5
Pitt (Regina dkk, 2001), mengemukakan
4 faktor penyebab depresi postpartum sebagai berikut :
a. Faktor konstitusional.Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas adalah riwayat
obstetri pasien yangmeliputi riwayat hamil sampai bersalin serta apakah ada komplikasi dari
kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih banyak pada wanita primipara.
Wanita primipara lebihumum menderita blues karena setelah melahirkan wanita primipara
berada dalam prosesadaptasi, kalau dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika
ibu tidak paham perannya ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.
b. Faktor fisik.Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan mental
selama 2minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran
pertamamerupakan faktor penting. Perubahan hormon secara drastis setelah melahirkan dan
periodelaten selama dua hari diantara kelahiran dan munculnya gejala. Perubahan ini
sangat berpengaruh pada keseimbangan. Kadang progesteron naik dan estrogen yang menuru
n secaracepat setelah melahirkan merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.
c. Faktor psikologis.Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” pada akhir
kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian psikologis
individu. Klaus danKennel (Regina dkk, 2001), mengindikasikan pentingnya cinta dalam
menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai hubungan baik antara ibu dan anak.
d. Faktor sosial.Paykel (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa pemukiman yang tidak
memadai lebihsering menimbulkan depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya dukungan dalam
perkawinan.
1) biologis. Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat kadar
hormonseperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
dalammasa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat.
6
2)
Faktor pengalaman3)
Faktor pendidikan.4)
Faktor selama proses persalinan.5)
Faktor dukungan sosial.Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan
dan pascasalin, beban seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang.
3.
Gejala depresi postpartum
Depresi merupakan gangguan yang betul
–
betul dipertimbangkan sebagai psikopatologi
yang paling sering mendahului bunuh diri, sehingga tidak jarang berakhir dengan kematian.
Gejaladepresi seringkali timbul bersamaan dengan gejala kecemasan. Manifestasi dari kedua
gangguanini lebih lanjut sering timbul sebagai keluhan umum seperti : sukar tidur, merasa
bersalah,kelelahan, sukar konsentrasi, hingga pikiran mau bunuh diri.Menurut Vandenberg
(dalam Cunningham dkk, 1995), menyatakan bahwa keluhan dangejala depresi postpartum
tidak berbeda dengan yang terdapat pada kelainan depresi lainnya. Halyang terutama
mengkhawatirkan adalah pikiran
–
pikiran ingin bunuh diri, waham
–
waham paranoid dan ancaman kekerasan terhadap anak
–
anaknya.Hal senada juga diungkapkan oleh Ling dan Duff (2001), bahwa gejala depresi
postpartumyang dialami 60 % wanita hampir sama dengan gejala depresi pada umumnya.
Tetapidibandingkan dengan gangguan depresi yang umum, depresi postpartum
mempunyaikarakteristik yang spesifik antara lain :a.
Mimpi buruk. Biasanya terjadi sewaktu tidur REM. Karena mimpi
–
mimpi yangmenakutkan, individu itu sering terbangun sehingga dapat mengakibatkan
insomnia. b.
Insomnia. Biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya
sepertikecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia.c.
Phobia. Rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak
dapatdihilangkan atau ditekan oleh pasien, biarpun diketahuinya bahwa hal itu irasional
adanya.Ibu yang melahirkan dengan bedah Caesar sering merasakan kembali dan
mengingatkelahiran yang dijalaninya. Ibu yang menjalani bedah Caesar akan merasakan
emosi yang bermacam
–
macam. Keadaan ini dimulai dengan perasaan syok dan tidak percaya terhadapapa yang telah
terjadi. Wanita yang pernah mengalami bedah Caesar akan melahirkan
7
dengan bedah Caesar pula untuk kehamilan berikutnya. Hal ini bisa membuat rasa
takutterhadap peralatan peralatan operasi dan jarum (Duffet-Smith, 1995).d.
Kecemasan. Ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena
dirasakanakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar
tidak diketahuinya.e.
Meningkatnya sensitivitas. Periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian
diridan pembiasaan diri. Bayi harus diurus, ibu harus pulih kembali dari persalinan anak,
ibuharus belajar bagaimana merawat bayi, ibu perlu belajar merasa puas atau bahagia
terhadapdirinya sendiri sebagai seorang ibu. Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa
percayadiri dengan bayi yang lahir, atau waktu dan tuntutan yang ekstensif akan
meningkatkansensitivitas ibu (Santrock, 2002).Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa gejala
–
gejala depresi postpartumantara lain adalah trauma terhadap intervensi medis yang dialami,
kelelahan, perubahanmood, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, tidak mau berhubungan
dengan orang lain,tidak mencintai bayinya, ingin menyakiti bayi atau dirinya sendiri atau
keduanya.
4.
Penatalaksanaan Depresi Post partum
a.
Memberi dukungan kapada ibu, terutama keluarga terdekat. b.
Meyakinkan ibu bahwa ibu dalam keadaan baik-baik saja.c.
Istirahatd.
Membantu ibu merawat bayi.e.
Tidak membiarkan ibu menangis dan bersedih yang ber larut-larut.f.
Menghibur ibu.