Anda di halaman 1dari 5

Author : Gabrielizm

Genre : Humor,Horror

Si Tua Penjual Biola


Gedung warnet ini warnanya hijau, bukan hijau tua, bukan juga hijau rumput , mungkin seperti
hijaunya daun yang umum terletak di rumah-rumah. Tetapi aku kembali mengingat bahwa
sekarang gedung ini sudah kusam, kepulan asap rokok dari pengunjung yang datang membuat
Gedung ini menjadi hijau ke kuning-kuningan, mereka memang bajingan, merusak tempat
orang,mengganggu orang banyak dengan kepulan asapnya, tapi mereka punya hak, toh orang
lain yang tidak merokok juga suka menggangu dengan obrolan mereka yang keras dan berisik?
Semua ini ada timbal baliknya, ada yang menanam ada yang merusak , ada juga yang ikut
menyiram, itulah roda kehidupan, segalanya akan dituai,ditabur juga di rusak.

Bicara tentang kehidupan, aku masih mengingat butiran-butiran makna kehidupan yang kudapat
dari seseorang,seorang misterius, ya misterius sekali sampai membuat aku penasaran, bukannya
ada baiknya apabila kita mau menceritakan segala aspek kehidupan yang kita dapat selama ini ?
tidak juga, ada orang yang mau bercerita. Ada orang yang mau tutup mulut menyimpan dalam
hati. Banyak… terlalu banyak jenis-jenis manusia di bumi. Karena itu sejujurnya pelajaran
Bimbingan Konsultan di sekolah yang suka mengadakan tes kepribadian itu tidak masuk akal.
Sifat manusia terlalu kompleks untuk di kotak-kotakan dalam lautan klasifikasi kepribadian.
Seorang kompleks pasti tahu hal itu. Pikiran manusia seperti labirin yang tiada jalan keluar,
berputar-putar, dan kembali ke asal. Begitu juga dengan eksistensi manusia.. dari debu menjadi
debu. Dari tanah menjadi tanah.

Bukankah ada baiknya aku menceritakan pengalamanku sekarang ? daripada aku terus berputar-
putar dalam kompleksnya definisi kehidupan, kompleksnya otak kiri dan kanan manusia? Baik.
Aku bercerita sekarang. Dengarkan.

Aku lupa tepatnya kapan, lupa sekali, padahal aku menulis cerita ini dan membagikannya dengan
kalian dengan niat yang sesungguhnya sangat kuat. Apa peduli kalian ngomong-ngomong ? jadi
dengarkan saja. Atau lebih tepatnya. Baca saja.

Di warnet hijau itu.. bukannya aku lupa namanya, hanya saja namanya terlalu norak untuk
sebuah warnet yang notabene diisi dengan manusia-manusia yang pada dasarnya tidak sesuai
dengan nama warnet tersebut. Jadi aku sebut warnet itu warnet hijau saja.

Duduk merokok di bangku hijau.. memang bangku warnet hijau itu hijau. Mungkin yang
empunya warnet ini pencinta tumbuhan ? padahal tidak ada tumbuhan di warnet ini. Terkadang
heran juga.

Ya aku duduk di bangku hijau itu.. bangku yang cukup umum digunakan warnet-warnet yang
terletak dekat sekolahku. Ada yang robek , ada juga yang hitam kotor karena debu. Ada juga
yang patah.. sudahlah.. tidak usah dipikirkan terlalu serius. Seperti kata joker dalam film the dark
knight.. “Why So Serious?”

Hari itu cuaca cukup panas, bukan . memang cuaca kota jakarta seperti ini. Hiruk pikuk , ramai ,
penuh sesak. Duduk sambil merokok memang nikmat, apabila ditemani kopi hitam lebih
menambah gairah hidup. Padahal itu memang racun.

Aku membeli billing agar supaya aku bisa bermain internet sekarang.tangan ini rasanya gatal.
Ingin rasanya membalas pesan-pesan dari teman-teman yang terkadang menyebalkan. .

Tahu apa yang terjadi selanjutnya ? no! kamu tidak tahu sebab aku belum menulis ! jangan
bodoh ! jadi yang terjadi selanjutnya ialah. Ketika waktu berjalan selama 10 menit..

Mati lampu..

Ya mati lampu..

Pernahkah anda membeli vas yang mahal dengan uang hasil keringat sendiri? Lalu ditiup hingga
jatuh dan pecah oleh anak kecil ..
Pernahkah anda sekalipun membeli es krim lalu es krim itu jatuh hanya karena tertiup angin
sepoi-sepoi?
Pernahkah? Pernahkah?
BEGITULAH PERASAANKU SAAT ITU!

Kesal bercampur sedih, bercampur cendol,bercampur sirop, atau apalah itu. Menjadi satu lalu
meledak-ledak dalam hati!
Tapi tenang, aku masih bisa menunggu hingga sore hari lalu melanjutkan permainan internetku..

Sambil menunggu memang paling enak merokok lalu minum kukubima.. seperti makan emping
dengan kecap.. seperti makan indomie dengan sambel. Kira-kira seperti itu rasanya..

Menunggu.. 1 jam.. 2 jam.. tidak kunjung menyala.. Tuhan dosaku apa?


Aku memang perokok… tapi tidak berzina Tuhannn
Aku memang peminum.. tapi jarang Tuhannn.

Datang seorang kakek tua, bukan kakek tua, mungkin lebih tepat seorang tua yang lusuh..
Wajahnya tidak seperti orang Indonesia.. mungkin seperti orang roma.. dia menenteng kotak ..
seperti kotak tempat menyimpan biola.. aku yakin didalam isinya ada biola. Atau mungkin dia
itu adalah teroris yang siap menyerbu tempat ini? Atau isinya adalah ganja ? tapi setelah dipikir-
pikir bodoh juga aku. Mana mungkin dia menyerang tempat ini ? apa untungnya ? uang ? tidak
ada disini tuan maaf saja. . tapi kemungkinan ia adalah pengedar ganja.. kita lihat saja isinya
nanti..

Dia duduk dengan letih, aku tahu ia lelah, dan aku masih yakin dia adalah pengedar ganja, tidak
dan bukan teroris, aku masih yakin dengan perasaanku saat itu.. tapi apa mungkin kakek ini
adalah penjual ganja ? masih yakin dengan pendapatku.

Kakek itu duduk disebelahku. Apa dia ingin menawarkan ganja kepadaku? Aku anti narkoba.
Tapi.. semakin dilihat kotak itu seperti tempat biola.. bicara tentang biola,ayahku adalah seorang
pemain biola. Tidak jago,dia hanya suka memainkan biola dan selalu bercerita tentang pemain
biola masa lalu. Terutama pembuat biola terkenal. Dan di rumah banyak sekali foto atau gambar-
gambar tentang pembuat biola dan pemain biola terkenal.
TIDAK! Aku masih yakin dengan paradigmaku.. dia adalah kakek tua penjual ganja.. bukannya
air yang tenang justru lebih beresiko banyak buayanya? Apakah pribahasaku ini relevan? Entah.

“kamu namanya siapa?”


Suaranya berat , aku rada takut juga.pasti dia ingin memasukan ganjanya ke tas sekolahku lalu
menfitnahku.. tenang saja pak tua, aku sudah mengetahui rencanamu. Tidak akan semudah itu..
dengan sigap aku memangku tasku ke paha..

“nama saya joko pak”


Nama aku memang joko, padahal aku keturunan tionghoa, apa hubungannya Tionghoa dengan
joko ? apakah ayahku tidak pernah berpikir memberikan nama yang sedikit kecina-cinaan ? aloy
misalnya? Anyuk ? ahiong ? atau nama kebarat-baratan .. Charles ?
Not bad…

“kamu yang baik dengan saudara ya.. tidak baik berkelahi sama saudara.. apalagi sama orang
tua..”
Jujur, aku ingin nangis denger dia ngomong begitu, seperti air dingin yang menyiram kepala
sekolah.. apa pribahasa ini sekali lagi relevan? Entah.

“iya om..iya..”

Kakek itu mengambil rokok dji sam soe nya lalu membakar ujungnya dengan korek batang..
yang baunya menusuk hidung ..

“kamu mau beli biola ? berapapun harganya ini kamu ambil aja..”
Orang ini bukan orang Indonesia, bahasanya memang aneh.
“maaf om , saya gak bisa main biola..tapi papa saya suka..”

“ya sudah, ini untuk kamu saja, dan suatu saat kamu harus mainin ini biolanya ya”

“saya gak bisa om.. serius deh sueerr”

“ya udah om gak jadi kasih kamu saja”


Semakin yakin dia bukan penjual ganja, ataupun orang Indonesia. Aku yakin dia hanya kakek
yang dibuang anaknya.. atau dia tidak menikah ? tidak tahu juga.

Kakek mengisap rokoknya dalam-dalam.. begitu juga aku..


Sehabis menghisap rokok dia berkata

“apakah kamu tahu ? bahwa setiap biola terkadang harus putus senarnya, harus juga rusak.. harus
juga menjadi sember suaranya..”

“semua biola begitu om..”

“tampaknya kamu sedikit tahu tentang biola.. tetapi ada juga biola yang semakin tua umurnya
semakin bagus suaranya..”

“memang ada ya om?”

“ya ada.. itu dikarenakan ketika dibuat .. digunakan bahan yang baik. Kayu yang bagus.. dan juga
sejak awal biola tersebut sudah di”tempa” dengan baik”

“…”
Aku hanya terdiam

“begitu juga dengan hidup ini nak.. terkadang hidup ini ada yang harus kita dibawah.. ada juga
kita diatas.. terkadang hubungan juga harus putus.. tapi ada waktunya hubungan itu berlanjut
kembali.. atau bisa juga diganti dengan yang baru… terkadang pahitnya hidup membuat pribadi
jatuh, tapi ingat, disetiap letut bertelut ada juga bangkitnya.. dan pada sesungguhnya setiap
pribadi yang ditempa dengan baik sejak awal.. meskipun dia jatuh dia tetap bangkit.. ingat-ingat
didikan yang baik. Buang yang buruk.. ingat itu nak.. segalanya aspek kehidupan hanyalah
seperti biola.. yang ketika rusak harus direparasi.. hanya saja banyak orang yang tidak menyadari
kesalahannya.. kalau itu susah juga haha”
“lalu bagaimana dengan biola yang sudah tidak bisa di reparasi atau sudah rusak total ?”

“itulah sirkulasi kehidupan nak.. hal yang disebut kamu rusak total adalah kematian seseorang..
jangan jadi pengecut yang lari dari kenyataan.. yang tidak percaya takdir itu ada..janganlah kamu
mati dulu baru kamu sadar.. sadari kematian sudah dekat. Lalu introspeksi sebelum malaikat
azrael menjemput”

“…”
Aku hanya terdiam terpaku.. bingung mau balas apa.. yang pasti kakek ini bukan orang
sembarangan.. tampaknya ia seorang cenayang.. bukan.. mungkin juga seorang filosofis ?
Entah. Yang pasti aku semakin penasaran dengan identitasnya yang sebenarnya..

“sebaiknya aku pergi sekarang”

Timpal kakek itu ..seraya mengambil rokok dan kotak biolanya.. aku masih terpaku melihat
lampu warnet sudah menyala

“tung.. tunggu kek!”


Loh dia hilang ? jangan-jangan dia setan ? ya aku yakin dia adalah setan.. atau mungkin dia ninja
yang bisa pergi secepat kilat dalam kepulan asap ?

Setelah peristiwa kakek itu.. aku pulang ke rumah.. tidak lupa langsung masuk ke kamar untuk
menaruh rokok.. salah-salah bisa ketahuan aku..

“Joko.. Bantu mama nyuci piring sini!!”


Teriak si mama dalam dapur. Kalau udah begini rada repot, mama orangnya absolut. Ngomong
A harus A. B harus B. C harus C. seterusnya.

Aku keluar menelusuri ruang tengah untuk sampai ke dapur.. dan aku melihat banyak lukisan
atau gambar pemain dan pembuat biola.. ya ayahku seorang penggila biola.

Aku terperanjat melihat ada foto kakek yang tadi kutemui di warnet.. sama persis wajahnya!
Dan di bawahnya ada tulisan yang bertuliskan tulisan italic yang miring seperti tulisan Indonesia
jaman dahulu
“(1644 –1737) Antonio Stradivari who created Stradivarius”

Anda mungkin juga menyukai