى الي
ِ م ُ ْ ى الله عَن َ ض ِ ل َر ٍ َ جب
َ نَ ْ ما بَعَا ذ َاب َّ َ م ا
َ َّ سل
َ ه عَلَيْهِ َو ُ صلَّى الل َ ى َّ ِ ن النَّب َّ ِ إ
َ َ ْ َ إن: ل
ُ ْسو
ل ُ ه وَأنِّى َر َ َ ن الَإِل
ُ ه إِالَّالل ْ م أِلَى شَ هَادَةِأ ْ ُاب فَادْعُه ٍ َ ل كِت َ ْمااَهً ْك تَأ تِى قَو َّ ِ َ
َ ك فَاعَلِمه
س
َ م ْ خَ مْ ِض عَلَيْه َ ل اِفْت َ َر َّ جَ َه عَ َزو َ ن الل َ مأ ْ ُ ْ َ ِ م اَطَاعُوْالِذ َ ل ْ ُن هْ ِ فَإ. ِالله
2
ض
َ تضر َ ْه اِف
َ ن الل َّ َ م ا ْ ِ ك فَاعْل
ْ ُمه َ ِ م أَطَاعُوْالِذ َ ل ْ ُن ه ْ ِ فَإ. ٍات فِى يَوْم ٍ وَلَيْلَة ٍ َصلَو َ
َ خذ ُ م َ
م
ْ ُن ه ْ ِ فَإ, م ْ ِم وَت ُ َرد ُّ إِلَى فُق ََرا ىِه ْ ِن أغْنِيَا ىِه ْ ِ َ ْم تَؤ ْ ِموَالِه
ْ ة فِى أ ً َصد َ ق
َ مْ ِعَلَيْه
َ ِ ك وكَرا ى َ
نَ ْ س بَيْنَهَا َوبَي َ ْ ه لَي
ُ َ مظْلُوْم ِ فَإِن َ ْ ق دَعْوَةَ ال ِ َ وَات, مْ ِموَالِه ْ مأ َ َ َ َ ِ أطَاعُوْا لِذ َ ل
)ب (رواه الجاعه ابن عباس
ٌ جا
َ ح
ِ ِالله
Artinya:
“Rasulullah sewaktu mengutus Sahabat Mu’adz bin Jabal ke negeri
Yaman (yang telah ditaklukkan oleh umat Islam) bersabda: Engkau
datang kepada kaum ahli kitab ajaklah mereka kepada syahadat,
bersaksi, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan
sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Jika mereka telah
taat untuk itu, beritahulah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan
mereka melakukan sholat lima waktu dalam sehari semalam. Jika
mereka telah taat untuk itu, beritahukanlah kepada mereka, bahwa
Allah mewajibkan mereka menzakati kekayaan mereka. Yang zakat itu
diambil dari yang kaya dan dibagi-bagikan kepada yang fakir-fakir. Jika
mereka telah taat untuk itu, maka hati-hatilah (janganlah) yang
mengambil yang baik-baik saja (bila kekayaan itu bernilai tinggi,
sedang dan rendah, maka zakatnya harus meliputi nilai-nilai itu)
hindari do’anya orang yang madhlum (teraniaya) karena diantara do’a
itu dengan Allah tidak terdinding (pasti dikabulkan).”3[3]
Dalam pengertian istilah syara’, zakat mempunyai banyak
pemahaman, diantaranya:
1. Menurut Yusuf al-Qardhawi, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.
2. Abdurrahman al-Jaziri berpendapat bahwa zakat adalah penyerahan
pemilikan tertentu kepada orang yang berhak menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu pula.
3. Muhammad al-Jarjani dalam bukunya al-Ta’rifat mendefinisikan zakat
sebagai suatu kewajiban yang telah ditentukan oleh Allah bagi orang-
orang Islam untuk mengeluarkan sejumlah harta yag dimiliki.
3
4. Wahbah Zuhaili dalam karyanya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu
mendefinisikan dari sudut empat mazhab, yaitu:
- Madzhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang tertentu
dari harta yang tertentu pula yang sudah mencapai nishab (batas
jumlah yang mewajibkan zakat) kepada orang yang berhak
menerimanya, manakala kepemilikan itu penuh dan sudah mencapai
haul (setahun) selain barang tambang dan pertanian.
- Madzhab Hanafi, zakat adalah menjadikan kadar tertentu dari harta
tertentu pula sebagai hak milik, yang sudah ditentukan oleh pembuat
syari’at senata-mata karena Allah SWT.
- Madzhab Syafei, zakat adalah nama untuk kadar yang dikeluarkan dari
harta atau benda dengan cara-cara tertentu.
- Madzhab Hambali, memberikan definisi zakat sebagai hak (kadar
tertentu) yang diwajibkan untuk dikeluarkan dari harta tertentu untuk
golongan yang tertentu dalam waktu tertentu pula.
Dari beberapa pendapat diatas dapat dipahami bahwa zakat
adalah penyerahan atau penunaian hak yang wajib yang terdapat di
dalam harta untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak seperti
tertulis dalam Surat at-Taubah ayat 60 yaitu:
Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-taubah [9]: 60).4[4]
4
Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan
firman Allah:
šúïÏ%©!$#ur šcrã”É\õ3tƒ |=yd©%!$# spžÒÏÿø9$#ur Ÿwur $pktXqà)ÏÿZム’Îû
È@‹Î6y™ «!$# Nèd÷ŽÅe³t7sù A>#x‹yèÎ/ 5OŠÏ9r& ÇÌÍÈ
Artinya:
”Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak (tidak dikeluarkan
zakatnya) dan tidak membelanjakanya di jalan Allah, Maka
beritakanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) ’azab
yang pedih.”(QS. at-Taubah [9]: 34 ).
Syarat- syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:
- Milik orang Islam
- Yang memiliki adalah orang yang merdeka
- Milik penuh( dimiliki dan menjadi hak penuh )
- Sampai nishabnya
- Genap satu tahun5[6]
Artinya:
“Tak ada kewajibanmu- yakni mengenai emas sampai kamu memiliki
dua puluh dinar. Jika milikmu sudah sampai dua puluh dinar, dan cukup
5
masa satu tahun, maka zakatnya setengah dinar. Dan kelebihannya
diperhitungkan seperti itu. Dan tidak wajib zakat pada suatu harta
sampai menjalani sampai satu tahun.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Baihaqi,
dinyatakan sah oleh Bukhari dan sebagai hadits hasan oleh Hafizh).
- Nishab dan zakat perak
Nishab perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram),
zakatnya 2,5 % apabila telah dimiliki cukup satu tahun .Emas dan
perak yang dipakai untuk perhiasan oleh orang perempuan dan tidak
berlebih- lebihan dan bukan simpanan, tidak wajib dikelurkan
zakatnya.
Beberapa pendapat tentang emas yang telah dijadikan perhiasan
pakaian:
Pendapat imam Abu Hanifah : Berpendapat bahwa emas dan perak
yang telah dijadikan perhiasan dikeluarkan zakatnya pula.
Pendapat imam Malik : Jika perhiasan itu kepunyaan perempuan untuk
dipakai sendiri atau disewakan,atau kepunyaan lelaki untuk dipakai
isterinya,maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Tetapi jika seorang
lelaki memilkinya untuk disimpan atau untuk perbekalan dimana
perlu,maka wajiblah dikeluarkan zakatnya.
Pendapat Imam Syafi’i : Tak ada zakat pada perhiasan emas dan
perak,menurut satu riwayat yang lain dari padanya,wajib zakat
perhiasan emas dan perak.6[7]
- Nishab dan zakat uang
Peredaran uang pada dasarnya berstandar emas, karena
peredaran uang itu berdasar emas, maka nishab dan zakatnya 2,5 %
atau seperempat.
2. Zakat harta perniagaan
Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat
firman Allah :
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
6
keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu
sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan
mata terhadapnya.” (QS. al-Baqarah [2]: 267).
Dan Sabda Rasulullah saw:
َ ْ
ن
ْ أ,م ُرنَا َ ّ ه عَلَيهِ َو سل
ُ م يَأ ُ صلَّى الل ُ ْسو
َ ِل الله ُ ن َر َ كَا:ل َ ب قَا ٍ ُ جنْد
ُ ن ِ ْ مرِب
ُ س
َ َن ْ ع
) (رواه ابوداود.ن الَّذِيْ نُعِدُهُ لِلْبَي ْ ِع
َ مِ ةَ َصد َ قَّ ج ال َ ِنُخْر.
Artinya:
“Dari samurah bin Jundub, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah Saw.
memerintahkan kepada kami agar mengeluarkan zakat dari barang
yang disediakan untuk di jual .” ( HR. Abu Dawud).
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:
- Yang memiilki orang Islam
- Milik orang yang merdeka
- Milik penuh
- Sampai nishabnya
- Genap setahun
Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan
harta benda dagangan.tahun perniagaan di hitung dari mulai berniaga.
Yang dihitung bukan hanya labanya saja tetapi seluruh barang yang
diperdagangkan itu apabila sudah cukup nishab,maka wajiblah
dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas yaitu 2,5 %. Harta dagangan
yang mencapai jumlah seharga 96 gram emas, wajib dikeluarkan
zakatnya sebanyak 2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram Rp
100,maka barang dagangan yang seharga 96x RP 100 = RP.9600,
wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% = RP 240. Harta benda perdagangan
perseroan, Firma, CV atau perkongsian dan sebagainya, tegasnya
harta benda yang dimilki oleh beberapa orang dan menjadi satu maka
hukumnya sebagai suatu perniagaan.
3. Zakat binatang ternak
Dasar wajib mengeluarkan zakat binatang ternak ialah:
Diberitahukan oleh Bukhari dan muslim dari Abu Dzarr, bahwasanya
Nabi Saw, bersabda sebagai berikut:
َ
ما كَا
َ مُ َ مةِ أعْظَ م الْقِيَا ُ َْت يَو
ْ جاء َ َّ ل َوآل َ غَنَم ٍ الَتُؤْدِّيْ َزكَاتَهَا إِالٍ ِ ب إِب
ِ حِ صا َ نْ م
ِ ما َ
عَاد, ت أُخ َْراهَا َ َ
ْ ِما نَفَدَ َّ كُل, خفَا فِهَا
َ وَتَطَؤْهُ بِأ. ه بِق ُُروْ نِهَا ُ ح
ُ ِ تَنْط. ن ُ مَ س
ْ َوأ. ت ْ َن
ُ
س
ِ ن النَّا َ ْ ضى بَي َ ْحتَّى يَق َ , ت عَاَيْهِ أوْاَل هَا ْ
Artinya:
”Tidaklah pemilik unta,sapi, dan kambing yang tidak mengeluarkan
zakatnya maka binatang –binatang itu nanti pada hari Qiyamat akan
datang dengan keadaan yang lebih besar dan gemuk dan lebih besar
dari pada didunia,lalu hewan –hewan itu menginjak-nginjak pemilik
dengan kaki- kakinya. Setiap selesai mengerjakan yang demikian,
bintang- binatang itu kembali mengulangi pekerjaan itu sebagaimana
semula:dan demikianlah terus menerus sehingga sampai selesai Allah
menghukum para manusia. ” ( HR. Abu Dzarr ).
Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah : unta,
lembu dan kerbau, kambing dan biri-biri .7[8]
Syarat-syarat wajibnya zakat binatang ternak sebagai berikut:
- Pemiliknya orang Islam
- Pemiliknya merdeka
- Miliknya sendiri
- Sampai senishab
- Cukup setahun
- Makannya dengan penggembalaan,bukan dengan rumput belian
- Binatang itu bukan digunakan untuk bekerja seperti angkutan dan
sebagainya
7
- 25 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 1 tahun masuk tahun
kedua kalau tidak ada boleh dengan seekor unta jantan berumur 2
tahun masuk tahun ketiga
- 36 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun
ketiga
- 46 ekor unta zakatnya seekor unta betina umur 3 tahun masuk tahun
keempat
- 61 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 4 tahun masuk tahun
kelima
- 76 ekor unta zakatnya 2 ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun
ketiga 91ekor unta sampai 121ekor zakatnya 2 ekor unta betina umur
3 tahun masuk tahun keempat
Tiap- tiap bertambah 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina
umur dua tahun masuk tahun ketiga dan tiap-tiap tambah 50 ekor
unta, zakatnya seekor unta umur 3 tahun masuk keempat.
b. Nishab dan zakat lembu/kerbau
Orang yang memiliki lembu/kerbau 30ekor keatas wajib
mengeluarkan zakatnya sebagai berikut:
- 30 s/d 39 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau
- 40 s/d 59 lembu /kerbau zakatnya 1ekor sapi/kerbau betina yang
berumur 2tahun
- 60 s/d 69 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor anak sapi/kerbau (ta-’bi)
- 70 s/d 79 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau (ta’-bi) dan
1ekor musinnah
- 80 s/d 89 lembu/kerbau zakatnya 2 ekor musinah
- 90 s/d 99 lembu/kerbau zakatnya 3 ekor ta-bi
- 100s/d 109 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor ta-bi dan 1 ekor musinnah
Zakat kerbau sama dengan zakat lembu, baik nishab maupun
zakatnya
c. Nishab dan zakat kambing
Orang yang memilki kambing 40 ekor wajibmengeluarkan
zakatnya sebagai berikut:
- 40 sampai 120 ekor kambing zakatnya 1ekor
- 121 sampai 200 ekor kambing zakatnya 2ekor
- 201 sampai 300 ekor kambing zakatnya 3ekor
- 301 sampai 400 ekor kambing zakatnya 4ekor
- 401 sampai 500 ekor kambing zakatnya 5ekor dan seterusnya tiap-
tiap 100 ekor kambing zakatnya 1ekor.
8
Tidak perlu persyaratan harus dimilki selama 1 tahun. Nishab
zakat barang tambang dan barang temuan, dengan nishab emas dan
perak yakni 20 mitsqa l = 96 gram untuk emas dan 200 dirham (672
gram ) untuk perak. Zakatnya masing-masing 2,5% atau seperempat
puluh
Zakat fitrah
Zakat fitrah dilihat dari komposisi kalimat yang membentuknya
terdiri dari kata “zakat” dan “fitrah”. Zakat secara umum sebagaimana
dirumuskan oleh banyak ulama’ bahwa dia merupakan hak tertentu
yang diwajibkan oleh Allah terhadap harta kaum muslimin menurut
ukuran-ukuran tertentu (nishab dan khaul) yang diperuntukkan bagi
fakir miskin dan para mustahiq lainnya sebagai tanda syukur atas
nikmat Allah swt. Dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, serta untuk
membersihkan diri dan hartanya. Dengan kata lain, zakat merupakan
kewajiban bagi seorang muslim yang berkelebihan rizki untuk
menyisihkan sebagian dari padanya untuk diberikan kepada saudara-
saudara mereka yang sedang kekurangan.
Sabda Rasulullah saw,:
َ ة وم
ٌ ´ َصد َ ق
ة َ َصالَةِ فَه
َ ى ْ َ َ ٌ َ مقْبُوْ ل
َّ ن أد َّ هَا بَعْد َ ال َ ٌى َز كَا ة
َ َصالَةِ فَه َ ْ ن اَدَّا هَا قَب
َّ ل ال ْ م َ
ِ َصد َ ق
.ات َّ ن ال َ ِك
Artinya:
“Barang siapa membayar fitrah sebelum shalat, maka itu adalah zakat
yang makbul, akan tetapi barang siapa membayarnya sesudah shalat
Id maka merupakan shadaqah biasa.”
Sementara itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana
hadits Rasul “kullu mauludin yuladu ala al fitrah” (setiap anak Adam
terlahir dalam keadaan suci) dan bisa juga diartikan juga dengan
ciptaan atau asal kejadian manusia.
Dari pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang
zakat fitrah. Pertama, zakat fitrah adalah zakat untuk kesucian.
Artinya, zakat ini dikeluarkan untuk mensucikan orang yang berpuasa
dari ucapan atau perilaku yang tidak ada manfaatnya. Kedua, zakat
fitrah adalah zakat karena sebab ciptaan. Artinya bahwa zakat fitrah
adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap orang yang dilahirkan ke
dunia ini. Oleh karenanya zakat ini bisa juga disebut dengan zakat
badan atau pribadi.
Zakat fitrah ialah zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada hari
raya fitrah.
Seperti hadits Nabi saw.:
ن
َ م َّ فطْرِ طُهْ َرةً لِل
ِ ِ صا ىِم ِ ْ م َزكَا ةَ ال ّ َ سل
َ م َ ه عَلَيْهِ َوُ صلَّى الل َ ِل الله ُ ْسو
ُ ض َرَ فَ َر
ن
ِ ْ سا كِي َ ْ ة لِل
َ م ً مَ ْث َوطُع َّ َاللَّغْوِ و
ِ َالر ف
Artinya:
“Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah guna menyucikan orang yang
berpuasa dari ucapan dan perbuatan yang tidak baik dan guna
makanan bagi para miskin.”9[10]
Yang wajib dizakati :
- Untuk dirinya sendiri; tua,muda,baik laki- laki maupun perempuan
- Orang-orang yang hidup dibawah tanggungannya
”Dari ibnu Umar ra,berkata ia: telah bersabda Rasulullah saw: Bayarlah
zakat fithrah orang –orang yang menjadi tanggunganmu.”
(HR.Daruquthni dan Baihaqi).
9
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat
fithrah dengan kurma satu sha atau dengan sya’ir satu sha atas hamba
sahaya, orang merdeka, laki-laki,perempuan, anak-anak, orang tua,
dari golongan kaum muslimin dan beliau menyuruh zakat fithrah itu
ditunaikan sebelum orang-oranng keluar(selesai) shalat ’Ied Muttafaq
’alaih Dan dalam riwayat Ibnu ’Ady dan Daraquthni dengan sanad yang
lemah: ” Cukuplah mereka (orang –orang miskin) jangan sampai
berkeliling (mencari nafkah) pada hari itu (hari raya).
Untuk zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras
tidak boleh dikeluarkan zakat dari jagung ,walaupun jagung termasuk
makanan pokok tetapi, jagung nilainya lebih rendah dari pada beras.
Dilihat dari aspek dasar penentuan kewajiban antara zakat fitrah
dan zakat yang lain ada perbedaan yang sangat mendasar. Zakat fitrah
merupakan kewajiban yang bersumber pada keberadaan pribadi-
pribadi (badan), sementara zakat-zakat selain zakat fitrah adalah
kewajiban yang diperuntukkan karena keberadaan harta. Meskipun
dalam hal pendistribusian zakat fitrah terdapat perbedaan pendapat,
yakni antara yang memperbolehkan dibagikan kepada seluruh ashnaf
yang delapan dan antara yang hanya memperbolehkan kepada fakir
dan miskin, akan tetapi apabila dilihat dari maqashid al syari’ah atau
berbagai pertimbangan logis disyariatkannya zakat fitrah, maka
tampak bahwa yang paling mendekati ke arah sana adalah pendapat
yang hanya mengkhususkan zakat fitrah kepada fakir dan miskin.
Amil zakat fitrah sebagaimana lazim disebut orang tidak bisa
dikategorikan ke dalam amil zakat. Sebab, panitia zakat fitrah hanya
bersifat temporer, sementara amil bersifat jangka panjang. Paniti zakat
fitrah tidak bisa dijadikan sebagai sumber mata pencaharian
sementara amil diorientasikan sebagai lapangan pekerjaan yang
sekaligus menjadi mata pencaharian bagi mereka yang berkecimpung
di sana.
G. Orang yang berhak menerima zakat dan yang tidak berhak
menerima zakat
Orang –orang yang berhak menerima zakat,telah ditentukan oleh
Allah, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-Taubah [9]: 60)
Dengan ayat Al-Qur’an tersebut dapat dijelaskan bahwa orang
yang berhak menerima zakat itu ialah sebagai berikut:
- Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang
dapat menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.
- Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat
menghasilkanlebih dari 50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak
mencukupi.
- ’Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan
untukmengumpulkan dan membagi-bagikannya kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan hukum Islam .
- Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya
dan jiwanya perlu dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat
meneruskan imannya.
- Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan
oleh tuan nya dengan jalan menebus dirinya.
- Gharimin yaitu orangyang berhutang untuksesuatu kepentingan yanng
bukan maksiat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya.
- Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk
menegakkan agama Allah.
- Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan
dengan maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan
sebagainya.
Yang tidak berhak menerima zakat :
- Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah
(zakat) bagi orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan
tenaga." (HR Bukhari).
- Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari
tuannya.
- Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal
bagi kami (ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
- Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan
istri.
- Orang kafir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam ajaran Islam terdapat beberapa pokok ibadah yang menjadi landasan
fundamental agama. Beberapa pokok ibadah mendasar itu disebut dengan rukun Islam
yang diantaranya yaitu sholat dan zakat. Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan
menurut istilah adalah pekerjaan dan ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan
diakhiri oleh salam. Sedangkan arti zakat menurut istilah syari’at Islam
ialah sebagian harta benda yang wajib diberikan orang-orang yang
tertentu dengan beberapa syarat, atau kadar harta tertentu yang
diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu pula.