Anda di halaman 1dari 14

Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No.

1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)


url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

Erni Samutri1, Widyawari2, Wenny Artanty Nisman2


1Universitas Alma Ata Yogyakarta
2Program Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran Keseharan Masyarakat dan Keperawatan,
Universitas Gadjah Mada
Correspondence author: Erni Samutri Telepon: 081288397167, E-mail: samutri7@gmail.com

DOI: https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1.445

Abstrak

Latar Belakang: Kehilangan perinatal terjadi karena kematian janin pada usia lebih dari 22 minggu
dan kematian bayi baru lahir hingga usia 28 hari kehidupan. Respon duka yang terjadi pada empat
hingga enam minggu setelah peristiwa kematian janin/bayi disebut acute grief (duka akut) dan
dianggap sebagai respon yang normal. Pada kehilangan perinatal, pengalaman acute grief yang tidak
dikelola dengan tepat akan meningkatkan kerentanan ibu untuk mengalami gangguan kelekatan pada
kehamilan berikutnya maupun gangguan psikologis.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman acute grief pada ibu dengan
kehilangan perinatal dan upaya yang dilakukan ibu untuk mengelola duka yang dialami.
Metode: Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu dengan pengalaman kehilangan perinatal yang
dipilih dengan teknik purposive sampling. Jumlah partisipan hingga tercapai saturasi data dalam
penelitian ini adalah 9 partisipan. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu a) ibu dengan pengalaman acute
grief karena kehilangan perinatal, b) lama kehilangan perinatal yaitu 7 minggu – 2 tahun. Analisa
data pada penelitian ini menggunakan modified Stevick-Colaizzi-Keen.
Hasil: Penelitian ini menghasilkan tiga temuan tema yaitu ibu mengalami berbagai perasaan duka
yang bercampur menjadi satu, ada kekosongan setelah kehilangan perinatal, dan pendekatan spiritual
sebagai strategi koping yang bermakna.
Kesimpulan: Kehilangan perinatal telah mengarahkan ibu pada pengalaman acute grief. Strategi
koping pendekatan spiritual menjadi strategi yang digunakan oleh semua ibu dan memberikan hasil
yang bermakna bagi kestabilan emosional ibu. Perlu adanya peran aktif dari tenaga kesehatan dalam
memberikan dukungan psikologis dan atau konseling kepada ibu untuk membangun strategi koping
yang adaptif dan meningkatkan outcome kesehatannya.

Kata Kunci: kehilangan perinatal, acute grief, koping, pendekatan spiritual.

132
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

Acute Grief: Grieving Experiences when a Mother Perinatal Loses

Abstract

Background: Perinatal loss occurs due to the death of a fetus at the age over 22 weeks and the death
of newborn babies up to 28 days of life. Acute grief defined as response of grief that occurs at four to
six weeks immediately after the events of fetus/ baby death and is considered as a normal response.
Acute grief experience which is not managed properly will increase the vulnerability of women to
experience attachment disorder on subsequent pregnancies as well as psychological disorder.
Objective: This study aims to explore the experience of acute grief on mothers with perinatal loss and
their efforts to manage the grief responses.
Methods: Mothers with perinatal loss as a participant were selected using purposive sampling
technique. Data saturation in this research was reached in the ninth participant. Inclusion criteria
for the study is a) mother with acute grief experience due of perinatal loss, b) the length of perinatal
loss was 7 weeks-2 years. Data were analyzed using the modified Stevick-Colaizzi-Keen method.
Results: Three themes which emerge in this study are mother experiences various feelings of grief
that mixed into one, emptiness after perinatal loss, and spiritual approach is a meaningful coping
strategy.
Conclusion: Perinatal loss has brought the mother to experience acute grief. Spiritual approaches
used by all mothers and provide meaningful results for their emotional stability. An active role of
health care provider in providing psychological support and counseling is strongly needed to build
adaptive koping strategies and improve mother health outcome after perinatal loss.

Keyword: perinatal loss, acute grief, coping, spiritual approach.

133
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

Pendahuluan timbul seperti gangguan fisik, emosional,

Kematian perinatal didefinisikan psikologis, maupun spiritual (Puia et al., 2013),

sebagai kombinasi kematian janin (stillbirth) akan saling berinteraksi dan memunculkan

pada usia minimal 20 minggu hingga kematian respon berduka (Gould, 2010). Duka terhadap

neonates maksimal pada usia 28 hari di awal peristiwa kehilangan yang bermakna akan

kehidupan (Zacharias, 2017). Data WHO membawa individu pada lima jenis respon yang

menunjukkan bahwa pada tahun 2009 angka seragam pada berbagai jenis kehilangan,

bayi lahir mati (stillbirth) telah mencapai 2,6 meliputi 1) distress somatic; 2) fokus/ asyik

juta dan diikuti angka kematian neonatal yaitu terhadap gambaran orang yang telah

sebanyak 2,8 juta. Pada negara berkembang meninggal; 3) rasa bersalah; 4) reaksi

seperti Amerika Serikat, angka kematian memusuhi; dan 5) hilangnya pola aktivitas dan

perinatal juga tidak menunjukkan perubahan interaksi. Berbagai respon duka ini dikatakan

signifikan dari tahun 2014 hingga 2016 yaitu 6 normal jika dialami selama empat hingga enam

kematian perinatal setiap 1.000 kelahiran minggu setelah peristiwa kematian janin/ bayi,

(CDC, 2018). Sementara itu, di Negara yang dikenal dengan acute grief (duka akut)

berkembang seperti Indonesia, angka kematian (Lindemann, 1944). Penelitian Lindemann

perinatal masih cukup tinggi yaitu 26 kematian (1944) pada partisipan dengan berbagai jenis

perinatal per 1.000 kelahiran hidup berdasarkan kehilangan seperti kematian anggota keluarga

SurveI Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) karena sakit; korban bencana; dan anggota

tahun 2012. keluarga tentara yang ditinggal ke medan

Angka kematian perinatal yang tinggi, perang, menunjukkan bahwa penggunaan

selain menyebabkan penurunan populasi anak manajemen duka yang tepat akan

yang akan menjadi generasi penerus, juga menghindarkan individu dari respon duka yang

berdampak pada orang terdekat yang memanjang (prolonged grief), complicated

ditinggalkan terutama ibu. Dampak yang grief, atau duka patologis yang lain.

134
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

Identifikasi pengalaman duka pada Bahan dan Metode

berbagai bentuk kehilangan perlu dilakukan Partisipan dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui kecenderungan respon duka ibu dengan pengalaman kehilangan perinatal di

yang dialami. Pada kehilangan perinatal, Wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron dan

adanya complicated grief akan meningkatkan Puskesmas Pleret, DIY. Partisipan dipilih

kerentanan ibu untuk mengalami gangguan menggunakan teknik purposive sampling

kelekatan pada kehamilan berikutnya sesuai dengan kriteria inklusi penelitian.

(O’Leary, 2004), replacement child syndrome, Kriteria inklusi penelitian ini yaitu a) ibu

post-traumatic stress disorder (Ünstündag- dengan pengalaman duka akut (acute grief)

Budak, 2015), dan gangguan psikologis karena kehilangan perinatal, b) lama

lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan kehilangan perinatal meliputi 7 minggu – 2

eksplorasi mendalam mengenai pengalaman tahun. Durasi waktu ini dipilih dengan asumsi

duka pada ibu dengan kehilangan perinatal dan bahwa respon acute grief akan berakhir 4-6

upayanya untuk meringankan pengalaman duka minggu (Lindemann, 1944) setelah peristiwa

tersebut. Pemahaman tentang pengalaman duka kehilangan perinatal dan pada minggu ke 7 ibu

ibu dan upayanya untuk bangkit dari duka, akan telah siap untuk dilakukan eksplorasi

membantu tenaga kesehatan dalam mendalam. Kriteria eksklusi dalam penelitian

meminimalkan terjadinya pengalaman duka ini adalah a) ibu yang menolak untuk menjadi

patologis dan mencapai outcome kehamilan partisipan, b) ibu yang mengalami duka

berikutnya yang lebih baik. Penelitian ini patologis yang ditunjukkan dari rekam medis

bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman ibu di puskesmas dan tidak memungkinkan

duka akut (acute grief) pada ibu dengan untuk dilakukan wawancara. Jumlah partisipan

kehilangan perinatal dan menggali upaya yang hingga tercapai saturasi data dalam penelitian

telah dilakukan ibu untuk mengelola duka yang ini adalah 9 partisipan yang ditandai dengan

dialaminya.

135
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

tidak diperolehnya kode baru pada wawancara Analisa data pada penelitian ini

partisipan ke 9. dilakukan dengan metode yang dikemukakan

Proses pengumpulan data dilakukan oleh Moustakes (1994) yaitu modified Stevick-

oleh peneliti pada bulan Januari hingga Colaizzi-Keen. Metode ini meliputi 6 langkah

Februari 2018 dengan metode wawancara semi- analisa data yang sirkuler dengan proses

terstruktur menggunakan pedoman wawancara pengumpulan data, yang meliputi 1) bracketing

dan catatan lapangan. Pedoman wawancara dengan menulis jurnal reflektif; 2)

pada topik penelitian ini meliputi 3 pertanyaan mengidentifikasi pernyataan penting dari

inti, yaitu “Bagaimana peristiwa kehilangan transkrip hasil wawancara; 3)

janin/ bayi yang pernah ibu alami?”; mengelompokkan pernyataan penting ke dalam

“Bagaimana perasaan ibu saat mengetahui kode, kategori, dan tema sementara; 4)

janin/ bayi ibu telah meninggal?”; dan melakukan member checking; 5) mengulang

“Tindakan apa saja yang ibu lakukan untuk proses pengumpulan data dan analisa data pada

meringankan perasaan yang ibu rasakan?”. langkah 1-4 hingga tercapai saturasi; 6) menulis

Selama proses wawancara, pertanyaan- deskripsi hasil akhir penelitian kedalam

pertanyaan probing diberikan sesuai alur laporan.

jawaban partisipan. Setiap partisipan dilakukan Penelitian ini telah mendapatkan izin kelayakan

dua kali wawancara, dimana wawancara etik dari komite etik Fakultas Kedokteran UGM

pertama dilakukan untuk mengeksplorasi dengan nomor KE/FK/1244/EC/2017 dan

pengalaman acute grief dan wawancara kedua memperhatikan prinsip etik utama dalam

untuk member checking dan triangulasi sumber. penelitian kualitatif (Richards & Schwartz,

Wawancara kedua dilakukan setelah analisa 2002) yaitu anonymity, confidenciality, dan

hasil wawancara pertama selesai yaitu pada informed consent.

rentang 3-8 hari.

136
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

Hasil seterusnya dan identifikasi partisipan

Karakteristik partisipan triangulasi dengan S5 untuk kode suami P5, I9

Identifikasi partisipan penelitian ini untuk kode ibu P9. Karakteristik lengkap

menggunakan angka dan kode. Identifikasi partisipan ditunjukkan pada table 1.

partisipan utama dengan kode P1, P2, P3 dan


Tabel 1. Karakteristik Partisipan Penelitian
Usia janin Lama
Usia Penyebab kematian
Kode Pendidikan Agama /bayi saat Jumlah anak kehilangan
(tahun) perinatal
meninggal perinatal
P1 31 SMA Islam 6 jam 1 anak & sedang hamil 8 bulan Asfiksia
P2 40 SD Islam 3 hari 1 anak 7 bulan Berat Badan Lahir Rendah
P3 23 SMA Islam 3 hari Belum ada anak 8 bulan Death on Arrival
P4 27 SMK Islam IUFD 1 anak 22 bulan IUFD
P5 43 SMEA Islam 3 hari 2 anak 2 bulan Penyakit Jantung Bawaan
P6 39 SD Islam 6 jam 2 anak 19 bulan Aspirasi mekoneum
P7 32 SMP Islam 3 hari Belum ada anak 4 bulan Prematur
P8 27 S1 Hindu 12 hari 1 anak 24 bulan Penyakit jantung Bawaan
P9 30 SMA Islam IUFD 1 anak 26 bulan Ibu dengan eklamsia

Hasil analisis tema berduka yang dapat muncul dalam satu

Penelitian ini menghasilkan tiga waktu. Ibu mengungkapkan adanya respon

temuan tema yang menggambarkan fisik seperti menangis; kesulitan tidur,

pengalaman acute grief pada ibu dengan berbagai respon psikologis seperti sedih;

kehilangan perinatal, meliputi ibu mengalami marah; rasa bersalah; menyesal; campur

berbagai perasaan duka yang bercampur aduk, dan berbagai respon sosial seperti

menjadi satu; ada kekosongan setelah menghindar dan takut terhadap respon

kehilangan perinatal; pendekatan spiritual lingkungan sekitar.

sebagai strategi koping yang bermakna. Pengalaman respon fisik seperti

1. Ibu mengalami berbagai perasaan duka menangis diungkapkan oleh sebagian

yang bercampur menjadi satu besar ibu, baik saat ibu mengetahui

Peristiwa kehilangan perinatal telah kematian bayinya maupun saat dilakukan

membawa ibu pada kumpulan respon

137
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

proses wawancara. Seorang ibu Rasa bersalah sebagai respon psikologis

mengungkapkan: juga diungkapkan oleh sebagian besar ibu.

“...Aku di rumah sakit aja ngosek- Ibu mengingat- ingat kembali kesalahan apa

ngosek (nangis gulung-gulung) kok yang telah dilakukan sehingga

mbak, gak terima.” (P3, 8 bulan menyebabkan kematian janin/ bayi. Rasa

setelah kehilangan perinatal). bersalah ini juga diperberat dengan

Respon emosional yang muncul pada ungkapan dari lingkungan sosial ibu yang

partisipan beragam dan bercampur menyalahkan sikap ibu selama masa

menjadi satu sehingga membuat sebagian kehamilan. Seorang ibu mengungkapkan:

ibu mengungkapkan perasaan campur “...Yaudah, udah jatuh ditimpa

aduk. Beberapa ibu mengungkapkan: tangga pula, ngenes saya. Nangis

“...campur aduk, ya nangis lah mbak. saya, udah berasa semua kaya salah

Kehilangan anak gitu, apa ya, rasa saya. Dibilang sama sodara, “siapa

sakitnya aja belum hilang. Terus yang suruh kamu nggak minum obat”, na

lainnya juga, yang melahirkan disitu kalau bayi menolak mbak. Terus pas

bayinya ada. Terus saya disitu dedek meninggal itu, ada yang bilang

sendiri.” (P1, 8 bulan kehilangan gini “itu kamu gara-gara minum obat

perinatal). nggak mau. Rasain”.” (P8, 24 bulan

“... Sedihhh gitu lho mbak. Kok kaya setelah kehilangan perinatal)

nggak, gimana ya, jengkelnya tu Respon sosial ditunjukkan ibu saat

jengkel tapi kok, baru mau dikasih berinteraksi dengan orang sekitar. Ibu

kok, diambil lagi. Mau marah, tapi menujukkan sikap menarik diri dari

sama siapa gitu.” (P7, 4 bulan setelah lingkunganya dengan tidak bersedia

kehilangan perinatal). mengikuti acara rutinitas masyarakat yang

biasanya diikuti. Ibu mengungkapkan

138
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

perasaan takut terhadap hal yang mungkin “...Kosongnya itu ya itu mbak, udah

akan diungkapkan lingkungannya. Seorang diaper-arepin lama to mbak. Terasa

ibu yang hingga saat ini belum hamil dan nihil gitu. Pas udah hamil, seneng

belum memiliki anak lagi mengungkapkan: banget kan mbak, wah, tinggal

“...Pernah mikir, ”orang diluar nunggu. Iya, udah bayangin beneran

ngomongin aku apa ya?”. Rasanya mbak itu, aku udah bayangin, udah

ya sedih. Tapi kalau saya itu, ada. Yakin besok punya anak beneran.

perasaan saya aja. Pas ngerasa gitu, Kan gitu mbak. Tapi pas nyampe

rasanya kaya mau marah, tapi kan anunya, nggak mau dimomong. ” (P7,

nggak ada kenyataannya gitu lho. 4 bulan setelah kehilangan perinatal)

Hanya perasaan saja gitu lho. Cuma Perasaan kekosongan juga diungkapkan

ketakutan sendiri..” (P7, 4 bulan oleh seorang ibu yang sebelumnya sudah

setelah kehilangan perinatal). berinteraksi dan merawat bayinya selama 3

2. Perasaan hampa setelah kehilangan hari. Ibu mengungkapkan:

perinatal “...Di sini mbak (menunjuk dada)

Perasaan hampa dirasakan ibu udah kosong-song gak ada. Ya

karena ketidakadaan bayi yang seharusnya pikirannya kosong tu kadang gini lho

menemani ibu setelah menjalani mbak, mikirnya sampai kebangetan,

persalinan. Ibu yang sebelumnya yakin dulu aku sampai dimintain doa, ya

akan memiliki bayi yang telah bertahun- intinya biar nggak kebablasan” (P3, 8

tahun diharapkan, kemudian berubah bulan kehilangan perinatal).

menjadi kesedihan dan kehampaan. 3. Pendekatan spiritual sebagai strategi

Seorang ibu yang telah menunggu koping yang bermakna

kehadiran bayinya selama 6 tahun Ibu mengupayakan berbagai

mengungkapkan: strategi untuk mengelola perasaan

139
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

dukanya. Strategi yang diupayakan oleh Ibu yakin akan dipertemukan dengan janin/

ibu meliputi menyibukkan diri dengan bayinya yang telah meninggal pada masa

aktivitas, fokus pada perawatan anak yang yang akan datang. Seorang ibu

lain, berbagi cerita dengan orang lain. mengatakan:

Namun, satu strategi koping yang “...itu (kematian bayi P7) kan

diungkapkan oleh semua ibu yaitu pelajaran hidup yang paling berharga

pendekatan spiritual, telah mengarahkan kan, pokoknya ikhlas, sabar, mungkin

ibu untuk mengembangkan pikiran positif ini cobaan to. Katanya kalau Gusti

dan menjadi lebih tenang. Ibu Alloh ngasih cobaan itu, sayang sama

mengungkapkan: umatnya, kaya gitu. Terus bisa mbawa

“... Iya, sholat sama berdoa itu yang orang tuanya nanti, kan kaya gitu.”

terpenting. Ya saya masih syukur, (P7, 4 bulan setelah kehilangan

soalnya tetangga desa itu juga ada, perinatal)

itu anaknya usia kandungan 8 bulan Selain strategi yang dibangun oleh ibu

itu meninggalnya di dalam perut, sendiri, ibu juga memperoleh dukungan

terus keluarnya harus pakai operasi. dari berbagai sumber. Dukungan dari ibu

Kalau saya kan normal, jadinya kan partisipan untuk mengekspresikan

sembuhnya itu cepet. Kalau lihat, kesedihannya dengan menangis dan

pokoknya saya menghiburnya ya liat memotivasinya untuk bangkit, membuat

yang udah-udah itu ada temen saya ibu merasa lebih tenang. Namun disisi lain,

yang seperti saya, kehilangan anak, ungkapan suami yang juga bertujuan untuk

dia juga tegar, kenapa saya nggak menenangkan, kadang justru menjadi

bisa, kn cuma gitu aja.” (P1, 8 bulan beban pikiran ibu. Salah satu partisipan

setelah kehilangan perinatal). triangulasi yaitu suami memperkuat

pernyataan ibu. Suami mengatakan:

140
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

“ ...Nek saya juga gitu, ”kamu tu Untuk melakukan rutinitasnya, ibu harus

ngapain, kok diinget-inget terus, berusaha keras dan merasakan bahwa rutinitas

sudahlah doa saja, malah nggak tersebut sebagai tugas baru yang asing bagi ibu

papa, gak usah diinget-inget terus”, (Lindemann, 1994). Gejala psikologis yang

gitu aja.Udah saya nasehatin ditunjukkan dengan rasa sedih; mudah marah;

banyak. Tapi ya ibunya sendiri masih rasa bersalah; dan bayangan akan kehadiran

kaya gitu aja, masih inget.” (S5, 50 bayi yang telah meninggal (Lindeman, 1944;

tahun). Gupta, et al., 2017; Burden et al., 2016), telah

Pembahasan membuat ibu merasa jauh dari orang lain,

Pengalaman kehilangan perinatal telah bahkan dari anggota keluarganya. Hal ini

membawa orang tua terutama ibu pada membuat ibu menghidari lingkungannya untuk

pengalaman duka yang mendalam. Pada beberapa waktu hingga ibu siap untuk

penelitian ini ibu merasakan berbagai respon membina hubungan kembali (Frøen et al.,

berduka yaitu menangis, kesulitan tidur, sedih, 2011).

marah, bersalah, menyesal, campur aduk, serta Sikap takut terhadap respon

menghindar dan takut terhadap respon lingkungan sekitar juga diungkapkan oleh

lingkungan sekitar. Temuan ini sejalan dengan Kavanaugh (2004) dalam penelitiannya yang

konsep acute grief (duka akut) yang menemukan bahwa ibu merasa orang- orang

dikemukakan oleh Lindemann (1944) bahwa disekitarnya telah mengabaikannya dan takut

acute grief merupakan sindrom dengan gejala berinteraksi dengan ibu. Hal ini karena orang

somatik dan psikologis. Gejala somatik seperti disekitar ibu tidak mengetahui apa yang harus

menangis, tidak berdaya, nafas pendek, merasa dilakukan untuk membantu ibu yang

tercekik, dan nyeri abdomen akan mengalami kehilangan perinatal. Pengalaman

mengganggu aktivitas yang umumnya inilah yang membuat ibu merasa sendiri dan

merupakan rutinitas ibu yang bisanya dijalani. merasa diabaikan (Kavanaugh, 2004).

141
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

Perasaan hampa juga menjadi pengalaman emosionalnya. Partisipan dalam penelitian ini

yang dirasakan ibu setelah kehilangan janin/ menunjukkan bahwa pendekatan spiritual

bayinya. Kehadiran bayi yang telah lama menjadi strategi koping yang mampu

diharapkan dalam keluarga dan harapan menenangkan ibu. Partisipan penelitian ini

menjadi seorang ibu telah hilang ketika bayi terdiri dari 8 ibu dengan agama Islam dan 1 ibu

dinyatakan meninggal. Hasil ini sejalan dengan agama Hindu. Namun, pada

dengan temuan dalam penelitian Sutan & kesembilan ibu merasakan bahwa upaya

Miskam (2012) dimana ibu telah merasakan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta telah

kehilangan harapannya, kehilangan kedekatan, membuatnya merasakan ketenangan dan

dan kehilangan hidup. Perasaan kosong dan keyakinan bahwa janin/ bayinya telah

duka yang memanjang dapat terjadi sebagai menunggu ibu dan akan dipertemukan di masa

akibat kurangnya dukungan sosial yang yang akan datang. Temuan yang serupa juga

diperoleh ibu, sehingga membuat ibu merasa diungkapkan dalam penelitian Sutan &

sendiri (Badenhorst, 2007). Upaya pelayanan Miskam (2012) bahwa ibu dengan kehilangan

maternal segera setelah peristiwa kehilangan bayinya berusaha mempelajari hal-hal yang

dengan menyediakan lingkungan perawatan terkandung dalam kitab suci (Al Quran) untuk

yang sensitif dan penuh empati merupakan mencari makna kehilangan yang dialami. Ibu

strategi yang tepat untuk membantu orang tua memahami bahwa hendaknya individu dapat

dengan kehilangan perinatal. Dukungan menerima takdir Tuhan dan berfikir positif saat

psikologis maupun konseling diyakini dapat menghadapi situasi yang menekan (Sutan &

meningkatkan outcome orang tua dan keluarga Miskam , 2012). Pada penelitian Arnold &

yang mengalami duka (Koopmans et al., Gemma (2008) pada sebagian partisipan yang

2013). beragama Protestan juga mendeskripsikan

Strategi pengelolaan acute grief yang bahwa bayinya telah bahagia di surga dan

tepat akan membantu ibu mencapai kestabilan menunggu orang tuanya untuk bisa bersatu

142
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

kembali. Temuan tersebut juga diungkapkan orang lain dan memperoleh dukungan

dalam review yang dilakukan oleh psikologis dari keluarga terdekat. Kemudian

Allahdadian & Irajpour (2015). mindfulness ditunjukkan dengan mendekatkan

Selain itu, kesempatan untuk berbagi diri kepada Sang Pencipta sehingga mampu

pengalaman dengan orang lain yang juga memaknai pengalaman kehilangannya secara

mengalami kehilangan, telah membantu ibu positif. Namun, mayoritas ibu belum mampu

memahami pola duka yang dialami dan menunjukkan self-kindness karena ibu masih

membantunya berfikir positif tentang memiliki rasa bersalah atas kematian bayinya.

kehidupannya. Review yang lakukan oleh Oleh karena itu, perlu adanya peran aktif dari

Koopmans et al (2013) menunjukkan bahwa tenaga kesehatan dalam memberikan

dukungan dari lingkungan sosial ibu secara dukungan psikologis dan atau konseling

signifikan dapat meningkatkan outcome ibu kepada ibu untuk membangun strategi koping

dengan kehilangan perinatal. Dukungan sosial yang adaptif dan membantu mengembalikan

terutama dari anggota keluarga dapat kestabilan emosionalnya kembali (Koopmans

menurunkan tingkat kecemasan dan depresi et al., 2013).

pada ibu. Pemberian dukungan sosial dan Kelemahan

psikologis yang tepat telah menjadi bagian dari Semua partisipan dalam penelitian ini

strategi pengelolaan duka self- compassion memiliki latar belakang budaya Jawa,

(Neff, 2009). sehingga eksplorasi pengalaman acute grief

Self-compassion memiliki tiga pada berbagai budaya di Indonesia belum

komponen yaitu self-kindness, common dapat diidentifikasi. Padahal, budaya yang

humanity, dan mindfulness. Strategi self- dianut individu akan mempengaruhi

compassion yang ditunjukkan partisipan responnya terhadap kehilangan perinatal.

dalam penelitian ini yaitu common humanity Selain itu, penelitian ini hanya menggali

dengan berbagi cerita tentang dukanya dengan pengalaman acute grief pada ibu dari janin/

143
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

bayi yang meninggal dan ayah hanya ketidakhadiran janin/ bayi yang telah

digunakan sebagai partisipan triangulasi. dikandungnya. Berbagai strategi koping telah

Sedangkan pada beberapa penelitian terdahulu diupayakan ibu untuk meringan duka yang

(Koopmans et al., 2013; Burden et al., 2016) dialaminya. Strategi koping pendekatan

menunjukkan bahwa seorang ayah dari janin/ spiritual menjadi strategi yang digunakan oleh

bayi yang meninggal juga menampilkan semua ibu dan memberikan hasil yang

respon duka, namun dengan cara yang bermakna bagi kestabilan emosional ibu.

berbeda. Oleh karena itu, identifikasi lebih Sehingga, penting bagi tenaga kesehatan

lanjut tentang respon duka pada kedua orang terutama di lingkungan puskesmas untuk

tua yang mengalami kehilangan perinatal pada memahami proses duka pada orang tua dengan

berbagai latar belakang budaya perlu kehilangan dan mengedukasikan berbagai

dilakukan. Upaya ini mungkin dapat strategi koping adaptif untuk meringankan

membantu menentukan intervensi terbaik duka pada orang tua dengan kehilangan

untuk orang tua dengan kehilangan perinatal perinatal.

dan meningkatkan outcome dari keluarga yang Ucapan Terima Kasih

mengalami kehilangan ini. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada

Kesimpulan Puskesmas Mantrijeron dan Puskesmas Pleret

Kehilangan perinatal telah DIY dan seluruh ibu yang berpartisipasi dalam

mengarahkan ibu pada kumpulan respon duka. penelitian ini.

Acute grief muncul segera setelah peristiwa


Daftar Pustaka
kehilangan perinatal yang dialami ibu dan
Arnold, J & Gemma, P.B. 2008. Continuing
membuat ibu merasakan respon duka yang Process of Parental Grief. Death Studies,
32(7): 658-673, doi:
bercampur menjadi satu. Selain respon fisik, 10.1080/07481180802215718

psikologis, dan sosial, ibu juga merasakan Badenhorst W, Hughes P. 2007. Psychological
aspects of perinatal loss. Best Practice
kehampaan dalam perasaannya karena and Research. Clinical Obstetrics and
Gynaecology, 21(2):249–59.

144
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Acute Grief: Pengalaman Duka saat Ibu Kehilangan Perinatal

Burden C, Bradley S, Storey C, Ellis A, Lindemann E. 1944. Symptomatology and


Heazell AEP, Downe S, Cacciatore J, & Management of Acute Grief. American
Siassakos D. 2016. From grief, guilt pain Journal of Psychiatry,101: 141-148.
and stigma to hope and pride-a
systematic review and meta-analysis of Maryam Allahdadian M, Irajpour A. 2015.
mixed-method research of the The role of religious beliefs in pregnancy
psychosocial impact of stillbirth. BMC loss. J Educ Health Promot.; 4: 99..
Pregnancy and Childbirth,16:9. doi: 10.4103/2277-9531.171813

Central of Disease Control and Prevention Neff KD. 2009. The Role of Self-Compassion
(CDC). 2018. Lack of Change in in Development: A Healthier Way to
Perinatal Mortality in the United States, Relate to Oneself. Hum Dev. 52(4): 211–
2014–2016. Retrieved January 20, 2019 214. doi: 10.1159/000215071.
from
https://www.cdc.gov/nchs/products/data O’Leary J. 2004. Grief and its impact on
briefs/db316.htm. prenatal attachment in the subsequent
pregnancy. Archives Women’s Mental
Frøen JF, Cacciatore J, McClure EM, Kuti O, HealtH, 7:7-18.
Jokhio AH, Islam M, et al. 2011.
Stillbirths: why they matter. Lancet Puia DM, Lewis L, & Beck CT. 2013.
2011;377:1353–66. Experiences of Obstetric Nurses Who
Are Present for a Perinatal Loss.
Gould D. 2010. Transforming your life after JOGNN, 42:321-331
the death of a child. Diakese dari
https://www.fodsupport.org/documents/ SDKI. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan
TransformingyourlifeaftertheDeathofaC Indonesia 2012. BKKBN, BPS,
hild.pdf. Retrieved September 4, 2017. Kemenkes RI.

Gupta P, Agasthiya AS, Nageshwer V. 2017. Ünstündag-Budak AM. 2015. The


Grief, guilt and emptiness: emotional replacement child syndrome following
experiences of bereaved mothers after stillbirth: a reconsideration. Dans
perinatal loss. Indian Journal of Enfance 2015/3 (N° 3), pages 351 à 364
Obstetrics and Gynecology Research,
4(3):254-261. doi: 10.18231/2394- WHO. 2019. Maternal and perinatal health.
2754.2017.0057 Retrieved January 20, 2019 from
https://www.who.int/maternal_child_ad
Kavanaugh K, Trier D, & Korzec. 2004. Social olescent/topics/maternal/maternal_perin
Support Following Perinatal Loss. atal/en/
Journal of Family Nursing, 10(1): 70-92.
Zacharias, N. 2017. Perinatal Mortality.
Koopmans L, Wilson T, Cacciatore J, Flenady UpToDate. Retrieved July 29, 2017 from
V. 2013. Support for mothers, fathers and https://www.uptodate.com
families after perinatal death. Cochrane /contents/perinatal-mortality
Database of Systematic Reviews, Issue 6.
Art. No.: CD000452. .
DOI:10.1002/14651858.CD000452.pub
3.

145

Anda mungkin juga menyukai