Anda di halaman 1dari 2

Penyakit tidak menular atau non communicable diseases (NCDs) merupakan penyebab

70% dari kematian global, mayoritas diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Penyakit

tidak menular diantaranya penyakit kardiovaskular, kanker, diabetes mellitus, dan penyakit

pernafasan kronis (WHO, 2015). Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health

Organization), kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus

meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan

miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak

menular seperti penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030

diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

Menurut Tingkat kematian usia standart per 100.000 orang di Indonesia menjadikan

penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab utama kematian PTM dengan proporsi 37% (WHO,

2014). Sebagaimana stroke merupakan penyebab kematian terbesar yang membunuh sekitar

328.500 orang atau sekitar 21,2%, diikuti dengan penyakit jantung iskemik yang membunuh

138.400 orang (8,9%), diabetes mellitus membunuh 100.400 orang (6,5%), infeksi saluran

pernafasan bawah membunuh 81.100 orang (5,2%) (WHO, 2015). Penyakit kardiovaskular

merupakan penyakit yang disebabkan oleh karena adanya gangguan fungsi jantung dan

pembuluh darah (Riskesdas, 2013). Penyebab utama penyakit kardivaskular yaitu stroke adalah

karena adanya aterosklerosis di intrakranial. Aterosklerosis menyebabkan emboli pada pembuluh

darah, oklusi pada percabangan arteri, trombus, dan insufisiensi hemodinamik (Jong, et al, 2014).

Kurangnya upaya pencegahan dari masyarakat menjadi masalahnya, upaya pencegahan

ini lebih mengutamakan pada faktor resiko yang telah diidentifikasi. Berbagai faktor risiko

penyakit tidak menular antara lain seperti merokok serta keterpaparan terhadap asap rokok,
minum minuman beralkohol, diet/pola makan, gaya hidup, kegemukan, obat-obatan, dan riwayat

keluarga (keturunan) (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

Beberapa alat untuk mendeteksi diagnosis penyakit karena aterosklerosis diantaranya

kontras luminografi yakni angiografi sebagai gold standard untuk mendiagnosis penyakit arteri

coroner. Angiografi merupakan tindakan invasif dimana dilakukan pembedahan terlebih dahulu

untuk memasukan kateter melalui arteri perifer, kemudian menginjeksi cairan kontras dibawah

fluoroskopi sinar x, akurasi dari angiografi sangat tinggi (Jason, et al, 2016)

Anda mungkin juga menyukai