Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA TANAMAN
“KARBOHIDRAT”
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah
Biokimia Tanaman

Disusun Oleh :

Nama : Fadhilafia Husnaa


NIM : 4442190074
Kelas : II C
Kelompok : V (Lima)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa atas Limpahan rahmat dan Karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Biokimia
Tanaman tentang “Karbohidrat” dengan baik, meskipun masih
jauh dari kata Sempurna. Penyusunan Laporan Praktikum ini
tidak terlepas dari bimbingan berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Vega Yosepa Pamela, ST., M.Si
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Biokimia Tanamn serta
kepada Saudara dan Saudari Asisten Laboratorium Dwiki Radinal
dan Trisni Atmawati yang telah membimbing penulis sehingga
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini dengan baik.
Tidak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun.
Harapan penulis, semoga Laporan Praktikum ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca untuk dijadikan sebagai
bahan referensi dalam mempelajari bahasan ini.

Serang, Februari
2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Karbohidrat..............................................................................................3
2.2 Penggolongan Karbohidrat......................................................................5
2.3 Uji Molisch..............................................................................................8
2.4 Uji Barfoed..............................................................................................9
BAB III METODE PRAKTIKUM.....................................................................10
3.1 Waktu dan Tempat................................................................................10
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................10
3.3 Cara Kerja..............................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................12
4.1 Hasil.......................................................................................................12
4.2 Pembahasan............................................................................................12
BAB V PENUTUP................................................................................................16
5.1 Simpulan................................................................................................16
5.2 Saran......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
LAMPIRAN..........................................................................................................18

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Uji Molisch.............................................................12


Tabel 1. Hasil Uji Barfoed............................................................12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur molekul monosakarida..............................................................5


Gambar 2. Struktur molekul disakarida....................................................................6
Gambar 3. Struktur molekul polisakarida.................................................................7

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat itu sendiri merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen
yang terdapat di alam. Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon”,
sehingga disebutlah karbohidrat. Pada tahun 1880 dinyatakan bahwa gagasan
“hidrat dari karbon” merupakan gagasan yang salah dan sebenarnya karbohidrat
adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan keduanya (Fessenden 1986).
Karbohidrat didefinisikan secara umum sebagai senyawa dengan rumus
molekul Cn(H2O)n. Karbohidrat adalah turunan aldehid atau keton dari alkohol
polihidroksi atau senyawa turunan sebagai hasil hidrolisis senyawa kompleks
(Girinda 1986).
Karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan merupakan cadangan makanan
yang disimpan dalam akar, batang, dan biji sebagai pati (amilum). Karbohidrat
dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol
lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. (Sirajuddin dan Najamuddin 2011).
Ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan penggolongan ini, yaitu, Monosakarida,
Disakarida (oligosakarida), dan Polosakarida (Wardiana dan Santoso 2010).
Baik pada hewan maupun manusia, energi disimpan sebagai glikogen dan
pada tanaman sebagai pati. Kedua jenis karbohidrat tersebut merupakan
polisakarida (Sumarlin 2006).
Untuk mengindentifikasi makanan atau suatu bahan tersebut
mengandung karbohidrat maka, dilakukan uji kualitatif. Uji kualitatif yang
dilakukan seperti, Uji Benedict, Uji Barfoed, Uji Molisch, dan Uji Trommer.
Oleh sebab itu, kegiatan yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu mengetahui
apakal makanan atau bahan yang kita amati memiliki keandungan karbohidrat
atau tidak.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakan nya Praktikum ini adalah agar mahasiswa
dapat mengidentifikasi karbohidrat dan juga jenis-jenis nya melalui beberapa
reagen uji.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karbohidrat
Kata karbohidrat berasal dari kata karbo dan air. Secara sederhana
karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang
mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling sederhana bisa
berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa keton
(disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan pengertian diatas diketahui
bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H, dan O. Adapun rumus umum dari
karbohidrat adalah Cn(H2O)n atau CnH2nOn (Wiratmaja, 2011).
Karbohidrat mempunyai gugus fungsi yang sangat penting, berdasarkan gugus
yang ada pada molekul karbohidrat, maka karbohidrat dapat didefinisikan sebagai
polihidroksildehida serta senyawa yang menghasilkan pada proses hidrolisis.
Senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi –OH, aldehid, dan
keton (Poedjiadi, 2005).
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia. Karbohidrat juga berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan
protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
bahan makanan yang kita makan sehari-hari (Winaryo, 1997).
Karbohidrat (C H 2 O)n, adalah sumber energi utama untuk manusia.
Kebanyakan karbohidrat yang kita konsumsi adalah tepung,amilum atau pati,
yang ada dalam gandum, jagung, beras, kentang dan padi-padian lainnya.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh
menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin.
Karbohidrat juga merupakan bahan yang penting dan sumber tenaga yang terdapat
dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti
selulosa, pektin, serta lignin (Edahwati, 2010).
Penyusun karbohidrat adalah C, H, dan O yang terbentuk dari peristiwa
fotosintesis pada tumbuhan. Karbohidrat memiliki peran sebagai sumber energi

3
utama, setiap 1 gram karbohidrat mengandung 4,1 kalori, membentuk senyawa –
senyawa organik seperti lemak dan protein, menjaga keseimbangan asam basa
dalam tubuh. Manusia tidak dapat terlepas dari peranan karbohidrat dalam
melaksanakan aktivitasnya. Berbagai sumber makanan seperti beras dan jagung
merupakan sumber karbohidrat utama. Karbohidrat didalam tubuh manusia
disimpan dalam bentuk glikogen yang terdapat dalam otot sekitar 245-350 gram,
dalam hati sekitar 90-108 gram dan di darah dalam bentuk glukosa sekitar 17
gram. Kebutuhan karbohidrat pada setiap manusia tidaklah sama antara seorang
pelajar, pekerja ringan, pekerja berat, dan pemikir. Rata-rata kita hanya
membutuhkan 1 gram per berat badan per hari, artinya bila memiliki berat tubuh
50 kg, maka kebutuhan tubuh kita akan karbohidrat per hari adalah 50 gram
(Wahyu, 2006).
Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
dan biasanya mewakili 50 sampai 75 persen dari jumlah bahan kering dalam
bahan makanan ternak. Karbohidrat sebagian besar terdapat dalam biji, buah dan
akar tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses fotosintesis, yang melibatkan
kegiatan sinar matahari terhadap hijauan daun. Hijauan daun merupakan zat
fotosintetik aktif pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan molekul yang
rumit dengan suatu struktur yang serupa dengan struktur hemoglobin, yang
terdapat dalam darah hewan. Hijauan daun mengandung magnesium serta
hemoglobin mengandung besi. Lebih terperinci lagi, karbohidrat dibentuk dari air
(H2O) berasal dari tanah, karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan energi
berasal dari matahari. Suatu reaksi kimiawi sederhana yang memperlihatkan suatu
karbohidrat (glukosa) disintesis oleh fotosintesis dalam tumbuh-tumbuhan adalah
6CO2 + 6H2O + 673 cal  C6H12O6 + 6 O2. Karbohidrat bersama seyawa lemak
dan protein memegang peranan dasar bagi kehidupan di bumi. Karbohidrat
merupakan bahan makanan penting dalam sumber tenaga yang terdapat dalam
tumbuhan dan hewan. Selain itu karbohidrat juga menjadi komponen stuktur
penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektim,
serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh
(Sumardjo, 2009).

4
2.2 Penggolongan Karbohidrat
Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu monosakarida,
oligosakarida atau disakarida dan polisakarida. Monosakarida merupakan
karbohidrat yang paling sederhana. Oligosakarida atau disakarida merupakan
senyawa yang dihidrolisis sehingga menghasilkan 2 sampai 6 gula monosakarida
sedangkan polisakarida adalah monomer-monomer yang berasal dari
monosakarida (Respati, 1990).
2.2.1 Monosakarida
Merupakan senyawa-senyawa yang mengandung lima dan enam atom
karbon. Karbohidrat yang mengandung 6 karbon disebut heksosa. Gula yang
mengandung 5 karbon disebut pentosa. Monosakarida tak terhidrolisis menjadi
gula yang lebih sederhana lagi, tetapi mereka merupakan hasil hidrolisis dari tiga
kelas yang lain. Monosakarida adalah senyawa tak berwarna dan kebanyakan
mempunyai rasa manis dan berbentuk kristal (Sastrohamidjojo, 2005). Umumnya
memiliki rumus molekul yang merupakan kelipatan CH2O (Campbell, 2002).

Gambar 1. Struktur molekul monosakarida


Menurut Fessenden (1990) Monosakarida terbagi lagi menjadi tiga jenis
yaitu diantaranya :
a) Glukosa
Glukosa berasal dari kata yunani glukus yang artina manis. Glukosa
merupakan karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh.
Glukosa banyak dijumpai dalam buah, sayuran, sirup dan tets tebu dan dalam
aliran darah (kadar gula darah).
b) Fruktosa
Fruktosa berasal dari bahasa inggris fructose yang lebih dikenal dengan
gula buah atau levulosa merupakan jenis sakarida yang manis dan banyak
dijumpai pada madu dari gula tebu.

5
c) Galaktosa
Galaktosa merupakan salah satu sebuah monosakarida atau gula sederhana
Galaktosa merupakan monosakarida jenis sakarida yang ada di dalam tubuh yang
dihasilkan dari hidrolisa laktosa.
2.2.2 Disakarida
Merupakan senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana atau
monosakarida yang dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida
atau gugus keton dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh
disakarida, bila tiga diperoleh trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan
bersama-sama gula ini disebut ikatan glikosida. Seperti halnya monosakarida,
senyawa ini larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol, dan praktis tak larut
dalam eter dan pelarut organik nonpolar. Disakarida terhidrolisis menghasilkan
dua molekul monosakarida, yang mungkin dapat sama atau berbeda
(Sastrohamidjojo, 2005).

Gambar 2. Struktur molekul disakarida


Menurut Fessenden (1990) Disakarida merupakan gabungan antara dua
molekul monosakarida. Disakarida dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
a) Sukrosa
Sukrosa merupakan gula yang sering kita gunakan sehari-hari. Sukrosa
terbuat dari dua molekul monosakarida yang terdiri dari molekul glukosa dan satu
molekul fruktosa. Sukrosa juga berguna dalam tubuh manusia salkan
penggunaannya tidak berlebihan.
b) Maltosa
Maltosa merupakan disakarida yang mempunyai dua molekul
monosakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa. Maltose didalam tubuh
didapat dari hasil pemecahan amilum, lebih mudah dicerna dan rasanya lebih enak

6
dan nikmat. Amilum saat bereaksi dengan iodium akan berubah warna menjadi
biru.
c) Laktosa
Laktosa terdiri dari dua molekul monosakarida yang terdiri dari satu
molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa ini kurang larut dalam air.
Laktosa ini didapat dari susu sehingga sering disebut gula susu. Laktosa dapat
menimbulkan intolerance, hal ini karena kekurangan enzim lactase sehingga
kemampuan untuk mencerna laktosa berkurang.
2.2.3 Polisakarida
Merupakan dimana didalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang
dihubungkan dalam ikatan glikosida. Polisakarida meliputi; pati, selulosa, dan
dekstrin, merupakan substran yang amorf sebagian besar tak larut dalam air dan
tak berasa mempunyai perumusan (C6H10O5)n.H2O atau (C5H8O4)n.H2O dimana n
sangat besar. Bila polisakarida dihidrolisis diperoleh gula-gula; C 6 atau C5
(Sastrohamidjojo, 2005).

Gambar 3. Struktur molekul polisakarida


Polisakarida adalah makromolekul, polimer dengan beberapa ratus sampai
beberapa ribu monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.
Beberapa diantara polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan,
yang nantinya ketika diperlukan akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi
sel (Campbell, 2002).
Menurut McGilvery dan Goldstein (1996) Polisakarida terdiri atas dua
jenis yaitu :
a) Amilum
Polisakarida ini terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian besar
tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi,
daun, batang dan biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang

7
kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan
sisanya amilopektin. Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan
asam sehingga menghasilkan glukosa. hidrolisis juga dapat dilakukan dengan
bantuan enzim amylase. Dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh
pankreas terdapat amylase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam
makanan kita. Oleh enzim amylase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk
 maltosa.
b) Glikogen
Seperti amilum, glikogen juga menghasilkan D-glukosa pada proses
hidrolisis. Pada tubuh kita glikogen terdapat dalam hati dan otot. hati berfungsi
sebagai tempat pembentukan glikogen dari glukosa. Glikogen yang terlarut dalam
air dapat diendapkan dengan jalan menambahkan etanol. Endapan yang terbentuk
apabila dikeringkan berbentuk serbuk putih. Dengan iodium, glikogen
menghasilkan warna merah. Struktur glikogen serupa dengan struktur amilopektin
yaitu merupakan rantai glukosa yang mempunyai cabang.

2.3 Uji Molisch


Uji Molisch merupakan uji kualitatif karbohidrat yang dapat menunjukan
adanya kandungan karbohidrat dalam sebuah sampel. Uji ini dapat dilakukan
dengan mencampurkan sampel larutan karbohidrat dengan pereaksi Molisch, yaitu
larutan 5% α-naftol dalam alkohol yang kemudian ditambahkan dengan asam
sulfat pekat secara hati-hati. Prinsip dasar yang terdapat dalam uji Molisch ini
adalah heksosa atau pentosa yang mengalami dehidrasi akan diubah menjadi
hidroksifurfural atau membentuk cincin furfural berwarna ungu dan sangat
dipengaruhi oleh asam sulfat pekat, hasil yang didapat dari uji molisch
menggunakan sampel glukosa, galaktosa, sukrosa, amilum, fruktosa dan arabinosa
terbentuk cincin furtural yang berwarna ungu. Reaksi ini terdiri dari tiga tahapan,
yaitu hidrolisis polisakarida dan disakarida menjadi heksosa atau pentosa, dan
diikuti oleh proses dehidrasi dan kondensasi. Reaksi positif yang ditunjukan
dalam uji ini adalah munculnya cincin ungu pada larutan ( Sukatiningsih, 2010).
Uji molisch adalah uji yang memiliki prinsip hidrolisis karbohidrat
menjadi monosakarida, selanjutnya monosakarida jenis pentosa akan mengalami

8
dehidrasi dengan asam tersebut menjadi furfural, sementara golongan heksosa
menjadi hidroksi multifurfural menggunakan asam organik pekat (Sumardjo,
2006).

2.4 Uji Barfoed


Uji barfoed merupakan uji kualitatif yang digunakan untuk membedakan
monosakarida dengan disakarida. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya proses
pemanasan karbohidrat pereduksi dengan Barfoed, yang mana menghasilkan
reaksi oksidasi karbohidrat pereduksi menjadi asam onat dan terjadi reaksi reduksi
pereaksi Barfoed sebagai ion kupri (Cu++) menjadi endapan kupro oksida. Suasana
asam dalam pereaksi Barfoed dapat mengakibatkan perbedaan waktu terjadinya
pengendapan kupro oksida pada reaksi dengan disakarida dan monosakarida
(Sukatiningsih, 2010).
Uji Barfoed mengandung kupri asetat yang dilarutkan dalam akuades dan
ditambahkan dengan asam laktat. Pereaksi Barfoed dalam suasana asam akan
direduksi lebih cepat oleh gula pereduksi monosakarida daripada disakarida dan
menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Prinsipnya bahwa
karbohidrat dalam larutan asam lemah akan mengalami perubahan reaktifitas,
karbohidrat dengan reaktifitas rendah akan hilang daya reduksinya sedangkan
karbohidrat dengan reaktifitas tinggi akan tetap dipertahankan. (Nurjannah, 2017).
Tujuan pengujian ini adalah untuk membedakan monosakarida dan disakarida
atau untuk mengetahui adanya gula monosakarida pereduksi. Gula reduksi adalah
gula yang memiliki gugus aldehid (aldosa) atau keton (ketosa) bebas (Makfoeld
dkk, 2002).

9
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Biokimia Tanaman dengan judul “Karbohidrat”
dilaksanakan pada Jum’at, 28 Februari 2020 pukul 13.00-14.20
WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tabung reaksi,
rak tabung reaksi, pipet tetes, hot plate, stirrer, dan erlenmeyer. Adapun bahan
yang digunakan pada praktikum kali ini adalah, pereaksi molisch, pereaksi
barfoed, HCl, Fosfomolibdat, susu, santan, air gula, dan aquadest.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah :
A. Uji Molisch
1) Dimasukkan 5 ml larutan sampel (susu, santan, dan air gula) yang akan
diperiksa ke dalam tabung reaksi.
2) Ditambahkan 3 tetes pereaksi molisch ke dalam lauran yang akan diuji, lalu
campur hingga merata.
3) Ditambahkan 3 ml asam klorida ke dalam larutan melalui dinding tabung
secara perlahan.
4) Diamati larutannya, jika larutan berwarna violet kemerah-merahan, maka
akan menunjukkan reaksi positif, jika larutan berwarna hijau, maka akan
menunjukkan reaksi negatif.

B. Uji Barfoed
1) Dimasukkan 1 ml (20 tetes) pereaksi barfoed dan sampel ke dalam tabung
reaksi.

10
2) Dipanaskan tabung tersebut dalam air medidih selama 3 menit, kemudian di
dinginkan.
3) Dimasukan 1 ml fosfomolibdat ke dalam larutan, kemudian kocok perlahan.
4) Diamati perubahan warna larutan, jika larutan berwarna biru peka, maka
menunjukkan reaksi negatif. Jika larutan berwarna biru maka menunjukkan
reaksi posistif.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Molisch
No Larutan Warna +/- Keterangan
1. Air Gula Merah bata + Mengandung karbohidrat
dan monosakarida.
2. Santan Merah bata + Mengandung karbohidrat
dan monosakarida
3. Susu Merah bata + Mengandung karbohidrat
dan monosakarida

Tabel 2. Hasil Uji Barfoed


No Larutan Warna +/- Keterangan
1. Air Gula Biru terang + Mengandung monosakarida
dan karbohidrat.
2. Santan Biru pudar + Mengandung monosakarida
dan karbohidrat.
3. Susu Biru pudar + Mengandung monosakarida
dan karbohidrat.

4.2 Pembahasan
Praktikum ini dilakukan untuk menguji suatu sampel atau bahan agar dapat
diketahui kandungan karbohidrat didalam nya. Karbohidrat sendiri adalah sesuatu
hal yang tidak asing lagi didengar, sebab karbohidrat dapat kita temui dalam
setiap makanan pokok yang kita konsumsi setiap harinya. Menurut Wiriatmaja
(2011) Kata karbohidrat berasal dari kata karbo dan air. Secara sederhana
karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah karbon yang
mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Dari pendapat Wiriatmaja (2011)
tersebut dapat kita ketahui bahwa Karbohidrat tersusun dari senyawa kompleks
yaitu karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).
Karbohidrat yang dapat dengan mudah kita temui, dan sering dikonsumsi
manusia adalah berupatepung, amilum, dan pati, yang terdapat pada jagung,

12
padi, gandum, kentang dan lainnya. Namun, selain sebagai pemberi energi pada
tubuh manusia, Menurut Edahwati (2010), karbohidrat juga menjadi komponen
struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa,
pektin, serta lignin.
Sesuai pendapat Respati (1990), karbohidrat dibagi atas beberapa jenis yaitu,
Monosakarida yang merupakan gula sederhana. Contoh monosakarida menurut
Fessenden (1990) ada glukosa, Fruktosa, dan Galaktosa. Kemudian Disakarida,
merupakan senyawa yang tersusun dari 2 atau lebih monosakarida, contoh dari
disakarida yaitu, sukrosa, maltosa, dan laktosa. Terakhir adalah Polisakarida yang
merupakan senyawa yang terikat oleh lebih dari 1 atau banyak gula sederhana
dengan ikatan glikosida, contoh dari polisakarida sendiri adalah amilum dan
glikogen.
Pada praktikum uji karbohidrat ini kita menggunakan 2 metode uji
kualitatif yaitu, uji molisch dan uji barfoed. Uji molisch sendiri merupakan uji
kualitatif karbohidrat yang dapat menunjukan adanya kandungan karbohidrat
dalam sebuah sampel, penyataan tersebut sesuai dengan Pendapat dari
Sukatiningsih (2010). Pada Uji molisch ini sampel dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang kemudian ditetesi molisch, seperti penjelasan oleh Sukatiningsih
(2010) reagen molisch terdiri 5% α-naftol dalam alkohol, pemberian reagem
molisch ini sendiri dilakukan sesuai dengan tujuan dari uji molisch yaitu untuk
mengetahui adanya kandungan karbohidrat dalam sampel atau bahan, yang
kemudian dihidrolisis oleh asam pekat, yang pada praktikum ini kita
menggunakan HCl maka terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai
karbohidrat polisakarida menjadi disakarida dan monosakarida. HCl ini digunakan
sebagai pembantu mekanisme dalam menghidrolisis reagen molisch yang sudah
ditetesi ke sampel sebelumnya untuk hidrolisis karbohidrat menjadi monoskarida
yang kemudian monosakarida jenis pentosa akan mengalami dehidrasi dengan
asam tersebut dan membentuk cincin furfural berwarna ungu, hal ini dikarenakan
pentosa yang terdehidrasi oleh asam sulfat akan membentuk fultural dalam bentuk
cincin yang berwarna ungu. Cincin berwarna ungu atau kemerah-merahan ini
dapat saja tidak muncul atau tidak terbentuk apabila pada uji molisch tidak
menggunakan asam pekat, sebab asam pekat berguna dalam prinsip uji molisch ini

13
yaitu hidrolisis karbohidrat, yang akan membentuk cincin furfural tersebut.
Dimana berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa semua larutan
yang diuji menunjukkan adanya kandungan karbohidrat. Hal ini terlihat jelas
dengan adanya perubahan warna pada ketiga tabung reaksi yang berisikan larutan
karbohidrat tersebut. Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang
berwarna ungu ketika direaksikan dengan asam pekat.
Menurut Sukatiningsih (2010) Uji barfoed merupakan uji kualitatif yang
digunakan untuk membedakan monosakarida dengan disakarida. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya proses pemanasan karbohidrat pereduksi dengan
Barfoed, yang mana menghasilkan reaksi oksidasi karbohidrat pereduksi menjadi
asam onat dan terjadi reaksi reduksi pereaksi Barfoed sebagai ion kupri (Cu ++)
menjadi endapan kupro oksida.Pada uji barfoed ini, karbohidat direduksi pada
suasana asam. Uji barfoed ini memiliki prinsip yaitu reduksi Cu2+¿ ¿menjadi Cu+¿¿
oleh karbohidrat yang mengandung aldehid dan keton bebas. Pada percobaan ini
sampel dimasukkan ke dalam 1 mL reagen barfoed segar ( reagen barfoed
mengandung tembaga asetat) didalam tabung reaksi, menghasilkan larutan
berwarna biru muda, kemudian disimpan di hot plate selama 3 menit hingga
mendidih, sesuai pendapat Nurjannah (2017) Pereaksi Barfoed dalam suasana
asam akan direduksi lebih cepat oleh gula pereduksi monosakarida daripada
disakarida dan menghasilkan Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Jadi
setelah pereaksi barfoed dengan sampel di didihkan mengahasilkan larutan
berwarna merah, didukung oleh pendapat Nurjannah (2017), bahwa prinsip nya
uji barfoed adalah, karbohidrat dalam larutan asam lemah akan mengalami
perubahan reaktifitas, karbohidrat dengan reaktifitas rendah akan hilang daya
reduksinya sedangkan karbohidrat dengan reaktifitas tinggi akan tetap
dipertahankan, kemudian Ion Cu²⁺ (dari pereaksi barfoed) dalam suasana asam
akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosokarida dari pada disakarida
dan menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Pada uji barfoed ini kita
menggunakan fosfomolibdat yang ditambahkan ke dalam tabung reaksi setelah
proses pemanasan dan menghasilkan larutan berwarna merah. Jika terbentuk
warna biru setelah penambahan fosfomolibdat, maka reaksi positif. Larutan
menjadi berwarna biru dikarenakan monomer gula bereaksi dengan fosfomolibdat

14
membentuk senyawa biru dan endapan berwarna merah yang didapatkan berasal
dari larutan tersebut yang mengalami oksidasi dan mampu mereduksi senyawa
yaitu melepaskan O2 sehingga terbentuk tembaga oksida (Cu2O) atau gula
pereduksi bereaksi dengan pereaksi dan menghasilkan endapan berwarna merah
bata.
Namun pada uji barfoed ini juga dapat menghasilkan hasil yang negatif,
dengan tidak adanya endapan berwarna merah bata, yang disebabkan karena,
seperti yang sudah dibahasa diatan bahwa Ion Cu²⁺ (dari pereaksi barfoed) dalam
suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosokarida dari
pada disakarida, jadi reduksi monosakarida lebih cepat daripada golongan
disakarida, sehingga untuk uji barfoed yang dilakukan pada karbohidrat golongan
disakarida dapat menghasilkan hasil negatif karena disakarida membutuhkan
waktu yang lama untuk proses pemanasan nya hingga dapat bereaksi atau
mereduksi. Sehingga pemanasan yang dilakukan pada uji barfoed ini juga
memiliki fungsi yaitu proses pemanasan yang lama dan tepat akan dapat
menghidrolisis, sehingga dapat bereaksi atau mereduksi, dan menghasilkan reaksi
positif. Itulah sebabnya, pemanasan dengan hot plate, dilakukan selama 3 menit
untuk mengoptimalkan panas agar dapat memaksimalkan kerja reduksi larutan
untuk menghasilkan reaksi positif.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Setelah melakukan Uji karbohidrat pada praktikum kali ini, Mahasiswa
mengetahui Karbohidrat adalah karbon yang mengandung sejumlah besar gugus
hidroksil, dengan senyawa penyusun yang kompleks yaitu karbon, hidrogen dan
oksigen. Karbohidrat terbagi menjadi 3 golongan yaitu, monosakarida, disakarida,
dan polisakarida, dengan monosakarida terdiri dari glukosa, fruktosa dan
galaktosa, disakarida terdiri dari maltosa, laktosa, dan sukrosa, dan polisakarida
yang terdiri dari amilum dan glikogen. Serta mengetahui jenis reagen uji yang
digunakan pada praktikum kali ini yaitu uji molisch yang digunakan untuk
mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada suatu sampel, dan uji barfoed
yang digunakan untuk membedakan monosakarida dan disakarida.

5.2 Saran
Diharapkan semua praktikan dapat aktif secara langsung dalam demonstrasi
uji menggunakan alat dan bahan agar kedepannya lebih mahir dalam praktikum
dalam laboratorium. Serta dapat menjaga agar saat praktikum tetap kondusif agar
praktikum dapat berjalan dengan baik dan lancar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2002. Biologi. Jakarta: Erlangga.


Edahwati, Luluk. 2010. Perpindahan Massa Karbohidrat menjadi Glukosa dari
Buah Kersen dengan Proses Hidrolisis. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik Vol
10(1): 1-5.
Fessenden, Ralp J. 1990. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
McGilvery dan Goldstein. 1996. Biokimia : Suatu Pendekatan Fungsional.
Surabaya : Airlangga University Press.
Makfoeld, Djarir, dkk. 2002. Kamus Istilah Pangan dan Nutrisi. Kaninus:
Yogyakarta.
Nurjannah, Suryani, Suminar, dan Azmi. 2017. Produksi Asam Laktat oleh
Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus dengan sumber Karbon Tetes
Tebu. Jurnal Teknologi Pertanian dan Industri Pertanian Indonesia. Vol 9
(1): 1-8.
Poedjiaji, Anna. 1996. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Respati. 1990. Pengantar Kimia Organik Jilid 1. Jakarta: Aksara Baru.
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat,
Lemak, dan Protein. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Sukatiningsih. 2010. Handout Penentuan Karbohidrat. Jember: Universitas
Jember.
Wahyu, Iwan. 2006. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Bogor: CV Regina.
Winaryo,F G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Wiratmaja IG, dkk. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan
Limbah Rumput Laut Eucheuma Catonii sebagai Bahan Baku. Jurnal ilmiah
teknik mesin. Vol.5 (1):75-84.

17
18
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai