Anda di halaman 1dari 8

RESPON TANAMAN TOMAT (Lycopesicum esculentum MILL.

)
TERHADAP APLIKASI KOMPOS DAUN AKASIA

Response of Tomato Plant (Lycopesicum esculentum MILL.)


on The Application of Acacia Leaf Compost

Davit Sartono1, Wardati2, Isnaini2


Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau
Email : davitsartono@gmail.com (085261233174)

ABSTRAK
Tomat merupakan tanaman sayuran semusim yang dikonsumsi dalam keadaan
segar karena mengandung vitamin dan mineral. Pada tahun 2015 produksi tomat
di Provinsi Riau mengalami penurunan sebanyak 27 ton dari tahun 2014 yang
disebabkan alih fungsi lahan pertanian dan lahan yang kurang produktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi kompos daun akasia
dan mendapatkan dosis terbaik yang dapat meningkatkan pertumbuhan serta hasil
tanaman tomat. Percobaan lapangan dilakukan dengan menggunakan rancangan
acak lengkap (RAL) non faktorial dengan tiga ulangan. Dosis kompos daun akasia
yang digunakan yaitu 10 ton.ha-1, 20 ton.ha-1 dan 30 ton.ha-1. Data yang diperoleh
dilakukan analisis sidik ragam atau analysis of variance (ANOVA) menggunakan
program aplikasi SAS versi 9.1. Data yang berbeda nyata selanjutnya diuji lanjut
dengan uji duncan’s new multiple range test (DNMRT) pada taraf 5%. Parameter
yang diamati yaitu tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen pertama, jumlah
buah, berat per buah, lilit buah dan berat buah per tanaman. Hasil penelitian
menunjukkan pemberian perlakuan kompos daun akasia tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen
pertama, berat per buah, dan lilit buah. Parameter yang menunjukkan pengaruh
nyata yaitu jumlah buah dan berat buah per tanaman.

Kata kunci : Kompos daun akasia dan tomat

ABSTRACT
Tomatoes are seasonal vegetable crops that consumed in a fresh food and contain
vitamins and minerals. In 2015 tomato production in Riau Province decreased by
27 tons from 2014 due to the conversion of agricultural land and unproductive
land. This study aims to determine the effect of acacia leaf compost application
and get the best dose that can increase the growth and yield of tomato plants. Field
experiments were performed using a completely non factorial randomized design
(RAL) with three replications. The doses of acacia leaf compost used were 10
ton.ha-1, 20 ton.ha-1 dan 30 ton.ha-1. The data obtained were analyzed by analysis
of variance (ANOVA) using SAS application program. The data were
significantly different then tested further by testing duncan's new multiple range
test (DNMRT) at 5% level. Parameters observed were plant height, flowering age,
age of first harvest, number of fruit, weight per fruit, fruit twining and fruit weight
per plant. The results showed that acacia leaf compost treatment did not give
significant effect to plant height parameters, flowering age, harvest age, weight
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau

JOM UR Vol 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 1


per fruit, and fruit girth. Parameters that show the real effect of the number of fruit
and weight of fruit per plant.

Keywords : Acacia leaf compos and tomatoes

PENDAHULUAN Bahan pembuatan pupuk organik


berasal dari kotoran hewan, kotoran
Tomat merupakan tanaman manusia, sisa-sisa tanaman dan
sayuran semusim yang dikonsumsi sampah yang berasal dari sisa
dalam keadaan segar karena kegiatan industri (dikenal juga
mengandung vitamin dan mineral dengan sebutan limbah), misalnya
yang diperlukan untuk pertumbuhan dari kegiatan dibidang nursery
dan kesehatan manusia. Tanaman (pembibitan).
tomat dapat tumbuh di wilayah Produksi bibit akasia di
dataran tinggi maupun dataran Kerinci Central Nursery dilakukan
rendah tergantung pada varietasnya. dengan dua cara yaitu proses
Badan Pusat Statistik dan persemaian biji (generatif) dan
Dirjen Hortikultura (2015) mencatat perbanyakan stek (vegetatif).
bahwa pada tahun 2014 luas areal Perbanyakan melalui stek dari
tanaman tomat di Provinsi Riau tanaman induk yang hanya dapat
mencapai 66 ha dengan produksi 152 digunakan adalah daun yang tidak
ton, pada tahun 2015 mengalami terlalu muda dan tidak terlalu tua,
penurunan luas areal tanam menjadi dari proses pemilihan bibit stek
63 ha dan produksi sebesar 125 ton.. tersisa daun muda dan daun tua tidak
Berkurangnya produksi tomat termanfaatkan atau menjadi limbah
disebabkan adanya alih fungsi lahan organik terbuang. Limbah organik
pertanian dan penggunaan lahan berupa daun akasia yang dihasilkan
pertanian yang kurang produktif, Kerinci Central Nursery setiap
sehingga diperlukan upaya untuk harinya mencapai tiga ton dan tidak
meningkatkan kesuburan tanah, termanfaatkan. Limbah organik dapat
diantaranya dengan penambahan dijadikan pupuk organik sebagai
bahan organik. Penggunaan pupuk bahan untuk memperbaiki sifat-sifat
organik dapat mempertahankan tanah sehingga meningkatkan
bahkan meningkatkan populasi jasad produktifitas tanah. Daun akasia
renik dalam tanah, meningkatkan segar setelah dilakukan
daya serap dan daya simpan air pengomposan memiliki kandungan
sehingga meningkatkan kesuburan hara N 1,06%, P 0,39%, K 0,20%, C-
tanah (Sutedjo, 2002). organik 31,26% dan pH 5,78.
Pupuk organik memiliki Kondisi tanah yang baik dapat
manfaat dalam memperbaiki sifat menyediakan kebutuhan hara
fisik kimia dan biologi tanah yaitu tanaman sehingga meningkatkan
dapat menahan air, menyediakan produksi tanaman.
unsur hara makro dan mikro, Penelitian ini bertujuan untuk
mengandung asam humat (humus) mengetahui pengaruh aplikasi
yang mampu meningkatkan kapasitas kompos daun akasia dan
tukar kation tanah, meningkatkan mendapatkan dosis terbaik yang
aktivitas mikroorganisme tanah.

JOM UR Vol 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 2


dapat meningkatkan pertumbuhan Tabel 2 menunjukkan
serta hasil tanaman tomat. pemberian kompos daun akasia
hingga dosis 150 gram per tanaman
METODOLOGI meningkatkan secara tidak nyata
Penelitian ini telah terhadap tinggi tanaman dan umur
dilaksanakan di Rumah Kaca berbunga. Tanaman tanpa perlakuan
Fakultas Pertanian Universitas Riau, meningkatkan umur panen secara
Kampus Bina Widya km 12,5 tidak nyata dengan tanaman yang
Kelurahan Simpang Baru, diberi perlakuan kompos hingga
Kecamatan Tampan, Pekanbaru pada dosis 150 gram per tanaman.
bulan Agustus 2017 sampai dengan Pemberian kompos daun
November 2017. Penelitian akasia berbeda nyata terhadap
dilaksanakan secara eksperimen parameter pengamatan lilit buah dan
menggunakan rancangan acak berat buah per tanaman dan tidak
lengkap (RAL) non faktorial dengan berbeda nyata pada parameter
perlakuan dosis kompos akasia yang pengamatan berat per buah dan lilit
terdiri dari empat taraf dengan tiga buah disajikan pada Tabel 3.
ulangan pada setiap ulangan terdapat Tabel 3 memperlihatkan
tiga tanaman sehingga diperoleh 36 bahwa peningkatan dosis kompos
unit percobaan. dari tanpa kompos hingga dosis 100
Parameter yang diamati adalah gram per tanaman tidak
tinggi tanaman, umur berbunga, meningkatkan jumlah buah tomat,
umur panen pertama, berat per buah, namun jumlah buah meningkat
jumlah buah per tanaman, lilit buah secara nyata pada pemberian dosis
dan berat buah per tanaman. 150 gram per tanaman. Pemberian
Pengamatan dilakukan pada sampel kompos daun akasia hingga dosis
yang dipilih sebanyak dua tanaman 100 gram per tanaman meningkatkan
setiap ulangan. Hasil sidik ragam berat per buah secara tidak nyata dan
diuji lanjut dengan menggunakan uji pemberian dosis kompos 150 gram
duncan’s new multiple range test per tanaman tidak meningkatkan
(DNMRT) pada taraf 5%. berat per buah. Penambahan dosis
kompos hingga 100 gram per
HASIL DAN PEMBAHASAN tanaman juga meningkat tidak nyata
Hasil terhadap lilit buah dan tidak berbeda
Hasil sidik ragam nyata dengan perlakuan lainnya
menunjukkan perlakuan pemberian kecuali dengan tanpa perlakuan.
kompos daun akasia dengan dosis Pemberian kompos hingga dosis 100
gram per tanaman tidak
yang berbeda tidak signifikan pada
meningkatkan berat buah per
semua parameter yang diamati tanaman, namun terjadi peningkatan
kecuali parameter jumlah buah dan berat per buah yang nyata pada
berat buah per tanaman dapat dilihat pemberian kompos dosis 150 gram
pada Tabel 1. per tanaman.

JOM UR Vol 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 3


Tabel 1. Rekapitulasi hasil sidik ragam
Parameter Pengamatan F-Hitung Hasil Sidik Ragam
Tinggi tanaman 0.20 Non signifikan
Umur berbunga 1.21 Non signifikan
Umur panen pertama 1.70 Non signifikan
Jumlah buah 4.78 Signifikan
Berat per buah 2.05 Non signifikan
Lilit buah 2.11 Non signifikan
Berat buah per tanaman 4.75 Signifikan
Ket : Hasil sidik ragam setelah di uji lanjut dengan duncan’s new multiple range test (DNMRT)
taraf 5%.

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman, umur berbunga dan umur panen tanaman tomat
dengan pemberian perlakuan kompos daun akasia
Parameter pengamatan
Dosis kompos
Tinggi Umur berbunga Umur panen
(g.polybag-1)
tanaman (cm) (Hst) pertana (Hst)
0 58.27 a 26.67 a 64.78 a
50 60.21 a 27.67 a 69.33 a
100 57.24 a 26.33 a 70.00 a
150 61.88 a 25.00 a 66.50 a
Ket : Angka yang didampingi huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji lanjut duncan’s
new multiple range test (DNMRT) taraf 5%

Tabel 3. Rata-rata jumlah buah, berat per buah, lilit buah dan berat buah per
tanaman tomat dengan perlakuan dosis kompos daun akasia.
Parameter pengamatan
Dosis kompos
Jumlah Berat per Lilit buah Berat buah per
(g.Polybag-1)
buah (buah) buah (g) (cm) tanaman (g)
0 9.17 ab 21.08 a 11.26 b 180.58 b
50 6.50 b 25.18 a 11.97 ab 161.64 b
100 4.89 b 29.21 a 12.68 a 152.37 b
150 15.11 a 23.17 a 11.80 ab 330.56 a
Ket : Angka yang didampingi huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada uji lanjut dengan
duncan’s new multiple range test (DNMRT) taraf 5%

Pembahasan per buah dan lilit buah. Campbell


Hasil penelitian yang (2005) menyatakan setiap unsur hara
dilakukan menunjukkan secara memiliki fungsi yang berbeda
umum pemberian perlakuan kompos diantaranya unsur N berpengaruh
daun akasia memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif
yang berbeda nyata terhadap tanaman karena merupakan bahan
parameter jumlah buah dan sintesa asam amino dan penyusun
parameter berat buah per tanaman protein dalam tanaman, P berfungsi
dan tidak berbeda nyata terhadap untuk pengangkutan energi hasil
parameter tinggi tanaman, umur metabolisme dan pertumbuhan akar
berbunga, umur panen pertama, berat

JOM UR Vol 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 4


dan K berfungsi dalam pengangkutan menjadi buah yang masak.
asimilat dan pembentukkan enzim. Berdasarkan hal tersebut diketahui
Tinggi tanaman yang diamati bahwa pemberian kompos daun
cenderung memiliki tinggi yang akasia tidak mempengaruhi umur
sama pada semua tanaman yang panen tanaman tomat.
diberikan perlakuan maupun Tanaman tomat yang diberi
tanaman yang tanpa diberikan kompos daun akasia 150 gram per
perlakuan. Hal ini diduga pemberian tanaman menunjukkan respon jumlah
kompos daun akasia pada semua buah terbanyak dari perlakuan
dosis belum mampu mencukupi lainnya. Hal ini dikarenakan
kebutuhan hara tanaman tomat untuk pemberian kompos daun akasia
meningkatkan pertambahan tinggi sebagai bahan organik mampu
tanaman sehingga tinggi tanaman memperbaiki sifat-sifat tanah.
yang dihasilkan relatif sama. Hardjowigeno (1992), menyatakan
Pada percobaan yang bahwa pengaruh bahan organik
dilakukan umur berbunga tanaman terhadap sifat-sifat tanah adalah
tomat lebih cepat dibandingkan sebagai granulator yaitu
dengan deskripsi tanaman tomat memperbaiki struktur tanah,
yang digunakan. Wiryata (2002) menambah kemampuan tanah untuk
menyatakan bahwa suhu harian yang menahan air, sumber unsur hara N,
melebihi batas optimum pada P, K dan unsur-unsur mikro,
tanaman dapat mempercepat menambah kemampuan tanah untuk
terjadinya pembungaan. Kondisi ini menahan unsur-unsur hara (kapasitas
disebabkan karena tanaman akan tukar kation tanah menjadi tinggi)
lebih cepat mengumpulkan satuan dan sumber energi bagi
panas sehingga berdampak pada mikroorganisme
lebih cepatnya tanaman untuk Tanaman tomat yang diberi
membentuk bunga. Bila varietas perlakuan kompos daun akasia 150
yang digunakan berasal dari varietas gram per tanaman memiliki berat
yang sama, umur berbunga akan buah per tanaman tertinggi
berbeda tidak nyata karena tanaman dibandingkan tanaman tomat yang
yang berasal dari varietas yang sama diberi perlakuan lainnya. Hal ini
akan cenderung mempunyai sifat- dikarenakan pemberian kompos daun
sifat yang sama pula. Diketahui akasia sebanyak 150 gram per
bahwa pemberian kompos daun tanaman mengandung lebih banyak
akasia tidak mempengaruhi umur hara bila dibandingkan dengan
berbunga tanaman tomat tetapi lebih pemberian perlakuan lainnya.
dipengaruhi oleh faktor lingkungan Munawar (2011), menyatakan bahwa
dan genetik tanaman. ketersedian unsur hara dalam jumlah
Umur panen tanaman tomat yang cukup dan optimal berpengaruh
yang didapat relatif sama dan sudah terhadap tumbuh dan
sesuai dengan deskripsi tanaman berkembanganya tanaman sehingga
yaitu 60-70 HST. Menurut Haydar et menghasilkan produksi sesuai
al. (2007), buah yang masak dengan potensinya.
ditentukan oleh beberapa hal antara Hasil penelitian Saragih
lain: jumlah bunga yang mengalami (2008) menunjukkan pemberian
pembuahan dan perentase buah muda kompos tandan kosong kelapa sawit
yang dapat tumbuh terus hingga sebesar 500 gram per plot

JOM UR Vol 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 5


memberikan hasil per plot tertinggi Serangan hama kutu kebul
yaitu 2762,22 g dan jumlah buah (Bemisia tabaci Genn.)
tertinggi sebanyak 84,67 buah menyebabkan klorosis pada daun,
dibandingkan dengan pemberian daun keriting dan menguning
perlakuan kompos lainnya. hal ini sehingga proses fotosintesis menjadi
diduga kandungan P pada kompos terhambat dan mengakibatkan
TKKS sebesar 0,25% dan C-organik fotosintat tidak dapat didistribusikan
62,70% yang lebih tinggi daripada secara maksimal sehingga tanaman
pemberian perlakuan kompos lainnya kerdil. Samretwanich et al. (2000)
mampu mencukupi kebutuhan hara menyatakan tanaman yang terinfeksi
dan dapat diserap dengan baik oleh penyakit virus kuning menunjukkan
tanaman tomat sehingga gejala berupa klorosis pada daun,
meningkatkan jumlah buah dan tepi daun menggulung ke atas seperti
bobot buah per plot. mangkuk (cupping), daun keriting
Hasil penelitian yang didapat dan menguning, tanaman menjadi
menunjukkan perbedaan tidak nyata kerdil dan bunga menjadi rontok.
yang disebabkan adanya gangguan Menurut Wagiman et al. (2009)
dari beberapa faktor diantaranya seiring dengan perkembangan dan
cekaman biotik (hama dan penyakit) penyebaran kutu kebul, pervalensi
dan cekaman abiotik (lingkungan). penyakit kuning juga meningkat,
Menurut Makmur (1992), keragaman dengan tingkat kehilangan hasil
yang terdapat dalam suatu jenis sebesar (20–100)%.
(spesies) disebabkan oleh dua faktor, Semakin lambatnya waktu
yaitu keragaman yang disebabkan panen, buah akan semakin lama
oleh lingkungan dan keragaman yang berada pada tandan tanaman. Buah
disebabkan oleh sifat-sifat yang yang lama berada pada tandan buah
diwariskan atau genetik. akan semakin rentan oleh keadaan
Tinggi tanaman merupakan cuaca dan juga oleh serangan hama
salah satu faktor yang lebih atau penyakit, sehingga buah yang
dipengaruhi faktor lingkungan dihasilkan sedikit. Menurut
dibandingkan dengan faktor genetik. Wiryanata (2002), tanaman cabai
Salah satu faktor lingkungan yang yang terserang kutu kebul (Bemisia
mempengaruhi pertumbuhan tabaci Genn.) akan menurunkan hasil
tanaman tomat adanya serangan produksi karena proses pembentukan
hama kutu kebul (Besima tabaci buah akan terganggu akibatnya buah
Genn.) yang mengakibatkan yang dihasilkan mencapai umur
perkembangan metabolisme tanaman panen bentuknya kurang sempurna
tomat menjadi terhambat. Menurut dan bobotnya rendah.
Zulkarnain (2012), bahwa kutu kebul
(Besima tabaci Genn.) menyerang KESIMPULAN DAN SARAN
pertanaman cabai terutama daun
sehingga timbul bercak nekrotik. Kesimpulan
Sekresi yang dikeluarkan oleh kutu 1. Penggunaan kompos daun akasia
kebul dapat menyebabkan pada tanaman tomat tidak
berkembangnya cendawan jelaga, memberikan pengaruh nyata
sehingga menghambat fotosintesis terhadap semua parameter yang
pada stadia tanaman. diamati kecuali jumlah buah dan
berat buah per tanaman.

JOM UR Vol 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 6


2. Pemberian kompos daun akasia Cambell, N. A. 2005. Biologi Edisi
dosis 150 gram per tanaman Kelima Jilid II. Erlangga.
meningkatkan jumlah buah dan Jakarta.
berat buah per tanaman. Namun
parameter lain menunjukkan Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah
hasil yang tidak berbeda nyata Edisi Ketiga. Mediyatama
pada semua perlakuan. Sarana Perkasa. Jakarta.

Saran Haydar, A., M. A. Mandal, M. B


Penggunaan dosis kompos Ahmed, M. M Hannan, R
daun akasia 150 g.tanaman-1 dapat Karim, Ma Razvy, U Roy,
dianjurkan untuk budidaya tanaman M. Salahin. 2007. Studies
tomat. on genetic variability and
interreleationship among the
different traits in tomatto
DAFTAR PUSTAKA (Lycopersicum esculentum
Mill.) Journal of Scientific
Aguswardhono, J. S. 1999. Penilaian Research. 2 (3-4): 139-142.
Beberapa Nomor Seleksi
Tomat (Solanum Leopold, A. C and P. E. Kriedman.
lycopersicon L.) terhadap 1973. Plant growth and
Daya Hasil dan Ketahanan development second edition.
Penyakit Layu Bakteri di Tata Mc Fraw Hill.
Kebun Percobaan IPB. Publishing company Ltd.
Skripsi (Tidak New Delhi.
dipublikasikan). Institut
Pertanian Bogor, Bogor. Makmur, A. 1992. Pengantar
Pemuliaan Tanaman.
Apriyanti, L. H. 2013. Daya Hasil Rineka Cipta. Jakarta.
Galur Harapan Tomat
(Solanum lycopersicon L.) Munawar, A. 2011. Kesuburan
di Dataran Rendah IPB. Tanah dan Nutrisi Tanaman.
Skripsi (Tidak IPB Press. Bogor.
dipublikasikan). Institut
Pertanian Bogor, Bogor. Santosa, A. 2014. Evaluasi Daya
Hasil 12 Genotipe Tomat
Badan Pusat Statistik dan Direktorat (Solanum lycopersicum L.)
Jendral Hortikultura. 2015. dengan 3 Pembanding.
Produksi Tomat Menurut Skripsi (Tidak
Provinsi, 2010-2014. Badan dipublikasikan). Institut
Pusat Statistik dan Pertanian Bogor, Bogor.
Direktorat Jendral
Hortikultura. Saragih, W. C. 2008. Respon
Pertumbuhan dan Produksi
Bernardinus T. W. W. 2002. Kiat
Mengatasi Permasalahan tomat (Lycopersicum
Praktis, Bertanam Tomat. esculentum Mill.) terhadap
Agromedia Pustaka. Jakarta. Pemberian Pupuk Fosfat

JOM UR Vol 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 7


dan Perbagai Bahan Lancang Kuning.
Organik. Skripsi fakultas Pekanbaru.
Pertanian Universitas
Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan
Sumatera Utara. Medan.
Cara Pemupukan. Rineka
(tidak dipublikasikan). Cipta. Jakarta..
Situmorang, A. 2013. Uji Syukur, M., R. Yunianti dan R.
Pertumbuhan dan Daya Dermawan. 2012. Sukses
Hasil Enam Genotipe Tomat Panen Cabai (Capsicum
(Lycopersicum esculentum annuum L.) Tiap Hari.
Mill.) di Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Skripsi (Tidak
dipublikasikan). Fakultas Wiryanta,W. T. 2002. Bertanam
Pertanian Universitas Tomat. Agromedia Pustaka.
Jakarta.

JOM UR Vol 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 8

Anda mungkin juga menyukai