Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan angka persalinan

dengan cara operasi. Peningkatan yang sangat tinggi terjadi karena

berbagai faktor. Beberapa diantaranya adalah faktor dari ibu sendiri dan

juga faktor petugas kesehatan. Faktor ibu bisa berasal dari keadaan

penyakit yang dialaminya serta faktor lain seperti usia, parietas,

pekerjaan, tingkat pendidikan serta riwayat persalinan sebelumnya.

(Gulardi,2005.).

Alasan terjadinya kenaikan persalinan dengan sectio caesarea

adalah pengurangan paritas, hal ini menyebabkan separuh wanita

hamil adalah multipara. Oleh karena itu peningkatan jumlah section

caesarea dapat diperkirakan pada beberapa keadaan yang lebih lazim

di jumpai pada wanita multipara, khususnya distosia dan kehamilan

dengan hipertensi. Wanita cenderung mempunyai anak pada usia yang

lebih tua. Peningkatan usia ibu hamil diatas 35 tahun meningkatkan

proses melahirkan dengan section caesarea.

The world health organization (WHO) memperkirakan bahwa

angka persalinan sectio caesarea sectio caesaria adalah sekitar 10%

sampai 15% dari semua persalinan di Negara–negara berkembag.

Badan kesehatan dunia menjelaskan target penurunan AKI antara


tahun 1990 sampai tahun 2015 adalah 5,5% pertahun. Salah satu cara

untuk mencegah AKI dalah dilakukannya tindakan Sectio Caesarea.

(Noprianto, 2012).

Berdasarkan hasil SDKI 2012 tercatat sudah mulai turun perlahan

bahwa angka kematian ibu melahirkan tercatat sebesar 102/100.000

kelahiran hidup. (Republika, 2013). Sementara targt yang akan di capai

sesuai kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs)

tahun 2015, angka kematian ibu menjadi 102/100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2015. (Depkes RI, 2009).

Hasil data dari Riskesdes (Riset kesehatan dasar) tahun 2013,

menunjukan kelahiran dengan sectio caesarea di Indonesia sebesar

9,8% dengan proporsi di Sulawesi tenggara (3,3%).

Setelah dilakukan survei pendahuluan di Rumah Sakit Umum

Daerah Abunawas kota kendari, di dapatkan ibu yang melahirkan

secara sectio caesarea pada tahun 2010 sebanyak 82 orang (22,19%)

dari 631 persalinan, pada tahun 2011 terjadi peningkatan sectio

caesarea sebanyak 93 orang (24,47%) dari 753 persalinan.

Sedangkan pada tahun 2012 terjadi peningkatan sectio caesarea

sebanyak 105 orang (31,10%) dari 908 persalinan (Rekam Medik

RSUD Abunawas,2012) Meskipun diketahui bahwa persalinan dengan

sectio caesarea adalah pilihan terakhir dalam melakukan persalinan

tetapi angka sectio caesarea masih cukup tinggi. Berdasarkan latar

belakang tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan


penelitian yang berjudul “Hubugan Umur Dan Paritas Ibu Bersalin

Dengan Sectio Caesarea Kota Kendari 2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan tersebut, maka

rumusan masalah penelitian ini yakni bagaimana Hubugan Umur Dan

Paritas Ibu Bersalin Dengan Sectio Caesarea Kota Kendari 2014?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubugan Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan

Sectio Caesarea Kota Kendari 2014.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Umur ibu bersalin dengan sectio caesarea di

RSUD Abunawas Kota Kendari 2014.

2. Untuk mengetahui paritas ibu bersalin dengan sectio caesarea di

RSUD Abunawas Kota Kendari 2014.

3. Untuk menganalisis hubungan umur dan paritas ibu bersalin

dengan sectio caesarea di RSUD Abunawas Kota Kendari 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

wawasan ilmu pengetahuan tentang hubugan umur dan paritas

ibu bersalin dengan sectio caesarea.


2. Bagi Institusi Pendidikan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data masukan,

tambahan referensi, informasi tentang hubugan umur dan paritas

ibu bersalin dengan sectio caesaea untuk proses penelitian lebih

lanjut bagi mahasiswa dalam pembuatan karya tulis ilmiah (KTI)

dan menambah referensi di perpustakaan.

3. Bagi instansi rumah sakit

Penelitian ini diharapkan dapat di gunakan sebagai informasi

mengenai Hubugan Umur Dan Paritas Ibu Bersalin Dengan Sectio

Caesarea Kota Kendari.

E. Keaslian penelitian

1. Salma Purong (2010), dengan judul Gambaran faktor resiko ibu

bersalin dengan sectio caesarea di Rumah Sakit Umum

Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini peelitian deskriptif

dengan study retrospektif, Hasil penelitian menggambarkan

bahwa faktor resiko Sectio caesarea dari segi umur mayorits

terdapat pada umur 20-30 tahun yakni sebanyak 57 orang atau

50%,dari segi paritas lebih banyak banyak di temukan pda

multipara dengan jumlah 54 orang atau 47,37%. Faktor indikasi

yang menyebabkan Sectio caesarea pada umumnya di

temukan pada kasus Ketuban Pecah Dini (KPD) sebanyak 19

orang atau 16,67% dari 10 kasus indikasi. Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh salma purong


yaitu waktu, lokasi penelitian, populasi dan sampel serta jenis

penelitian. Penelitian ini menggunakan penelitian deskripsi

kuantitatif, lokasi penelitian ini di RSUD Abunawas, waktu

pelaksanaan penelitian ini pada bulan Maret 2015 sampai

selesai, teknik penelitian sampel dalam penelitian ini adalah

total sampling.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Tinjauan umum tentang sectio caesarea

a. Pengertian

Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan insisi pada

abdomen dan uterus. (Joy,2009).

Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu

histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (Sarwono,2010).

Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding

rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di

atas 500gram. Dalam sectio caesarea ada tujuh lapisan yang di iris

pisau bedah, yaitu lapisan kulit, lapisan lemak, sarung otot, otot perut,

lapisan dalam perut, lapisan luar rahim, dan rahim. Setelah bayi di

keluarkan, lapisan itu kemudian di jahit lagi satu per satu, sehingga

jahitannya berlapis-lapis (Mochtar,2011).

b. Jenis jenis sectio caesarea

1) Abdomen (sectio caesarea abdominalis)

a. sectio caesarea transperitonealis.


b. sectio caesarea klasik atau corporal dengan insisi memanjang

pada korpus uteri.

c. sectio caesarea ismika atau profunda atau lowcervical dengan

insisi pada segmen bawah rahim.

d. sectio caesarea ekstraperitonealis, yaitu tanpa membuka

peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum

abdorminal.

2) Vagina (sectio caesarea vaginalis)

3) sectio caesarea histerektomi.

4) sectio caesarea postmortem

Menurut arah sayatan pada rahim sectio caesarea dapat di lakukan

sebagai berikut :

a. Sayatan memanjang (longitudinal) menurut kroning.

b. Sayatan melintang (Transversal) menurut kerr.

Berdasarkan saat dilakukan sectio caesarea dapat di bagi atas :

a. Sectio primer : direncanakan pada waktu antenatal care.

b. Sectio skunder : tidak di rencanakan terlebih dahulu sewaktu sulit.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu bersalin dengan Sectio

caesarea

1. Umur

Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung berdasarkan

usia pada saat ulang tahun yang terakhir. Masa reproduksi sehat

untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Faktor umur si


ibu mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Ibu

yang berumur dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun sangat

berisiko untuk persalinan patologis sebagai indikasi persalinan

sectio caesaria. Kehamilan ibu dengan usia dibawah 20 tahun

berpengaruh kepada kematangan fisik dan mental dalam

menghadapi persalinan. Rahim dan panggul ibu seringkali belum

tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya diragukan kesehatan

dan keselamatan janin dalam kandungan. Selain itu mental ibu

belum cukup dewasa sehingga sangat meragukan pada

ketrampilan perawatan diri ibu dan bayinya.

Bahaya yang dapat terjadi antara lain : bayi lahir belum cukup

bulan, perdarahan dapat terjadi sebelum bayi lahir ataupun setelah

bayi lahir. Kebutuhan pertolongan medik, bila terdapat kelainan

yaitu :

1) Janin tidak dapat lahir normal, biasa dengan tenaga ibu sendiri.

2) Persalinan membutuhkan tindakan kemungkinan operasi sectio

caesaria.

3) Bayi yang lahir kurang bulan membutuhkan perawatan khusus.

Sebaliknya usia ibu diatas 35 tahun atau lebih, dimana pada

usia tersebut terjadi perubahan pada jaringan alat – alat kandungan

dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu ada kecenderungan

didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu.

Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini adalah :


1) Tekanan darah tinggi dan pre-eklampsi.

2) Ketuban pecah dini yaitu ketuban pecah sebelum persalinan dimulai.

3) Persalinan tidak lancar atau macet.

4) Perdarahan setelah bayi lahir.

Kebutuhan pertolongan medik yang dilakukan adalah:

1) Perawatan kehamilan teraturagar dapat ditemukan penyakit / faktor

risiko lain secara dini dan mendapat pengobatan.

2) Pertolongan persalinan membutuhkan tindakan sectio caesaria.

(Rochjati, 2008)

Usia hamil yang ideal bagi seorang wanita adalah antara umur 20 –

35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima

kehamilan, mental juga sudah matang dan sudah mampu merawat

sendiri bayi dan dirinya (Draper, 2001). Menurut Susilawati (2008), ibu

yang melahikan untuk pertama kalinya berusia lebih dari 35 tahun

memiliki resiko melahirkan dengan Sectio caesarea karena pada usia

tersebut ibu memiliki penyakit beresiko seperti hipertensi, jantung,

diabetes melitus, dan preeklamsia.

2. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik

yang hidup maupun mati. Paritas digolongkan menjadi 3 bagian yaitu :

1) golongan primipara adalah ibu dengan paritas 1.

2) golongan multipara adalah ibu dengan paritas 2 – 4.


3) golongan grande multipara yaitu paritas lebih dari 4. (Wiknjosastro,

2005)

Paritas berpengaruh pada ketahanan uterus. Pada Grande

Multipara yaitu ibu dengan kehamilan / melahirkan 4 kali atau lebih

merupakan risiko persalinan patologis. Keadaan kesehatan yang

sering ditemukan pada ibu grande multipara adalah :

1) Kesehatan terganggu karena anemia dan kurang gizi.

2) Kekendoran pada dinding perut.

3) tampak ibu dengan perut menggantung.

4) Kekendoran dinding rahim. (Rochjati 2003).

Bahaya yang dapat terjadi pada kelompok ini adalah :

1) kelainan letak dan persalinan letak lintang.

2) Robekan rahim pada kelainan letak lintang.

3) Persalinan Lama.

4) Perdarahan pasca persalinan. (Rochjati, 2008)

Menurut Wiknjosastro 2007, paritas yang paling aman adalah

paritas 2 – 3. Paritas 1 dan paritas lebih dari 3 mempunyai angka

kematian maternal lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kematangan

dan penurunan fungsi organ – organ persalinan. Makin tinggi paritas

ibu, maka semakin kurang baik endometriumnya. Hal ini di akibatkan

oleh vaskularisasi yang berkurang ataupun perubahan atrofi pada

desidua akibat persalinan sebelumnya, sehingga dapat tejadi


komplikasi yang dapat membahayakan kondisi ibu dan janin. Dengan

demikian, persalinan akan di akhiri dengan Sectio caesarea.

C. Landasan teori

Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding

rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di

atas 500 gram. Dalam sectio caesarea ada tujuh lapisan yang di iris

pisau bedah, yaitu lapisan kulit, lapisan lemak, sarung otot, otot perut,

lapisan dalam perut, lapisan luar rahim, dan rahim. Setelah bayi di

keluarkan, lapisan itu kemudian di jahit lagi satu per satu, sehingga

jahitannya berlapis-lapis (Mochtar,2011).

Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung berdasarkan usia

pada saat ulang tahun yang terakhir. Masa reproduksi sehat untuk

kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Faktor umur si ibu

mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Ibu yang

berumur dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun sangat berisiko untuk

persalinan patologis sebagai indikasi persalinan sectio caesaria.

Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu baik

yang hidup maupun mati. paritas yang paling aman adalah paritas 2 –

3. Paritas 1 dan paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian

maternal lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kematangan dan

penurunan fungsi organ – organ persalinan. Makin tinggi paritas ibu,

maka semakin kurang baik endometriumnya. Hal ini di akibatkan oleh


vaskularisasi yang berkurang ataupun perubahan atrofi pada desidua

akibat persalinan sebelumnya, sehingga dapat tejadi komplikasi yang

dapat membahayakan kondisi ibu dan janin. Dengan demikian,

persalinan akan di akhiri dengan Sectio caesarea.


D. Kerangka Teori

Umur Berisiko : Paritas Berisiko :

1. <20 Tahun 1. Grande miltipara( Lebih


2. >30 Tahun dari 5kali atau lebih)

Sectio caesarea

Gambar 1. Mochtar, 2011


E. Kerangka Konsep

Bagan kerangka konsep

Umur

Sectio Caesarea

Paritas

Gambar 2. Kerangka konsep

Keterangan :

Variabel idependen : Umur dan Paritas

Variabel dependen : Sectio Caesarea.

F. Hipotesis Penelitian

Ha : ada hubungan Sectio caesarea dengan Umur.

Ho : tidak ada hubungan Sectio caesarea dengan Umur.

Ha : ada hubungan Sectio caesarea dengan Paritas.

Ho : tidak ada hubungan Sectio caesarea dengan Paritas.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan penelitian

1. Jenis penelitian

Penetian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan

menggunakan rancangan penelitian case control yang mempelajari

hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan

cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok control

berdasarkan ciri paparannya (Chandra Budiman, 2008).

Studi kasus control / case control study adalah salah satu studi

analitik yang digunakan untuk mengetahui faktor resiko atau

masalah kesehatan yang diduga memiliki hubungan erat dengan

penyakit yang terjadi dimasyarakat.


2. Rancangan penelitian

Ditelusuri restrospektif
Adakah faktor resiko ? Penelitian dilakukan
dari sini

Umur beresiko
Paritas beresiko
Kasus

(kelompok yang
Umur tidak bresiko mengalami Sectio
Paritas tidak beresiko
caesare )

Umur beresiko
Paritas beresiko
kontrol

(kelompok yang tidak


mengalami Sectio
Umur tidak bresiko caesare)
Paritas tidak beresiko

Gambar 3. Rancangan Penelitian Case Control


B.Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di ruang bersallin RSUD

Abunawas kota kendari.

2. Waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan maret tahun 2015 sampai

selesai.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian adalah ibu yang mengalami Sectio caesarea

diruang bersalin RSUD Abunawas kota kendari tahun 2014

berjumlah 236 ibu.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mengalami Sectio

caesarea, Total populasi.

Besar sampel di peroleh dengan menggunakan rumus sebagai

berikut (Sulistyaningsi, 2011) :

N
n= 2
1+ N (d )

keterangan :

n = Besar sampel

N = Ukuran Populasi

d = tingkat kepercayaan 10% (0,1)


N
n= 2
1+ N (d )

236
n=
1+ 236 ( 0,12 )

236
=
1+ 2.36 .

236
=
3.36

= 70

Jadi, sampel dalam penelitian ini adalah 70 ibu yang

mengalami sectio caesarea.

3. Teknik pengabilan sample

Purposive sampling adalah Teknik pengambilan sample yang di ambil

secara segaja dengan peneliti menentukan kriteria yang akan di teliti.

(Notoadmojo, 2012)

D. Pengumpulan Data

Data yang di gunakan adalah informasi yang tertera dalam rekam

medic pasien dengan Sectio caesarea yang di peroleh dari hasil seleksi

rekam medik pasien rawat inap ruang kebidanan RSUD Abunawas kota

kendari tahun 2014.

E. Definisi Operasional

1. Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di

atas 500 gram. (Mochtar,2011).

Kriteria objektif :

Kasus : Ibu yang di Sectio caesarea.

Kontrol : Ibu yang tidak di Sectio caesarea.

2. Umur adalah perhitungan ulang tahun ibu dengan kasus Sectio

caesarea yang dihitung sejak tahu lahir sampai ulang tahun terakhir

yang tertera dalam data rekam medik. Terlalu muda yaitu >20 tahun

dan terlalu tua <35 Tahun merupakan faktor risiko pada ibu hamil.

Sedangkan ibu hamil yang tidak beresiko umur 20-30 Tahun, (Azrul

Azwar 2008).

Kriteria Objektif :

Umur beresiko : <20 Tahun dan >35 Tahun.

Umur tidak berisiko : 20-30 Tahun

3. Paritas adalah jumlah persalinan yang di alami oleh ibu yang tertera

dalam data rekam medik. Paritas ibu hamil yang berisiko yaitu pada

Grande multipara atau ibu yang sudah 5kali atau lebih, Sedangakan

ibu dengan paritas primi para (1kali melahirkan) dan multi para (2-

4kali melahirkan) tidak berisiko, (Azrul Azwar, 2008)

Kriteria Objektif :

Paritas beresiko : Grande multipara : 5kali atau lebih.

Paritas tidak berisiko : Primi Para : 1kali dan Multi Para : 2-4kali.

F. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Collecting, yaitu mengumpulkan rekam medik ibu bersalin dengan

Sectio caesarea tahun 2014.

b. Editing, yaitu mengorksi variable penelitian sebelum di lakukan

kegiatan entri data sehingga bila ada kesalahan atau kekurangan

data dapat segera diklarifikasi.

c. Tabulating, yaitu menyajikan data dalam bentuk table distribusi

frekuensil dari variabel yang di teliti.

G. Pengolahan dan Analisa Data

1. Univariable

Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan diuraikan

dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus :

f
X= xK
n

Keterangan

f : Variabel yang diteliti

n : jumlah sampel peneliti

K : konstanta (100 %)

X : presentase hasil yang dicapai

2. Bivariable

Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent variable dan

dependent variable. Uji statistik yang digunakan adalah chi square.

Adapun rumus yang digunakan untuk chi-square adalah :


∑ 2
2 (O− E)
x=
E

Keterangan

∑ : jumalah

x2 :
statistik chi-square hitung

O : Nilai frekuensi yang diobservasi

E : Nilai frekuensi yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai