Anda di halaman 1dari 5

Peran Asam Folat Bagi Sistem Saraf Pusat

A. Pengertian dan Peranan Asam Folat

Asam folat adalah salah satu vitamin, termasuk dalam kelompok vitamin B, merupakan
salah satu unsur penting dalam sintesis DNA (deoxyribo nucleic acid). Unsur ini diperlukan
sebagai koenzim dalam sintesis pirimidin. Asam Folat juga dikenal sebagai vitamin B (B9).
Senyawa ini mempunyai berat molekul (BM) 441. Molekul asam folat terdiri dari tiga gugus
yaitu pteridin, suatu cincin yang mengandung atom nitrogen, cincin psoriasis aminobenzoic acid
(PABA) dan asam glutamat. Tubuh manusia tidak dapat mensintesis struktur folat, sehingga
membutuhkan asupan dari makanan.Sebagian besar asam folat dari makanan masuk dalam
bentuk poliglutamat. Absorpsi terjadi sepanjang usus halus, terutama di duodenum dan jejunum
proksimal dan 50-80% di antaranya dibawa ke hati dan sumsum tulang. Folat diekskresi melalui
empedu dan urin.1,3,11 Di mukosa usus halus, poliglutamat dari makanan akan dihidrolisis oleh
enzim pteroil poliglutamathidrolase menjadi monoglutamat yang kemudian mengalami reduksi/
metilasi sempurna menjadi 5 metil tetrahidrofolat (5-metil THF).1,3,11,12 Metil THF masuk ke
dalam sel dan mengalami demetilasi dan konjugasi. Dengan bantuan enzim metil transferase, 5-
metil THF akan melepaskan gugus metilnya menjadi tetrahidrofolat (THF). Metilkobalamin akan
memberikan gugus metil tersebut kepada homosistein untuk membentuk asam amino metionin.

Asam Folat merupakan zat gizi yang mempunyai peran penting dalam menjaga kesehatan
saraf. Suplementasi aam folat dengan dosis yang tepat dapat mencegah penurunan fungsi
kognitif. Namun sebaliknya apabila kadar asamfolat dalam tubuh terlalu tinggi, justru dapat
menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Hal lain yang mepengaruhi fungsi kognitif seseorang
yaitu adalah aktivitas fisik. Efek langsung terhadap otak yaitu, memelihara struktur saraf dan
meningkatkan perluuasan serabut saraf, sinap-sinap, dan kapilaris. Dalam tubuh manusia, asam
folat berperan sebagai:

1. Poliferasi sel
2. Pembentukan dan pematangan eritrosit dan leukosit
3. Metabolism asam amino
4. Sintesis enzim
5. Berkerjasama dengan vitamin B12 dan vitamin C dalam mencerna protein
Folat tersebar luas pada berbagai tumbuh-tumbuhan dan jaringan hewan. Sumbersumber
yang paling kaya akan asam folat adalah ragi, hati, ginjal, sayur-sayuran berwarna hijau,
kembang kol, brokoli; dalam jumlah yang cukup terdapat dalam makanan yang terbuat dari susu,
daging dan ikan, dan sedikit dalam buah-buahan. Pemanasan dapat merusak 50-90% folat yang
terdapat dalam makanan. Asupan sebanyak 3,1 mg/kgbb/hari dapat memenuhi angka kecukupan
gizi yang dianjurkan di Indonesia. Untuk wanita hamil dan wanita menyusui dianjurkan 0,4
mg/hari atau 400 mg /hari.9,10 Apabila kebutuhan asam folat tercukupi, tubuh menyimpan
sekitar 5-10 mg folat, dan hampir setengahnya disimpan di hati. Cadangan ini cukup untuk 3-6
bulan tanpa asupan folat dari makanan

B. Defisiensi Asam Folat

Jika tubuh mengalami defisiensi asam folat, yaitu dimana kadar asam folat di bawah
normal yaitu folat serum < 3 mg/ml dan folat entrosit < 130 mg/ml, maka akan mennyebabkan
beberapa gangguan. Terutama yang terkait dengan sistem saraf pusat. Defisiensi folat dapat
disebabkan oleh beberapa kondisi. Penyebab utama adalah kurangnya asupan folat melalui
pangan, rendahnya penyerapan usus terhadap folat, serta gangguan penyerapan akibat konsumsi
alkohol. Kondisi lainnya yang perlu diwaspadai adalah masa kehamilan. Saat kehamilan terdapat
laju pembelahan sel dan sintesis asam amino yang tinggi. Keadaan ini dapat menyebabkan
defisiensi asam folat apabila tidak ditunjang oleh asupan yang memadai.

Asupan folat yang mencukupi selama periode perikonsepsi, sebelum dan sesaat setelah
seorang wanita menjadi hamil, membantu melindungi terhadap sejumlah cacat bawaan termasuk
mencegah cacat tabung syaraf ( NTD ), cacat lahir yang serius pada sumsum tulang belakang
( spina bifida ) dan pada otak (anencephaly ). Suplementasi dengan asam folat juga dapat
mengurangi resiko pada bayi seperti labiopalato schisis, labioshisis, cacat jantung bawaan, cacat
anggota badan, dan anomali saluran kemih.

Neural Tube Defects (NTD) atau defek tabung saraf dalam klinik dapat bermanifetasi
sebagai spina bifida dan anensefalus, merupakan abnormalitas susunan saraf pusat (SSP) berat.
Kasus-kasus ini terjadi akibat perkembangan tidak normal selama periode gestasional, terutama
pada usia kehamilan 3 - 4 minggu. Penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa
pemberian asam folat dapat mengurangi insidens serta rekurensi defek tabung saraf ini. Menurut
Dr. Roger E. Stevenson dkk. dari Pusat Genetika Greenwood, South Carolina, angka kejadian
spina bifida dan cacat lahir turun setelah wanita hamil mendapatkan asam folat ; hal ini
menambah bukti manfaat vitamin B selama kehamilan.

Neural tube defect (NTD) atau defek tuba neuralis merupakan suatu kelainan kongenital
yang terjadi akibat kegagalan penutupan lempeng saraf (neural plate) yang terjadi pada minggu
ketiga hingga keempat masa gestasi. Defisiensi folat ternyata dapat menyebabkan kelainan berat
yang mengenai jaringan non hemopoietik, yaitu neural tube defect NTD yang terjadi dapat
merupakan isolate NTD (tanpa disertai kelainan kongenital lain) yang kekambuhannya dapat
dicegah dengan pemberian folat. Walaupun telah diketahui bahwa suplemen asam folat pada
masa perikonsepsi dapat menurunkan risiko terjadinya kehamilan dengan NTD, namun penyebab
pasti terjadinya NTD masih belum diketahui. Diduga bahwa gangguan metabolisme homosistein
berperan dalam terjadinya NTD. Hal ini ditunjang oleh beberapa studi yang menunjukkan kadar
homosistein total dalam plasma yang lebih tinggi pada pasien NTD maupun wanita hamil dengan
NTD, juga ditemukan kadar homosistein yang lebih tinggi pada cairan amnion kehamilan dengan
NTD. Brouwer dkk, mengemukakan kemungkinan gangguan metabolisme pada ibu atau
gangguan transport dari ibu ke janin merupakan faktor penting dalam terjadinya NTD.

Penelitian Beard CM, dkk menyebutkan bahwa kekurangan asam folat akan
menyebabkan kerusakan jaringan syaraf (NTDs / kerusakan tabung syaraf), dan sebaliknya jika
kelebihan asam folat dapat menyebabkan kerusakan jaringan syaraf yang berhubungan dengan
autisme.8 Pada kondisi tubuh kekurangan asam folat jika terjadi pada ibu hamil maka
kemungkinan bayi yang dilakirkan akan mengalami kecacatan saat lahir. Tiga bentuk cacat
tabung saraf akibat kekurangan asam folat

a. Spina Bifida Adanya celah pada tulang belakang sehingga tidak bisa tertutup sempurna
akbiat beberapa ruas tulang gagal bertaut. Cacat jenis ini lumayan banyak terjadi di antara
ibu hamil yang mengalami kekurangan asam folat, yakni 65%. Meski bisa bertahan
hidup, namun bayi spina bifida sering disertai kelainan lain seperti kelumpuhan dan tidak
ada kontrol untuk buang air besar dan kecil.
b. Anensefali Tidak sempurnanya pertumbuhan tengkorak kepala dan otak. Jenis yang
sering membawa kematian begitu bayi dilahirkan ini, dialami sekitar 25% dari ibu hamil
yang kekurangan asam folat.
c. Encephalocele Adanya tonjolan di belakang kepala. Jenis ini diderita sekitar 10% dari ibu
yang kekurangan asam folat.

. Peran folat dalam metabolisme asam nukleat dan reaksi metilasi dapat menunjang
kinerja dan fungsi otak yang normal. Dalam beberapa penelitian, sejumlah dosis suplemen folat
diberikan kepada para lansia yang mulai mengalami penurunan daya ingat dan dementia.
Hasilnya adalah peningkatan dalam kemampuan menyimpan memori jangka pendek. Folat
diketahui dapat menghambat atropi sel-sel otak yang berjalan secara alami seiring dengan
bertambahnya usia. Penelitian dilakukan terhadap otak penderita alzheimer yang telah meninggal
dunia. Belakangan juga diketahui bahwa Alzheimer memiliki hubungan erat dengan kandungan
homosistein darah dan vitamin B12. Kandungan vitamin B12 plasma yang rendah (kurang dari
150 piktomol/liter) atau kandungan folat plasma yang rendah (kurang dari 10 nmol/liter) dapat
melipatgandakan risiko Alzheimer dan dementia vaskuler. Kadar homosistein darah yang
melebihi 14 mikromol/liter juga diduga dapat meningkatkan risiko Alzheimer hingga dua kali.
Sumber :

Rahmawati A, Pramantara IDP, Purba M. Asupan zat gizi mikro dengan fungsi kognitif pada
lanjut usia. Jurnal Gizi Klinik Indonesia [Internet]. 2016Apr [cited 2018Sep30];08(4):195–201.
Available from: https://jurnal.ugm.ac.id/jgki/article/viewFile/18218/11661

Sutrisminah E, Nasriyah. Impact Folic Acid Deficiency on Pregnant Women with Fetal Defects
[Internet]. [cited 2018Sep30]. Available from:
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/210104088/5272ARTIKEL_NASRIYAH_AS.FOL_
REVISI.pdf

Triantari R. Hubungan Asupan Vitamin B6, Vitamin B12, Asam Folat, Aktivitas Fisik, dan
Kadar Homositein dengan Status Kognitif Lansia [Internet]. [cited 2018Sep30]. Available from:
http://eprints.undip.ac.id/35882/1/414_Riska_Triantari_G2C006050.pdf

Astawan M. Asam Folat: Cegah Jantung dan Alzheimer [Internet]. Kompas.com. [cited
2018Sep30]. Available from:
https://tekno.kompas.com/read/2010/02/10/0812428/asam.folat.cegah.jantung.dan.alzheimer.

Journal of Pediatrics, online February 24, 2011: Fact of the week from website
http://www.NPAinfo.org

Asam Folat: Vitamin B9 yang penting dikonsumsi dalam Dosis Optimal. Forum Komunikasi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha [Internet]. 2009Sep [cited 2018Sep30];:14–
16. Available from: http://repository.maranatha.edu/1140/1/Forum Komunikasi_Asam Folat.pdf

Tangkilisan HA, Rumbajan D. Defisiensi Asam Folat. Sari Pediatri. 2002Jun;04(01):21–25.

Anda mungkin juga menyukai