Anda di halaman 1dari 11

FARMAKOGNOSI II

“Resin”

OLEH:
Vevia Risa Putri 19013001
Hanifah Rifnola Fantari 19013002
Intania Pertiwi 19013003
Nailathul Fhadila 19013004
Friskia Dwi Karisma 19013017
Resty Apriliani 19013023
Gusti Amelia Sandra SY 19013024
Shinta Adinda 19013025
Aisyah
2018 B

DOSEN PENGAMPU:

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


PADANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Farmakognosi berasal dari bahasa latin dan pertama kali digunakan oleh C. A.
Seydler di dalam disertasinya yang berjudul Analekta Pharmakognostica pada
tahun 1815. “Pharmacon” berarti obat dan “gnosis” adalah pengetahuan. Jadi
secara harfiah berarti ilmu pengetahuan tentang obat – obatan.

Didalam sejarah perkembangannya, farmakognosi sejak dahulu adalah


merupakan bahagian dari apa yang disebut seni dan ilmu kedokteran, yaitu sejak
manusia mengenal cara penyembuhan terhadap sesuatu penyakit. Dengan
sendirinya farmakognosi ini juga merupakan hasil perkembangan dari cara
pengobatan pada peradaban kuno, bahkan dari penyembuhan secara misterius
yang dilakukan oleh dukun – dukun. Berkembang dari suatu abad dimana obat-
obat digunakan secara empiris menjadi suatu pengetahuan tentang obat-obatan
yang digunakan secara spesifik dan therapeutis,sehingga menjadi salah satu
pengetahuan yang terpenting diantara pengetahuan – pengetahuan pokok pada
pendidikan farmasi. Farmakognosi mempelajari tentang bahan-bahan farmasetis
yang berasal dari makhluk hidup, meliputi dimana terdapatnya di alam,
biosintesanya, identifikasinya dan penentuan kadar secara kuantitatif didalam
bahan alam darimana bahan tersebut berasal, juga cara isolasinya, struktur
kimianya, sifat-sifat fisis dan kimianyadan juga penggunaan dan cara kerjanya.
Pengetahuan ini dikenal sebagai fitokimia. Dalam farmakognosi juga termasuk
cara-cara penanaman, seleksi pengumpulan, produksi,pengawetan,penyimpanan
dan perdagangan dari bahan obat yang berasal dari makhluk hidup dan mineral.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu resin?
b. Bagaimana distribusi resin?
c. Apa saja sumber tanaman resin?
d. Apa saja sifat fisika kimia resin?
e. Bagaimana cara memperoleh resin?
f. Apa saja kandungan kimia resin?
g. Apa fungsi resin dibidang Farmasi?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian resin
b. Mengetahui bagaimana pendistribusian resin
c. Mengetahui sumber tanaman resin
d. Mengetahui sifat fisika kimia dari resin
e. Mengetahui cara memperoleh resin
f. Mengetahui kandungan kimia resin
g. Mengetahui fungsi resin dibidang farmasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Resin

Damar adalah hasil sekresi (getah) dari pohon Shorea sp., Vatica
sp.,Dryobalanops sp., dan lain-lain dari suku meranti-merantian atau
Dipterocarpaceae. Di dalamnya termasuk damar mata kucing dan damar gelap.
Damar dimanfaatkan dalam pembuatan korek api (untuk mencegah api membakar
kayu terlalu cepat), plastik, plester, vernis, dan lak.

Resin atau dammar adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret
tumbu-tumbuhan dan insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan merupakan
hasil terakhir dari metabolisme dan dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan
skizolisigen. Secara fisis, resin (damar) ini biasanya keras, transparan plastis dan
pada pemanasan menjadi lembek. Secara kimiawi, resin adalah campuran yang
kompleks dari asam-asam resinat, alkoholresinat, resinotannol, ester-ester dan
resene-resene. Bebas dari zat lemas dan mengandung sedikit oksigen karena
mengandung zat karbon dalam kadar tinggi, maka kalau dibakar menghasilkan
angus. Ada juga yang menganggap bahwa resin terdiri dari zat-zat terpenoid, yang
dengan jalan adisi dengan air menjadi dammar dan fitosterin.sifatny tidak larut
dalam air, sebagian larut dalam alcohol, larut dalam eter, aseton, petroleum eter,
kloroform, dan lain-lain. Apabila resin-resin dipisahkan dan dimurnikan, biasanya
dibentuk dalam zat padat yang getas dan amorf, yang kalau dipanaskan akan
menjadi lembek dan akan habis terbakar. Resin ini juga tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam alcohol dan pelarut organic lain yang membentuk larutan yang
apabila di uapkan meninggalkan sisa yang berupa lapisan tipis seperti vernis.
Banyak penyelidik percaya bahwa resin adalah hasil oksidasi dari terpen-terpen.

2.2 Distribusi Resin

Suatu resin padat yang diperoleh dari tanaman Pinus palustris Miller dan
spesies lain dari Pinus linne (suku Pinaceae). Sifat-sifat colophonium yang
digunakan didalam lapangan farmasi adalah suatu massa yang tembus cahaya
seperti gelas, berwarna kuning pucat atau warna ember, dan biasanya terdapat
dalam keadaan terpecah-pecah dan diliputi oleh serbuk keputih-putihan, oleh
karena memang massa ini sifatnya getas, mudah pecah dan mudah diserbukan.
Kegunaan colophonium, dalam bidang lapangan farmasi yaitu untuk pembuatan
serata, plester, dan salep-salep. Di kedokteran hewan sebagai diuretikum.
Dilapangan teknik digunakan dalm pembuatan macam-macam vernis, tinta cetak,
sabun dan lain-lain.

Resin terdistribusi luas pada suku berikut:


1. Pinaceae (Colophony atau Rosin)

2. Leguminoseae (Tolu Balsam dan Balsam Peru)

3. Dipterocarpaceae (‘Garijan’ , suatu pengganti balsam untuk copaiba)

4. Byrseraceae (Myrrh)

5. Umbilliferae (Asafoetida)

2.3 Sumber Tanaman Resin


a. Meuremiae Tuber ( Bidara Upas)

Bidara upas terdiri dari irisan-irisan umbi Merremia mimosa. Suku


Convolvulaceae. Umbi Berbentuk serupa kerucut warna coklat tua, banyak akar-
akar serabut. Panjang 4-10 cm

Isi : Damar, zat pahit dan pati

Kegunaan : Sebagai ekspektoransia, antiseptic (obat kumur)

b. Caricae Radix ( akar pepaya)

Akar pepaya adalah akar cabang Carica papaya L, suku Caricaceae.


Simplisia merupakan potongn-potongan yang lurus atau bercabang, warna coklat
muda.

Isi : Papaina, papayatin, damar dan tannin

Kegunaan : Antalmentika dalam bentuk dekokta

c. Syzgii Semen (biji jamblang)

Biji jamblang adalah biji Eugenia cumini Merr. Suku Myrtaceae

Isi : Minyak atsiri 0.5%, zat penyamak 6%, asam galus, dammar,
glukosida

Kegunaan : Obat kencing manis

d. Biglobisae Semen ( Biji kedawung)

Biji kedawung adalah biji Perkia biglobosa, Suku Legumonosa. Bau


seperti petai, rasa agak phit. Biji bulat memanjang, pipih, dekat dengan tepi biji
terdapat garis rusuk melingkar warna coklat tua kehitaman, pangkal biji berwarna
coklat kemerahan.

Isi : Glikosida, dammar, tannin, garam alkali

Kegunaan : obat mulas, obat diare

e. Tinosporae Cortimplex (Bratawali)

Bratawali adalah kulit batang dan kulit cabang Tinospora tuberculata


Beumae. Suku Menispermaceae, simplisia merupakan keping-keping tipis
panjang dengan banyak tonjolan-tonjolan dan beralur memanjang, warna coklat
tua kehitaman.

Isi : dammar, alkaloid

Kegunaan : tonikum, obat demam

f. Guazumae Folium (Daun jatiblanda)

Daun jatiblanda adalah daun Guazuma ulmifolia dari suku Sterculinaceae.


Helai daun berbentuk bulat telur, ujung daun meruncing, pangkal daun berbentuk
jantung yang kadang-kadang tidak setangkup, tepi daun bergerigi, permukaan
daun kasar warna hijau kecoklatan sampai coklat muda.

Isi : Zat penyamak, dammar, alkaloid

Kegunaan : Sebagai obat langsing

g. Andrographidis Herba (Sambiloto)

Herba sambiloto adalah bagian diatas tanah, tanaman Andrographis


paniculata Ness. Suku Anchanthaceae

Isi : Asam kersih, dammar logam alkali

Kegunaan : sebagai diuretik dan antipiretik

h. Sindorae Fructus (Separantu)

Separantu adalah buah Sindora sumantrana Miquel. Suku Leguminosea.

Isi : Minyak lemak, pati, gom, dammar

Kegunaan : sebagai astringensia


i. Imperatae rhizoma (akar alang-alang)

Imperatae rhizome dari tanaman Imperatae cylindrical Beauv, suku


Gramineae. Panjang rhizome 4 cm atau lebih, beruas,berkeriput memanjang, tebal
2 – 4 minyak menguap, warna kuning jerami, tiap ruas diliputi sisik tipis.

Isi :Asam kersi, dammar, logam alkali.

Kegunaan : Sebagai diuretic

j. Hirtae Herba (Patikan kebo)

Patikan kebo adalah seluruh batang, daun, bunga, buah Euphorbia hirta L.
suku Euphorbiaceae.

Isi : Dammar dan alkaloid.

Kegunaan : sebagai obat batuk.

2.4 Sifat Fisika Kimia Resin


Sifat renin terbagi dua yaitu sifat fisika dan sifat kimia. Berikut adalah
sifat fisika ari renin yaitu:
a. Keras

b. Transparan

c. Plastis

d. Lembek/ leleh

Sedangkan sifat kimia renin adalah:

1. Resin sangat mudah teroksidasi

2. Resin sendiri bebas dari zat lemak

3. Resin mengandung sedikit oksigen dan banyak karbon

4. Sifat kelarutan akan berkurang

5. Jika resin dipanasi akan muncul cairan bening dan melekat seperti lem

6. Jika resin dibakar akan mengeluarkan asap yang bergelaga


2.5 Kandungan Kimia Resin
Didalam resin terdapat 3 kandungan senyawa kimia, yaitu:
1. Asam-asam resinat
Asam resinat terdiri dari asam-asam oksi yang banyak jenisnya yang biasanya
mempunyai sifat gabungan dari asam-asam karboksilat dan fenol-fenol. Asam-
asam ini terdapat dalam keadaan bebas ataupun terikat sebagai ester-ester.
Pada umumnya asam-asam ini larut didalam larutan alkali, membentuk larutan
seperti sabun ataupun suspensi koloidal. Garam-garam logamnya dikenal
sebagai resinat, beberapa diantaranya banyak digunakan dalam pembuatan
sabun yang murah dan vernis. Contohnya :
a) Asam abietat didalam colophonium
b) Asam kapolvat dan oksikapolvat didalam Balsamum copoive
c) Asam guaiakonat didalam Guajac
d) Asam pimarat (Pimarinat) didalam Burgundy Pitch (Picea excelsa)
e) Asam komniforat didalam Myrrha.

2. Alkohol – alkohol resinat


Alkohol resinat terdiri dari alkohol-alkohol kompleks yang mempunyai BM
yang tinggi, yang disebut resinotannol (Tsirch yang menamakannya) sebagai
hasil polimerisasi dari alkohol damar resinol, yang dengan garam-garam ferri
akan memberikan reaksi seperti tannin. Alkohol-alkohol resinat terdapat dalam
keadaan bebas maupun terikat sebagai ester dengan asam-asam aromatis
(asam benzoat, asam salisilat, asam sinnamat, asam umbellat).
Resinotannol yang sudah dapat diisolir adalah :
a) Aloeresinotannol dari aloe
b) Ammoresinotannol dan galbaresinotannol dari Ammoniacum.
c) Peruresinotannol dari Balsamum peruvianum
d) Siaresinotannol dan sinnaresinotannol dari Benzoin.
e) Toluresinotannol dari Balsamum tolutanum.
Beberapa resinal, misalnya : Benzoresinol dari venzo, Storesinol daro styrax,
Guaiaresinol dari Gurjun balsem

3. Resen – resen
Resene adalah zat-zat yang komplek yang tidak mempunyai sifat-sifat
kimiawi yang khas. Resene tidak membentuk garam atau ester, tidak larut
dalam larutan alkali dan tidak terhidrolisis dengan alkali. Contohnya :
a) Alban dan fluavil dari Gutta perch
b) Kopalrsene dari Copal
c) Dammarresene dari dammar drakoresene dari Sanguis draconis.
d) Olibanoresene dari Olibanum
4. Beberapa jenis resin yang digunakan dalam lapangan farmasi seperti
coloponium, mastik, podophyllum dan sebagainya yang disebut sebagai
resin farmaseutis
2.6 Cara memperoleh Resin
a. Ekstraksi simplisia dengan alkohol, diendapkan dengan air. Contohnya
resin dari Jalapa ipomoea dan podophyllum.
b. Memisahkan minyak menguapnya dengan cara penyulingan. Contohnya :
colophonium dari terpentin dan resin dari copaiva dari Balsamum copaive.
c. Dengan memanasi bagian dari tanaman yang mengandung resin.
Contohnya : Guaiac resin.
d. Dengan mengumpulkan hasil eksudat dari tanaman. Contohnya : Oleoresin
yang kemudian diuapkan, dengan cara ini diperoleh mastiks.
e. Dengan mengumpulkan resin-resin fosil, seperti copal dsb.

2.7 Kegunaan Resin pada bidang Farmasi


1. Salah satu bahan membuat sabun vernis, didalam resin terdapat asam-asam
resinat yang jika dilarutkan dengan alkali maka akan membentuk larutan
seperti sabun atau suspense koloid yang memiliki buih.
2. Pembuatan Serata
3. Pembuatan Plester
4. Bahan pembuatan salep
5. Sebagai pengikat atau binder, yaitu bahan yang berfungsi untuk mengikat
pigmen pada permukaan bidang.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
1. Resin atau dammar adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret
tumbu-tumbuhan dan insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan
merupakan hasil terakhir dari metabolisme dan dibentuk dari ruang-ruang
skizogen dan skizolisigen
2. Kandungan dammar terdiri dari asam – asam resinat, alcohol – alcohol
resinat, dan resen
3. Sifat fisika dammar : Keras, Transparan, Plastik, Lembek/ leleh
Sifat kimia damar :Mudah teroksidasi, Bebas Zat lemak, Sedikit
mengandung oksigen dan banyak mengandung karbon
4. Cara memperoleh dammar yaitu dengan cara ekstraksi simplisia dengan
alcohol, penyulingan, pemanasan, pengumpulan hasil eksudat dari tanaman,
penguapan dan pengumpulan resin – resin.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Yayasan Sarana WarnaJaya:


Jakarta.
Kar, A. 2007. Pharmacognosy and Pharmaco-Biotechnology.Ed 2. New Age
International Publisher: New Delhi

Tim Dosen UNHAS.1986. Farmakognosi I . UNHAS Press: Makassar

WHO. 1999. Monographs on Selected Medicinal Plants. WHO: Geneva.

Anda mungkin juga menyukai