Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Materi atau zat dikelompokan menjadi zat tunggal (murni) dan campuran.
Zat murni terdiri dari unsur dan senyawa. unsur merupakan zat murni yang paling
sederhana. Sedangkan senyawa gabungan dari dua atau lebih unsur yang terbentuk
melalui reaksi kimia. Suatu zat bisa berupa gas, cair, atau padat. Saat benda padat
berubah menjadi cair, maka disebut meleleh atau melebur atau juga mencair. Jika
benda cair berubah menjadi padat, maka disebut menguap. Ada keunikan diantara
zat tersebut. Ada beberapa zat yang sama yang juga dapat dijumpai dalam bentuk
yang berbeda. Air bisa kita jumpai dalam bentuk gas (uap), cair (air), atau padat.

Salah satu tujuan mempelajari ilmu Kimia adalah mengkaji tentang


bagaimana partikel berukuran sangat kecil bergabung satu dengan lainnya
membentuk struktur materi yang sangat besar seperti kita lihat sehari-hari,
contohnya molekul air. Materi yang kita amati sehari-hari sesungguhnya tersusun
dari sejumlah partikel yang bergabung melalui ikatan kimia atau gaya
antarmolekul. Dengan diketahuinya jenis ikatan yang memperkokoh partikel,
diharapkan kita dapat meramalkan bentuk geometri suatu materi, khususnya
geometri molekul.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan wujud zat ?


2. Apa yang dimaksud dengan perubahan wujud zat ?
3. Apa yang dimaksud dengan massa jenis?
4. Apa yang dimaksud dengan adhesi dan kohesi ?
5. Apa yang dimaksud gaya antar molekul ?

1
1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui tentang wujud zat


2. Dapat mengetahui tentang perubahan wujud zat
3. Dapat mengetahui tentang massa jenis
4. Dapat mengetahui tentang adhesi dan kohesi
5. Dapat mengetahui tentang gaya antar molekul

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Wujud zat

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Sedangkan
wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase
materi berlainan.

Sifat – sifat partikel suatu zat adalah sebagai berikut :

 Partikel tidak diam, tetapi selalu bergerak atau bergetar


 Diantara satu partikel dengan partikel yang lain terdapat gaya tarik-
menarik
 Diantara satu partikel dengan partikel yang lain terdapat ruang
antarpartikel yang disebut pori-pori

Wujud zat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

a. Zat Padat

Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kelereng
yang berbentuknya bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat.
Begitu pula dengan volumenya. Volume kelereng akan selalu tetap walaupun
berpindah tempat ke dalam gelas. Hal ini disebabkan karena daya tarik
antarpartikel zat padat sangat kuat. Pada umumnya zat padat berbentuk kristal
(seperti gula pasir atau garam dapur) atau amorf (seperti kaca dan batu
granit). Partikel zat padat memiliki sifat seperti berikut:

1. Letaknya sangat berdekatan


2. Susunannya teratur
3. Gerakannya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar di tempatnya

3
b. Zat Cair

Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai


dengan yang ditempatinya. Apabila air dimasukkan ke dalam gelas, maka
bentuknya seperti gelas, apabila dimasukkan ke dalam botol akan seperti
botol. Tetapi volumenya selalu tetap. Hal ini disebabkan partikel-partikel
penyusunnya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu, partikelnya lebih
bebas bergerak karena ikatan antar partikelnya lemah. Partikel zat cair
memiliki sifat seperti berikut:

1. Letaknya berdekatan
2. Susunannya tidak teratur
3. Gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergeser dari tempatnya,
tetapi tidak lepas dari kelompoknya

c. Zat Gas

Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan
tempatnya. Gas yang terdapat di balon memiliki bentuk dan volume yang
sama dengan balon. Gas yang terdapat di dalam botol, bentuk dan volumenya
sama dengan botol. Partikel-partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan
kecepatan bergantung pada suhu gas, akibatnya volumenya selalu berubah.
Partikel zat gas memiliki sifat seperti berikut:

1. Letaknya sangat berjauhan


2. Susunannya tidak teratur
3. Gerakannya bebas bergerak, sehingga dapat bergeser dari
tempatnya dan lepas dari kelompoknya, sehingga dapat memenuhi
ruangan

4
2.2 Perubahan wujud zat

Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke
keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa
pelepasan dan penyerapan kalor. Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu
tercapai oleh atom atau senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam
angka suhu. Perubahan wujud zat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Perubahan kimia

Perubahan yang menghasilkan zat baru Contoh : Makanan membusuk,


pembakaran, petasan yang meledak, dan fermentasi .

2. Perubahan Fisika
Perubahan yang tidak menghasilkan zat baru yang berubah hanya
wujud dan bentuknya. Contohnya : Es mencair, gula yang dilarutkan
kedalam air, air menjadi es.

Perubahan fisika di bedakan menjadi 6 peristiwa, yaitu :

a. Membeku

5
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh peristiwa mencair yaitu air yang
dimasukkan dalam freezer akan menjadi es batu, lilin cair yang didinginkan.

b. Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contoh
peristiwa mencair yaitu pada batu es
yang berubah menjadi air, lilin yang
dipanaskan.

c. Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contohnya
air yang direbus jika dibiarkan lama-
kelamaan akan habis, bensin yang
dibiarkan berada pada tempat terbuka
lama-lama juga akan habis berubah
menjadi gas.
d. Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas
menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh
mengembun adalah ketika kita
menyimpan es batu dalam sebuah gelas
maka bagian luar gelas akan basah, atau
rumput di lapangan pada pagi hari
menjadi basah padahal sore harinya tidak hujan.
e. Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contoh

6
menyublim yaitu pada kapur barus (kamper) yang disimpan pada lemari
pakaian lama-lama akan habis.

f. Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh
mengkristal adalah pada peristiwa
berubahnya uap menjadi salju.

2.3 Massa jenis

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.


Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis
lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada

7
benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya
air).Satuan SImassa jenis adalah kilogramm per meterr kubik (kg·m-3).

Rumus untuk menentukan massa jenis adalah

Ket :
ρ adalah massa jenis,
m adalah massa,
V adalah volume.

2.4 Adhesi dan Kohesi

Disamping terjadi interaksi antar molekul penyusun suatu zat, maka


molekul penyusun suatu zat juga dapat bereaksi dengan molekul penyusun zat
yang lainnya.Partikel-partikel zat padat dan partikel zat cair dapat mengadakan
suatu ikatan, sehingga terjadi gaya tarik-menarik. Cat dapat menempel pada kayu
dan besi karena antara partikel-partikel cat dan partikel-partikel kayu atau besi
terjadi gaya tarik-menarik. Peristiwa ini disebut adhesi. Dengan demikian, adhesi
adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang tidak sejenis. Contoh
adhesi yaitu :

 Tinta dapat menempel di kertas


 Kapur / tinta dapat menempel di papan tulis
 Semen dapat melekatkan batu dengan pasir
 Cat dapat menempel pada tembok

Partikel-partikel yang sejenis dalam zat padat membentuk sutu ikatan yang
sangat kuat sehingga membentuk benda padat. Di dalam kayu atau besi terjadi
gaya tarik-menarik antarpartikel sehingga membentuk ikatan yang kuat.
Demikian juga pada zat cair, dalam suatu zat ciri terjadi ikatan antarmolekul zat
cair yang membentuk ikatan. Peristiwa ini disebut dengankohesi. Jadi, kohesi

8
adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis. Kohesi yang
terjadi dalam zat padat lebih kuat disbanding kohesi dalam zat cair, itulah
sebabnya molekul-molekul zat padat lebih sukar dipisahkan disbanding molekul-
molekul zat cair. Sedangkan kohesi yang paling lemah terjadi pada gas, sehingga
gas sangat untuk dipisahkan. Contoh kohesi yaitu :

 gaya tarik menarik antara molekul kayu membentuk kayu


 gaya tarik menarik antara molekuk kapur membentuk kapur batang
 gaya tarik menarik antara molekul-molekul gula membentuk butiran gula
pasir

Pengaruh gaya adhesi dan kohesi terhadap zat cair menyebabkan terjadinya
peristiwa-peristiwa sebagai berkut :

1. Meniskus cembung dan meniskus cekung

Jika adhesi lebih


besar dari pada kohesi
maka permukaan
(meniskus) zat cair
dalam pipa kapiler cekung,
misalnya pada pipa yang diisi
dengan air ( pipa kiri ).
sebaliknya jika gaya kohesi lebih besar maka permukaan zat cair dalam
pipa kapiler akan cembung, misalnya pipa yang diisi dengan air raksa
( pipa kanan).

Dalam kehidupan sehari-hari juga dapat dijumpai peristiwa adhesi


dan kohesi, misalnya ketika ada air yang jatuh di atas permukaan daun

9
tertentu akan membentuk bola air. Hal tersebut dikarenakan gaya kohesi
lebih besar dari adhesi.

2. Kapilaritas

Kapilaritas adalah meresapnya zat cair melalui celah-celah sempit


atau pipa rambut yang disering disebut sebagai pipa kapiler. Gejala ini
disebabkan karena adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dan
dinding celah tersebut. Zat cair yang dapat membasahi dinding kaca pipa
kapiler memiliki gaya adhesi antara pipa kapiler dengan dinding pipa
kapiler lebih besar. Sedangkan zat cair yang tidak membasahi dinding kaca
pipa kapiler memilki gaya kohesi yang lebih besar. Hal ini akan
mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan zat cair pada pipa kapiler.

Contoh kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:

 Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor


 Naiknya minyak tanah melalui sumbu pada lampu tempel
 Baiknya air tanah sampai ke daun melalui pembuluh tapis
 Menetesnya air pada kain dalam ember yang semampai

2.5 Gaya antar molekul

Jika Molekul – molekul membentuk senyawa tentunya ada interaksi antar


molekul tersebut. Dua diantaranya sekaligus disebut gaya tarik Van der Waals.
Gaya tarik yang lemah disebabkan oleh dipol imbasan sesaat, yang terjadi antara
semua molekul, bahkan juga molekul yang non polar sekalipun, Gaya tarik Van
der Waals yang kuat, disebut gaya tarik dipol-dipol, terjadi antara molekul yang
memiliki momen dipol permanen. Gaya tarik ketiga lebih kuat dari gaya Van der

10
Waals yang terjadi hanya antar molekul tertentu dan kemudian disebut Ikatan
Hidrogen. Gaya tarik antar molekul, mempengaruhi pemutusan ikatan,  titik leleh
maupun titik didih.

Gaya antar molekul dibagi menjadi dua, yaitu :


Gaya van der waals dapat terjadi pada molekul polar dan non polar.
Pada molekul polar disebut gaya dipol, pada molekul non polar disebut
gaya london atau gaya dispersi.Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya
ikatan Van Der Waals adalah sebagai berikut :
1. Terjadi gaya tarik menarik antar molekul yang mempunyai perbedaan
keelektronegativan meskipun muatannya kecil dan terdapat pada
senyawa non polar. Contohnya : CH4
2.      Ikatan antar molekul yang memiliki perbedaan keelektronegatifan
dengan molekul lain yang hampir tidak ada perbedaan
keelektronegatifannya akan menginduksi molekul yang hampir tidak
ada perbedaan keelektronegatifannya tersebut.
3. Bila terjadi interaksi berbagai dipol secara bersamaan, maka akan
menimbulkan gaya van der waals. Gaya van der walls mempengaruhi
peningkatan titik didih unsur – unsur berwujud gas yang terletak pada
golongan VIIIA dalam SPU.

Gaya Van Der Waals dibagi menjadi 2 yaitu, gaya dipol dan gaya
London,Berikut penjelasannya :

1.      Gaya Dipol


Gaya dipol terjadi antar molekul polar. Dalam zat polar, molekul
molekulnya cenderung menyusun diri dengan ujung (pol) positif
berdekatan dengan ujung (pol) negatif dari molekul didekatnya.Di
bawah ini contoh gaya dipol yang terjadi pada unsur HCl dan FCl :

11
2.    Gaya London ( Dispersi )
Gaya London terjadi pada molekul – molekul non polar. Gaya ini
terjadi padaunsur yang tidak mempunyai beda
keelektronegatifan.Kekuatan gaya tarik dispersi bergantung pada
seberapa banyak elektron yang berada untuk didispersikan.
Semakinbesar ukuran molekul dan massa molarnya maka gaya tarik
akan meningkat danmenyebabkan titik didih molekul semakin
meningkat pula. Terjadi pada gas mulia dan unsur ringan. Contoh : N2,
H2,O2,He2.

12
MAKALAH TENTANG KALOR DAN PERPINDAHAN

1. Pengertian Perpindahan Kalor

Perpindahan Kalor adalah bentuk kalor yang dapat berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu  rendah. Sedangkan kalor ini
merupakan suatu bentuk energi atau dapat juga didefinisikan sebagai jumlah
panas yang ada dalam suatu benda.

A.    Kalor

Jika dua buah benda,yang salah satu benda mula-mula lebih panas dari
pada benda yang lain,saling bersentuhan,maka suhu kedua benda tersebut akan
sama setelah waktu yang cukup lama. Benda yang bersuhu tinggi member energi
ke benda yang bersuhu rendah. Energi yang diberikan karena perbedaan suhu
antara dua buah benda disebut kalor. Jadi, kalor merupakan bentuk energi yang
berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih
rendah ketika benda bersentuhan.

Satuan kalor menurut SI atau MKS  yaitu joule ( J ) sedang menurut cgs
yaitu erg adapun untuk jenis makanan yaitu kalori.
1 kalori = 4,2 joule   ;   1 joule = 0,24 kalori

13
1 kkal (kilokalori) = 1000 kal ( kalori ) = 4200 joule = 4,2 kj (kilojoule)
B.     Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor

Jika kita memanaskan suatu zat maka jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu zat tersebut tergantung berapa jumlah massa air,zat,dan nilai
kenaikan suhu zat tersebut. Secara umum jika kita memanaskan suatu zat tertentu
maka jumlah kalor yang diperlukan akan sebanding dengan massa dan kenaikan
suhunya. bahwa jenis zat sangat menentukan jumlah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu zat tersebut. Ketergantungan jumlah yang diperlukan untuk
menaikkan suhu terhadap jenis zat disebut dengan istilah kalor jenis yang diberi
simbol dengan c.

Kalor jenis (c) adalah jumlah panas yang harus ditambahkan atau

dihilangkan pada satu satuan massa zat itu untuk mengubah temperature 1 .

Persamaan kalor yaitu :  Q = m c ∆T

Keterangan  :
Q = banyaknya kalor satuan joule (J)
c = kalor jenis zat satuan  J / kg °C
m = massa zat satuan kg
∆ T = perubahan suhu satuan  °C

Hal-hal berkenaan mengenai berbagai peristiwa tentang perpindahan kalor


beserta cara perpindahannya. Dan pemecahan dalam berbagai masalah yang
berkaitan dengan perpindahan kalor beserta contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Satu Kilokalori (1 kkal) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan


suhu 1 Kg air sebesar 1oC. Zat yang berbeda (dengan massa zat yang sama,
misalnya 1 Kg) memerlukan kuantitas kalor yang berbeda untuk menaikkan
suhunya sebesar 1oC . Secara umum,kalor jenis zat merupakan fungsi suhu zat

14
tersebut meskipun variasinya cukup kecil terhadap variasi suhu. Sebagai contoh,
dalam rentang suhu 0oC – 100oC, kalor jenis air berubah kurang dari 1% dari
nilainya sebesar 1,00 cal/groC pada 15oC.
Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama dari suatu benda 
tentu saja berada dibandingkan dengan benda lain. Perbandingan antara jumlah
kalor yang diberikan dengan kenaikan suhu suatu benda disebut dengan kapasitas
kalor dan diberi simbol dengan C.

Kapasitas kalor ( C ) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan


suhu seluruh benda sebesar satu derajat. Kapasitas kalor dinyatakan dalam J K -1
atau J (oC)-1.
Rumus :      Q = C ∆T
Keterangan :
            C = kapasitas kalor zat, (J/K atau J/oC atau kal/oC)
            Q = jumlah kalor yang diberikan pada zat (joule (J) atau kal)
            ∆T = perubahan suhu zat, (K atau oC)
Untuk menentukan kalor jenis zat dapat digunakan alat yang disebut kalorimeter.
             Hubungan antara kapasitas kalor C dengan kalor jenis c suatu zat dapat
diperoleh dengan

Rumus :

Keterangan :
C = kapasitas kalor zat, (J/K atau J/oC atau kal/oC)
c = kalor jenis zat satuan  J / kg °C
m = massa zat satuan kg

C.     Kalor Laten dan Perubahan Wujud

Sebuah benda dapat berubah wujud ketika suhunya dinaikkan atau


diturunkan. Apabila suatu zat padat,misalnya es,dipanaskan,ia akan menyerap
kalor dan berubah wujud menjadi zat cair. Perubahan wujud zat dari padat

15
menjadi cair ini disebut melebur. Suhu zat yang mengalami peleburan disebut
titik lebur zat. Kejadian yang sebaliknya adalah membeku,yaitu perubahan wujud
zat dari cair menjadi padat. Suhu di mana zat mengalami pembekuan disebut titik
beku.

Jika zat cair ini kita panaskan terus akan menguap dan berubah wujud
menjadi gas. Perubahan wujud zat dari cair menjadi uap (gas) disebut menguap.
Pada peristiwa penguapan dibutuhkan kalor. Hal ini dapat kita buktikan, ketika
kita mencelupkan jari tangan kita ke dalam cairan spiritus atau alcohol. Spiritus
atau alcohol adalah zat cair yang mudah menguap, untuk melakukan penguapan
ini,spiritus atau alcohol menyerap panas dari jari kita,sehingga jari tangan kita
terasa dingin. Peristiwa lain yang memperlihatkan bahwa proses penguapan
membutuhkan kalor adalah mendidih. Menguap hanya terjadi pada permukaan zat
cair dan dapat terjadi pada sembarang suhu,sedangkan mendidih terjadi pada
seluruh bagian zat cair dan hanya terjadi pada suhu tertentu yang disebut titik
didih. Proses kebalikan dari menguap adalah mengembun, yaitu perubahan
wujud dari uap menjadi cair.

Ketika sedang berubah wujud,baik melebur, membeku, menguap dan


mengembun, suhu tetap, walaupun ada pelepasan atau penyerapan kalor. Dengan
demikian, ada sejumlah kalor yang dilepaskan atau diserap pada saat perubahaan
wujud zat, tetapi tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan suhu. Kalor
semacan ini disebut kalor laten dan disimbolkan dengan huruf L. Besar kalor ini
ternyata bergantung juga pada jumlah zat yang  mengalami perubahan wujud
(massa benda). Jadi,kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda
untuk mengubah wujudnya per satuan massa. Dengan demikian, dapat
dirumuskan bahwa :
                                                  Q = mL
Kalor laten beku besarnya sama dengan kalor laten lebur dan biasanya disebut
dengan kalor lebur. Kalor lebur es Lf  pada suhu dan tekanan normal sebesar 334
kJ/kg. Kalor laten uap besarnya sama dengan kalor laten embun dan biasanya

16
disebut dengan kalor uap. Kalor uap air Lv, pada suhu dan tekanan normal sebesar
2256 kJ/kg.
2. Asas Black

Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian
disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu
tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi
keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat
dirumuskan :

Q lepas = Q terima

Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor
adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan
diperoleh :
Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 – ta) = m2.c2.(ta-t2)

jika menggunakan asas Black pada benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 – ta)
dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang
digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan.

3.      Perpindahan Kalor

Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah.
Ada 3 cara perpindahan kalor : 1. Konveksi (aliran), 2. Konduksi (hantaran), 3.
Radiasi (pancaran).

1. Konveksi (aliran)

17
Adalah proses dimana panas dipindahkan oleh gerak masa molekul – molekul
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Konveksi hanya terjadi pada zat yang dapat
mengalir (fluida) yaitu zat cair dan gas. Ada 2 jenis konveksi, yaitu konveksi
alami dan konveksi paksa.
Pada konveksi alami, pergerakan fluida terjadi akibat perbedaan massa jenis. Pada
konveksi paksa, fluida yang telah dipanaskan langsung diarahkan ke tujuannya
oleh sebuah peniup (blower) atau pompa. Konveksi alami terjadi misalnya pada
system ventilasi rumah, terjadinya angin darat dan angin laut, dan aliran asap pada
cerobong asap pabrik. Konveksi paksa misalnya terjadi pada system pendingin
mesin pada mobil, alat pengering rambut, dan pada reactor pembangkit tenaga
nuklir.
Sedangkan contoh konveksi secara umum yaitu es batu yang mencair dalam air
panas. Panas dari air panas berpindah ke es batu. Panas berpindah bersama
mengalirnya air panas ke es batu. Panas tersebut menyebabkan es batu meleleh.
            Laju perpindahan kalor secara konveksi bergantung pada luas permukaan
benda (A) yang bersentuhan, koefisien konveksi (h), waktu (t),  dan beda suhu
(∆T) antara benda dengan fluida. Banyaknya kalor yang dihantarkan secara
konveksi dapat dihitung dengan persamaan berikut :

                             P = Q / t  atau P = h A ∆T
         Nilai h adalah koefisien konveksi yang diperoleh secara percobaan dan
tergantung pada bentuk dan arah benda.

2. Konduksi (hantaran)

18
Konduksi ialah pemindahan panas yang dihasilkan dari kontak langsung
antara permukaan-permukaan benda. Konduksi terjadi hanya dengan menyentuh
atau menghubungkan permukaan-permukaan yang mengandung panas. Setiap
benda mempunyai konduktivitas termal (kemampuan mengalirkan panas) tertentu
yang akan mempengaruhi panas yang dihantarkan dari sisi yang panas ke sisi
yang lebih dingin. Semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu benda, semakin
cepat ia mengalirkan panas yang diterima dari satu sisi ke sisi yang lain.Misalnya
perpindahan kalor dari bagian sendok yang terendam dalam air panas ke ujung
sendok yang di pegang tanpa disertai perpindahan partikel

  Hantaran benda terhadap panas

  Konduktor
1.      Konduktor adalah benda-benda yang dapat menghantarkan panas.
2.      Bahan yang dapat digunakan untuk penghantar panas adalah logam dan kaca.
3.      Macam-macam logam antara lain aluminium, besi, baja, perak dan kuningan.
Sedangkan kaca yang tahan panas adalah pyrex.
4.      Aluminium adalah jenis logam penghantar yang paling cocok untuk bahan
membuat alat
masak seperti penggorengan, panci dst.

  Isolator

1.       Isolator adalah benda-benda yang tidak dapat menghantarkan panas.

19
2.      Macam-macam isolator yaitu:
  Kayu, dimanfaatkan untuk membuat peralatan dapur misalnya sendok nasi.
   Plastik, dimanfaatkan untuk membuat peralatan dapur misalnya gelas dan
piring
  Kain, digunakan untuk bahan alat atau serbet
   Styrofom, digunakan untuk mengemas makan dan minuman hangat.
  Ebonit, digunakan untuk pegangan agar tidak cepat panas, misalnya pegangan
ceret dan
pamci.
  Karet, biasanya dicampur dengan bahan plastik, misalnya pada pegangan
seterika.

  Laju kalor konduksi

Laju kalor konduksi sebanding dengan luas permukaan benda, sebanding dengan
beda suhu antara kedua ujung benda dan berbanding terbalik dengan ketebalan
dinding. Dapat ditulis dengan rumus:

Dengan k adalah konduktivitas termal zat.

3.      Radiasi

Merupakan proses terjadinya perpindahan panas (kalor) tanpa menggunakan zat


perantara. Perpindahan kalor secara radiasi tidak membutuhkan zat perantara,
contohnya anda bisa melihat bagaimana matahari memancarkan panas ke bumi
dan api yang memancarkan hangat ke tubuh anda. Kalor dapat di radiasikan
melalui bentuk gelombang cahaya, gelombang radio dan gelombang
elektromagnetik. Radiasi juga dapat dikatakan sebagai perpindahan kalor melalui
media atau ruang yang akhirnya diserap oleh benda lain. Contoh radiasi dalam
kehidupan sehari-hari dapat dilihat saat anda menyalakan api unggun, anda berada
di dekat api unggun tersebut dan anda akan merasakan hangat. Satu lagi,
pernahkah anda berjalan di atas aspal tanpa menggunakan alas kaki di siang hari?

20
Menurut anda apa yang membuat aspal tersebut terasa panas saat siang hari?
karena mendapat radiasi panas dari matahari dan Permukaan hitam dan kusam
adalah penyerap dan pemancar radiasi yang baik,

      Laju pemancaran kalor oleh permukaan hitam, menurut Stefan dinyatakan
sebagai berikut.
Energi total yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam sempurna dalam
bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu, tiap satuan luas permukaan sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu.

      Secara matematis, laju kalor radiasi ditulis dengan persamaan :


 
        Dengan σ  adalah konstanta. Stefan Boltzmann dengan nilai 5,67 x 10 -8  
W/m2K4. Persamaan tersebut berlaku untuk benda dengan permukaan hitam
sempurna. Untuk setiap permukaan dengan emisivitas e = (0  ≤  e  ≤  1) memiliki
nilai diantara 0 dan 1. Sedangkan benda penyerap sempurna sekaligus pemancar
sempurna, yaitu benda hitam sempurna nilai e = 1. dan Untuk benda pemantul
sempurna atau benda putih (penyerap paling buruk) nilai e = 0.

21

Anda mungkin juga menyukai