Istilah strategi pada menejemen strategi, mengacu pada cara yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjangnya. Ini juga merujuk pada tindakan yang harus diambil atau dilakukan manajer / pimpinan untuk memastikan bahwa apa yang telah ditetapkan dalam tujuan dapat dicapai.
Manajemen strategi adalah manajemen sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Meanajemen strategis melibatkan pengaturan tujuan, menganalisis lingkungan yang kompetitif, menganalisis organisasi internal, mengevaluasi strategi dan memastikan bahwa manajemen menggulirkan strategi di seluruh organisasi. Pada intinya, manajemen strategi melibatkan identifikansi bagaimana organisasi bertumpuk dibandingkan dengan pesaingnya dan mengakui peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi, baik yang berasal dari dalam organisasi atau dari pesaing.
Manajemen strategi adalah konsep yang sering digunakan dan
kadang – kadang tidak dipahami dalam bisnis. Untuk memudahkan memahami manajemen strategi, terlebih dahulu diuraikan antara manajemen dan strategi
Manajemen adalah proses operasi bisnis sehari –hari dan
perencanaan untuk kesuksesan da masa depan. Strategi adalah inisiatif yang diambil perusahaan untuk memaksimalkan sumber dayanya dan menumbuhkan bisnisnya dengan melibatkan perencanaan keuangan, manajemen sumber daya manusia, atau focus pada pernyataan misi. Ketika kedua kata tersebut digabungkan dan menjadi manajemen strategi artinya mendorong pertumbuhhan perusahaan melalui teknik manajemen yang efektif yang berfokus pada penetapan tujuan. Menurut David (2011: 5) manajemen strategi adalah seni dan pengetahuan dalam merumuskan, menerapkan, serta mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannnya. Hunger dan Wheleen (2005: 9) menyatakan ada empat elemen dasar dalam proses manajemen strategi yakni dimulai dari pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian. Perusahaan bisnis memiliki tiga level strategi (Hunger dan Wheleen, 2005: 24) yakni srtrategi level korporasi, level bisnis dan level fungsional. Level korporasi dimana strategi yang dirumuskan bersifat menyeluruh serta bertujuan menyejahterakan seluruh organissi dengan tugas yang multidimensi. Strategi level bisnis yaitu strategi yang dikembangkan pada level divisi dan menekankan perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa. Strategi level fungsional yaitu strategi yang menekankan pada pemaksimalan sumber daya produktivitas.
Manajemen strategi dapat membantu bisnis untuk mengidentifikasi
dan memanfaatkan kompetensi intinya, yaitu hal – hal dalam bisnis yang paling sering dilakukan. Seperti catatan Edward Russell-Walling dalam bukunya “50 Ide Manajemen yang Perlu Anda Ketahui,” kompetensi inti memiliki dua factor kunci, yaitu: 1) Tidak mudah bagi pesaing untuk menduplikasi, bisnisdapat menggunakan di sejumlah produk atau layanan yang berbeda dan memberi manfaat bagi pelanggan. Untuk beberapa perusahaan, kompetensi inti adalah nama merek; orang membeli produk hanya karena mereka membawa nama organisasi, yang berkaitan dengan kualitas dan prestise. Misalnya, orang membeli sepeda motor Honda, Karen merek Honda sudah memiliki kualitas dan prestise di mata pelanggan. Untuk yang lain, kompetensi inti mungkin adalah biaya produksi. Apa pun kompetensi inti, Russell-Walling mencatat bahwa sebagian besar perusahaan hanya memiliki sedikit. Jika perusahaan memiliki kekuatan di banyak bidang, penting untuk mendapatkan aka dari apa yang menyebabkan keberhasilan ini. 2) Menetapkan tujua. Manajemen strategi sangat penting bahkan dalam bisnis skala kecil sekalipun. Namun, manajemen strategi sulit untuk dicapai tanpa serangkaian tujuan yang jelas untuk operasi bisnis. Kompetensi inti kedua adalah memahami kekuatan perusahaan di pasar, untuk membantu mengidentifikasi area perbaikan dan menetapkan tujuan dan sasaran berdasarkan kelemahan tersebut. jika, bisnis tertinggal dalam memanfaatkan kekuatan internet untuk menjual produknya, salahh satu tujuan perusahaan adalah memperkenalkan platform perdagangan online dalam enam bulan ke depan. Sasaran yang ditetapkan oleh bisnis perusahaan harus dapat diukur, spesifi, dan memiliki jangkan waktu yang melekat padanya. Menetapkan tujuan denga cara ini memebantu perusahaan untuk memosisikan bisnis secara strategis untuk kesuksesan masa mendatang.
Dari definisi tersebut di atas, jelas bahwa manajemen strategi
melibatkan pengambilan keputusan dan mengambil tindakan yang dapat membantu organisasi mencai tujuan dengan mengadopsi cara sistematis untuk merumuskan strategi, menerapkan strategi, dan mengevaluasi serta mengendalikan strategi yang diterapkan. Manajemen strategis, oleh karena itu, mengintegrasikan berbagai bidang fungsional seperti pemasaran, manajemen, keuangan, akuntansi, sumber daya manusia, produksi, dan sistem informasi secara formal dan sistematis konsisten dengan tujuan organisasi dan kinerja yang unggul.
Manajemen strategi dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu
pendekatan perspektif dan pendekatan deskriptif. Pendekatan perspektif terhadap manajemen strategi menguraikan bagaimana strategi harus dikembangkan, sementara pendekatan deskriptif berfokus pada bagaimana strategi harus dipraktikkan. Pendekatan tersebut bereda dari aspek, apakah strategi dikembangkan melalui proses analitik di mana semua ancaman dan peluang dipertanggungjawabkan, atau lebih seperti prinsip panduan umum yang diterapkan.
Budaya bisnis, keterampilan dan kompetensi karyawan, dan
struktur organisasi merupakan factor penting yang memengaruhi bagaiman organisasi dapat mencapai tujuan dinyatakannya. Perusahaan yang tidak fleksibel mungkin merasa sulit untuk berhasil dalam lingkungan bisnis yang berubah. Menciptakan penghalang antara pengembangan strategi dan penerapannya dapat menyulitkan manajer untuk menemukan apakah tujuan telah dipenuhi secara efisien.
Meskipun manajemen tingkat atas organisasi pada akhirnya
bertanggunga jawab atas strateginya, strategi itu sendiri sering dipicu oleh tindakan dan ide dari manajer dan karyawan tingkat bawah. Suatu organisasi mungkin memiliki beberapa karyawan yang dikhususkan untuk strategi daripada bergantung pada Chief Executive Officer (CEO) untuk bimbingan. Menghadapi kenyataan ini, pemimpin organisasi focus pada belajar dari strategi masa lalu dan memeriksa lingkungan secara luas. Pengetahuan kolektif kemudian digunakan untuk mengembangkan strategi masa depan dan untuk memandu perilaku karyawan untuk memastikan bahwa seluruh organisasi bergerak maju. Untuk alasan ini, manajemen strategi yang efektif memerlukan perspektif ke dalam dan ke luar.