Email: Syahrantau_gsr@yahoo.co.id
Abstrak
Daya saing daerah berkaitan erat dengan kemampuan ekonomi daerah dalam hal ini terkait
dengan pemanfaatan potensi daerah untuk menghasilkan dan memasarkan produk atau jasa
yang dibutuhkan oleh pasar secara berkesinambungan. Tujuan penelitian ini adalah : (1)
Untuk mengetahui sumbangan sektor perikanan terhadap PDRB di Kabupaten Indragiri Hilir,
(2) Untuk mengetahui apakah sektor perikanan merupakan sektor basis di Kabupaten
Indragiri Hilir, (3) Untuk mengetahui daya saing sektor perikanan di Kabupaten Indragiri
Hilir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :(1) Sumbangan sektor perikanan selama tahun 2010-
2014 fluktuatif dengan kecenderungan meningkat (3,97 % - 4,16%),(2)Sektor perikanan di
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan sektor basis dengan nilai LQ 1,08. (3)Daya saing sektor
perikanan di Kabupaten Indragiri Hilir tidak berdaya saing tetapi berpotensi untuk
dikembangkan dengan nilai (Y)/Differential Shift adalah 3,863,095 dan nilai pada
(X)/Propotional Shift -117,776,07.
Kata Kunci : Sektor basis, Daya saing, Perikanan
Abstract
Regional competitiveness is closely related to the economic capacity of the region in this case
related to the utilization of regional potential to produce and market products or services
required by the market on an ongoing basis. The purpose of this study are: (1) To determine
the contribution of the fisheries sektor to the GDP in Indragiri Hilir, (2) To determine whether
the fisheries sektor is a sektor basis in Indragiri Hilir, (3) To determine the competitiveness
of the fisheries sektor in Indragiri Hilir.
The results showed that: (1) The contribution of the fisheries sektor during the 2010-2014
fluctuate with a tendency to increase (3.97% - 4.16%), (2) The fisheries sektor in Indragiri
Hilir is a sektor basis LQ value of 1.08 , (3) The competitiveness of the fisheries sektor in
Indragiri Hilir not competitive but has the potential to be developed with the value (Y) /
Differential Shift is 3,863,095 and the value of the (X) / proportional Shift -117,776,07.
Keywords: Sektor base, competitiveness, fishery
Analisis Location Quetient (LQ) Data yang telah dikumpulkan terlebih dahulu
ditabulasikan, kemudian disajikan dalam
Fungsi utama dari analisis LQ adalah untuk
mengetahui sektor mana yang ada di suatu bentuk tabel untuk dianalisis lebih lanjut.
daerah yang menjadi unggulan dan sektor mana
yang tidak menjadi unggulan (atau 3.1.1 Analisis Sumbangan Sektor
pertumbuhannya negatif/defisit) dengan Perikanan Terhadap PDRB
membandingkan suatu daerah dengan daerah Analisis sumbangan sektor perikanan
ditingkat atasnya pada kurun waktu tertentu [5]. terhadap PDRB untuk mengetahui kontribusi
sektor perikanan terhadap PDRB, dilakukan
LQ=(Si/Ni)/(S/N)=(Si/S)/(Ni/N) (1) dengan cara membandingkan besarnya nilai
Keterangan : PDRB sektor perikanan dengan total PDRB
Kabupaten Indragiri Hilir.
LQ : Location Quotient
Si : PDRB sektor perikanan Kabupaten thun ke t 3.1.2 Analisis Sektor Basis
Perekonomian regional terbagi atas
S : PDRB total Kabupaten tahun ke t sektor basis dan non basis. Sektor basis
Ni :PDRB sektor perikanan Provinsitahun ke t adalah sektor yang berperan besar dalam
pengembangan wilayah, karena dapat
N : PDRB total Provinsitahun ke t mengekspor produk suatu sektor kepada
Dengan kriteria : wilayah lainnya. Sektor basis diindikasikan
oleh nilai LQ >1 (Location Quotion).
LQ>1.0, sektor unggulan (basis) Sedangkan sektor non basis diindikasikan
LQ<1.0, bukan sektor komoditas (non basis) sebaliknya (LQ< 1). Sektor basis berperan
dalam pengembangan wilayah, karena
Teori basis ekonomi mendasarkan potensi untuk meraih pendapatan yang
pandangannya bahwa laju pertumbuhan besar dari ekspor. Nilai LQ juga
ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya
mengindikasikan memusatnya manfaat
peningkatan dari wilayah tersebut.
relatif suatu sektor antar wilayah kabupaten,
Perekonomian regional dapat dibagi menjadi dua
sektor, yaitu kegiatan basis dan bukan basis [6]. yang disebabkan melimpahnya kekayaan
sumber daya alam bersifat imperfect
Analisis Shift-Share mobility.
Si /Ni Si /S
Analisis shift–share digunakan untuk LQ = = (2)
𝑆/𝑁 𝑁𝑖/𝑁
menganalisis dan mengetahui pergeseran dan Keteranga :
peranan perekonomian di daerah [5]. Metode itu LQ :Location Quotient
dipakai untuk mengamati struktur perekonomian Si : PDRB sektor perikanan Kabupaten
dan pergeserannya dengan cara menekankan Indragiri Hilirtahun ke t
pertumbuhan sektor di daerah, yang
S :PDRB total Kabupaten Indragiri
dibandingkan dengan sektor yang sama pada
Hilirtahun ke t
tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional.
Ni : PDRB sektor perikanan ProvinsiRiau
Shift-Share terdiri dari tiga komponen [6] :
tahun ke t
National Share (N), hasil perhitungan N : PDRB total Provinsi Riau tahun ke t
tersebut akan menggambarkan peranan sektor i
tumbuh lebih cepat atau lebih ambat dari Dengan kriteria :
pertumbuhan Provinsi rata-rata berdasarkan 1. LQ > 1
peringkat teratas. Jika LQ lebih besar dari 1, berarti tingkat
Proposional (Industry-Mix) (P), hasil spesialisasi sektor tertentu pada
perhitungan menunjukan jika P bernilai (+) Kabupaten Indragiri Hillir lebih besar dari
maka sektor i tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor yang sama pada tingkat Provinsi.
dengan Di Provinsi. Sedangkan, jika P bernilai (– 2. LQ < 1
) berarti sektor i tumbuh lebih lambat di Jika LQ lebih kecil dari 1, berarti tingkat
Kabupaten dibandingkan degan di Provinsi. spesialisasi sektor tertentu pada
Kabupaten Indragiri Hilir lebih kecil dari
Differential Sift (D)/Competitive Position (Cp),
sektor yang sama pada tingkat Provinsi.
hasil perhitungan menunjukan Jika D bernilai (+)
maka sektor i lebih kompetitif di Kabupaten 3. LQ = 1
dibandingkan dengan Di Provinsi, sedangkan Jika Jika LQ sama dengan 1, berarti tingkat
D bernilai (-) berarti sektor i lebih kompetitif di spesialisasi sektor tertentu pada
Provinsi dibandingkan dengan Kabupaten. Kabupaten Indragiri Hilir sama dengan
sektor yang sama pada tingkat Provinsi.
407,381,546 1
RS 3,863,094,813
LQ Tingkat 2
9,802,252,021 NS -4,072,575
Kabupaten = 1.08
= 3
3,140,911,895 IM -117,776,070
81,896,105,392
Hasil dari analisis perhitungan Shift Share
diatas adalah RS/komponen pertumbuhan
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai
pangsa wilayah merupakan perubahan PDRB
LQ sebesar 1,08. LQ lebih besar dari 1,
atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah
berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu
terhadap wilayah lainnya dengan nilai
pada Kabupaten Indragiri Hillir lebih besar
3,863,094,813, NS/komponen pertumbuhan
dari sektor yang sama pada tingkat Provinsi
nasional merupakan perubahan produksi
dan juga dapat disebut sebagai sektor
atau kesempatan kerja suatu wilayah yang
berbasis. Sektor basis adalah sektor yang
disebabkan oleh perubahan produksi atau
berperan besar dalam pengembangan
kesempatan kerja nasional, perubahan
wilayah. Dampak positif dari hal ini adalah
kebijakan ekonomi nasional atau perubahan
pada dasarnya dapatmemberikan kontribusi
dalam hal-hal yang mempengaruhi
yang besar pada daerah, bukan hanya untuk
perekonomian sektoral dan wilayah dengan
daerah itu sendiri tapi juga untuk memenuhi
nilai -4,072,575. Sedangkan IM/komponen
kebutuhan daerah lain. Dengan melihat data
pertumbuhan proporsional merupakan
PDRB maka sektor unggulan daerah dapat
perbedaan sektor dalam hal permintaan
diketahui. Alat analisis Location Quotient
produk akhir, ketersediaan bahan mentah,
(LQ) ini digunakan untuk mengidentifikasi
kebijakan industri dan struktur keragaman
keunggulan komparatif kegiatan ekonomi di
5.2 Saran
1. Pemerintah daerah hendaknya
memprioritaskan pengembangan sektor
yang menjadi basis serta mempunyai
pertumbuhan cepat dan berdaya saing, yaitu
sektor industri pengolahan pada perikanan.
2. Program kebijakan yang dibuat
hendaknya tidak hanya memperhatikan
sektor yang sudah unggul saja melainkan
perlu memberi perhatian terhadap sektor
yang masih nonbasis sehingga dapat
meningkat dan dapat mencukupi kebutuhan,
baik itu di dalam maupun di luar Kabupaten
Indragiri Hilir.
DAFTAR PUSTAKA
[1] BPS Provinsi Riau. Riau in figures.
2013. Pekanbaru: Biro Pusat
Statistik Provinsi Riau.2013.
[2] BPS Indragiri Hilir. Potensi Perikanan
Di Kabupaten Indragiri Hilir. 2012.
[3] Abdullah, Piter dkk.Daya Saing
Daerah : Konsep dan Pengukurannya
di Indonesia. Yogyakarta, BPFE.
2002.