Anda di halaman 1dari 10

UJIAN AKHIR SEMESTER

MAKALAH EQUIFER
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan dan Pengendalian Proyek yang
diampu oleh Mardiani, S.Pd.,M.Eng.

oleh :

ZAHRA AULIA M 1700240


KOMANG BALQIS N 1700656
AULIA SALSABILLA 1704015

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air tanah berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah disebut air tanah. Secara
global, dari keseluruhan air tawar yang berada di planet bumi ii lebih daro 97% terdiri atas air
tanah. Tampak bahwa peranan air tanah di bumi adalah peting. Air tanah dapat dijumpai di
semua tempat di bumi. Ia dapat ditemuan di gurun pasir yang paling kering sekalipun,
demikian juga di bawah tanah yang membeku karena tertutup lapisan salju atau es. Dengan
semakin berkembangnya industry serta pemukiman dengan segala fasilitasnya seperti
lapangan golf dan kolam renang, maka ketergantungan aktifitas manusia pada air tanah
menjadi semakin terasa. Namun demikian patut disayangkan bahwa untuk memenuhi
kebutuhan air tanah yang semakin meningkat tersebut, cara pengambilan air tanah sering kali
tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hidrologi yang baik sehingga sering kali menimbulkan
dampak ngatif yang serius terhadap kelangsungan sumber daya air tanah. Dampak yang
mulai dirasakan dengan ditemukannya kasus-kasus pencemaran sumur di dikat pabrik.
Penemaran air tanah juga sering dijumpai di daerah yang berbatasan dengan pantai
dalam intrusi air laut kedalam sumur-sumur penduduk. Dampak yang berkaitan dengan
pencemaran air tanah umumnya dijumpai selama berlangsungnya musim kemarau, yaitu
tinggi muka air tanah yang semakin menjauhi permukaan sumur.
Karena itu perlu dikenal lebih jauh mengenai system penampun air dan gerakan air
tanah untuk suatu pemahman yang lebih baik tentang proses dan mekanisme daur hidrologi.
agar kelak di kemudian hari dapat dilakukan tindakan-tindakan pencegahan guna menjaga agr
sumber daya air tanah dapat tetap lestari untuk dapat dimanfaatkan generasi selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dengan Air tanah?
2. Bagaimana Aliran Air Tanah?
3. Apa yang Dimaksud dengan Akuifer?
4. Bagaimana macam-macam Akuifer?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dengan Air tanah?
2. Untuk mengetahui Aliran Air Tanah?
3. Untuk mengetahui Apa yang Dimaksud dengan Akuifer?
4. Untuk mengetahui macam-macam Akuifer?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Air Tanah


Air tanah adalah bagian air yang berada pada lapisan permukaan tanah. Kedalaman ait
tanah tidak sama ada setiap tempat tergantung pada tebal-tipisnya lapisan permukaan di
atasnya dan kedudukan lapian air tanah tersebut. Permukaan yang merupakan bagian atas dari
tubuh air disebut permukaan preatik. Volume air yang meresap ke dalam tanah tergantung
pada jenis lapisan batuannya. Terdapat dua jenis lapisan dalam tanah yaitu lapisan kedap air
(impermeable) dan lapisan tak kedap air (permeable).
Kadar pori lapisan kedap sangat kecil sehigga kemampuan untuk meneruskan air juga
kecil. Kadar pori adalah jumlah ruang di celah butir-butir tanah yang dinyatakan dalam
bilangan persen. Sedangka pori kadar lapisan tak kedap air cukup besar. Oleh karena itu
kemampuan untuk meneruskan air juga besar. Air hujan yang jatuh di daerah ini akan terus
meresap ke bawah sampai berhenti di suatu tempat setelah tertahan oleh lapisan yang kedap.
Contoh lapisan tembus air ialah pasir, padas, kerikil dan kapur. Lapisan-lapisan ini
merupakan tempat-tempat persediaan air yang baik karena merupakan tempat berkupulnya air
sehingga pada-lapisan-lapisan tersebut terbentuk tubuh air.
Selain lapisan kedap dan lapisan tak kedap juga terdapat lapisan peralihan yang
merupakan variasi dari kedua jenis lapisan tersebut. Tekanan air yang timbul dari air tanah
tak bebas tergantung pada perbedaan tinggi antara suatu tempat dengan daerah tangkapan
hujannya. Pada daerah yang letak air tanahnya lebih rendah dari permukaan air tanah pada
daerah tangkapan hujannya, air akan memancar keluar dari sumur yang di bor atau biasa
disebut sumur artesis. Air artesis ini biasanya sangat penting bagi daerah yang kondisi
tanahnya kering, air artesis ini dapat memberikan air sebanyak 8.000.000 m3 per hari.
Kondisi suatu lapisan tanah membuat suatu pembagian zone air tanah menjadi dua
zone besar:
a) Zone air berudara (zone of aeration), Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang
mengandung air yang masih dapat kontak dengan udara. Pada zone ini terdapat tiga
lapisan tanah, yaitu lapisan air tanah permukaan, lapisan intermediate yang berisi air
gravitasi dan lapisan kapiler yang berisi air kapiler.
b) Zone air jenuh (zone of saturation), Zone ini adalah suatu lapisan tanah yang
mengandung air tanah yang relatif tak terhubung dengan udara luar dan lapisan
tanahnya atau aquifer bebas.
Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni:
a) Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta
berada di atas lapisan kedap air / impermeable. Air preatis sangat dipengaruhi oleh
resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air preatis berkurang.
Sebaliknya pada musim hujan jumlah air preatis akan bertambah. Air preatis dapat
diambil melalui sumur atau mata air.
b) Air tanah artesis adalah air tanah yang letaknya jauh di dalam tanah, diantara dua
lapisan batuan yang tidak dapat ditembus air atau lapisan kedap air. Lapisan di antara
dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut banyak
menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke
permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis. Air artesis
dapat dapat diperoleh melalui pengeboran. Sumur pengeborannya disebut sumur
artesis.

2.2 Aliran Air Tanah

Secara hidrologis air di bawah permukaan tanah dapat dibedakan menjadi:


1. Menjadi air pada daerah yang tak jenuh (zone of aeration). Daerah tak jenuh yang
umumnya terdapat pada bagian teratas dari lapisan tanah dicirikan oleh gabungan
antara material padatan, air dalam bentuk air adsorpsi, air kapiler dan air infiltrasi
serta gas dan udara
2. Air pada daerah jenuh (zone of saturation) Daerah ini dipisahkan dari daerah jenuh
oleh jaringan kapiler.
Air yang berada pada daerah jenuh disebut air tanah (groundwater). Aliran air tanah dapat
dibedakan menjadi:
a) Aliran laminar, aliran yang partikel-parikel airnya bergerak sejajar dengan kecepatan
relatif lambat. Pada umumnya air tanah yang bergerak dalam media berpori bergerak
secara laminar
b) Aliran turbulen, aliran yang partikel-partikelnya bergerak secara berputar, biasanya
mempunyai kecepatan yang besar. Aliran turbulen terjadi pada air tanah yang
mengalir lewat rongga-rongga (celah) batuan yang besar.
Aliran air tanah lebih sering ditemukan dalam bentuk aliran laminar. Aliran air tanah
secara laminer ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Aliran tetap atau aliran tunak (steadyflow) yaitu Aliran tetap adalah aliran yang tidak
berubah karena waktu. Aliran tunak terjadi apabila ada keseimbangan antara air yang
keluar dan masuk dari atau ke akuifer. Keadaan ini dapat ditunjukkan jika tinggi
pisometrik relatif tidak berubah terhadap pertambahan waktu dan hanya dapat diamati
pada uji pemompaan sampai tahap stabil tercapai.
2. Aliran tidak tetap atau aliran tidak tunak (unsteady flow),yaitu Aliran yang akan
berubah karena waktu. Aliran tidak tunak terjadi apabila keseimbangan antara air
yang masuk dan keluar tidak pernah tercapai. Keadaan ini dapat diketahui dari tinggi
pisometrik yang mengalami perubahan terhadap waktu.
Berdasarkan kondisi fisik batuan dalam kaitanya dalam kemampuan batuan untuk
menyimpan air tanah, maka terdapat beberapa istilah sebagai berikut ( Fetter, 1994 ):
 Akuifer : Suatu formasi batuan yang mengandung cukup bahan yang lulus dan
mampu melepaskan air dalam jumlah yang berarti ke sumur atau mata air. Ini dapat
diartikan formasi tersebut mempunyai kemampuan menyimpan dan melalukan air.
 Akuiklud : Suatu lapisan jenuh air tetapi relative kedap air yang tidak dapat
meloloskan air dalam jumlah besar.
 Akuifug : Lapisan batuan yang relative kedap air, yang tidak mengandung ataupun
dapat meluluskan air.
 Akuitard : Lapisan jenuh air namun hanya sedikit luluskan air dan tidak mampu
melepaskan air dalam jumlah yang berarti.

2.3 Pengertian Akuifer


Akuifer adalah lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang mengandung air dan
dapat dirembesi air. Akuifer adalah formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air
dan secara signifikan mampu mengalirkan air melalui kondisi alaminya. Batasan lain yang
digunakan adalah reservoir air tanah, lapisan pembawa air. Todd (1955) menyatakan bahwa
akuifer berasal dari Bahasa Latin yaitu aqui dari aqua yang berarti air dan ferre yang berarti
membawa, jadi akuifer adalah lapisan pembawa air.
air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang antar
butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang
disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti
lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah
disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat
menangkap dan meloloskan air disebut akuifer.

Gambar 1. Equifer

Suatu akuifer mempunyai dua fungsi penting, yaitu sebagai penyimpan laksana
sebuah waduk dan sebagai penyalur air seperti jaringan pipa. Kedua fungsi itu diemban oleh
pori-pori atau rongga di dalam batuan akuifer itu. Dua sifat yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai penyimpan adalah porositas (porosity) dan hasil jenis (specific yield).
2.4 Macam-macam Akifer

Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macam-macam
akifer sebagai berikut:
a) Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer), yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian
terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini
disebut dengan water table (preatik level), yaitu permukaan air yang mempunyai
tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.

Gamar 2. Aquifer Bebas


b) Akuifer Tertekan (Confined Aquifer), yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang
dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai
tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
c) Akuifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer), yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh
air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya
merupakan lapisan kedap air.
d) Akuifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer), yaitu aquifer yang bagian bawahnya
yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material
berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya
gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas
dengan aquifer semi tertekan.

Gambar 3. Aquifer Semi Bebas


Berikut adalah beberapa istilah lain yang digunakan dalam menamakan karakteristik
suatu formasi batuan:
1. Aquiclude
Adalah formasi geologi yang mungkin mengandung air, tetapi dalam kondisi alami tidak
mampu mengalirkannya, misalnya lapisan lempung. Untuk keperluan praktis, aquiclude
dipandang sebagai lapisan kedap air.
2. Aquitard
Adalah formasi geologi yang semikedap, mampu mengalirkan air tetapidengan laju yang
sangat lambat jika dibandingkan dengan akuifer. Meskipun demikian dalam daerah yang
sangat luas, mungkin mampu membawa sejumlah besar air antara akuifer yang satu dengan
lainnya. Aquiclude ini juga dikenaldengan nama formasi semi kedap atau leaky aquifer.
3. Aquifuge, merupakan formasi kedap yang tidak mengandung dan tidak mampu
mengalirkan air.
2.5 Akuifer Buatan
Akuifer Buatan merupakan media / lapisan tanah yang dibuat atau ditata ulang untuk
menyimpan dan mengalirkan air di dalam tanah sehingga dapat menjadi sumber air yang
berkelanjutan. Air Permukaan yang mempunya kuantitas yang melimpah tetapi kadang-
kadang mempunyai kualitas yang kurang baik. Air tanah yang mempunyai kualitas baik, tapi
kuantitasnya sering sangat terbatas. Pengeksploitasian sumber air tanah yang berlebihan
menimbulkan terjadinya pencemaran air tanah dari akuifer sekitarnya, terjadinya land
subsidence, dll. Oleh karena itu pembuatan akuifer diperlukan untuk mengatasinya.

Akuifer buatan dapat dipergunakan sebagai sarana penyediaan air baku penduduk yang
berkelanjutan. Air Permukaan yang di-"recharge"-kan ke dalam akuifer buatan akan
mengalir (dengan kecepatan sangat lambat) di dalam lapisan tanah batuan (bahan akuifer).
Kualitas air akan ter-"update" oleh akuifer selama perjalanan (semakin lama semakin baik)
menuju tempat pengambilan. Akuifer buatan akan dapat menjadi sumber air tanah yang
berkualitas dan berkelanjutan.
Akuifer Buatan Sebagai Prasarana Konservasi Daerah Aliran Sungai

Kegersangan DAS di daerah pegunungan disebabkan oleh kelangkaan air atau


kekeringan pada lapisan tanah permukaan. Sementara itu, pada alur-alur lembah terdapat
sisa-sisa aliran dari mata air yang mengalir ke hilir dan menghilang. Dengan fasilitas akuifer
buatan aliran air dapat ditangkap dan disalurkan kembali ke areal pegunungan sebagai
sarana pemberian air tanaman penghijauan yang berupa tanaman produksi atau tanaman
reboisasi.

Komponen Bangunan Akuifer Buatan :


- Bangunan dan Saluran Supplesi
- Saluran Intake
- Bangunan Akuifer Buatan
- Pipa-pipa Distribusi dan Bak Distribusi
- Jaringan Saluran Irigasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air tanah adalah bagian air yang berada pada lapisan permukaan tanah. Kedalaman ait
tanah tidak sama ada setiap tempat tergantung pada tebal-tipisnya lapisan permukaan di
atasnya dan kedudukan lapian air tanah tersebut. Akuifer adalah lapisan batuan dibawah
permukaan tanah yang mengandung air dan dapat dirembesi air. Menurut Krussman dan
Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macam-macam akifer sebagai berikut:
a. Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer), yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian
terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air
b. Akuifer Tertekan (Confined Aquifer), yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang
dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai
tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
c. Akuifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer), yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh
air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya
merupakan lapisan kedap air.
d. Akuifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer), yaitu aquifer yang bagian bawahnya
yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material
berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya
gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas
dengan aquifer semi tertekan.
3.2 Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, yang
belum mengerti menjadi mengerti dan yang sudah mengerti menjadi lebih mengerti
kembali.Segala sesuatu tidak ada yang sempurna, seperti kata pepatah bahwa tidak ada
gading yang tidak retak, begitupun dengan makalah ini.Maka diharapkan kepada semua pihak
dapat memberikan kritik dan sarannya yang dapat membangun, agar dalam pembuatan
makalah yang berikutnya menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Chay, Asdak. 2002. Hidrologi dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai