Enzim Tiwi, Ijah, Wahda, Yanti, Felsya
Enzim Tiwi, Ijah, Wahda, Yanti, Felsya
ENZIM
OLEH :
FARMASI B/2018
NUR WAHDANIA S
NURHADINDA DZULHIJJAH
RISKA PRATIWI
SARTIKA DAMAYANTI
WIWI FELSYA
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai
ANTIBIOTIK.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selaman
mengerjakan maklah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang...............................................................................
B. Rumusan masalah..........................................................................
C. Tujuan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Enzim atau fermen (dalam bahasa yunani, en = di dalam dan zyme = ragi) adalah
senyawa organik yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel, dan berperan sebagai
biokatalisator dalam reaksi kimia. Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan
organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang
berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein.
Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis
oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme
sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu.
Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai
substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda,
disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang
disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung
dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon
sebagai promoter.
Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata banyak enzim mempunyai gugus
bukan protein (kofaktor), jadi termasuk golongan protein majemuk. Enzim semacam ini
(holoenzim) terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan protein (kofaktor).
Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein, dan merupakan bagian yang
paling utama dari enzim. Kofaktor ada yang terikat kuat pada protein (protestik), ada pula
yang tidak begitu kuat ikatannya (koenzim). Sebagai contoh enzim katalase terdiri atas
protein dan ferriprotorfirin. Ada juga enzim yang terdiri dari protein dan logam, misalnya
askorbat oksidase adalah protein yang mengikat tembaga.
2.2 Tata Nama dan Kekhasan Enzim
Biasanya enzim mempunyai akhiran –ase. Di depan –ase digunakan nama substrat di
mana enzim itu bekerja., atau nama reaksi yang dikatalisis. Substrat adalah senyawa yang
bereaksi dengan bantuan enzim. Sebagai contoh enzim yang menguraikan urea (substrat)
dinamakan urease. Kelompok enzim yang mempunyai fungsi sejenis diberi nama menurut
fungsinya, misalnya hidrolase adalah kelompok enzim yang mempunyai fungsi sebagai
katalis dalam reaksi hidrolisis. Karena itu disamping nama trivial (biasa) maka oleh
Commisison on Enzymes of the International Union of Biochemistry telah ditetapkan pula
tata nama yang sistematik, disesuaikan dengan pembagian atau penggolongan enzim
didasarkan pada fungsinya. Secara ringkas, sistem penamaan enzim menurut IUB dijelaskan
sebagai berikut:
2) Nama enzim terdiri atas 2 bagian, pertama menunjukkan substrat dan kedua ditambah
dengan –ase yang menunjukkan tipe reaksi yang dikatalisis. Contoh: heksosa isomerase
(subsrat: heksosa dengan reaksi isomerase).
3) Jika diperlukan, ditambah dengan informasi tambahan tentang reaksi dalam tanda
kurung di bagian akhir nama. Contoh: 1.1.1.37 L-malat:NAD+ oksidoreduktase
(dekarboksilasi).
4) Setiap enzim mempunyai nomor kode (EC) yang terdiri dari 4 nomor yaitu:
Biasanya enzim mempunyai akhiran –ase. Di depan –ase digunakan nama substrat di mana
enzim itu bekerja., atau nama reaksi yang dikatalisis. Substrat adalah senyawa yang bereaksi
dengan bantuan enzim. Sebagai contoh enzim yang menguraikan urea (substrat) dinamakan
urease. Kelompok enzim yang mempunyai fungsi sejenis diberi nama menurut fungsinya,
misalnya hidrolase adalah kelompok enzim yang mempunyai fungsi sebagai katalis dalam
reaksi hidrolisis. Karena itu disamping nama trivial (biasa) maka oleh Commisison on
Enzymes of the International Union of Biochemistry telah ditetapkan pula tata nama yang
sistematik, disesuaikan dengan pembagian atau penggolongan enzim didasarkan pada
fungsinya. Secara ringkas, sistem penamaan enzim menurut IUB dijelaskan sebagai berikut:
- Kelas 2 : transferase
Suatu enzim yang mengkatalisis pemindahan fosfat dari ATP ke gugus hidroksil atom C ke
enam molekul glukosa.
b. Kekhasan enzim
Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah ciri suatu
enzim. Ini berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai
macam reaksi. Enzim urease hanya bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Enzim urease
hanya bekerja terhadap urea sebagai substratnya. Ada juga enzim yang bekerja terhadap lebih
dari suatu substrat namun enzim tersebut tetap mempunyai kekhasan tertentu, misalnya
enzim esterase dapat menghidrolisir beberapa ester asam lemak, tetapi tidak dapat
menghidrolisir substrat lain yang bukan ester.
Kekhasan terhadap suatu reaksi disebut kekhasan reaksi. Suatu asam amino tertentu sebagai
substrat dapat mengalami berbagai reaksi dengan berbagai enzim. Jadi, walaupun reaksi
tersebut berjalan namun tiap enzim hanya bekerja pada satu reaksi. Jadi, kekhasan reaksi
bukan disebabkan oleh koenzim tetapi oleh apoenzim.
Daya katalitik enzim sangat besar, yaitu mampu mempercepat reaksi kimia minimal sejuta
kali. Tanpa enzim, kecepatan sebagian besar reaksi kimia di dalam sistem biologi sangatlah
rendah sehingga tak dapat diukur.
Enzim sangat spesifik, baik terhadap terhadap jenis reaksi yang dikatalisisnya maupun
terhadap substrat atau reaktan yang diolahnya. Satu enzim biasanya mengkatalisis satu jenis
reaksi kimia saja, atau seperangkat reaksi yang sejenis. Dalam reaksi enzimatik sangat jarang
terjadi reaksi sampingan yang menyebabkan terbentuknya hasil sampingan yang tak berguna.
a. Fungsi enzim
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk suatu proses biokimia yang terjadi dalam sel
maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat
daripada suatu reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai
katalis yang sangat efisien, di samping mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Oleh karena
itu, enzim mempunyai peranan yang sangat penting dalam reaksi metabolisme. Peranan
enzim dalam reaksi metabolisme adalah sebagai berikut:
2) Modulator yaitu mengatur reaksi yang bersifat acak menjadi berpola. Misalnya glukosa
yang terbentuk selama proses fotosintesis. Jika konsentrasi glukosa telah melebihi
keseimbangan, maka akan terurai menjadi CO2 dan H2O. Dengan adanya enzim, glukosa
dapat diubah menjadi sukrosa atau amilum. Dalam bentuk sukrosa dapat diedarkan ke seluruh
jaringan melalui floem dan disimpan dalam bentuk amilum. Dengan mengubah glukosa
menjadi molekul lain, maka proses fotosintesis dapat terus berlangsung tidak terhambat oleh
akumulasi hasilnya.
b. Cara kerja enzim
Telah dijelaskan bahwa suatu enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya bekerja pada satu
reaksi saja. Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau
kontak antara enzim dengan substrat. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat
berhubungan dengan substrat. Hubungan antara substrat dengan enzim hanya terjadi pada
bagian atau tempat tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan atau
kontak dengan substrat dinamai bagian aktif (active site). Hubungan hanya mungkin terjadi
apabila bagian aktif mempunyai ruang yang tepat dapat menampung substrat. Apabila
substrat mempunyai bentuk atau konformasi lain, maka tidak dapat ditampung pada bagian
aktif suatu enzim. Dalam hal ini enzim itu tidak dapat berfungsi terhadap substrat. Ini adalah
penjelasan mengapa tiap enzim mempunyai kekhasan terhadap substrat tertentu.
Hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan terjadinya kompleks
enzim-substrat. Kompleks ini merupakan kompleks yang aktif, yang bersifat sementara dan
akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah terjadi.
Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti
kunci dan anak kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim
· Enzim konjugasi / halo enzim merupakan enzim yang tersusun atas senyawa protein
dan senyawa selain protein.
· Bagian dari enzim konjugasi yang berupa protein disebut Apoenzim, sedangkan bagian
yang bukan protein disebut prostetik.
1. Oksido-reduktase yaitu enzim yang bekerja pada reaksi oksidasi dan reduksi
3. Hidrolase bekerja mengubah bentuk kimia tanpa menambah atau mengurangi unsur
1. sebagai Biokatalisator
Enzim adalah senyawa organik, yaitu senyawa protein yang dihasilkan oleh
sitoplasma sel dan berperan sebagai katalisator, yang disebut biokatalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat atau memperlambat reaksi kimia ,
tetapi zat itu sendiri tidak ikut dalam reaksi.
Enzim mempengaruhi kecepatan reaksi, tetapi tidak terpengaruh atau dipengaruhi
oleh reaksi tersebut
Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung
dalam sel,dan bertindak tidak harus selalu dalam sel
2. Enzim menurunkan energi aktivasi
· Enzim merupakan protein, sehingga sifat-sifat enzim sama dengan protein, yaitu
dipengaruhi oleh suhu dan pH
· Pada
terdenaturasi
· Enzim
bekerja spesifik satu enzim hanya khusus untuk satu substrat. Contoh
enzim maltase hanya dapat memecah maltosa menjadi glukosa
1. Suhu
celcius maka kecepatan reaksi menjadi dua kali lipatnya dalam batas suhu
yang wajar. Suhu ideal kerja enzim adalah 30 – 40 oC, dengan suhu
optimum 36 oC. Dibawah atau diatas suhu tersebut kerja enzim lemah
2. Logam berat
Logam berat seperti Ag, Zn, Cu, Pb dan Cd, menyebabkan enzim menjadi tidak aktif.
3. Logam
Aktivitas enzim meningkat jika bereaksi dengan ion logam jenis Mg, Mn,
4. pH
Enzim
bekerja pada pH tertentu, enzim hanya dapat bekerja pada pH yang ideal.
Enzim Ptialin hanya dapat bekerja pada pH netral, enzim pepsin bekerja
pada pH asam sedangkan enzim tripsin bekerja pada pH basa.
5. Konsentrasi
· Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kerja waktu yang dibutuhkan untuk suatu
reaksi semakin cepat, sedangkan kecepatan reaksi dalam keadaan konstan
· Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin cepat kerja enzim, tapi jika kerja
enzim telah mencapai titik maksimal, maka kerja enzim berikutnya akan
konstans.
· Hormon
sebaliknya.
· Vitamin dalam tubuh berfungsi sebagai alat pengaturan seluruh proses fisiologi dalam
tubuh.
a. Aktivator
· Aktivaor merupakan molekul yang mempermudah ikatan enzim antara enzim dengan
dan substrat.
b.Inhibitor
· inhibitor merupakan molekul yang menghambat ikatan antara enzim dengan substrat.
Ada dua macam inhibitor yaitu:
1. Inhibitor kompetitif
adalah inhibitor yang kerjanya bersaing dengan substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim.
adalah inhibitor yang melekat pada tempat selain sisi aktif sehingga bentuk enzim berubah
dan substrat
b. Reaksi Anabolisme
Adalah reaksi pembentukkan, yaitu pembentukkan molekul sederhana menjadi
molekul kompleks. reaksi anabolisme merupakan reaksi sintesis karena adanya transformasi
energi yang disimpan dalam bentuk ikatan kimia, olehsebab itu reaksi anabolisme disebut
juga reaksi yang membutuhkan energi(endergonik)
Contoh reaksi anabolisme adalah sintesis (termasuk fotosintesisi dan kemosintesis)
Dalam reaksi katabolisme karbohidrat, fungsi / peran enzim dibedakan menjadi 2 kelompok
yaitu :
1. Berperan dalam reaksi oksidasi-reduksi. Beberapa jenis enzim yang memiliki peran
seperti ini antara lain :
a. aerobik dehidrogenase ( mengkatalisis pelepasan hidrogen dari substrat yang
menggunakan oksigen sebagai akseptor hidrogennya ) contohnya adalah Flavin Adenin
Dinukleotida ( FAD ),
2. Berperan dalam pengubahan substrat yang tidak terkait dengan reaksi oksidasi reduksi.
Contoh : aldolase, enolase, heksokinase, fosfogliserat, piruvat kinase.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik.
Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang
disebut produk. Karena enzim itu suatu protein, konsekuensinya karakteristik biokimia enzim
sama seperti karakteristik protein, yang disintesis oleh sel memerlukan DNA, bila rusak oleh
lingkungan yang tidak mendukung seperti akibat suhu dan pH enzim dapat menurunkan
barier energi aktivasi, sehingga reaksi dapat berlangsung dalam kondisi normal yang ada
pada sel hidup. Enzim dapat mempercepat tingkat reaksi yang sebenarnya terjadi, tapi jauh
lebih lambat.
DAFTAR PUSTAKA
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press).
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian
Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
http://ira-raners.blogspot.com/2011/05/biokimia-enzim.html.
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMA/Biologi/Enzim.Kata
lisator/materi2.html. Diakses pada tanggal 21 Februari 2013
http://josuasilitonga.wordpress.com/2010/10/07/enzim/.