3. mampu
3. Dapat melakukan melakukann
3. Melakukan pengkajian
pengkajian pada pengkajian pada
ibu hamil patologi data
ibu hamil patologi subjektif
yang meliputi : yang meliputi :
- Peng dan objektif
- Pen dengan
gumpulan data umpulan data
subjektif benar
subjektif 4. melakukan
- Pen - Peng
umpulan data diagnosa
gumpulan data dan
objektif objektif
menentukan
prioritas
masalah
yang
4. Dapat menganalisa ditemukan
4. Menganalisa data : data, yaitu dengan dengan tepat
- Dia menentukan 5. mampu
gnosa diagnosa masalah tersusunnya
- Mas dan kebutuhan rencana
alah tindakan ,
- Keb pelaksanaan
utuhan dan evaluasi
berdasarkan
diagnosa
5. Dapat melakukan
dan masalah
perencanaan,
pelaksanaan dan
5. Melakukan 6.pendokument
evaluasi.
perencanaan : asian
- Pere berdasarkan
ncanaan SOAP
- Pela secara
ksanaan sistematis
- Eval dan lengkap
uasi
6. Dapat melakukan
pendokumentasian
SOAP dengan baik
dan benar
6. Melakukan pen-
dokumentasian
dengan SOAP
Pembimbing Lahan 1 :( ) ( )
Tanggal :
Tempat :
Pembimbing Lahan 2 :( ) ( )
Tanggal :
Tempat :
“HIPERTENSI KARENA KEHAMILAN”
Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang menimpa ibu hamil akan sangat
membahayakan baik kehamilan itu sendiri maupun bagi ibu. hipertensi atau tekanan darah
tinggi terjadi ketika darah yang dipompakan oleh jantung mengalami peningkatan tekanan,
hingga hal ini dapat membuat adanaya tekanan dan merusak dinding arteri di pembuluh
darah. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/90
mmHG (berarti 140 mmHg tekanan sistolik dan 90 mmHg tekanan diastolik). Hipertensi
pada kehamilan banyak terjadi pada usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40,
kehamilan dengan bayi kembar, atau terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan pertama.
Penyebab Hipertensi
Ada dua hal penyebab hipertensi, yaitu Hipertensi essensial atau hiipertensi primer di mana
penyebabnya bukan disebabkan oleh adanya gangguan pada jantung atau ginjal, melainkan
disebabkan oleh faktor lain misal dikarenakan pola hidup yang tidak sehat; mengalami stress,
mengkonsumsi garam yang berlebih, merokok, kebiasaan minuman beralkohol dan kafein,
pola makan yang tidak sehat yang mengakibatkan timbunan lemak dan kelebihan berat badan
dan adanya faktor keturunan
Sedangkan hipertensi yang disebabkan oleh adanya gangguan ginjal atau jantung disebut
dengan hipertensi sekunder.
Preeklampsia
Jenis hipertensi pada kehamilan yang paling berbahaya adalah Preeklampsia atau di sebut
juga keracunan kehamilan.
Pre-eklampsia ialah penyakit yg timbul dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria
yg timbul karena kehamilan, biasanya istilah lainnya disebut juga keracunan kehamilan
Hipertensi pre-eklampsia terjadinya kenaikan tekananan sistolik sebesar 30 mm Hg atau
mencapai 140 mm Hg (isteri anda 145), dan kenaikan tekanan diastolik sebesar 15 mm Hg
atau mecapai 90 mm Hg (isteri anda 89)...
Edema pre-eklampsia terjadinya penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam
tubuh, biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari
tangan dan muka. Kenaikan berat badan sebesar 1 kg dalam seminggu beberapa kali bisa
menjadi tanda pre-eklampsia....
Hipertensi dalam Kehamilan (Gejala, Resiko dan Pengobatannya)
advertisement
Tekanan darah tinggi dan kehamilan tidak selalu berarti kondisi yang berbahaya. Inilah yang
perlu diketahui ibu hamil agar lebih meningkatkan kesadaran merawat diri sendiri. Jika
seorang ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan apakah
membutuhkan perawatan khusus? Berikut ini, kita ulas penjelasan pakar dari Society of
Obstetric Medicine, Inilah yang akan dibahas dalam artikel ini.
Jenis Hipertensi Kehamilan
Kadang-kadang tekanan darah tinggi sudah muncul sebelum kehamilan. Dalam kasus lain,
tekanan darah tinggi menjadi semakin berkembang selama kehamilan. Beberapa diantara
yang biasa terjadi adalah sebagai berikut :
Jenis tekanan
Keterangan dari jenis tekanan darah tinggi
darah tinggi
Wanita dengan hipertensi gestasional biasanya mengalami tekanan darah
tinggi setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini ditunjukkan dengan tidak ada
Hipertensi
protein yang berlebih dalam urin atau tanda-tanda lain dari kerusakan
gestasional
organ. Beberapa wanita hamil dengan hipertensi gestasional akhirnya
darah tingginya berkembang menjadi preeklamsia.
Hipertensi kronis adalah tekanan darah tinggi yang ada sebelum kehamilan
Hipertensi atau terjadi sebelum 20 minggu kehamilan. Tetapi karena tekanan darah
kronis tinggi, biasanya tidak memiliki gejala, mungkin akan sulit untuk
menentukan kapan terjadinya tekanan darah tinggi ini.
Kondisi ini terjadi pada wanita dengan tekanan darah tinggi kronis sebelum
Hipertensi
kehamilan yang kemudian berkembang bertambah buru. Tekanan darah
kronis dengan
tinggi ini disertai dengan ditemukannya protein dalam urin atau adanya
preeklamsia
komplikasi lain selama kehamilan.
Preeklamsia Kadang-kadang hipertensi kronis atau hipertensi gestasional menyebabkan
preeklamsia. Komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah
tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain biasanya setelah
20 minggu kehamilan.
Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan hal yang serius
bahkan fatal seperti komplikasi bagi ibu dan bayi. Sebelumnya,
preeklamsia didiagnosis ketika seorang wanita hamil memiliki tekanan
darah tinggi dan ditemukan protein dalam urinnya. Namun, para ahli
sekarang tahu bahwa itu bisa terjadi preeklamsia, meski tidak memiliki
tanda-tanda protein dalam urin.
Preeklamsia kadang-kadang berkembang tanpa gejala. Tekanan darah
tinggi dapat berkembang secara perlahan, namun lebih sering terjadi secara
mendadak. Pemantauan tekanan darah adalah bagian penting dari
perawatan kehamilan, karena tanda pertama preeklampsia umumnya
peningkatan tekanan darah. Tekanan darah dari 140/90 (mm Hg) atau lebih
besar.
Resiko Hipertensi Selama Kehamilan
Tekanan darah tinggi selama kehamilan menimbulkan berbagai risiko, diantaranya
1. Penurunan aliran darah ke plasenta
Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah bayi akan kekurangan oksigen dan gizi ibu
hamil yang dikonsumsi, sehingga asupan menjadi lebih sedikit. Hal ini dapat menyebabkan
pertumbuhan bayi menjadi lambat, sehingga dapat mengakibatkan berat badan lahir rendah
atau kemungkinan untuk lahir prematur. Prematur sendiri dapat menyebabkan
gangguan pernapasan pada bayi.
2. Placental abruption
Preeklamsia sendiri dapat meningkatkan risiko placental abruption, di mana plasentanya
terpisah dari dinding dalam rahim sebelum kelahiran. Abruption parah dapat menyebabkan
perdarahan berat dan kerusakan pada plasenta, yang dapat mengancam jiwa ibu dan
perkembangan janin.
3. Persalinan prematur
Dalam proses kehamilan, kesadaran dan perawatan pada awal kehamilan diperlukan untuk
mencegah komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa karena persalinan yang prematur.
4. Penyakit kardiovaskular di masa depan
Mengalami preeklampsia meningkatkan risiko jantung dan menyebabkan penyakit pembuluh
darah di masa depan (kardiovaskular). Risiko ini bisa menjadi lebih besar jika seorang ibu
sudah memiliki preeclampsia lebih dari sekali atau sudah pernah mengalami kelahiran
prematur. Untuk meminimalkan risiko ini, setelah melahirkan seorang ibu hamil
dapat mencoba untuk menjaga berat badan ideal, makan berbagai buah-buahan dan sayuran,
berolahraga secara teratur, dan tidak merokok.
Gejala Hipertensi Kehamilan
Waspadai tanda dan gejala hipertensi kehamilan seperti berikut :
1. Ditemukannya kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau tanda-tanda tambahan
masalah ginjal.
2. Sakit kepala yang parah.
3. Perubahan penglihatan, penglihatan menjadi kabur atau sensitivitas cahaya.
4. Nyeri pada perut bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk Anda di sisi kanan.
5. Mual atau muntah.
6. Urin dari buang air kecil menurun.
7. Penurunan kadar trombosit dalam darah.
8. Gangguan pada fungsi hati.
9. Sesak napas, hal ini disebabkan oleh cairan di paru-paru.
10. Kenaikan tiba-tiba pada berat badan dan pembengkakan (edema), khususnya di wajah
dan tangan, sering menyertai preeklampsia. Tapi hal-hal ini juga terjadi di banyak
kehamilan normal, sehingga kadang tidak dianggap sebagai tanda-tanda preeklampsia.
Konsumsi Obat Hipertensi Selama Kehamilan
Setiap obat yang dikonsumsi selama kehamilan dapat mempengaruhi bayi. Meskipun
beberapa obat yang digunakan dapat menurunkan tekanan darah menurut dokter dianggap
aman selama kehamilan, enzyme inhibitor angiotensin-converting (ACE), angiotensin
receptor blocker (ARB) dan renin inhibitor umumnya dihindari selama kehamilan.
Pengobatan ini penting, namun risiko serangan jantung, stroke dan masalah lain yang terkait
dengan tekanan darah tinggi tidak hilang bisa selama kehamilan. Tekanan darah tinggi dapat
berbahaya bagi bayi. Jika ibu hamil memerlukan obat-obatan untuk mengontrol tekanan
darah selama kehamilan, dokter akan meresepkan obat yang paling aman pada dosis yang
paling tepat. Minum obat persis seperti yang ditentukan.
Persiapan Kehamilan pada Ibu dengan Hipertensi
Jika seorang ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi maka memerlukan konsultasi juga
seperti kepada dokter keluarga atau ahli jantung. Mereka akan mengevaluasi seberapa baik
ibu hamil mengelola tekanan darah tingginya dan mempertimbangkan perubahan pengobatan
yang mungkin perlu sebelum hamil. Jika ibu hamil kelebihan berat badan, dokter mungkin
menyarankan mengurangi berat badan berlebih sebelum mencoba untuk hamil.
Sponsors Link
1. Coklat
Cokelat panas bermanfaat untuk mencegah dan mengontrol tekanan darah tinggi. Sebuah studi
dari Institute of Human Nutrition dan Ilmu Pangan, Christian Albrechts University, Jerman,
menemukan bahwa polifenol dalam coklat mengandung antioksidan, aktivitas
antinflamasi. Penelitian Harvard mengungkapkan, minum 5 cangkir kakao setiap hari dapat
membantu ibu hamil mengontrol tekanan darah tinggi. Hal ini karena flavanol dalam manfaat
coklat untuk ibu hamil, dapat merangsang produksi oksida nitrat yang meningkatkan aliran
darah ke jantung, otak dan organ tubuh lainnya.
2. Bawang putih
Bawang putih, terkenal karena sifat antikolesterol yang, juga membantu menurunkan tekanan
darah tinggi jika diambil dari waktu ke waktu. Dosis yang dianjurkan adalah 1-2 kapsul yang
harus diminum dua kali sehari, jika ibu hamil tidak dapat mengambil bawang putih karena
mentah dan rasa dan bau yang menyengatnya tak disukai, maka dapat membeli yang sudah
diekstrak. Bawang putih menghindarkan kejang pada arteri, memperlambat denyut nadi dan
memodifikasi irama jantung selain mengurangi gejala pusing, sesak napas dan perut kembung.
Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan bawang putih sebagai pengobatan
tekanan darah.