Anda di halaman 1dari 2

Laporan Kasus

Fibrous displasia Maksilofasial

Christin Rony Nayoan *, Dwi Antono **, Rully Satriawan ***


Departemen IK. THT-KL FK UNTAD / SMF K THT-KL RSUD UNDATA Palu *
Departemen IK THT-KL FK UNDIP / SMFK THT-KL RSUP Dr. Karyadi Semarang **
SMFK THT-KL RSU A Yani Metro Lampung ***

ABSTRAK
Latar belakang : Fibrous displasia (FD) merupakan salah satu kelainan tulang
yang jarang terjadi dan bersifat jinak, dimana tulang normal dan sumsum tulang
digantikan oleh jaringan ikat fibrous bercampur dengan trabekula tulang yang tidak
beraturan. FD pada daerah maksilofasial dapat menyebabkan deformitas, wajah
asimetris, kurang pendengaran, hidung tersumbat, nyeri, parestesia, maloklusi gigi
dan yang paling berat dapat menyebabkan kebutaan. Tujuan : Memaparkan tentang
Fibrous displasia maksilofasial dan penatalaksanaannya. Kasus : Seorang wanita
fibrous displasia maksilofasial poliostotik tipe progresif yang menjalani maksilektomi
partial infrastruktur dan contouring massa. Kesimpulan : Fibrous displasia di daerah
maksilofasial merupakan kasus yang jarang dan membutuhkan penatalaksanaan
berupa pemeriksaan yang lengkap dan terapi dengan operasi.

Kata kunci : Fibrous displasia, maksilofasial, maksilektomi, kelainan tulang


Case Report

Maxillofacial Fibrous Dysplasia


Christin Rony Nayoan *, Dwi Antono **, Rully Satriawan ***
ENT – HNS Department , Medical Faculty, Tadulako University / Undata General Hospital *
ENT – HNS Department , Medical Faculty, Diponegoro University / Dr. Karyadi General Hospital **
ENT – HNS Department , A Yani General Hospital , Metro Lampung ***

ABSTRACT
Background: Fibrous dysplasia (FD) is a rare and benign bone disorder, where
normal bone and bone marrow are replaced by fibrous connective tissue mixed with
irregular bone trabeculae. FD in the maxillofacial area can cause deformity,
asymmetrical face, lack of hearing, nasal congestion, pain, paresthesia, and dental
malocclusion. The most severe case can cause blindness. Objective: To describe the
maxillofacial fibrous dysplasia and its management. Case : A progressive type
polyostotic maxillofacial fibrous displasia in woman. The patient went to partial
infrastructure maxillectomy and mass contouring. Conclusion: Fibrous dysplasia in
the maxillofacial area is a rare case and requires complete examination and surgery.

Keywords: Fibrous dysplasia, maxillofacial, maxillectomy, bone disorder.

Anda mungkin juga menyukai