Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Halusinasi adalah perubahan sensori dimana pasien merasakan sensasi yang tidak ada
berupa suara, penglihatan, pengecapan,dan perabaan (Damaiyanti, 2012). Menurut Valcarolis
dalam Yosep Iyus (2009) mengatakan lebih dari 90% pasen dengan skizofrenia mengalami
halusinasi, halusinasi yang sering terjadi yaitu halusinasi pendengaran, halusinasi penhlihatan,
dan halusinasi penciuman. Menurut Valcarolis dalam Yosep Iyus (2009) mengatakan lebih
dari 90% pasien dengan skizofrenia mengalami halusinasi, dan halusinasi yang sering terjadi
adalah halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan, halusiansi penciuman dan halusinasi
pengecapan.
Menurut Videbeck dalam Yosep Iyus (2009) tanda pasien mengalami halusinasi
pendengaran yaitu pasien tampak berbicara ataupun tertawa sendiri, pasien marah-marah
sendiri, menutup telinga karena pasien menganggap ada yang berbicara dengannya. Halusinasi
terjadi karena adanya reaksi emosi berlebihan atau kurang, dan perilaku aneh Damaiyanti
(2012).
Bahaya secara umum yang dapat terjadi pada pasien dengan halusinasi adalah gangguan
psikotik berat dimana pasien tidak sadar lagi akan dirinya, terjadi disorientasi waktu, dan
ruang ( Iyus Yosep, 2009). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007
prevalensi gangguan jiwa di jawa timur sebesar 3,1% dengan jumlah penduduk Jawa Timur
laki-laki 49,30% dan perempuan 50,66%. Berdasarkan prevalensi pasien dengan halusinasi di
Rumah Sakit JiwaPada pasien gangguan jiwa dengan dengan kasus skizofrenia selalu diikuti
dengan gangguan persepsi sensori, halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien
menjadi menarik diri terhadap lingkngan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan
halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ketut (2011) berjudul Efektivitas Cognitive
Behavioral Therapy dan Rational Emotive Behavioral Therapy terhadap klien perilaku
kekerasan dan halusinasi. Penelitian yang dilakukan oleh Ketut menggunakan desain
penelitian quasi experiment model pre-post test dengan kelompok kontrol, peneliti
menggunakan 5 sesi dalam CBT dan lembar observasi di setiap sesi. Didapatkan hasil CBT
dapat menurunkan gejala halusinasi, kognitif, dan perilaku sebesar 85%. Menurut Linda
Carman (2007) tujuan utama CBT pada halusinasi yaitu membantu pasien mengembangkan
pola pikir yang rasional, terlibat dalam uji realitas, dan membentuk kembali perilaku dengan
mengubah pesan-pesan internal. CBT telah digunakan pada pasien skizofrenia untuk
memperbaiki distorsi kognitif. Pemberian CBT terbukti memberikan perubahan pada pasien
dengan halusinasi dan waham (Benjamin Sadock 2010).
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan therapy aktifitas kelompok (TAK)
klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah
mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien yang sudah mampu
mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat berkerja sama dan
tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Klien dapat meningkatkan kernampuan dalam mempersepsikan simulasi yang


dilakukan Sehingga dapat mengontrol halusinasinya.
1.2.2 Tujuan khusus

a) Klien mampu mengekspresikan pikiran danperasaanya

b) Klien mampu meyebutkan cara mengontrolhalusinasinya

c) Klien dapat memilih cara mengontrol carahalusinasinya

d) Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilih untuk mengontrolhalusinasinya

1.3 Karateristik
Berdasarkan latar belakang dan tujuan tersebut diatas maka karateristik klien yang diberikan
dalam aktivitas kelompok ini adalah halusinasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi
Halusinasi didefenisikan sebagai seorang yang merasakan stimulus, yang sebenarnya tidak
ada stimulus dari mana pun (Yosep, 2011).
Halusinasi juga dinyatakan sebagai persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang
nyata, artinya klien menginterpretasikan sesuatu yang nyata tanpa rangsangan dari luar (Direja,
2011)

2.2 Tujuan
2.2.1 Tujuan Umum

Klien dapat meningkatkan kernampuan dalam mempersepsikan simulasi


yang dilakukan Sehingga dapat mengontrol halusinasinya.

2.2.2 Tujuan khusus

a) Klien mampu mengekspresikan pikiran danperasaanya

b) Klien mampu meyebutkan cara mengontrolhalusinasinya

c) Klien dapat memilih cara mengontrol carahalusinasinya

d) Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilih untuk mengontrolhalusinasinya

2.3 Model terapi aktivitas kelompok


a) Focal conflict mode
Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak didasari dan berfokus pada
kelompokmemahami konflik dan membantu penyelesaian masalah ditanggapi anggota
dan leader mengarahkan alternative penyelesaian masalah
b) Model komunikasi
Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak efektifnya
komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas. Tujuan membantu
meningkatkan keterampilan interpersonal dan sosial anggota kelompok. Tugas leader
adalah memfasilitasi komunikasi yang efektif antar anggota kelompok dan mengajarkan
pada kelompok bahwa perlu adanya komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung
jawab terhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis (verbal, non verbal,
terbuka dan tertutup serta pesan yang disampaikan harus dipahami orang lain)

c) Model interpersonal
Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui hubungan
interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga menggambarkan sebab akibat
tinggkah laku anggota dari tingkah laku anggota lain. Terapis bekerja dengan individu
dan kelompok anggota belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui proses
ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan dipelejari.
d) Model psikodarma
Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan
peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu, sesuai peran yang diperagakan
.anggota diharapkan dapat memainkan peran sesuai peristiwa yang pernah dialami

2.4 Metode
a) Kelompok didatik
b) Kelompok sesuai terapeutik
c) Kelompok inspirasi represif
d) Psikodarma
e) Kelompok interaksi bebas

2.5 Tahap-tahap dalam TAK


1. Fase kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan siapa yang menjadi leader,
anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan. Proses evaluasi pada
anggota kelompok. Menjelaskan sumber-sumber yang diperlukan kelompok seperti
proyektor
2. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik,
dan kebersamaan.
a) Orientasi
Anggota mulai mengembangkan system sosial masing-masing dan leader
mulai menunjukan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota
b) Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa
yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling
ketergantungan yang akan terjadi.
c) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
3. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan negatif dikoreksi
dengan hubungan saling percaya yang telah dibina.Bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistis,
mengekspolarasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok. Dan
penyelesaian masalah yang kreatif
4. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengelami terminasi premature, tidak sukses atau sukses

2.6 Peran perawat dalam terapi aktivitas kelompok


1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok
2. Sebagai leader dan co leader
3. Sebagai fasilitator
4. Sebagai observer
5. Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

2.7 Uraian struktur kelompok


1. Hari/tanggal :
2. Tempat : ruangan merpati
3. Waktu :
4. Lama kegiatan
a) Perkenalan dan pengarahan : 5 menit
b) Role play : 10 menit
c) Permainan dan diskusi : 25 menit
d) Evaluasi : 10 menit
e) Penutup : 5 Menit
5. jumlah peserta :
6. perilaku yang diharapkan dari kelompok
a) klien dapat melakukan permainan
b) klien dapat memperkenalkan dirinya
c) klien dapat memberikan pendapat atau komentar dari permainan
d) klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara mengungkapkan
pengalaman, hobi dan aspek positif atau kemampuan yang dimiliknya dan
memberikan dukungan pada klien lain
e) klien dapat mengontrolkan emosinya selama kegiatan berlangsung
f) klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan

2.8 Metode dan media


a) Metode :dinamika kelompok, diskusi
b) Media : buku tulis, spidol, tipe recorder dan bola

2.9 Pengorganisasian
Waktu Jenis Petugas
Leader Co leader Fasilitator Observer
Sesi 1 Benyamin Vivi A.  Theresia Sosipater G.
abang Boling martha Otu
hosana
 Wasni
Martha
Salean
 Sulisti Y.
Otemusu
Sesi 2 Benyamin Vivi A.  Theresia Sosipater G.
abang Boling martha Otu
hosana
 Wasni
Martha
Salean
 Sulisti Y.
Otemusu
Sesi 3 Benyamin Vivi A.  Theresia Sosipater G.
abang Boling martha Otu
hosana
 Wasni
Martha
Salean
 Sulisti Y.
Otemusu

2.10 Strategi tempat duduk peserta TAK

L CL
F F

P
P

P
F
P O

2.11 Uraian pembagian tugas

a) Leader

Tugas:

1. Memimpin jalannyaTAK

2. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannyaTAK

3. Menyampaikan materi sesuai tujuanTAK

4. Memimpin diskusikelompok

b) CO leader
Tugas:
1. Membuka acara

2. Mendapingi leader

3. mengambil alih posisi leader jika leader bloking

4. menyerahkan kembali posisi kepada leader

5. menutup acara diskusi

c) fasilitator
tugas:
1. memberikan stimulus dan memotifator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti
jalannya terapi

d) Observer
Tugas:
1. Mengobservasi jalannya kegiatan
2. Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan
berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)

2.12 Proses pelaksanaan


1. Perkenalan dan pengarahan
a) Mempersiapkan lingkungan (suasana tenang dan nyaman)
b) Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri didepan
dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
c) Mempersiapkan anggota kelompok
2. Pembukaan
a) Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal, dan tempat
tinggal
b) Leader menjelaskan tujuan TAK
c) Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien
ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader jika ingin menjawab
pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan klien
mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Role play
Permainan dimulai dengan bermain peran oleh fasilitator sesuai petunjuk leader selama
5 menit. Setelah itu observer menghidupkan tape dan memulai permainan, semua
fasilitator mengedarkan bola dari fasilitator.
4. Permainan
Klien diminta untuk mengambil tempat duduk dikursi yang disediakan. Selanjutnya
bermain sesuai role play selanjutnya.
5. Evaluasi
a) Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan permainan
b) Klien dapat menyebutkan keuntungan dari permainan tersebut
c) Klien dapat mengungkapkan usul atau pendapat kegiatan bermain
6. Penutup
a) Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah
mengikuti permainan
b) perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang mengikuti
permainan

2.13 Tata tertib dan antisipasi masalah

1. Tata tertib pelaksanaan

a. Peserta bersedia mengikuti kegiatanTAK

b. Peserta wajib hadir lima menit sebelum acara dimulai

c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi

d. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatanTAK

e. Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan
dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pembimbing
f. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai

g. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selesai, maka
pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktuTAK
2. Antisipasi kejadian yang tidak diinginkan pada proseTAK

a. Apabila ada klien yang sudah bersedia mengikuti TAK, namun pada saat pelaksanaan
TAK tidak bersedia, maka langkah yang di ambil adalah: mempersiapkan klien
cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan criteria dan telah disepakati oleh anggota
kelompok lainnya
b. Apabila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan
kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan
c. Apabila dalam pelaksaan dalam anggota kelompok ada yng tidak mentaati tata tertib
yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu, dan bila
masih tidak kooperatif maka dikeluarkan darikegiatan.
2.14 Kriteria evaluasi
1. Evaluasi input
a) Tim berjumlah 6 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 Co leader, 3 fasilitator dan 1
observer
b) Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
c) Peralatan tape recorder berfungsi dengan baik
d) Tersedia bola
e) Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karateristik
klien untuk melakukan TAK
2. Evaluasi Proses
a) Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
b) Fasilitator menempatkan diri ditempat yang memungkinkan untuk dapat
mengawasi jalannya permainan
c) 70 % klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti permainan dapat
mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai
3. Evaluasi output
Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok sosialisasi dengan 8 klien yang
diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a) 70 % klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif
dari awal hingga selesai
b) 70 % klien dapat meningkatkan komunikasi nonverbal : bergerak mengikuti
instruksi, ekspresi wajah cerah, berani kontak mata.
c) 70 % klien dapat meningkatkan komunikasi verbal : menyapak klien
lain/perawat, mengungkapkan perasaan dengan perawat
d) 70 % klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok
(mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai).
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI SESI I:
MENGENAL HALUSINASI

A. Tujuan
1. Klien mengenal isi halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi
B. Setting
1. Kelompok berada diruangan yang tenang
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Sound system
2. Spidol
3. Papan tulis (white board)
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi:
Halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi: terapis menanyakan perasaan peserta hari ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main
a) Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan
a) Jika ada klien yang mau meninggalkan kelompok harus meminta izin pada
terapis
b) Lama kegiatan 45 menit
3. Kerja c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
a. Terapi memperkenalkan diri (nama, dan nama paggilan) terapi meminta klien
memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang
berada di sebelah kiri terapis, searah jarumjam
b. Terapis menjelaskan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing klien membagi
pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan menceritakan.:
1) Isi halusinasi
2) Waktu terjadinya
3) Frekuensi halusinasi
4) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan dimulai dari
klien yang ada disebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran searah jarum jam.
d. Saat seorang klien menceritakan halusinasi, setelah cerita selesai terapis
mempersilahkan klien lain untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.
f. Setiap kali klien bias menceritakan halusinasinya, terapis memberikan pujian.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok.
b. Rencana tindakan lanjut
1) Terapi menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lain.
c. Kontrak yang akandating
1) Terapi membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu belajar
mengontrol halusinasi.
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien dan tempat TAK berikutnya.
F. Evaluasi dandokumentasi
Keterangan
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
Ya Tidak

1. Menyebutkan isi halusinasi

Menyebutkan waktu
2.
halusinasi

3.
Menyebutkan frekuensi
halusinasi
Menyebutkan perasaan bila
4.
halusinasi timbul

PETUNJUK : Jika pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan di berikan tanda (√) pada
YA, jika pasien tidak dapat menjawab maka di berikan tanda (√) pada TIDAK.
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI II: MENGONTROL HALUSINASI: MENGHARDIK

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusnasi.
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok ditempat yang tenang
C. Alat
1. Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langakh-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
b. Mempersiapkan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapi mengucapkan salam
b. Evaluasi/validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main
a) Lama kegiatan 45 menit
b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir
c) Jika akan meninggalkan kelompok, klien harus meminta izin.
3. Kerja
a. Terapi meminta masing-masing klien secara berurutan searah jarum jam menceritakan
apa yang dilakukan jika mengalami halusinasi dan apakah itu biasa mengatasi
halusinasinya.
b. Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis memberikan pujian dan
mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan.
c. Terapi menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat
halusinasi muncul.
d. Terapi memperagakan cara menghardik halusinasi
e. Terapi meminta masing-masing klien memperagakan menghardik halusinasi dimulai
dari peserta disebelah kiri terapi berurutan searah jarum jam sampai semua peserta
mendapat giliran.
f. Terapi memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien
bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapi menyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapi memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari jika
halusinasi muncul
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapi membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan cara lain
2) Terapi membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
F. Evaluasi dan dokumentasi

keterangan
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
YA TIDAK

1.

Menyebutkan cara yang


selama ini digunakan
mengatasi halusinasi

Menyebutkan efektifitas
2.
cara

3.

Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan Menghardik

Memperagakan cara
4.
menghardik halusinasi

PETUNJUK : Jika pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan di berikan tanda (√) pada
YA, jika pasien tidak dapat menjawab maka di berikan tanda (√) pada TIDAK.
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI III: MENYUSUN JADWAL KEGIATAN

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktifitas untuk mencegah munculnya
halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja
2. Lingkungan tenang dan nyaman
C. Alat
1. Kertas HVS sejumlah peserta
2. Pensil
3. Spidol whiteboard
4. Whiteboard
D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Pesriapan
a. Terapi mempersiapkan alat dengan tempat TAK
b. Terapi membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi/validasi
1) Terapi menanyakan keadaan klien hari ini
2) Terapi menyakan pengalaman klien menerapkan cara meghardik halusinasi
c. Kontrak
1) Terapi menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapi menjelaskan aturan permainan
a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis
c) Waktu TAK adalah 90 menit
3. Kerja
a. Terapi menjelaskan langkah-langkah kegiatan
b. Terapi membagikan kertas satu lembar dan masing-masing sebuah pensil untuk
masing-masing klien
c. Terapi menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam mencegah terjadinya
halusinasi
d. Terapi member contoh cara menyusun jadwal dengan menggambarkannya dipapan
tulis
e. Terapi meminta masing-masing klien menyusun jadwal aktivitas dari bangun pagi
sampai dengan tidur malam
f. Terapi membimbing masing-masing klien sampai berhasil menyusun jadwal
g. Terapi memberika pujian kepada masing-masing klien setelah berhasil menyusun
jadwal
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapi menanyakan perasaan klien setelah bias menyusun jadwal
2) Terapi memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut: terapi menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas tersebut
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapi membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
2) Terapi menyebutkan kesepakatan tempat dan waktu TAK
F. Evaluasi dan dokumentasi

Keterangan
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
Ya Tidak

Menyebutkan pentingnya
1. aktivitas dalam mencegah
Halusinasi

2. Membuat jadwal kegiatan harian

PETUNJUK : Jika pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan di berikan tanda (√) pada
YA, jika pasien tidak dapat menjawab maka di berikan tanda (√) pada TIDAK.
TAK STIMULASI PERSEPSI MENGONTROL HALUSINASI
SESI IV: CARA MINUM OBAT YANG BENAR

A. Tujuan
1. Klien dapat mengetahui jenis-jenis obat yang harus diminumnya
2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur
3. Klien mengetahui 5 benar dalam minum obat
4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat
5. Klien mengetahui jika putus minum obat
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman
C. Alat
1. Contoh obat-obatan
2. Spidol whiteboard
3. Whiteboard
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapi mempersiapkan alat dan tempat
b. Terapi membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi/validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapi menanyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL TAK sebelumnya)
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir
b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin kepada terapis
c) Lama waktu TAK 60 menit
3. Kerja
a. Terapi membagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada masing-masing
klien
b. Terapi menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai anjuran
c. Terapi meminta klien klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat, secara
bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada disebelah kiri terapis
d. Terapi menjelaskan akibat jika tidak minum obat secara teratur
e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak minum obat
secara teratur
f. Terapi menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat: benar obat, benar klien,
benar waktu, benar cara, benar dosis.
g. Terapi menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat sesuai contoh
obat yang ada pada klien
h. Terapi meminta klien untuk menyebutkan jenis obat, dosis masing-masing obat, cara
menggunakan, waktu menggunakan, dan efek obat (efek terapi dan efek samping)
sesuai dengan contoh obat yang ada ditangan klien masing-masing. Secara berurutan
searah jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapis
i. Terapi memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan setiap kali klien
menyebutkan dengan benar
4. Terminasi
a. Evalusi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk minum obat secara teratur
2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat menghubungi
perawat yang saat itu bertugas
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapi menyepakati tempat dan waktu TAK
F. Evaluasi/dokumentasi

Nama peserta Keterangan


No Aspek yang dinilai
TAK Ya Tidak

Menyebutkan pentingnya
1.
minum obat secara teratur

Menyebutkan akibat jika tida


2.
minum obat secara Teratur

3. Menyebutkan jenis obat

4. Menyebutkan dosis obat

5. Menyebutkan cara minum obat


yang tepat

6. Menyebutkan efek terapi obat

Menyebutkan efek samping


7.
obat

PETUNJUK : Jika pasien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan di berikan tanda (√) pada
YA, jika pasien tidak dapat menjawab maka di berikan tanda (√) pada TIDAK.
DAFTAR PUSTAKA

Makrifatuk, lilik, 2011, “ keperawatan jiwa” Yogyakarta, Graha ilmu

Fitria, N, 2010, “ Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan strategi
pelaksnaan tindakan,

Anda mungkin juga menyukai