Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak perlu diragukan lagi pernyataan Sir Liam Donaldson, Chairman WHO World
Alliance For Patient Safety pada tanggal 2 Mei 2007 ketika meresmikan “Nine Life-Saving
Patient Safety Solutions” di WHO Collaborating Centre For Patient Safety”: “Patient Safety
is Now Recognized as a priority by healt system around the world”. Keselamatan Pasien
Sudah diakui Sebagai Prioritas Dalam Pelayanan Kesehatan.

Di Indonesia. Setelah bulan juni sampai dengan Agustus 2006 perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS),
Komisi Akreditas Rumah Sakit (KARS) dan Departemen Kesehatan (Depkes), bekerja sama
dengan Becton Dicknison, melakuakan Road Show Sosialisasi program keselamatan pasien
di 12 kota dihadapan total 461 Rumah Sakit, terlihat bahwa pasien mulai menjadi prioritas
diberbagai Rumah Sakit.

Keselamatan Pasien Dalam UU. No 44 th 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 43:

1. Rumah Sakit menerapkan Standar Keselamatan Pasien


2. Standar Keselamatan Pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa dan
menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian tidak
diharapkan (KTD).
3. Rumah Sakit melaporkan kegiatan ayat 2 kepada Komite yang membidangi
keselamatan pasien yang ditetapkan menteri.
4. Pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) pada ayat 2 dibuat secara anonym dan
ditujukan untuk mengkoreksi system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai keselamatan pasien ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan
Peraturan Mentri.
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per?VIII/2011
Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 6:
a. Setiap Rumah Sakit wajiib membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(TKPRS) yang ditetapkan oleh Kepala Rumah Sakit sebagai pelaksanaan kegiatan
keselamatan pasien.
b. TKPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada kepala
Rumah Sakit.
c. Keanggotaan TKPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari manajemen
Rumah Sakit dan unsur dari profesi kesehatan di Rumah Sakit.
d. TKPRS Melaksanakan tugas:
1) Mengembangkan Program Keselamatan Pasien di Rumah Sakit sesuai dengan
kekhususan Rumah Sakit tersebut.
2) Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien
Rumah Sakit.
3) Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi,
pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan
(implementasi) program keselamatan pasien Rumah Sakit.
4) Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit untuk
melakukan pelatihan internal keselamatan pasien Rumah Sakit.
5) Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta
mengembangkan solusi untuk pembelajaran.
6) Memberikan masukan dan pertimbangan kepada Kepala Rumah Sakit dalam
rangka pengaambilan kebijakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan
7) Membuat laporan kegiatan kepada kepala Rumah Sakit.

Buku pedoman pelaporan ini akan menuntun Rumah Sakit dalam upaya menyusun
system pelaporan IKP, dengan elemen-elemen Alur pelaporan (Bab II), Analisis matrix
Grading risiko (Bab III), petunjuk pengisian laporan IKP (Bab IV), serta format Formulir
Laporan IKP baik Internal maupun Eksternal ke KKPRS.

Pelaporan insiden eksternal ke KKPRS dapa dilakukan melalui pengisian formulir secara
elektronik (e-reporting). E-Reporting insiden eksternal diharapkan dapat meningkatkan
budaya pelaporan isniden Rumah Sakit ke KKPRS untuk dapat dianalisis dan ditindak
lanjuti.

Dengan penerapan system pelaporan IKP maka Rumah Sakit dapat menjawab secara
mantap pertanyaan sebagai berikut: apakah Rumah Sakit anda dapat mendemonstrasikan
bahwa pelayanan Rumah Sakit anda lebi safe/aman dibandingangkan tahun yang lalu?/
B. Tujuan Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
1. Tujuan Umum :
a. Menurunnya Insiden Keselamatan Pasien
b. Meningkatnya mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
2. Tujuan khusus :
a. Rumah sakit (Internal)
1) Terlaksananya system pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan pasien di
rumah sakit.
2) Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalah.
3) Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien agar dapat
mencegah kejadian yang sama dikemudian hari.
b. KKPRS (Eksternal)
1) Diperolehnya data/Peta Nasional angka insiden keselamatan pasien
2) Diperolehnya pembelajarana untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
keselamatan pasien bagi Rumah Sakit lain
3) Ditetapkan nya langkah-langkah praktis keselamatan pasien untuk rumha sakit di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai