Anda di halaman 1dari 8

A.

PENGERTIAN

Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan
dengan perasaanyang tidak pasti dan ketidakberdayaan.keadaan emosi yang dialami tidak
memiliki objek secara spesifik, kecemasan dialami secara subjektif dan dikomunikasikan
secara interpersonal dan berada dalam suatu rentang (Stuart, 2012). Menurut Freud (dalam
Alwisol, 2005:28) mengatakan bahwa kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan
individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi
adaptif yang sesuai.. Kecemasan berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena
kecemasan memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan
yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan.

B. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala kecemasan berbeda tergantung pada tingkat kecemasan yang
terjadi.Fortinash & Worret (2000) menjelaskan bahwa tingkat kecemasan terdiri dari ringan,
sedang, berat, panik dan menguraikannya berdasarkan respon kecemasan.
1. Cemas ringan
a. Fisiologis: tanda-tanda vital normal. tegang otot minimal, pupil normal,konstriksi.
b. Kognitif atau persepsi: lapangan persepsi luas. kesadaran terhadaplingkungan dan
stimulus internal. Pikiran mungkin acak, tetapi terkontrol.
C, Emosi atau perilaku: perasaan relatif nyaman dan aman. Rileks,penampilan dan
suara tenang.Kinerja secara otomatis dan kebiasaanperilaku terjadi pada level ini.
2. Cemas sedang
a. Fisiologis: tanda-tanda vital normal atau sedikit meningkat. Munculketegangan,
mungkin ketidaknyamanan atau merasa antusias.
b. Kognitif atau persepsi: waspada, persepsi menyempit terfokus. Kondisioptimal
terhadap penyelesaian dan pembelajaran masalah. Penuhperhatian.
c. Emosi atau perilaku: siap siaga dan merasa tertantang, bertenaga. ikut sertadalam
aktifitas yang kompetitif dan belajar banyak kemampuan. Suara,ekspresi wajah
terlihat tertarik dan memperhatikan.
3. Cemas Berat
a. Fisiologis: respon “fight or flight”. Sistem saraf autonom terstimulasi dengan
berlebihan (tanda-tanda vital meningkat, diaforesis meningkat,urgensi dan frekuensi
kemih meningkat, diare, mulut kering, nafsu makanberkurang, dilatasi pupil). Otot
kaku, sensasi nyeri berkurang.
b. Kognitif atau persepsi: lapangan persepsi sangat sempit. Kesulitan menyelesaikan
masalah. Perhatian selektif (fokus pada satu detail).
c. Kurangnya perhatian selektif (memblok rangsangan yang mengancam),cenderung
disosiatif.
d. Emosi atau perilaku: Merasa terancam, terkejut pada stimulus yang baru.
e. Aktivitas bisa meningkat atau menurun. Mungkin muncul dan merasa tertekan
f. Mendemonstrasikan penolakan; bisa mengeluh nyeri atau sakit,bisa gelisah atau
pemarah. Tatapan mata bisa mengarah pada seluruhruangan atau mengarah pada satu
titik. Menutup mata sebagai sikapmenghalangi lingkungannya.
4. Panik
a. Fisiologis: gejala kecemasan dapat meningkat sampai terjadi pelepasan pada sistem
saraf otonom. Seseorang bisa menjadi pucat, tekanan darah menurun. Koordinasi otot
terganggu.
b. Kognitif atau persepsi: keseluruhan persepsi buyar dan tertutup. Tidak mampu
mengatasi stimulus. Sangat tidak mungkin untuk menyelesaikanmasalah dan berfikir
logis. Persepsi yang tidak realistis tentang dirinya,lingkungan, atau kejadian.
Disosiasi bisa terjadi.
c. Emosi atau perilaku: Merasa tidak berdaya dengan kehilangan kontrol.
d. Marah, ketakutan, bisa agresif atau menyendiri, menangis atau berlari.
e. Perilaku biasanya sangat aktif ataupun sebaliknya.
C. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KECEMASAN
1. Pengkajian

2. Diagnosa keperawatan:
a. Ansietas
b. Koping Individu Tidak Efektif
3. Rencaca Keperawatan
a. Rencana Keperawatan pasien dengan ansietas
Tujuan: Diharapkan pasien mampu:
- Mengenal ansietas
-Mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi
-Memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk mengatasi ansietas
Rencana Tindakan keperawatan:
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agarpasien
merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.Tindakan yang harus dilakukan
dalam membina hubungan saling percayaadalah:
- Mengucapkan salam terapeutik
- Berjabat tangan
- Menjelaskan tujuan interaksi
- Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
- Bantu pasien mengenal ansietas:
- Bantu pasien untuk untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya.
- Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
- Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
- Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
- Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan
rasapercaya diri : Pengalihan situasi, Latihan relaksasi, Tarik napas
dalam, Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot, Hipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari) motivasi pasien melakukan tehnik relaksasi setiap kali
ansietas muncul
Tindakan Keperawatan pada Keluarga dengan pasien cemas
Tujuan: keluarga diharapkan mampu:
- Mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya
- Memahami proses terjadinya masalah ansietas
- Merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
- Mempraktekkan cara merawat pasie dengan ansietas
- Mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas
Rencana Tindakan keperawatan
- Diskusikan tentang pengertian ansietas
- Diskusikan tentang tanda dan gejala ansietas
- Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
- Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara
mengajarkantehnik relaksasi : mengalihkan situasi, latihan relaksasi : napas
dalam, mengerutkan dan mengendurkan otot menghipnotis diri sendiri
(latihan 5 jari), diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu
dirujuk danbagaimana merujuk pasien
b. Tindakan Keperawatan pasien dengan koping individu tidak efektif
c. Rencana Tindakan Keperawatan Untuk Pasien:
Tujuan: diharapkan pasien mampu:
- Mengenal koping individu tidak efektif
- Mengatasi koping individu tidak efektif
- Memperagakan dan menggunakan koping yang konstruktif untuk mengatasi
ansietas
Rencana Tindakan Keperawatan
1) Kaji status koping yang digunakan oleh klien:
- Tentukan kapan mulai terjadi perasaan,gejala,korelasinya dgn peristiwadan
perubahannya.
- Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta
- Dengarkan dengan cermat dan amati ekspresi wajah, gerakan tubuh,
- kontak mata,posisi tubuh, intonasi dan intensitas suara
- Tentukan risiko terhadap membahayakan diri klien sendiri dan tindakan
ygsesuai
2) Berikan dukungan jika klien mengungkapkan perasaannya
- Jelaskan bahwa perasaan-perasaan yg dimilikinya memang sulit
- Jika individu menjadi pesimis,upayakan untuk lebih memberikan
harapan,pandangan realistis
- Motivasi untuk melakukan evaluasi dari perilakunya sendiri
3) Apakah hal tersebut berguna bagi Anda
- Bagaimana hal tersebut dapat membantu
- Apa yang Anda pelajari dari pengalaman itu
4) Jika klien dalam keadaan marah
- Pertahankan lingkungan dengan tingkat stimuli yang rendah
- Perlihatkan suatu sikap penerimaan, sangat tenang
- Perlihatkan bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima, bukan individunya
- Jujur, penuhi semua janji yang telah dibuat
- Janganlah diperdulikan kata-kata yang bermusuhan
- Bantu untuk mengenali saat terjadi marah dan untuk menerima
tanggungjawab terhadap perasaan ini
- Jika tindak kekerasan menjadi berisiko,rujuk pada risiko terhadap
tindakkekerasan
5) Bantu klien untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif
- Apa yang menjadi masalah
- Siapa atau apa yang bertanggung jawab terhadap masalah tersebut
- Gali cara pasien mengurangi ansietas di masa lalu
- Dorong pasien untuk menggunakan respons koping adaptif
yangdimilikinya
- Apa pilihan-pilihanya
- Apa keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan
6) Ajarkan alternatif koping yang konstruktif seperti:
- Bicara dengan orang lain
- Melakukan aktivitas yang konstruktif
- Olah raga
7) Bantu pasien melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas yang terjual.
- Beri pasien aktifitas yang bersifat mendukung dan menguatkan
perilakusosial yang produktif
- Beri pasien latihan fisik yang sesuai dengan bakatnya
- Bersama pasien buat jadual aktifitas yang dapat dilakukan sehari-hari
Tindakan untuk keluarga
Tujuan: keluarga diharapkan mampu:
- Mengenal masalah koping tidak efektif pada anggota keluarganya
- Memahami proses terjadinya masalah koping tidak efektif
- Merawat anggota keluarga yang mengalami koping tidak efektif
- Mempraktekkan cara merawat pasien dengan koping tidak efektif
- Mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami koping tidak
efekif
Rencana Tindakan keperawatan
- Diskusikan tentang pengertian koping tidak efektif
- Diskusikan tentang tanda dan gejala koping tidak efektif
- Diskusikan tentang penyebab dari koping tidak efektif
- Diskusikan cara merawat pasien dengan koping tidak efektif dengan
cara:
- Membantu pasien mengenal koping yang tidak efektif
- Mengajarkan pasien mengembangkan koping yang sehat, bicara
dengan orang lain
- Melakukan aktivitas yang konstruktif
- Olah raga
- Dampingi keluarga menerapkan cara merawat pasien langsung pada
pasien
- Diskusikan bagaimana cara merujuk anggota keluarga jika sudah
tidakdapat ditangani di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Gail Wiscart Stuart & Sandra J. Sundeen.2012.Keperawatan Jiwa edisi 3.Alih
bahasa Achir Yani S Hamid.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Fortinash, K. M., & Holoday-Worret, P.A. (2000).The schizophrenia. Psychiatric
mental health nursing (2nd ed.). St. Louis: Mosby, Inc.
Universitas Sumatera Utara. Kecemasan. Jurnal USU. Diakses dari
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj7wMSEsN
fTAhXCpo8KHZ3RBCIQFghKMAQ&url=http%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id
%2Fbitstream%2F123456789%2F43708%2F4%2FChapter
%2520II.pdf&usg=AFQjCNF2ubkze1eYqvlS1Ocp_wUVxLMERw&sig2=uE2qIqf3Ie_ykY
2H-8JV4w pada 4 Mei 2017
AIPDI Jateng.2009. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ansietas. Diakses dari
https://aipdijateng.files.wordpress.com/2009/02/13-askep-anxietas.pdf pada 4 Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai