Anda di halaman 1dari 42

Kode/Nama Rumpun Ilmu371/Ilmu Keperawatan

USULAN PENELITIAN

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN ANEMIA GIZI PADA REMAJA DI SMA
….

TIM PENGUSUL

Rosmina Situngkir NIDN 0925117501

STIK STELLA MARIS-MAKASSAR

AGUSTUS 2020

i
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

Judul Kegiatan : Meningkatkan Kognitif Lansia Melalui Terapi Kognitif Bermain Ular
Tangga di Dinas Sosial Pusat Layanan Sosial Lanjut Usia Mappakasunggu Pare-Pare

Kode dan Nama Rumpun Ilmu: 371/Keperawatan


Ketua Peneliti
A. Nama Lengkap : Rosmina Situngkir
B. NIDN : 0925117501
C. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
D. Program Studi : Sarjana Keperawatan
E. No Hp : 0925117501
F. Surel/email : rosmina76stkr@yahoo.co.id

Anggota Peneliti
A. Nama Lengkap : Mery Sambo
B. NIDN : 0930058102
C. Perguruan Tinggi : STIK Stella Maris Makassar
D. Program Studi : Sarjana Keperawatan
E. No Hp : 081342548458
F. Surel/Email : ns.merysambo@yahoo.com

Mengetahui Makassar 07 Agustus 2019


Ketua STIK Stella Maris Ketua Peneliti

Siprianus Abdu,Ssi.,Ns.,M.Kes Rosmina,Situngkir,Ns,.M.Kes


NIDN: 0928027101 NIDN: 0925117501

Menyetujui
Ketua UP2M STIK Stella Maris

Asrijal Bakri,.Ns.,M.Kes
NIDN: 0918087701

ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

Judul Penelitian

Meningkatkan Kognitif Lansia Melalui Terapi Kognitif Bermain Ular Tangga di Dinas
Sosial Pusat Layanan Sosial Lanjut Usia MappakaSunggu Pare-Pare

Tim Peneliti

Bidang Alokasi
Instansi
No Nama Jabatan Keahlian Waktu
Asal
(jam/minggu)
1 Rosmina Situngkir Ketua Kesehatan STIK Stella 12
Masyarakat Maris
2. Mery Sambo Anggota Keperawatan STIK Stella 8
Maris

1. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian):
Objek penelitian ini adalah lansia yang berada di Pusat Layanan Sosial Lanjut Usia di
dinas sosial pusat layanan lansia Mappakasunggu Pare-pare. Dimensia sering
dialami oleh lansia sehingga perlu diberikan terapi kognitif yaitu dengan bermain
ular tangga, untuk melatih daya ingat lansia. Penelitian ini menggunakan instrument
Mini-Mental State Exam (MMSE) sebagai alat ukur untuk menilai kognitif lansia.

2. Masa Pelaksanaan
Mulai : bulan: sejak ditanyakan profosal lolos tahun 2019

Berakhir : bulan: Agustus tahun: 2020

3. Usulan Biaya DRPM Ke Simlitabmas


Tahun ke-1 : Rp. 19.194.000,-

4. Lokasi Penelitian (lab/studio/lapangan: Dinas Sosial Pusat Layanan Sosial Lanjut


Usia MappakaSunggu Pare-Pare
5. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa kontribusinya)
6. Temuan yang ditargetkan : Permainan ular tangga yang sudah dimodifikasi pada
media papan catur yang digunakan untuk mencegah dimensia pada Lansia
7. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata,
tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung
pengembangan iptek)

iii
Dalam bidang keperawatan gerontik, dimensia merupakan masalah yang sering
dialami lansia, walaupun secara fisiologis penurunan daya ingat merupakan hal
wajar,namun jika dimensia terjadi pada lansia bisa dikatakan lansia memiliki
kualitas hidup yang rendah, karena berdampak pada aktifitas yang dilakukan sehari
– hari oleh lansia tersebut yang akan menyebabkan tingkat ketergantungan lansia
pada orang lain /keluarga sangat tinggi.

8. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran : Jurnal Ilmiah Kesehatan, Keperawatan


terakreditasi Nasional
9. Tahun rencana publikasi : 2020
10. Rencana luaran HKI, Alat permainan ular tangga yang dimofikasi dari papan catur.

iv
DAFTAR ISI

SAMPUL………………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………… ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM………………………………… iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………… iv
RINGKASAN……………………………………………………………… v
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 1


1.2 Tujuan Penelitian………………………………………………… 2
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………… 3
1.4 Asumsi/hipotesa…………………………………………………… 4
1.5 Skema Penelitian…………………………………………………… 5
1.6 Perencanaan Target Capaian ……………………………………… 6
1.7 Definisi Operasional …………………………………………… 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 8

2.1 Gangguan Kognitif…………………………………………. 8


2.2 Terapi Bermain ular tangga………………………………..……… 10

BAB III. METODE PENELITIAN……………………………………… 13

3.1 Desain Penelitian …………………………………………………… 13


3.2 Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian…………………………… 13
3.3 Instrumen………………………………………………………… 13
3.4 Metode Pengumpulan Data………………………………………… 13
3.5 Analisis Data……………………………………………………… 14

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN………………………… 15

4.1 Biaya Penelitian…………………………………………………… 15


4.2 Rencana Penelitian………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 17

LAMPIRAN……………………………………………………………… 20

v
MENINGKATKAN KOGNITIF LANSIA MELALUI TERAPI KOGNITIF BERMAIN ULAR
TANGGA DI DINAS SOSIAL PUSAT LAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAPPAKASUNGGU
PARE-PARE

Ringkasan

Penurunan fungsi kognitif umumnya dialami lansia sebagai akibat dari proses
penuaan. Dampak dari penurunan fungsi kognitif ini akan menyebabkan keterbatasan
dalam melaksanakan aktivitas fungsional (Mongosidi, R.,2013).
Kecelakaan - kecelakaan kecil dapat terjadi akibat penurunan kewaspadaan, dan
rasa cemas serta ketakutan dapat meningkat akibat gangguan orientasi.
Kemampuan berpikir, daya ingat, dan pemecahan masalah yang berkurang
menyebabkan lansia kesulitan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, bahkan
dalam aktivitas rutin yang sebelumnya dapat dilakukan dengan mudah
(Kusumowardani,A.,2017)
Terapi kognitif merupakan bentuk terapi non farmakologi yang dilakukan
pada lansia untuk memperbaiki dan mempertahankan sikap lansia agar mampu
bertahan dan bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar dengan harapan
lansia dapat tetap berhubungan dengan keluarga, teman, dan sistem penduduk
yang ada ketika menjalani terapi. Terapi kognitif yang sering digunakan yaitu
Life Review dengan modifikasi permainan ular tangga. Terapi ini berlangsung
lebih kurang 12 – 16 sesi. Peneliti menggunakan permainan ular tangga yang
terbuat dari papan catur yang sudah dimodifikasi dengan mencantumkan kegiatan
atau peristiwa yang dialami lansia. Media ini terbuat dari bahan plastic yang
tentunya dapat bertahan lama sehingga bisa digunakan oleh lansia sewaktu-waktu
untuk melatih ingatannya.
Penilaian fungsi kongnitif pada lansia menggunakan Mini-Mental State
Examination (MMSE). MMSE ini merupakan pemeriksaan status mental singkat
dan mudah diaplikasikan yang telah dibuktikan sebagai instrumen yang dapat
dipercaya serta valid untuk mendeteksi dan mengikuti perkembangan gangguan
fungsi kognitif. MMSE digunakan untuk menguji aspek kognitif yang terdiri dari
fungsi mental: orientasi, registrasi, perhatian, kalkulasi, mengingat kembali, dan
kemampuan bahasa. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melengkapi dan menilai,
tetapi tidak dapat digunakan sebagai diagnostik, namun berguna untuk mengkaji
kemajuan klien (Surnaryo, 2017).
Fungsi kognitif dikatakan normal jika nilai yang diperoleh adalah 24-30,
dikatakan gangguan ringan jika nilai yang diperoleh adalah 17-23, dan dikatakan
gangguan berat jika nilai yang diperoleh adalah 0-16 (Surnaryo, 2017). Fungsi
kognitif ini akan dinilai sebelum dan sesudah permainan. Dari penilaian tersebut
dapat diketahui secara dini terkait fungsi kognitifnya sehingga dapat
mengantisifasi pada kondisi yang lebih buruk yaitu terjadinya dimensia yang
berdampak pada kwalitas hidup lansia.

Kata kunci: Fungsi kognitif , Terapi kognitif, bermain ular tangga

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan ini, peneliti akan membahas latar belakang, tujuan penelitian, permasalahan,
asumsi/hipotesa, skema penelitian, pencapaian target dan definisi istilah-istilah

1.1 Latar Belakang

Di kalangan para lansia penurunan fungsi kognitif merupakan penyebab terbesar


terjadinya ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas normal sehari-hari, dan juga merupakan
alasan tersering yang menyebabkan terjadinya ketergantungan terhadap orang lain untuk
merawat diri sendiri (care dependence) pada lansia. Penurunan fungsi kognitif umumnya dialami
lansia sebagai akibat dari proses penuaan. Dampak dari penurunan fungsi kognitif ini akan
menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan aktivitas fungsional (Mongisidi, Tumewah, &
Kembuan, 2013). Kecelakaan - kecelakaan kecil dapat terjadi akibat penurunan kewaspadaan,
dan rasa cemas serta ketakutan dapat meningkat akibat gangguan orientasi. Kemampuan
berpikir, daya ingat, dan pemecahan masalah yang berkurang menyebabkan lansia kesulitan
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, bahkan dalam aktivitas rutin yang sebelumnya dapat
dilakukan dengan mudah (Kusumowardani, 2017)

Beberapa tindakan yang dapat digunakan untuk mengatasi penurunan kognitif salah
satunya dengan terapi modalitas. Terapi Modalitas merupakan bentuk terapi non farmakologi
yang dilakukan pada lansia untuk memperbaiki dan mempertahankan sikap lansia agar mampu
bertahan dan bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar dengan harapan lansia dapat
tetap berhubungan dengan keluarga, teman, dan sistem penduduk yang ada ketika menjalani
terapi modalitas..Terapi modalitas yang sering digunakan yaitu terapi modalitas Life
Reviewdengan modifikasi permainan ular tangga. Permainan ular tangga merupakan metode
bermain yang menggunakan dadu untuk menentukan beberapa langkah cara yang harus
dijalani. Permainan ini sangat ringan dan sangat mudah dimengerti karena permainan ular
tangga sangat sederhana, yang memiliki fungsi untuk meningkatkan pemahaman dan

8
memperkuat ingatan. (Satiya,2012, dalam(Sunaryo, 2017). Dari data demografi klien di Dinas
Sosial Pusat Layanan Sosial Lanjut Usia Mappakasunggu Maros (bulan Desember 2018) jumlah
lanjut usia berjumlah 97 orang, dan 30 orang diantaranya mengalami gangguan kognitif ringan
sampai sedang.

Sehingga untuk mengatasi hal tersebut maka salah satu upaya yang dilakukan dalam
meningkatkan kualitas hidup lansia dengan melakukan terapi modalitas dengan modifikasi
permainan ular tangga, terapi modalitas diberikan karena terapi modalitas dapat
memperlambat kemunduran, membantu adaptasi dengan situasi yang sekarang, menimbulkan
kesadaran terhadap salah satu perilaku klien, mengurangi gejala, mempengaruhi keterampilan
merawat diri sendiri, meningkatkan aktifitas, dan meningkatkan kemandirian lansia. Oleh karena
itu peneliti tertarik untuk meneliti efektifitas terapi modalitas modifikasi permainan ular tangga
untuk meningkatkan kognitif lansia di Dinas Sosial Pusat Layanan Sosial Lanjut Usia
Mappakasunggu Pare-Pare

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi yang jelas dan lengkap tentang
gangguan kognitif pada lansia. Rendahnya kwalitas hidup lansia dilihat dari gangguan kognitif yang
berdampak pada aktifitas sehari- harinya yang tentunya mempengaruhi keluarga. Penelitian ini
akan sangat berguna bagi pihak Pusat Layanan Sosial Lanjut Usia Mappaka Sunggu Marosdi
Sulawesi Selatan untuk dapatmendeteksi secara dini gangguan yang dialami oleh lansia sehingga
lansia bisa mandiri dan produktif. Mengingat penelitian tentang fungsi kognitif dengan terapi
bermain ulartangga ini belum pernah dilakukan pada lansia , maka penelitian ini akan menjadi
sumbangan bagi para peneliti berikutnya serta memperkaya referensi yang sudah pernah ada
sebelumnya.

Untuk mencapai tujuan ini, peneliti akan meneliti 60 responden/ lansiayang mengalami
gannguan kognitif. Penelitian ini akan menggunakan alat test yang sudah diverifikasi dan yang telah
diuji realibilitasnya. Instrumen tersebut adalah Mini mental state examination(MMSE)

1.3. Permasalahan

Adapun yang menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah pertanyaan berikut:

9
1) Apakah karakteristik demografi Lansia ditinjau dari:
a. Gender
b. Tingkat pendidikan
c. Riwayat pekerjaan
2) Apakah ada perbedaan signifikan fungsi kognitif lansia berdasarkan karaktristik lansia
tersebut
3) Apakah ada dampak dari terapi bermain ulartangga tersebut pada lansia.
1.4. Asumsi/hipotesa

Asumsi penelitian ini : Ada perbedaan signifikan kognitif lansia sebelum dan sesudah terapi
modalitas bermain ular tangga

1.5. Skema Penelitian

Gangguan ringan

Fungsi
Terapi modalitas
Lansia kognitif Fungsi
bermain ular tangga
Kognitif

Gangguan sedang

Pada bagian skema, masing-masing variable akan dihubungkan satu sama lain sehingga

memperlihatkan adanya atau tidaknya korelasi signifikanl satu sama lain.

1.6Rencana Target Capaian

Pada bagian latar belakang ini, peneliti adalah dosen yang juga merupakan peneliti

pemula. Untuk dibawah ini dicantumkan mengenai rencana target capain.

Tabel 1: Rencana Target Capaian

10
No Jenis Luaran Indikator Capaian
1 Publikasi ilmiah di jurnal nasional (ber ISSN) draft

Pemakalah dalam temu Nasional draft


2
ilmiah Lokal Sudah dilaksanakan
3 Bahan ajar draft
Luaran lainnya jika ada (Teknologi Tepat Guna, draft
4
Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa Sosial)
5 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 2

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian tinjauan pustaka, peneliti akan membahas beberapa hal yang berkaitan
dengan literatur, yaitu: fungsi kognitif lansia , terapi modalitas

2.1 Terapi kognitif

Terapi Kognitif merupakan terapi jangka pendek, terstruktur, beriorentasi terhadap


masalah saat ini, dan bersifat terapi individu (Setyoadi, 2011)

1) Jenis – jenis terapi kognitif


Jenis terapi kognitif ada beberapa yaitu life review (cerdas cermat, mengisi TTS, dan
permainan ular tangga), terapi rekreasi, terapi keagamaan.Terapi kognitif life review adalah
terapi yang dapat membantu seseorang untuk mengaktifkan ingatan jangka panjang
dimana akan terjadi mekanisme recall tentang kejadian pada masa lalu hingga sekarang
(Setyoadi, 2011). Terapi ini dapat dilakukan di mana saja dan oleh siapa saja. Menurut
Sholihah (2011) dalam Yuliastuti C, Kirana SAC, 2017)mengungkapkan bahwa Life Review
Therapy efektif dilakukan tiga kali pertemuan selama 60 menit.
Menurut Mitchell (2006) dalam Yuliastuti C, Kirana SAC, 2017) mengatakan terapi
life review merupakan terapi dengan proses yang komplek tetapi konsisten dengan empat
komponen bagian yang saling berkaitan yaitu :
a. Remembering yaitu menyadari adanya suatu kenangan.
b. Recall yaitu membagikan kenangan dengan oranglain baik secara verbal maupun non
verbal.
c. Review yaitu melakukan evaluasi terhadap kenangan.
d. reconstruction yaitu membuat atau melakukan sesuatu berupa tanda yang mewakili
kenangan tersebut.
Permainan ular tangga adalah sebuah permainan dengan bentuk papan yang dibagi
menjadi kotak-kotak kecil dengan beberapa kotak bergambar sejumlah tangga atau ular
yang menghubungkan dengan kotak lain . Game yang diciptakan pada tahun 1870 ini tidak
memiliki papan permainan standar. Setiap orang dapat menciptakan papan mereka sendiri
dengan jumlah kotak, ular, dan tangga yang berlainan(Istiqomah, 2018)

12
Modifikasi ular tangga sebagai alat terapi modalitas life review diharapkan dapat
membantu meningkatkan kembali kemampuan kognitif dalam mengingat sesuatu serta
meningkatkan interaksi dan sebagai terapi yang juga dapat mempertahankan gerak aktif
pada lansia.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh (Yuliastuti C, Kirana SAC, 2017)dengan
judul penelitian Peningkatan Fungsi Kognitif Lansia Melalui Terapi Modalitas Life Review
Menggunakan Snakes Ladders Game. Terapi modifikasi Snakes Ladders Game ini diberikan
selama 2 bulan dengan pelaksanaan 2 minggu sekali.Tiap kali pertemuan berlangsung
selama 60 menit dan dilakukan maksimal 5 orang dalam 1 kali bermain. Pada data awal
sebelum diberikan terapi modalitas Life Review menggunakan perawatan menggunakan
modifikasi Snakes Ladders Game didapatkan hasil 12 orang (27.3%) demensia ringan, hasil
setelah pemberian terapi meningkat menjadi 21 orang (47.7%), demensia sedang sebelum
pemberian terapi modalitas Life Review menggunakan modifikasi Snakes Ladders Game
sebanyak 17 orang (38.6%) dan setelah pemberian terapi menjadi 10 orang (22.7%),
demensia berat sebelum pemberian terapi modifikasi Snakes Ladders Game didapatkan 15
orang (34.1%) dan sesudah pemberian terapi modifikasi Snakes Ladders Game mengalami
penurunan menjadi 13 orang (29.5%). Kesimpulan bahwa lansia yang mengalami demensia
ringan mengalami peningkatan sebanyak 10 orang (5,9%), demensia sedang ada 7 orang
(4,13%) yang mengalami perubahan menjadi demensia ringan, sedangkan demensia berat
ada 2 orang (1,18%) yang mengalami perubahan menjadi demensia ringan.

2) SOP (Standar Operasional Prosedur) Permainan Ular Tangga

Tabel 2.1 SOP Permainan Ular Tangga

NO KEGIATAN

Defenisi :

Permainan ular tangga sebagaimana dijelaskan Cahyo yaitu papan


permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak, digambar
sejumlah “tangga” atau “ular” yang menghubungkannya dengan kotak lain.
Game yang diciptakan pada tahun 1870 ini tidak memiliki papan permainan

13
standar. Setiap orang dapat menciptakan papan mereka sendiri dengan
jumlah kotak, ular, dan tangga yang berlainan (Istiqomah, 2018)

Tujuan :

1. Tujuan Umum
Melatih otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat pada lansia.

2. Tujuan Khusus
a. Melatih daya ingat dengan bermain ular tangga.
b. Menciptakan suasana relaks dan menyenangkan.
c. Membina hubungan sosialisasi sesama lansia.
d. Lansia dapat memahami tujuan dan manfaat bermain ular tangga
(Muhammad, 2016)
Indikasi :

Lansia yang mengalami gangguan kongnitif

I Persiapan Perawat :

 Mengetahui dan memahami prosedur tindakan yang akan dilakukan.


II Persiapan Pasien :

 Jelaskan tujuan dan manfaat permainan ular tangga (Hasan, M. I., 2016).
III Persiapan Lingkungan :

 Siapkan lingkungan yang aman dan nyaman untuk lansia sesuai dengan
kebutuhan.
IV Persiapan Alat :

1. Papan ular tangga dengan modifikasi papan catur.


2. Dadu
3. Pion(Muhammad, 2016).
V Pelaksanaan :

Salam terapeutik

VI Langkah kerja :

1. Permainan diikuti oleh 5-6 pemain dengan terlebih dahulu menentukan

14
urutan bermain;
2. Menentukan urutan bisa menggunakan cara “Hompimpa”;
3. Pemain yang mendapat urutan pertama melempar dadu dan bermain
dahulu;
4. Pemain pertama menjalankan bidaknya menuju kotak yang sesuai
dengan mata dadu yang diperoleh ketika melakukan pelemparan;
5. Setelah selesai, dilanjutkan pemain kedua dan selanjutnya sesuai
dengan urutan;
6. Ketika bidak berhenti pada kotak yang terdapat gambar tangga, pemain
harus menjalankan bidaknya mengikuti tanda panah tersebut;
7. Jika pemain mendapatkan gambar tangga, ia berhak melempar dadu
kembali;
8. Jika bidak behenti pada satu kotak maka pemain harus mejawab
pertanyaan yang diberikan fasilitator sesuai dengan gambar yang ada
dikotak tersebut.
9. Apabila bidak berhenti pada kotak yang terdapat bidak pemain lain,
bidak pemain yang pertama kali di kotak tersebut tertabrak dan harus
mengulang kembali ke kotak START;
10. Ketika pemain berada diantara 7 kotak terakhir, ia akan menjadi
pemenang apabila memperoleh mata dadu yang sesuai dengan kotak
yang ia tempati. Namun jika pemain tersebut mendapat mata dadu
yang berbeda dengan kotak yang ia tempati, ia harus menjalankan
bidaknya ke kotak depannya sesuai dengan mata dadu;
11. Jika kotak di depannya tidak ada yang sesuai, ia harus mundur
kebelakang satu kotak;
12. Pemain yang memenangkan permainan menjalankan bidaknya ke kotak
FINISH

3) Tujuan Terapi Kognitif, yaitu :


a. Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menentang keakurtan kognisi
negatif klien. Selain itu, juga untuk memperkuat persepsi yang lebih akurat dan mendorong

15
perilaku yang diancang untuk mengatasi gejala depresi. Dalam beberapa penelitian, tetapi
ini sama efektifnya dengan terapi antidepresan (Glod, 1998, dalam Setyoadi, 2011)
b. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap uji realitas.
c. Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien mengubah cara berpikir
atau mengembangkan pola pikir yang rasional.
d. Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang maladaptif, pikiran
yang menganggu secara otomatis, serta proses pikir tidak logis yang dibesar-besarkan.
Berfokus pada pikiran individu yang menentukan sifat fungsionalnya (Videbeck, 2008,
dalam Setyoadi, 2011).
e. Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan. Tanda dan gejala depresi
dihilangkan melalui usaha yang sistematis yaitu mengubah cara berpikir maladaptif dan
otomatis. Dasar pendekatannya adalah suatu asumsi bahwa kepercayaan – kepercayaan
yang mengalami distorsi tentang diri sendiri, dunia, dan masa depan dapat menyebabakan
depresi. Klien harus menyadari kesalahan cara berpikirnya. Kemudian klien harus belajar
cara merespon kesalahan cara berpikirnya. Kemudian klien harus belajar cara merespon
kesalahan tersebut dengan cara yang lebih adaptif. Dengan perspektif kognitif, klien dilatih
untuk mengenal dan menghilangkan pikiran – pikiran dan harapan – harapan negatif. Cara
lain adalah dengan membantu klien mengidentifikasi kondisi negatif, mencarikan alternatif,
membuat skema yang sudah ada menjadi lebih fleksibel, dan mencari kognisi perilaku baru
yang lebih adaptif.
f. Membantu menargetkan proses berpikir serat perilaku yang menyebabkan dan
mempertahankan panik atau kecemasan. Dilakukan dengan cara penyuluhan klien,
restrukturisasi kognitif, pernapasan rileksasi terkendali, umpan balik biologis,
mempertanyakan bukti, memeriksa alternatif, dan reframing
g. Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilaku gangguan obsesif
kompulsif dan selanjutnya mencegah responnya. Misalnya dengan cara pelimpahan atau
pencegahan respon, mengidentifikasi, dan merestrukturisasi distorsi kognitif melalui
psikoedukasi.
h. Membantu individu mempelajari respon rileksasi, membentuk hirarki situasia fobia, dan
kemudian secara bertahap dihadapkan pada situasinya sambil tetap mempertahankan
respons rileksasi misalnya dengan cara desensitisasi sistematis. Restrukrisasi kognitif
bertujuan untuk mengubah persepsi klien terhadap situasi yang ditakutiya.

16
i. Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang berhasil bertahan hidup dan
bukan sebagai korban, misalnya dengan cara restrukrisasi kognitif.
j. Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi sistem keyakinan yang salah.
k. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan praktik untuk
meningkatkan aktivitas sosialnya.
l. Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan – pesan internal (Setyoadi, 2011)

4) Teknik terapi kognitif


a. Mendukung klien untuk mengidentifikasi kognisi atau area berpikir dan keyakinan
yang menyebabkan khawatir.
b. Menggunakan teknik pertanyaan socratic yaitu meminta klien untuk menggambarkan,
menjelaskan dan menegaskan pikiran negatif yang merendahkan dirinya sendiri.
Dengan demikian, klien mulai melihat bahwa asusmsi tersebut tidak logis dan tidak
rasional.
c. Mengidentifikasi interpretasi yang lebih realistis mengenai diri sendiri, nilai diri dan
dunia. Dengan demikian, klien membentuk nilai dan keyakinan baru, dan distres
emosional menjadi hilang.
Terapi kognitif dipraktikkan di luar sesi terapi dan menjadi modal utama dalam mengubah
gejala.Terapi berlangsung lebih kurang 12 – 16 sesi yang terdiri atas tiga fase.
(1) Fase awal (sesi 1 – 4)
(a) Membentuk hubungan terapeutik dengan klien.
(b) Mengajarkan klien tentang bentuk kognitif yang salah serta pengaruhnya terhadap emosi dan
fisik.
(c) Menentukan tujuan terapi.
(d) Mengajarkan klien untuk mengevaluasi pikiran – pikiran yang otomatis.
(2) Fase pertengahan (sesi 5 – 12)
(a) Mengubah secara berangsur – angsur kepercayaan yang salah.
(b) Membantu klien mengenal akar kepercayaan diri. Klien diminta mempraktikan keterampilan
berespons terhadap hal – hal yang menimbulkan depresi dan memodifikasinya.
(3) Fase akhir (sesi 13 – 16)
(a) Menyiapkan klien untuk terminasi dan memprediksi situasi berisiko tinggi yang relevan untuk
terjadinya kekambuhan.

17
(b) Mengonsolidasikan pembelajaran melalui tugas – tugas terapi sendiri(Setyodi &Kushariyadi ,
2011).

5) Strategi pendekatan terapi kognitif antara lain :


a) Menghilangkan pikiran otomatis;
b) Menguji pikiran otomatis;
c) Mengidentifikasi asumsi maladaptif;
d) Menguji validitas asumsi maladaptif (Setyoadi, 2011)

2.2Penilaian Kognitif Lansia


Berikut ini adalah penilaian kognitif yang biasa dilakukan pada lansia :
a) Pengkajian SPMSQ (Short Portable Mental Status Quistionnaire)
Pengkajian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya tingkat kerusakan intelektual. Terdiri dari 10
pertanyaan tentang orientasi, riwayat pribadi, memori dalam hubungannya dengan kemampuan
matematis(Rakhmawati, 2017)
Tabel 2.2
Pengkajian SPMSQ

Benar Salah No. Pertanyaan

1 Tanggal berapa hari ini ?

2 Hari apa sekarang ?

3 Apa nama tempat ini ?

4 Dimana alamat Anda ?

5 Berapa alamat Anda ?

6 Kapan Anda lahir ?

7 Siapa nama presiden sebelumnya ?

8 Siapa nama presiden Indonesia ?

9 Siapa nama Ibu Anda ?

10 Kurang 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3


dari setiap angka baru, semua secara
menurun.

18
Jumlah

Interprestasi :
Salah 0 – 3 : fungsi intelektual utuh.
Salah 4 – 5 : fungsi intelektual kerusakan ringan.
Salah 6 – 8 : fungsi intelektual sedang.
Salah 9 – 10 : fungsi intelektual berat.

19
b) Mini Mental State Exam (MMSE)
Penilaian kongnitif pada lansia menggunakan penilaian Mini-Mental State Exam (MMSE).Mini-Mental
State Exam (MMSE) merupakan pemeriksaan status mental singkat dan mudah diaplikasikan yang
telah dibuktikan sebagai instrumen yang dapat dipercaya serta valid untuk mendeteksi dan
mengikuti perkembangan gangguan fungsi kognitif.Mini-Mental State Exam (MMSE) digunakan
untuk menguji aspek kognitif dari fungsi mental: orientasi, registrasi, perhatian, kalkulasi,
mengingat kembali, dan bahasa. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melengkapi dan menilai, tetapi
tidak dapat digunakan diagnostik, namun berguna untuk mengkaji kemajuan klien (Sunaryo, 2017)
Table 2.3
MMSE (Mini-MentalState Exam)

N Aspek Nilai Nilai Kriteria


o Kognitif Maksimal Klien

1 Orientasi 5 1. Minta klien untuk menyebutkan :


 Tahun
 Musim
 Tanggal
5  Hari
 Bulan
2. Di mana sekarang kita berada?
 Negara
 Provinsi
 Kota
 Nama panti werda
 Alamat panti
2 Registrasi 3 Sebutkan 3 nama objek (kursi, meja,
kertas), kemudian minta klien
mengulanginya.

3 Perhatian Meminta klien berhitung mulai dari 100,


dan kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali.
5
kalkulasi 1. 100, 93, ..., ..., ...

4 Menyebut Meminta klien untuk menyebutkan


kembali objek pada point ketiga (registrasi).
(recall) 1. Kursi
3 2. Meja
3. Kertas

20
5 Bahasa 2 1. Minta pasien menyebutkan 2 buah
benda, dan beri 1 poin setiap
jawaban benar, misalnya : jam dan
pensil.
1 2. Beri 1 poin bila kata brikut ini
dapat diulangi dengan benar “tidak,
jika, dan, atau, tetapi)
3
3. Beri 1 poin setiap tahap bila tiga
buah perintah dapat diikuti dengan
benar. “ambil kertas, lipat, dan
letakkan di lantai”.
1
4. Di atas kertas kosong, tulis “tutup
matamu” dan minta pasien untuk
menuruti apa yang ditulis.
1 5. Minta klien untuk menulis sebuah
kalimat. Kalimat harus berisi subjek
dan predikat. Beri 1 poin bila
kalimat dapat dimengerti.
6. Minta klien untuk menggambar dua
buah segi lima yang saling
1
berhimpitan. Jika benar, beri 1
poin.

To 30
ta
l

Interpretasi skor MMSE :

24-30: tidak ada gangguan kognitif.

17-23 : gangguan kognitif ringan.


0-16 : gangguan kognitif berat

21
BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai desain penelitian, subyek, waktu dan lokasi
penelitian, mengukur data, proses pengumpulan data, analisis data dan instrumen penelitian

3.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah Pre Experiment Design dengan metode One
Group Pre-test-post-test design yaitu suatu penelitian yang dilakukan pada satu kelompok yang
diberi perlakuan/intervensi tertentu, yang diobservasi sebelum intervensi dan sesudah
intervensi.Selanjutnya dibandingkan hasil pre dan post-test-nya. Ciri penelitian ini adalah
mengungkapkan hubungan causal dengan cara melibatkan satu kelompok subjek.

Tabel 4.1

Skema One Group Pre-test-post-test design

Subjek Pre Perlakuan Post

Lansia Menilai kognitif Main ular tangga Menilai kognitif

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

3.2Sample,Lokasi dan waktu Penelitian


Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non-Probability sampling dengan
pendekatan consecutive sampling yaitu suatu metode pengumpulan sampel yang dilakukan dengan
memilih individu yang sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu lansia yang mengalami gangguan
kognitif yang berjumlah 60 orang. Penelitian ini dilaksanakan tahun 2019 di Pusat Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Mappakasunggu Pare-pare.

22
3.3 Instrumen
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan
untuk mengukur status kognitif lansia berupa fungsi mental dengan melakukan penilainan
terhadap orientasi, registrasi, perhatian, dan kalkulasi, mengingat kembali, dan bahasa dengan
menggunakan kuesioner yang sudah baku yaitu Mini Mental Status Eximinitation (MMSE). Fungsi
kognitif dikatakan normal jika nilai yang diperoleh adalah 24-30, dikatakan ringan jika nilai yang
diperoleh adalah 17-23, dan dikatakan berat jika nilai yang diperoleh adalah 0-16 (Sunaryo, 2017).
Untuk terapi terapi modalitas peneliti menggunakan permainan ular tangga yang terbuat dari
papan catur yang sudah dimodifikasi dengan mencantumkan kegiatan atau peristiwa yang dialami
lansia. Media ini terbuat dari bahan plastic yang tentunya dapat bertahan lama sehingga bisa
digunakan oleh lansia sewaktu-waktu untuk melatih ingatannya.

3.4. Proses Pengumpulan Data


Proses pengumpulan data untuk penelitian ini adalah dengan cara melakukan wawancara
sesuai dengan pertanyan – pertanyan yang sudah ada dan melakukan penilaian fungsi kognitif
dengan menjumlahkan semua pertanyan yang bisa dijawab oleh reponden.
3.5.Analisa Data
Data dianalisa dibuat dalam bentuk table distribusi frekwensi.untuk melihat dampak dari
dari terapi modalitas dianalisa dengan menggunakan Pre Experiment Design dengan metode One
Group pre-test and post-test Design dengan skala numeric sehingga digunakan uji statistic yaitu uji T
berpasangan dengan nilai kemaknaan α = 0,05. Dengan interpretasi hasil uji T berpasangan
berdasarkan nilaiρ. Jika nilai p < α, maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada dampak terapi
modalitas permainan ular tangga terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia.Jika nilai p ≥ α, maka
Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak ada dampak terapi modalitas permainan ular tangga
terhadap peningkatan fungsi kognitif lansia.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

Pada bagian ini, penelitian akan menjelaskan mengenai estimasi biaya penelitian dan rencana
kegiatan penelitian.
4.1. Biaya Penelitian.
Estimasi biaya yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

23
Rekapitulasi Anggaran Penelitian
Tabel 1:

No Jenis Pengeluaran Biaya Yang Diusulkan

1 Honorarium untuk pelaksana, pengumpul


data, pengolah data, penganalisis data, Rp. 3.844.000
honor operator dan honor pembuat sistem
(maksimum 30%)

2 Pembelian bahan habis pakai untuk ATK,


fotocopy, surat menyurat, penyusunan Rp. 5.600.000
laporan, cetak, penjilidan laporan, publikasi,
pulsa, internet, langganan jurnal (maksimum
60%)

3 Perjalanan untuk biaya survey/sampling


data, seminar/workshop, biaya akomodasi- Rp. 3.450.000
konsumsi, perdiem/lumpsum, transport
(maksimum 40%)

4 Membuat media penelitian Papan catur 10


set dan biaya desain gambar penelitian Rp. 6.300.000
lainnya (maksimum 40%)

Jumlah Rp. 19.194.000,-

4.2. Rencana Kegiatan

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan sesuai time table berikut:

24
Jadwal Kegiatan
Tabel 2:
Minggu
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Proposal

2 Persiapan
Pengumpulan data

3
Pegumpulan data

4 Analisa Data

5 Finishing

25
DAFTAR PUSTAKA

Istiqomah. (2018). Penerapan Metode Bermain Mellaui Ular Tangga Dalam Mengembangkan Kognitif
Anak Usia 5-6 Tahun di Paud Sriwijaya Lampung Timur. (1), 430–439.

Kusumowardani. (2017). Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Kemampuan Kognitif Lansia Di Desa Ngesrep
Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Interest : Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(2), 168–178.

Mongisidi, R., Tumewah, R., & Kembuan, M. A. H. N. (2013). Profil Penurunan Fungsi Kognitif pada Lansia
di Yayasan-Yayasan Maula di Kecamatan Kawangkoan. E-CliniC, 1(1). Retrieved from
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/view/3297

Muhammad (2016). Standar Prosedur OPrasional Meningkatkan Kongnitif pada lansia dengan Bermaian
Ular Tangga. https://www.scribd.com/document/

Pusat Data dan Informasi . (2017). Analisis Lansia di Indonesia. Kementrian Kesehatan RI: Jakarta Selatan

Rakhmawati. (2017). Hubungan Gangguan Penglihatan Dengan Kemandirian Dalam Aktivitas Sehari-Hari
Pada Lansia Di Desa Karangpucung Kabupaten Purbalingga. Skripsi: Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Retrieved from http:/repository.ump.ac.id/id/eprint/4599

Setyoadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada KLien Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.

Subdirektorat Statistik Pendidikan dan Kesejahteraan Sosial. 2011. Statistik Penduduk Lanjut Usia
Provinsi Sulawesi Selatan 2010. Badan Pusat Statistik : Jakarta – Indonesia

Sunaryo. (2017). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Surjaweni, W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Gova Media.

Yuliastuti C, Kirana SAC, F. I. (2017). Lansia Melalui Terapi Modalitas Life Review Menggunakan. 319–
325.

Lampiran-Lampiran

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian


1. Honorarium

Honor Honor/Jam (Rp) Waktu Minggu Honor per

26
(Jam/Minggu) Tahun (Rp)
Ketua 8.500 12 22 2.244.000
Anggota 1 8.000 10 20 1.600.000
SUBTOTAL (Rp) 3.844.000
2. Pembelian bahan habis pakai

Harga Harga peralatan


Justifikasi
Material Kuantitas Satuan penunjang (Rp)
Pembelian
(Rp)
Alat tulis dan
Alat tulis
administrasi 1 Set 200.000 200.000
kantor (ATK)
kertas,
Alat
Fotocopy pengumpulan
kuesioner data dan 1000 200 200.000
evaluasi
Surat Surat izin 200.000 200.000
1 Set
menyurat penelitian
Penyusunan Pengusulan 50.000 300.000
6 Rangkap
proposal penelitian
Laporan hasil Fotokopi hasil 50.000 300.000
6 Rangkap
penelitian penelitian
Beli media Untuk 10 paket 150.000 1.500.000
papan catur permainan
yang digunakan
lansia
Publikasi 600.000 600.000
Jurnal Nasional 1 Kali
jurnal
Berkomunikasi
dengan
Pulsa Pimpinan 1 paket 200.000 200.000
panti/ Pembina
panti
Cetak stiker ular 90.000 900.000
Stiker 10 set
tangga
Penelusuran 300.000 300.000
Internet 1 Paket
literatur
Print hasil 500.000 500.000
Tinta printer 1 Paket
penelitian
Langganan Berlangganan 100.000 1000.000
10 Examplar
jurnal jurnal
Referensi
Buku Tinjauan 10 Buku 100.000 1.000.000
Pustaka
27
SUBTOTAL (Rp) 5.600.000
3. Perjalanan Selama Penelitian

Harga Biaya per Tahun


Justifikasi
Material Kuantitas Satuan (Rp)
Perjalanan
(Rp)
Sewa Transportasi 16 Kali 250.000 4000.000
kendaraan
Biaya Pengambilan 16 Kali 200.000 3.200.000
konsumsi, data dan
lumpsum intervensi
SUBTOTAL (Rp) 7.200.000
4. Sewa

Harga Biaya per Tahun


Material Justifikasi Sewa Kuantitas Satuan (Rp)
(Rp)
Sewa ruang Ruang Kegiatan 16 Kali 150.000 2.400.000
pertemuan Untuk Lansia

SUBTOTAL (Rp) 2.400.000


TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN (Rp) 19.194.000,-

28
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas

Instansi Alokasi Waktu


No Nama / NIDN Bidang Ilmu Uraian Tugas
Asal (jam/minggu)
1 Rosmina Situngkir STIK Stella Kesehatan 12 Menyusun
Ns,M.Kes Maris Masyarakat proposal,
Makassar mengamati
pengisian
kuesioner,
pengolahan data,
analisa data,
pembuatan
laporan,
publikasi ilmiah.
2 Mery STIK Stella Keperawatan 8 Mengamati
Sambo,Ns,M.Kep Maris pengisian
Makassar kuesioner,
pengolahan data,
analisa data,
pembuatan
laporan.

Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul

29
Biodata Ketua Peneliti

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Rosmina Situngkir,Ns,M.Kes
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP/NIK/Identitas lainnya
5 NIDN 0925117501
6 Tempat dan Tanggal Lahir Aek nabara 25 Nopember 1975
7 E-mail Rosmina76stkr@yahoo.co.id
9 Nomor Telepon/HP 082188337373
1 Alamat Kantor Jl. Maipa No. 19 Makassar
0
1 Nomor Telepon/Faks 0411854808
1
1 Lulusan yang Telah Dihasilkan
2
1. Keperawatan Gerontik
2. Keperawatan Keluarga
13. Mata Kuliah yg Diampu 3. Pendidikan Kesehatan

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama STIK Famika Makassar Universitas Indonesia -
Perguruan Timur
Tinggi
Bidang Ilmu Keperawatan Kesehatan -
Masyarakat
Tahun Masuk- 2009-2010 2013-2015 -
Lulus
Judul Perbedaan Perilaku konsumsi Analisis Faktor yang -
Skripsi/Tesis/ sayur pada Mahasiswa Diploma berhubungan dengan
Disertasi III Keperawatan penggunaan partograf
pada pertolongan
persalinan di wilayah
kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Gowa
Nama Edison siringo-ringo. Ns,.M.Kep Prof Dr. Syahrudin -
Pembimbing/ Kadir,MSc

30
Promotor

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


(Bukan Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber Jml (Juta
Rp)
2018 Hubungan pengetahuan dan pelayanan STIK Stella 3.000.000
kesehatan dengan prilaku pencegahan HIV Maris
AIDS pada pekerja seks Komersial di
Makassar

2017 Hubungan Tingkat pengetahuan kesehatan


reproduksi dengan prilaku seksual remaja STIK Stella 3.000.000
2. di SMA Frater Makassar Maris

2016 Pengaruh senam nifas terhadap involusio STIK Stella 3.000.000


uteri pada ibu nifas di rumah sakit daerah Maris
Ibu dan Anak Siti Fatimah makassar
3.

2015 Faktor-faktor yang berhubungan dengan STIK Stella 3.000.000


4. kejadian obesitas pada anak usia sekolah Maris

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun


Terakhir
Pendanaan
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber* Jml (Juta
Rp)
1. 2018 Penyuluhan Kesehatan dan skrining STIK Stella 3.000.000
kesehatan lansia di Desa Maros Maris

2. 2017 Penyuluhan kesehatan Tentang PHBS STIK Stella 3.000.000


dipanti asuhan Maris

31
3. 2016 Penyuluhan Kesehtan dan deteksi dini STIK Stella
Kanker payudara pada kelompok Maris 3.000.000
persekutuan doa kaum wanita Gereja isa
Alamasih Gowa

4. 2015 Penyuluhan kesehatan dan Skrining DM STIK Stella 3.000.000


pada Wanita usia pertengahan di Gereja Isa Maris
Almasih Gowa

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir


Nama Volume/
No. Judul Artikel Ilmiah
Jurnal Nomor/Tahun
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian STIK Stella Vol.1,Edisi ke 1
obesitas pada anak usia sekolah Maris Nopember,
2016

2. Pengaruh senam nifas pada involusio uteri pada Jurnal Vol.2, edisi 2,
ibu nifas di rs khusus ibu dan anak Siti Fatimah Mitrasehat Nopember,
Makassar 2017

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


Nama Temu ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
1
2
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir : Belum ada

H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir


No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1
2

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 10 Tahun Terakhir


Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya Tempat Respon
No. yang Telah Diterapkan Tahun Penerapan Masyarakat
1
2

32
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Penugasan Penelitian Dosen Pemula.

Makassar, Agustus, 2019


KetuaPengusul

(Rosmina Situngkir,Ns,M.Kes)

33
Biodata Anggota Peneliti 1

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Mery Sambo,Ns,.M.Kes
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asissten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas lainnya -
5 NIDN 0930058102
6 Tempat dan Tanggal Lahir Ledu-Ledu, 30 Mei 1981
7 E-mail ns.merysambo@yaho.com
9 Nomor Telepon/HP +62 81342548 458
1 Alamat Kantor Jalan Maipa 19 Makassar
0
1 Nomor Telepon/Faks 0411 8942906
1
1 Lulusan yang Telah Dihasilkan 1. Ners ; 1480
2
2. Sarjana : 1553
2. DIII : 4300
13. Mata Kuliah yg Diampu 1. Keperawatan Anak

2. Pasien Safety
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Universitas Gadjah Mada -
Perguruan STIK Famika (UGM)
Tinggi
Bidang Ilmu
Keperawatan Keperawatan -

Tahun Masuk- 2002-2007 2013-2015 -


Lulus
Judul Hubungan tingkat Hubungan dukungan social dan -
Skripsi/Tesis/ pendidikan dan self efficacy orang tua dalam
Disertasi pengetahuan perawat merawat anak dengan kanker
dengan pencegahan
decubitus pada pasien
imobilisasi

Nama Supardi, S.Kep., Ns., M.Kes Dr. I.L. Gamayanti, M.Si., Psi. -
Pembimbing/ dr. Diah V. Lestiarini Purwanta, S.Kp., M.Kes
Promotor

34
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber Jml (Juta
Rp)
1. 2019 Hubungan Dukungan Informasi Perawat Dengan Self STIK Stella 3.000.000
Efficacy Orang Tua Dalam Merawat Anak Dengan Maris
Kanker
2018 Persepsi dan Harapan Orang Tua tentang STIK Stella 5.000.000
2 komunikasi Perawat Anak di Ruang Perawatan Maris
Anak RS Stella Maris

Intervensi Keperawatan Untuk Mengurangi Stres STIK Stella 5.000.000


3. 2017 Hospitalisasai Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Maris
Rumah Sakit Stella Maris Makassar

2016 Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat STIK Stella 3.000.000


Dengan Motivasi Sembuh Pasien Rawat Inap Maris
4

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
No
Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber* Jml (Juta
.
Rp)
1. 2019 Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia STIK Rp.
Prasekolah Di TK Baji Ada Dusun Tamalate Desa StellaMaris 3.000.000
Moncongloe Bulu

2. 2018 Penyuluhan Kesehatan Kepada Lansia Tentang STIK Stella 3.000.000

35
Hipertensi Dan Pemeriksaan Kolesterol Di Desa Maris
Tanete Kabupaten Maros

3. 2017 Penyuluhan kesehatan tentang DM dan STIK Stella 3.000.000


pengukuran kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) Maris

4. 2016 Pelatihan dan Stimulasi Deteksi Tumbuh STIK Stella 5.000.000


Kembang Anak Maris
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
Volume/
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Nomor/Tah
un
1. Hubungan Komunikasi Perawat dengan Motivasi Jurnal Volume 1
Sembuh Pasien Rawat Inap di RS Stella Maris Keperawatan No. 1
STIK Stella Maris November
2016
2. Persepsi Dan Harapan Orang Tua Tentang Komunikasi Jurnal Vol.7,Edisi
Perawat Anakdi ruang Perawatan Anak RS.Stella Kesehatan ke 4
Maris Bung Desember
2017
3. Hubungan Dukungan Informasi Perawat Dengan Self Jurnal Mitra Volume IX
Efficacy Orang Tua Dalam Merawat Anak Dengan Kanker Sehat no.1 Februari
2019
4. Intervensi Keperawatan Untuk Mengurangi Stres Jurnal Volume 2
Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Rumah Sakit Keperawatan No. 2
Stella Maris Makassar STIK Stella Maris Agustus 2017

5. Pengaruh Edukasi tentang Perawatan Metode Kanguru Jurnal Mitra Volume VIII
(PMK) terhadap self efficacy perawat dan bidan di Sehat no.1 Mei
Puskesmas Sungai Bali 2018

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir


Nama Temu ilmiah / Seminar Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Tempat
1 The 2nd International Nursing Corelation of nurses social support 13-15 Nopember
and Health Science Student and parent’s self efficacay in caring 2015
and Health Care Profesional children with cancer Makasar

36
Confenrence 2015
2
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1
2
H. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1
2
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 10 Tahun Terakhir
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya Tempat Respon
No. yang Telah Diterapkan Tahun Penerapan Masyarakat
1
2
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Penugasan Penelitian Dosen Pemula.

Makassar, Agustus 2019


KetuaPengusul,

(Rosmina Situngkir,Ns,.M.Kes)

37
38
39
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja merupakan individu baik pria atau wanita yang berada pada masa atau usia antara
anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa remaja akan mempengaruhi status kesehatan
dan gizi remaja tersebut (Sulistyoningsih, 2012). Remaja dikategorikan rentan terhadap masalah
gizi sehingga berisiko terhadap kesehatan. Pada usia remaja percepatan pertumbuhan dan
perkembangan tubuh memerlukan energi lebih banyak selain itu, pada remaja terjadi perubahan
gaya hidup dan kebiasaan yang suka mencoba-coba makanan sehingga terjadi ketidaksesuaian
asupan energi dan zat gizi lainnya (Marmi, 2013). Permasalahan gizi banyak dijumpai pada usia
remaja, diantaranya gizi lebih, obesitas, gizi kurang, anemia, pola makan yang salah dan
sebagainya.

Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2010) menyatakan prevalensi gizi
kurang pada remaja usia 13-15 sebesar 10,1% terdiri dari 2,7% sangat kurus dan 7,4% kurus dan
prevalensi gizi lebih sebesar 2,5%. Di provinsi Jawa Tengah prevalensi gizi kurang mencapai
9,9% serta gizi lebih diatas prevalensi nasional yaitu sebesar 2,8%. Masalah gizi lainnya pada
anak usia sekolah khususnya remaja adalah masih rendahnya konsumsi energi dan protein
dibawah kebutuhan minimal yaitu sebesar 44,4% dan 30,6% (Depkes, 2010). Menurut penelitian
Arimurti (2012), menyatakan prevalensi kurangnya mengkonsumsi buah dan sayur 2 pada usia
remaja masih tergolong tinggi yaitu sebanyak 93,6% dan aktifitas fisik pada remaja masih
tergolong rendah sebesar 66,9%. Pada usia remaja lebih suka mengkonsumsi jajanan fastfood
dengan frekuensi lebih dari 7 kali per minggu (Oktaviani, 2012). Kristianti dkk (2009),
menyatakan pada remaja di Surakarta dari keseluruhan sampel yang diteliti sebanyak 75
responden lebih banyak mengkonsumsi jajanan fastfood sebesar 54,7%.

Masalah gizi yang timbul pada usia sekolah khususnya remaja dipicu oleh beberapa
faktor seperti kebiasaan makan yang buruk, pemahaman gizi yang salah, kesukaan yang
berlebihan terhadap satu jenis makanan, promosi yang berlebihan tentang produk makanan di
media masa dan maraknya produk impor makanan. Pengetahuan pangan dan gizi juga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi sehingga diperlukan pendidikan gizi
secara formal maupun non formal (Sulistyoningsih, 2012). Tingkat pengetahuan pada remaja
akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan disekolah maupun
dirumah yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari
makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan gizi yang baik dapat mempengaruhi konsumsi makanan
yang baik sehingga mencapai status gizi yang baik.

40
Penyuluhan gizi sangat penting untuk menambah pengetahuan gizi remaja sehingga perlu
diberikan penyuluhan gizi agar dapat merubah kebiasaan makan yang salah dan tidak
menimbulkan masalah gizi (Sediaoetama, 2000). Penyuluhan tentang gizi sembang masih belum
dikenal di kalangan masyarakat luas khususnya remaja maka dari itu perlu adanya sosialisasi dan
penyampaian pesan-pesan 13 pedoman umum gizi seimbang. Upaya 3 untuk meningkatkan
pengetahuan tentang gizi seimbang pada remaja memerlukan cara pendekatan yang strategis agar
tercapai secara efektif dan efisien sehingga diperlukan strategi atau metode yang tepat untuk
menyampaikan.

Metode penyuluhan kesehatan merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi sehingga informasi yang diberikan dapat diterima dan
dipahami dengan baik oleh audien. Berbagai media yang digunakan sebagai penunjang dan alat
bantu untuk metode penyuluhan salah satunya adalah media audiovisual yang dapat memberikan
stimulasi secara nyata berisi gambar gerak dan unsur suara dengan durasi waktu relatif pendek
yang ditayangkan dalam bentuk video (Notoatmodjo, 2007). Video merupakan media perantara
yang materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun
kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Materi
gizi seimbang dalam video dikemas berupa efek gambar yang bergerak dengan alur cerita yang
menarik serta suara sehingga memberikan gambaran yang lebih nyata.

Penelitian Erviana dkk (2012), menyatakan bahwa responden yang diberikan penyuluhan
dengan video memiliki pengetahuan baik karena informasi yang disampaikan lebih mudah
dipahami. Penyuluhan menggunakan media video mulai sering digunakan seiring dengan
perkembangan teknologi karena dinilai efektif untuk penyampaian pesan kepada masyarakat
dibandingkan dengan penyuluhan kesehatan tanpa media atau hanya dengan media ceramah,
seminar, diskusi, powert point yang sifatnya masih konvensional. 4

Hasil survey pendahuluan yang telah dilakukann pada remaja di mamasa masih
mempunyai pengetahuan gizi yang rendah serta masih banyak ditemui jajanan fastfood disekitar
sekolah yang mengandung tinggi kalori dan tinggi lemak sehingga dapat memicu pola makan
tidak sehat dan laporan dari kepala sekaolah mengatakan banyak remaja putrid yang mengalami
anemia dan diberikan suplen penambah darah tetapi tidak diminum. Berdasarkan uraian diatas
maka penulis tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang pengetahuan gizi seimbang pada
remaja.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan


permasalahan penelitian ini adalah “apakah ada perbedaan pengetahuan gizi seimbang pada
remaja sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan menggunakan media video?’’ C. Tujuan
Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi
seimbang pada remaja dengan penyuluhan menggunakan media video 2. Tujuan Khusus a.
Mendeskripsikan pengetahuan gizi seimbang pada remaja sebelum diberi penyuluhan dengan
media video b. Mendeskripsikan pengetahuan gizi seimbang pada remaja sesudah diberi

41
penyuluhan dengan media video 5 c. Menganalisis perbedaan pengetahuan gizi seimbang pada
remaja sebelum dan sesudah diberi penyuluhan dengan media video. d. Menginternalisasi nilai-
nilai keislaman pada proses penelitian khususnya mengenai ayat Al-Quran yang berkaitan
dengan variabel penelitian. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pihak Sekolah di SMP Negeri 2
kartasura Penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan informasi pada sekolah tentang
gambaran tentang gizi seimbang pada remaja 2. Bagi Dinas kesehatan Sukoharjo Sebagai
refrerensi untuk melakukan upaya promotif dan preventif kesehatan tentang pengetahuan gizi
seimbang sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merencanakan dan menyusun
kebijakan untuk menanggulangi masalah gizi pada remaja 3. Bagi peneliti Dapat menambah
wawasan dan pengetahuan ilmu tentang gizi Seimbang pada remaja, menjadi tambahan
pengalaman praktek dilapangan serta dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan
yang berkaitan dengan gizi seimbang dengan metode penyuluhan menggunakan media video 4.
Bagi Remaja Penelitaian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada remaja tentang
pengetahuan gizi seimbang melalui komunikasi, informasi dan 6 edukasi sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai kebiasaan hidup sehat.

42

Anda mungkin juga menyukai