Anda di halaman 1dari 12

JIMKESMAS

JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT


VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,

PERAN POSYANDU DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
KONDA KECAMATAN KONDA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2016

Nurul Mardiana1 Sartiah Yusran2 Putu Eka Meiyana Erawan3


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo 123
nurul.mardiana99@gmail.com1 s.yusran@gmail.com2 putu_eka87@yahoo.com3

ABSTRAK
Posyandu adalah program yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan Anak, salah satu
pelayanan yang ada di Posyandu untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak adalah pelayanan Antenatal Care
(ANC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Posyandu dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak
diwilayah kerja puskesmas Konda Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan tahun 2016. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan metode pendekatan fenomenologis. Penelitian ini dilaksanakan di
Kabupaten Konawe Selatan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive random sampling atau
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Data penelitian berupa data primer yang dikumpulkan dengan
menggunakan metode wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Posyandu sudah menerapkan
sistem lima meja dengan benar, namun program ANC menurut sebagian dianggap sudah bagus dan beberapa
orang lainnya menganggap lumayan bagus. Hal ini dikarenakan pelayanan yang diterima ibu hamil masih
dianggap belum lengkap, dan belum sesuai dengan kebutuhan Ibu diwilayah kerja Puskesmas Konda. Sikap ibu
diwilayah kerja Puskesmas Konda terhadap perilaku mengikuti posyandu setiap bulan adalah positif, namun tidak
semua ibu memiliki norma subyektif yang mendukung untuk mengikuti posyandu setiap bulan. Sebagian besar ibu
diwilayah kerja Puskesmas Konda memiliki niat untuk mengikuti posyandu agar bisa memeriksakan kehamilannya
di posyandu setiap bulan. Namun, niat ini belum terwujud dalam perilaku nyata, karena keyakinan ibu terhadap
pelaksana Posyandu dalam hal ini adalah petugas kesehatan masih kurang disiplin. Mereka selalu datang
terlambat sehingga terjadi antrian panjang terkadang membuat ibu hamil merasa jenuh. Dapat disimpulkan
bahwa peran Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Konda Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan belum
efektif. Untuk itu disarankan kepada para petugas yang memberikan pelayanan kesehatan harus lebih
memperhatikan waktu kehadirannya di Posyandu.

Kata Kunci: Ibu Balita, Posyandu, Antenatal Care, Sikap, Niat.


ABSTRACT

Integrated Healthcare Center (IHC) is a program that aims to reduce maternal and child mortality rate.
One of the services that exist in IHC to improve maternal and child health is antenatal care (ANC). The aim of
study was to determine the role of IHC in improving maternal and child health in Konda public health center
working area of Konda district of south Konawe regency in 2016. The study was qualitative with
phenomenological approach. This study was conducted in South Konawe Regency. The sampling technique used
purposive random sampling or sampling with a certain considerations. The study data was primary data which
collected using in-depth interview. The results showed that IHC has implemented a system of five tables correctly,
but according to some people ANC program was considered good, some others was considered sufficient. It was
because the service received by pregnant women still considered incomplete, and not in accordance with the
needs of pregnant women Konda public health center working area. Pregnant women's attitude in working area
of Konda Public Health Center to following the IHC activities every month was positive, but not all pregnant
women have the subjective norm which supports to followed IHC activities every month. Most of pregnant
women have the intention to followed IHC to get checkups every month. However, this intention has not
materialized into real behavior, because the confidence towards the implementing of IHC in this case the health
care workers still lack of discipline. They always came in late causing the long queues that sometimes make
pregnant women feel saturated. It can be concluded that the role of IHC yet effective. The officers who provide
health care services suggest paying more attention about on time presence in the IHC.

Keywords: Pregnant women, Toddler, IHC, Antenatal Care, Attitude, Intention.

1
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) kehamilan ibu di posyandu dari K1-K4 tercatat pada
memperkirakan 800 orang perempuan meninggal tahun 2013 kunjungan K1 sebanyak 5943 kunjungan
setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses menjadi 4743 kunjungan. Pada tahun 2014 K1
kelahiran atau sekitar 99 % dari seluruh kematian ibu sebanyak 6007 kunjungan kemudian pada K4 menjadi
terjadi di negara berkembang1. Khusus AKI di Asia 4820 kunjungan, dan pada tahun 2015 K1sebanyak
Tenggara sebanyak 16.000 jiwa meliputi Indonesia 6000 kunjungan menjadi 4805 kunjungan ibu hamil 5.
sebagai penyumbang AKI tertinggi yaitu 359 per Di Puskesmas Konda AKI pada tahun 2013-2015
100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 tercatat 0 kasus, angka kematian bayi pada tahun
kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran 2013 sebanyak 4, tahun 2014 turun menjadi 1, dan
hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2015 tercatat 0 kasus. Kematian balita
Brunai 50 per 100.000 kelahiran hidup dan Malaysia pada tahun 2013 tercatat 0 kasus, pada tahun 2014
30 per 100.000 kelahiran hidup. Saat ini, pemerintah meningkat menjadi 2 kasus, dan tahun 2015 turun
Indonesia menargetkan AKI melahirkan 306 per menjadi 0 kasus. Kematian neonatal pada tahun 2013
100.000 kelahiran pada tahun 20192. sebanyak 3 kasus, pada tahun 2014 meningkat
AKI dihitung per 100.000 kelahiran hidup. Hasil sebanyak 5 kasus dan meningkat lagi tahun 2015
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun menjadi 16 kasus. Dan kasus lahir mati pada tahun
2007 dalam Kementerian Kesehatan RI (2012) 2013 sebanyak 2 kasus, pada tahun 2014 meningkat
menyebutkan bahwa AKI sebesar 228 per 100.000 menjadi 6 kasus, dan meningkat lagi menjadi 7 kasus
kelahiran hidup. Sementara pada tahun 2010, AKI pada tahun 2015. Pemeriksaan kehamilan di Posyandu
nasional adalah 214 per 100.000 kelahiran hidup. Dan dari K1-K4 pada tahun 2013 sebanyak 434 -317, tahun
berdasarkan hasil SDKI pada tahun 2012 ternyata 2014 sebanyak 424-308, dan pada tahun 2015
mengalami kenaikan menjadi 359 per 100.000 sebanyak 439-287. Jumlah Posyandu di wilayah kerja
kelahiran hidup3. Puskesms Konda sebanyak 18 Posyandu, yaitu 1
Profil kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Posyandu pratama, 4 Posyandu madya, 12 Posyandu
tahun 2012 menunjukkan jumlah AKI per 100.000 KH purnama dan 1 Posyandu mandiri 6.
pada tahun 2010-2011 mengalami peningkatan yaitu Posyandu merupakan bagian dari
pada tahun 2010 berjumlah 75 per 100.000 KH dan pembangunan untuk mencapai keluarga kecil, bahagia
tahun 2011 berjumlah 94 per 100.000 KH. Namun dan sejahtera, dilaksanakan oleh keluarga bersama
pada tahun 2012 mengalami penurunan yaitu dengan masyarakat dibawah bimbingan petugas
berjumlah 84 per 100.000 KH .Sedangkan untuk kesehatan dari Puskesmas setempat. Posyandu
jumlah AKB per 1000 KH pada tahun 2010-2011 merupakan perpaduan Antara pos KB (keluarga
mengalami penurunan yaitu tahun 2010 berjumlah berencana), pos imunisasi, pos timbang, pos
233 per 1000 KH dan pada tahun 2011 berjumlah 202 vaksinasi dan pos kesehatan desa7.
per 1000 KH. Namun pada tahun 2012 kembali Salah satu tujuan Posyandu adalah untuk
mengalami peningkatan yaitu berjumlah 209 per 1000 mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
KH4. anak serta angka kelahiran melalui upaya
Angka kematian Ibu di Kabupaten Konawe pemberdayaan masyarakat. Sasaran Posyandu adalah
Selatan pada tahun 2013 berjumlah 5 kasus, kemudian bayi, balita, ibu hamil, melahirkan, nifas dan
pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 8 menyusui, serta pasang usia subur. Pada hari buka
kasus dan tahun 2015 juga sebanyak 8 kasus. Angka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan
kematian Bayi pada tahun 2013 sebnayak 6 kasus, sistem 5 meja8.
kemudian pada tahun 2014 mengalami peningkatan Salah satu program KIA yang ada di Posyandu
sebanyak 15 kasus namun pada tahun 2015 adalah layanan ANC dari K1-K4, layanan ANC yang
mengalami penurunan sebanyak 14 kasus. yang diberikan adalah timbang berat badan, ukur
Angkakematian balita pada tahun 2013 tercatat 0 tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus
kasus namun pada tahun 2014 meningkat sebanyak 3 uteri, pemberian imunisasi tetanus tokoid, pemberian
kasus, dan pada tahun 2015 terjadi peningkatan lagi tablet Fe, dan temu wicara 9.
sebanyak 4 kasus. Angka kematian Neonatal pada Jadwal pemeriksaan ANC yang disepakati
tahun 2013 sebanyak 68 kasus, kemudian meningkat sesuai degan indikator tingkat perlindungan ibu hamil
pada tahun 2014 sebanyak 76 kasus dan menurun dengan distribusi kontak minimal satu kali pada
pada tahun 2015 sebanyak 71 kasus. Pemeriksaan triwulan I, minimal satu kali pada triwulan II, dan

2
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,
minimal dua kali pada triwulan III10. individu13. Dengan tujuan untuk mencari peran
Program ANC yang ada di Posyandu bertujuan posyandu dalam meningkatkan kesehatan ibu dan
membantu ibu dalam memelihara kesehatan anak di wilayah kerja Puskesmas Konda Kecamatan
kehamilannya, dan program ini akan berjalan efektif Konda.
jika ibu berperilaku positif terhadap Posyandu11. Pengambilan sampel dilakukan dengan
Dalam TPB suatu perilaku di pengaruhi oleh empat hal menggunakan purposive random sampling14. Dengan
yaitu sikap, norma subyektif, kontrol perilaku, dan niat menentukan sampel terlebih dahulu yaitu pada 3
Sikap adalah respon seseorang terhadap suatu objek Posyandu yang ada di wilyah kerja Puskesmas Konda,
yang dapat mempengaruhi tindakan seseorang ketiga posyandu ini diantaranya posyandu yang
terhadap objek tersebut, dan membawa respon atau dengan kota/kecamatan, posyandu yang ada ditengah
tindakan bawaan yang dimiliki seseorang terhadap kecamatan, dan posyandu yang paling jauh dengan
sesuatu yang baru mereka ketahui. Norma subyektif kecamatan.
adalah persepsi dari individu-individu terhadap suatu Dalam penelitian ini sampel cukup besar dan
tekanan sosial untuk menunjukkan atau tidak sifat populasinya relatif homogen, dengan teknik ini
menunjukkan suatu perilaku. Persepsi kontrol adalah maka populasi diberi kesempatan menjadi anggota
persepsi seseorang tentang mudah atau sulitnya ia sampel sehingga pengambilan sampel dapat
dalam melakukan sebuah perilaku, berdasarkan representative. Teknik ini dilakukan karena beberapa
pengalaman sebelumnya dan hambatan yang pertimbangan yaitu keterbatasan waktu, tenaga dan
diantisipasi dalam melaksanakan tingkah laku dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang
tertentu. Niat adalah suatu keinginan yang timbul besar dan jauh. Sampel yang digunakan dalam
dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dan penelitian ini adalah 3 Ibu balita, 3 kader Posyadu, 3
akan diwujudkan dalam bentuk tindakan, masih dalam pengurus Posyandu dan 1 bidan dari Puskesmas yan
bentuk rencana atau resolusi yang dimiliki seseorang bertugas di Posyandu.
untuk melaksanakan tingkah laku yang sesuai dengan Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian
sikap mereka 12. ini adalah Data primer adalah data yang langsung
Pengambilan data awal angka kematian Ibu dan diambil atau diperoleh dari responden dengan jalan
Anak periode Januari sampai dengan Desember tahun melakukan wawancara mendalam dan observasi
2013-2015 di Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe langsung. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait
Selatan, Puskesmas Konda merupakan daerah yang yaitu pengumpulan data sekunder angka kematian Ibu
memiliki angka kematian anak yang selalu terjadi dan Anak di Sulawesi Tenggara tahun 2012-2015.
peningkatan kasus walaupun angka kematian ibu Kabupaten Konawe Selatan tahun 2013-2015 bidang
sangat sedikit. Angka Kematian Ibu di Puskesmas KIA Dinas kesehatan Konawe Selatan, data sekunder
Konda tercatat 0 kasus, namun angka kematian anak yang meliputi angka kematian Ibu dan Anak di wilayah
megalami beberapa peningkatan. Khususnya angka kerja puskesmas Konda tahun 2013-2015.
kematian neonatal dan lahir mati setiap tahun selalu
engalami pningkatan, selain itu angka kunjungan ANC HASIL
dari K1-K4 di Posyandu selalu mengalami penurunan. Gambaran Pelayanan ANC di Posyandu
Hal ini dianggap sebagai salah satu faktor yang Hasil observasi langsung serta wawancara
mempengaruhi angka kematian anak selalu mendalam tentang pelaksanaan pelayanan ANC di
mengalami peningkatan, sehingga peneliti pun tertarik Posyandu menunjukkan bahwa pelaksanaan ANC
mengambil judul “Peran Posyandu Untuk masih belum efektif, pelayanan yang diberikan
meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak diwilayah Kerja dianggap belum memenuhi kebutuhan Ibu saat hamil.
Puskesmas Konda Kecamatan Konda Kabupaten Beberapa responden menganggap bahwa pelaksanaan
Konawe Selatan tahun 2016”. ANC di Posyandu sudah bagus, dan beberapa
responden lumayan bagus. Namun layanan yang
METODE mereka terima di posyandu masih kurang begitu
Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif lengkap, baik dari fasilitas ataupun dari segi
dengan metode pendekatan fenomenologis. Desain ini pengobatannya. Bagi yang menganggap layanan sudah
sangat sesuai dengan studi atau penelitian yang bagus, dipercaya dapat memotivasi mereka untuk
bertujuan untuk menjelaskan atau mengungkap mengikuti Posyandu.
makna konsep atau fenomena pengalaman yang
didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa

3
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,
Gambaran Pelaksanaan Posyandu dengan Sistem pemberian konsultasi tentang kesehatan saat hamil
Lima Meja sampai menyusui, pemberian vitamin, dan
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang pemeriksaan kehamilan.
ditentukan oleh LKMD, Kader, Tim penggerak PKK Secara keseluruhan, ibu-ibu di wilayah kerja
Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan. Pada hari puskesmas konda memiliki sikap yang positif terhadap
buka Posyandu dilakukan pelayanan masyarakat adanya posyandu, sebab mereka percaya bahwa
dengan sistem 5 (lima) meja, dimana disetiap meja dengan mengikuti posyandu secara rutin dapat
memiliki bagian masing-masing15. menghasilkan dampak yang positif.
Hasil wawancara dan observasi langsung Gambaran Norma Subyektif Ibu Terhadap Posyandu
menunjukkan bahwa Posyandu diwilayah kerja Terbentuknya norma subyektif dilandasi dari
Puskesmas Konda menggunakan sistem 5 menja. normative beliefs tentang tingkah laku dan motivation
Pelaksanaan sistem lima meja di posyandu dimulai to comply/ motivasi untuk mengikutinya. Untuk
pada meja I yaitu pendaftaran, dimeja ini semua ibu mengetahui gambaran norma dari masyarakat
hamil dan balita harus melakukan pendaftaran. diwilayah kerja Puskesmas Konda terhadap adanya
Namun bagi ibu hamil yang tidak membawa balita posyandu, keyakinan normatif merupakan hal yang
diminta langsung menuju kemeja IV untuk perlu diketahui.
mendapatkan pelayanan Gizi oleh Kader serta Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
pelayanan oleh petugas di meja V. Pelaksanaan diketahui bahwa individu atau kelompok yang
meja II yaitu penimbangan pada balita, setelah anak mempengaruhi Ibu untuk mengikuti posyandu adalah
ditimbang kemudian berat badannya dicatat pada Suami ibu, orang tua dan tetangga terdekatnya.
secarik kertas dan diselipkan pada KMS kemudian Tekanan atau dukungan sosial yang mereka dapat dari
dipersilahkan menuju kemeja III. orang di sekitar mereka berupa pesan-pesan yang
Setelah dilakukan penimbangan maka mnegingatkan mereka untuk selalu memeriksakan
berat badan badan yang telah dicatat disecarik kesehatan kehamilannya dengan mengikuti posyandu
kertas di berikan ke meja III untuk dilakukan serta memeriksakan perkembangan anak mereka.
pengisian KMS oleh petugas. Kemudian setelah dari Dukungan yang diberikan suami, orang tua
meja III, ibu dipersilahkan menuju ke meja IV untuk dan tetangga dilakukan bukan hanya sekali, dalam
mendapatkan penyuluhan berdasarkan KMS. Dan penelitian ini ditemukan bahwa banyak suami yang
yang terakhir dimeja V adalah pelayanan kesehatan sering mengingatkan ibu untuk ke posyandu. Selain itu
yang diberikan oleh petugas kesehatan yang ada di keberadaan suami dirumah dianggap sangat
Posyandu, pelayanan yang diberikan berupa mempengaruhi ibu untuk mengikuti ke posyandu,
pemeriksaan kesehatan, Imunisasi, tetes mulut tiap karena suami akan memberikan perhatian khusus
bulan februari dan agustus, pemberian vitamin A kepada ibu untuk mengikuti posyandu dengan
dosis tinggi berupa obat dan konsultasi mengenai mengantarkan ibu ke posyandu.
KB16. Selain suami dan tetangga yang memberikan
Gambaran Sikap Ibu Terhadap Posyandu tekanan sosial pada ibu untuk mengikuti posyandu,
Bagian dari faktor latar belakang yang bidan juga berperan aktif dalam memberikan
memiliki peran untuk membentuk behavioral belief dukungan pada ibu. Tekanan sosial yang diberikan
diantaranya adalah informasi dari pengalaman yang oleh bidan seperti memberikan pelayanan yang
didapatkan serta informasi dari tetangga. Sebagian terbaik dengan menjalin keakraban dianggap mampu
besar informan sudah mengetahui informasi tentang membuat ibu percaya dengan pelayanan yang
posyandu adalah tempat pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan. Mendengarkan keluhan ibu lalu
menyediakan macam-macam pelayanan kesehatan memberikan saran yang bermanfaat untuk kesehatan
bagi ibu dan anak, seperti penimbangan berat badan ibu, dan intinya harus sabar agar ibu percaya dengan
anak dan ibu hamil, pemberian konsultasi tentang pelayanan yang diberikan oleh bidan.
kesehatan saat hamil sampai menyusui, pemberian Gambaran Persepsi Kontrol Ibu Terhadap Posyandu
vitamin, dan pemeriksaan kehamilan. Persepsi terhadap kontrol yang dimiliki
Sebagian besar informan sudah mengetahui seseorang merupakan hambatan yang dipersepsikan
informasi tentang posyandu adalah tempat pelayanan seseorang untuk menampilkan tingkah laku. Kontrol
kesehatan yang menyediakan macam-macam pribadi yang dimiliki ibu akan sangat mempengaruhi
pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, seperti niat dan keinginan masyarakat untuk mengikuti
penimbangan berat badan anak dan ibu hamil, posyandu setiap bulan. Berdasarkan hasil wawancara

4
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,
yang dilakukan, hampir seluruh informan mengakui merupakan gambaran bahwa ia memiliki niat yang
bahwa mereka menyukai dan mengikuti posyandu, lemah untuk mengikuti posyandu.
dengan demikian dalam konteks ini rasa ketidak Pengurus posyandu yang mengatakan bahwa
sukaan terhadap posyandu bukanlah hambatan utama untuk mengukur niat ibu dapat langsung dilihat dari
untuk mereka. perkataannya untuk melakukan atau tidak sebuah
Meskipun sebagian ibu memiliki rasa suka perilaku. Sedangkan jika seseorang yang mengatakan
terhadap pelayanan yang ada di posyandu, ibu juga dengan ragu, maka niat yang dimilikinya masih lemah.
mengakui bahwa pelayanan yang mereka terima Selain itu bukan hanya dilihat dari perkataannya saja,
sering tidak memuaskan sehingga terkadang mereka tapi bisa dengan melihat kehadirannya di posyandu.
juga malas untuk ke posyandu lagi. Hambatan
tersebut sering dialami oleh ibu, utamanya ketidak DISKUSI
lengkapan peralatan serta obat-obatan yang Analisis pelaksanaan ANC di Posyandu
disediakan oleh posyandu. ANC adalah pelayanan kehamilan yang
Selain itu sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan terdidik dalam
masyarakat konda adalah petani sayur, hal ini bidang kebidanan, yaitu bidan, dokter dan perawat
dianggap salah satu faktor yang menyebabkan ibu sulit yang sudah terlatih. Kunjungan ibu hamil merupakan
untuk mengikuti posyandu. Dalam penelitian ini kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan
ditemukan bahwa ibu yang mengaku kesulitan yang memberikan pelayanan ANC untuk mendapatkan
membagi waktu untuk kekebun dan ke posyandu. pemeriksakan kehamilan. Jadwal pemeriksaan
Selain mendeskripsikan faktor-faktor yang kehamilan yang disepakati sesuai indikator tingkat
menghambat individu dalam menampilkan sebuah perlindungan ibu hamil dengan distribusi kontak
perilaku, persepsi terhadap kontrol yang dimiliki minimal satu kali pada triwulan I, minimal satu kali
seseorang. pada triwulan II, dan minimal dua kali pada triwulan
Persepsi kontrol juga mengukur sejauh mana III17.
individu percaya tentang mudah atau sulitnya dalam Secara keseluruhan hasil penelitian
mengatasi hambatan tersebut. Dengan demikian, menunjukkan bahwa Ibu yang memeriksakan
keyakinan dalam mengatasi hambatan yang kehamilannya di Posyandu mendapatkan pelayanan
dimilikinya merupakan hal yang penting untuk ANC berupa timbang berat badan, ukur tekanan
terwujudnya suatu perilaku. Hasil wawancara yang darah, pemberian tablet Fe, temu wicara, dan
telah dilakukan menunjukkan sebagian besar ibu pengukuran Lila. Pelayanan ANC standar adalah “7T”,
merasa ragu atau menyatakan kesulitan untuk dapat yaitu timbang berat badan, tinggi badan, pemeriksaan
mengatasi hambatan tersebut. tekanan darah, pengukuran fundus uteri, pemberian
Hasil wawancara menyatakan bahwa besar Imunisasi TT, pemberian tablet Fe, dan temu wicara
faktor keyakinan itu bergantung dari hambatan yang dengan persiapan rujukan. Selain itu rangkaian
dialaminya, meskipun seseorang mempunyai program pemeriksaan kehamilan yang ada di
pengetahuan yang tinggi hingga sikap yang positif Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Konda
tetapi karena merasa tidak yakin untuk mengatasi diantaranya deteksi faktor resiko kehamilan,
kontrolnya, maka niat yang timbul akan lemah. penyuluhan tentang ibu hamil dan penapisan.
Gambara Niat Ibu Terhadap Posyandu Program-program ini bertujuan untuk membantu ibu
Niat diasumsikan untuk menangkap faktor- mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan, dan mudah
faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku. dipantau oleh petugas kesehatan18.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Dalam penelitian ini, sebagian besar ibu yang
sebagian besar informan memiliki niat yang positif ada di wilayah kerja Puskesmas Konda menganggap
untuk mengikuti posyandu setiap bulan. Munculnya bahwa pelayanan ANC sudah cukup bagus. Pelayanan
niat untuk mengikuti posyandu dilandaskan karena yang diberikan dianggap sudah bagus karena setiap
informan ingin periksa kehamilannya di posyandu dan pelaksanaan Posyandu petugas selalu berupaya
tidak harus jauh-jauh ke puskesmas dan lebih irit biaya memberikan pelayanan yang terbaik untuk ibu.
pemeriksaan. Namun tidak semua informan Namun sebagian informan juga menjelaskan bahwa
menyatakan ingin mengikuti posyandu, salah satu pelayanan ANC di Posyandu lumayan bagus, hal ini
informan menyatakan ia tidak lagi mengikuti disebabkan pelayanan yang diberikan dianggap masih
posyandu hingga saat ini. Pernyataan tersebut belum lengkap
.

5
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,
Analisis Pelaksanaan Posyandu dari Meja I-V Selanjutnya pada meja IV yaitu penyuluhan
Pelaksanaan Posyandu ditentukan oleh Kader, perorangan, pada meja ini setiap orang akan
tim PKK, LKMD dan petugas kesehatan, dan pada hari mendapatkan penyuluhan dari petugas kesehatan.
buka Posyandu dilakukan pelayanan dengan sistem 5
Penyuluhan yang diberikan bermacam-macam,
(lima) meja. Pada meja I adalah pendaftaran, meja II
adalah penimbangan, meja III adalah pengisian KMS, disesuaikan berdasarkan sasaran yang akan diberikan
meja IV adalah penyuluhan, dan meja V adalah penyuluhan. Khususnya pada ibu hamil dilakukan
pelayanan kesehatan. Untuk meja I sampai meja IV penyuluhan tentang kehamilan, penyuluhan ini
dilaksanakan oleh KADER dan meja V dilaksanakan bertujuan untuk memberikan informasi kepada ibu
oleh petugas kesehatan itu seperti Dokter, Bidan, hamil tentang bahaya kehamilan dan selalu
Perawat, dan juru imunisasi8. mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
Pelaksanaan Posyandu dimulai dari meja I yaitu
Dan pada meja V merupakan pelaksanaan
pendaftaran, semua Ibu dan Anak yang datang di
Posyandu harus melakukan pendaftaran saat tiba di pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan
Posyandu. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan konsultasi KB, pemeriksaan kesehatan merupakan
pada meja I dilaksanakan oleh Kader Posyandu, ia salah satu langkah dalam program deteksi faktor
meminta ibu menunjukkan KMS. Bagi yang sudah resiko untuk ibu hamil. Namun untuk ibu hamil
terdaftar maka namanya dicatat kemudian pemeriksaannya dilakukan di ruangan tertutup, pada
dipersilahkan menuju ketempat penimbangan, dan meja V pemeriksaan untuk ibu hamil adalah rangkaian
bagi yang belum terdaftar maka di siapkan KMS yang
program ANC yang dilakukan secara berkala dari K1-
baru31.
Begitu pula dengan Ibu hamil juga menuliskan K421.
namanya pada formulir atau registrasi ibu hamil. Analisis Sikap Ibu Terhadap Posyandu
Sedangkan untuk ibu hamil yang tidak membawa anak Definisi sikap adalah posisi untuk berespon
diminta langsung menuju ke meja IV, dan yang belum secara favorable atau unfavorable terhadap benda,
terdaftar namanya akan ditulis di secarik kertas dan orang, institusi atau kejadian. Selain itu sikap diartikan
membawanya langsung ke meja V7. sebagai produk dari beliefs individu tentang tingkah
Tahap selanjutnya di meja II yaitu laku yang menjadi target, dan juga bagaimana beliefs
penimbangan, pada Posyandu di wilayah kerja ini dievaluasi. Setiap orang yang mempunyai perasaan
Puskesmas Konda dilaksanakan penimbangan anak di positif terhadap suatu objek psikologis dikatakan
meja II, berat badan bayi ditimbang dengan timbangan menyukai objek tersebut atau mempunyai sikap yang
bayi dan pada balita dengan timbangan berdiri. Bayi favorable terhadap objek tersebut, sedangkan individu
ditimbang dengan posisi berbaring terlentang atau yang mempunyai perasaan negatif terhadap suatu
duduk tanpa baju, sedangkan anak ditimbang dengan objek psikologis dikatakan mempunyai sikap yang
posisi berdiri tanpa sepatu dengan pakaian minimal19. unfavorable terhadap objek sikap tersebut. Secara
Sedangkan penimbangan untuk ibu hamil dilakukan di keseluruhan dari hasil penelitian ini diketahui bahwa
tempat yang disediakan khusus untuk ibu hamil dan Ibu di wilayah kerja Puskesmas Konda Kecamatan
Bidan. Setelah diketahui hasil penimbangan berat Konda Kabupaten Konawe Selatan, memiliki sikap
badan anak, kemudian dicatat disecarik kertas dan yang positif atau sikap yang favorable terhadap
diselipkan pada KMS untuk dibawa ke meja III32. perilaku mengikuti posyandu setiap bulan 22.
Pada meja III dilakukan pencatatan hasil Secara keseluruhan ibu di wilayah kerja
penimbangan pada KMS, dan dilakukan oleh Kader. puskesmas konda memiliki sikap yang positif terhadap
Dari hasil penimbangan di KMS kader perlu perilaku mengikuti posyandu setiap bulan. Dengan
menjelaskan arti grafik berat badan pada ibu balita, penjelasan yang dikemukakan oleh Ajzen dalam theory
apabila ditemukan balita yang sering sakit, dua kali of planned behavior, sikap yang positif tentang
berat badannya tidak naik segera disampaikan pada dampak dari perilaku mengikuti posyandu setiap
ibu balita. Hal ini akan berakibat pada gangguan bulan. Keyakinan positif yang dimiliki oleh ibu ditandai
pertumbuhan jika tidak segera di dilakukan dengan apa yang mereka kemukakan bahwa dampak
pemeriksaan dan pengobatan. Namun apabila balita dari mengikuti posyandu setiap bulan akan
yang ditimbang naik berat badannya, ibu dan menguntungkan bagi kesehatan kehamilan dan
balitanya di puji agar bisa mempertahankan kesehatan anak mereka, dan sebaliknya jika perilaku
kenaikannya20. periksa kehamilan di posyandu setiap bulan tidak

6
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,
dilakukan akan menimbulkan dampak buruk bagi objek psikologis cenderung akan membentuk sikap
mereka khususnya informasi mengenai perkembangan negatif terhadap objek tersebut24.
anak yang ada dalam kandungan mereka. Hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap
Dari hasil observasi dan wawancra diketahui informasi diketahui bahwa sikap mereka yang positif
bahwa seluruh informan memiliki pengetahuan yang tentang pelaksanaan posyandu juga banyak didasari
cukup baik mengenai posyandu, pengetahuan yang ketika mereka merasa kekurangan informasi tentang
cukup baik yang dimiliki oleh ibu berasal dari perkembangan keadaan kehamilan mereka serta
informasi-informasi yang mereka dapatkan dari perkembangan kesehatan anaknya. Beberapa
berbagai sumber. Rangsangan terhadap informasi informan penelitian menyadari bahwa kurangnya
yang diperoleh tersebut menjadi dasar keyakinan informasi tentang kesehatan kehamilan dan
serta evaluasi dalam pembentukan sikap ibu, perkembangan anak mereka karena kurang mengikuti
informasi yang didapatkan oleh ibu selama ini posyandu setiap bulan, setelah mengalami hal
diantaranya definisi posyandu, jenis pelayanan yang tersebut biasanya ibu mulai rajin lagi mengikuti
ada di posyandu serta manfaat pelayanan yang posyandu22.
disediakan untuk ibu. Informasi yang didapatkan para Secara keseluruhan hasil penelitian yang telah
informan diantaranya melalui media massa, tetangga, dilakukan mengenai gambaran sikap ibu di wilayah
orang tua dan pengalaman yang mereka alami12. kerja puskesmas Konda Kecamatan Konda Kabupaten
Selain bersumber dari media massa, informasi Konawe Selatan terhadap perilaku mengikuti
mengenai posyandu yang diterima oleh ibu juga posyandu setiap bulan adalah positif. Meskipun
berasal dari pengalaman pribadi23. Pengalaman begitu, sifat positif ini tidak selalu atau optimis
pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat, untuk terwujud dalam satu praktek. Hal ini juga terlihat
dapat menjadi dasar yang kuat. Karena itu sikap akan dalam penelitian ini bahwa ibu di wilayah kerja
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman tersebut Puskesmas Konda memiliki sikap positif, tetapi tidak
melibatkan faktor emosional, penghayatan pada otomatis terwujud dalam tindakan mereka untuk
pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama mengikuti posyandu setiap bulan.
berbekas. Pengalaman pribadi dianggap sangat Hingga saat ini masih banyak juga penelitian
mempengaruhi seseorang, karena dalam proses tentang hubungan sikap dan perilaku dengan hasil
pembentukan dan perubahan sikap peranan yang berbeda-beda. Ada penelitian yang
pengalaman pribadi sangat besar artinya. menyimpulkan terdapat hubungan yang positif antara
Sesuai dengan hasil wawancara yang telah keduanya, namun tidak sedikit pula hasil penelitian
dilakukan, diketahui bahwa ibu di wilayah kerja yang menyimpulkan keduanya tidak terdapat
Puskesmas Konda Kecamatan Konda Kabupaten hubungan. Hubungan sikap dan perilaku masih terlalu
Konawe Selatan mendapat pengetahuan lebih dalam jauh dan masih ada faktor yang berperan sebagai
mengenai posyandu dari pengalaman pribadinya penghubung antara sikap dan perilaku 25. Faktor
selama mengikuti posyandu. Pemahaman akan penghubung tersebut adalah niat. Selain sikap, ada
manfaat mengikuti posyandu ini akan meyakinkan ibu atribut lain dalam theory of planned behavior yang
bahwa sebenarnya mengikuti posyandu sebenarnya juga melandaskan seseorang melakukan suatu
merupakan hal yang sangat dianjurkan dan baik untuk tindakan. Oleh karena itu, sikap ibu yang positif tidak
kesehatan ibu dan anak. Pengetahuan Ibu tentang menjamin ibu tersebut untuk selalu mengikuti
posyandu merupakan sebuah proses kognisi terhadap posyandu setiap bulan, sebab ada atribut lainnya
informasi yang diterima. dalam theory of planned behavior yang juga berperan
Selain pengetahuan dan informasi, sesuatu dalam membentuk perilaku mengikuti posyandu
yang telah terjadi dan sedang dialami seseorang akan mereka.
ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan Analisis Norma Subyektif Ibu Terhadap Posyandu
individu terhadap stimulus sosial, tanggapan akan Norma subyektif adalah keyakinan seseorang
menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk mengenai apa yang harus dilakukannya menurut
dapat mempunyai tanggapan dan pengahayatan, pikiran orang lain, beserta kekuatan motivasinya
seseorang harus mempunyai pengalaman yang untuk memenuhi harapan tersebut. Norma subyektif
berkaitan dengan objek psikologis. Apakah berkaitan dengan motif sosial dan berhubungan
penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap dengan minat atau keinginan individu untuk
positif atau sikap negatif, akan bergantung pada faktor melakukan suatu perilaku karena orang lain atau
lain, tidak adanya pengalaman sama sekali dengan

7
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,
untuk memperoleh penghargaan dari orang lain di membantu informan MI untuk dapat memeriksakan
lingkungan sekitarnya12. kesehatan anak atau kehamilannya di posyandu 26.
Untuk melakukan sesuatu yang penting, Adanya peran suami dalam memeriksakan
biasanya seseorang mempertimbangkan apa harapan kesehatan anak dan kehamilan tersebut sejalan
orang lain (orang-orang terdekat, masyarakat) dengan penelitian yang dilakukan oleh Ria Andryana
terhadap dirinya. Orang lain di sekitar merupakan (2015) tentang minat ibu mengunjungi posyandu
salah satu diantara komponen sosial yang ikut diwilayah kerja Puskesmas Simpang Baru Kecamatan
mempengaruhi sikap seseorang. Seseorang yang Tampan. Dalam penelitian tersebut, faktor yang
dianggap penting, seseorang yang diharapkan mempengaruhi minat ibu untuk memeriksakan
persetujuannya bagi setiap gerak tingkah dan kehamilannya di posyandu adalah umur, pendidikan,
pendapat individu, seseorang yang tidak ingin pekerjaan dan khususnya dukungan suami.
dikecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi Selain dari suami, orang tua juga
individu (significant others), akan banyak mempengaruhi ibu dalam memeriksakan
mempengaruhi pembentukan sikap individu terhadap kehamilannya di posyandu, pengaruh keluarga adalah
sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap salah satu faktor yang menentukan dalam ada atau
penting bagi individu adalah orang tua, orang yang tidaknya minat ibu dalam memeriksakan
status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman kehamilannya di posyandu. Keluarga adalah orang-
dekat, guru, teman kerja, istri atau suami dan lain- orang terdekat yang mempunyai potensi sebagai
lain24. sumber dukungan dan senantiasa bersedia
Berdasarkan hasil wawancara yang telah memberikan bantuan dan dukungannya ketika
dilakukan, diketahui bahwa sebagian besar informan individu membutuhkannya. Keluarga dalam hal ini
memperoleh keyakinan normatif untuk menampilkan adalah orang tua atau mertua ibu, yang mempunyai
perilaku mengikuti posyandu. keyakinan normatif yang fungsi sebagai sumber dukungan utama bagi ibu
berupa dukungan positif untuk berperilaku mengikuti seperti untuk membangkitkan semangat
posyandu setiap bulan berasal dari orang-orang di memeriksakan kesehatan anak atau kehamilannya di
sekitar informan. Dengan demikian, diketahui bahwa posyandu20.
informan tersebut memiliki tekanan sosial berupa pengaruh tetangga adalah salah satu faktor
dukungan untuk mengikuti posyandu setiap bulan. yang menentukan ada atau tidaknya minat ibu untuk
Tekanan sosial tersebut berasal dari orang-orang mengikuti posyandu. Karena ibu menginginkan adanya
terdekat ibu, yaitu suami, orang tua dan tetangga pengakuan, terutama dari para tetangga dilingkungan
mereka. Hal ini berarti bahwa keluarga, masyarakat tempat tinggalnya. Tetangga sering kali memaksakan
dan lingkungan dapat memberikan dampak pada pengaruh yang besar terhadap minat ibu
perilaku ibu untuk mengikuti Posyandu. memeriksakan kehamilannya di posyandu, dari
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, tetangga juga dapat digunakan ibu untuk membatasi
sebagian besar informan mendapatkan dukungan dari apa yang dapat diterima dan mengatur perilaku
suami mereka untuk memeriksakan kehamilannya di standar dan pengharapan. Bagi ibu, persetujuan dan
posyandu. informan mengatakan bahwa tekanan kesesuaian sikap sendiri dengan sikap kelompok
sosial yang diberikan oleh suami berupa nasehat dan sebaya adalah sangat penting untuk menjaga status
masukan untuk selalu menjaga kesehatan afiliasinya dengan teman-teman, untuk menjaga agar
kehamilannya dengan rajin memeriksakan ia tidak dianggap asing dan lalu dikucilkan oleh orang-
kehamilannya di posyandu. Nasehat dan masukan orang dilingkungan tempat tinggalnya.
yang disampaikan oleh suami mereka merupakan Peranan penting dukungan sosial ditunjukkan
salah satu bentuk dukungan sosial, terdiri dari dengan kenyataan bahwa setiap individu selalu
nasehat, pentunjuk, masukan dan penjelasan 24. berusaha memperoleh keseimbangan dalamdirinya.
Dukungan sosial dapat berupa memberikan Bahwa setiap bentuk dukungan sosial dapat
bantuan secara langsung, bersifat fasilitas atau materi. membantu bertahan terhadap tekanan sosial negative
Menurut salah satu informan, jika suaminya dirumah yang ada. Dukungan sosial inilah yang nantinya
akan sangat mempengaruhi karena selain diharapkan membantu ibu untuk dapat memiliki niat
mengingatkan suminya juga mengantarkan ibu ke yang tinggi untuk mengikuti posyandu setiap bulan.
Ponsyandu. Perhatian seorang suami dengan Tidak menerima dukungan dari siapapun dapat
mengantarkan ibu ke posyandu merupakan dukungan menyebabkan tidak terbentuknya norma subyektif ini,
nyata kepada istrinya, sebab dalam konteks ini suami dapat menjadi alasan mengapa ibu tersebut tidak

8
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,
memeriksakan kehamilannya di Posyandu. oleh karena Selain ditentukan oleh ada atau tidaknya faktor
itu, orang-orang di sekitarnya seharusnya memberikan yang menghambat dalam melakukan sebuah perilaku,
dukungan sosial terhadap ibu ini untuk perceived behavioral control juga ditentukan oleh
memerikasakan kehamilannya di posyandu. seperti persepsi individu terhadap kontrol atau hambatan
pada pembahasan sebelumnya, bentuk dukungan yang ada. Dengan kata lain, semakin besar persepsi
tersebut dapat berupa selalu mengingatkan untuk mengenai kesempatan dan sumber daya yang dimiliki,
memeriksakan kehamilannya di posyandu atau serta semakin kecil persepsi tentang hambatan yang
membantu ibu untuk menjaga kesehatan dimiliki seseorang, maka semakin besar persepsi
kehamilannya dengan mengantatkan ibu pergi kontrol yang dimiliki orang tersebut. Faktor kekuasaan
memeriksakan kehamilannya di posyandu. ibu yang atas kontrol pribadi yang dimiliki ibu ditentukan oleh
belum dapat memiliki perilaku memeriksakan kesanggupannya dalam menentukan pilihan yang akan
kehamilannya di posyandu setiap bulan, nantinya diambilnya serta menentukan adanya daya kekuatan
diharapkan dapat memiliki minat yang lebih baik yang dimilikinya dimana keduanya sangat berkaitan
setelah menerima dukungan sosial dari keluarga dengan niat ibu untuk mau memeriksakan
maupun teman-teman dalam lingkungan sosialnya24. kehamilannya di posyandu setiap bulan12.
Analisis Persepsi Kontrol Perilaku Ibu di Wilayah Kemampuan dari ibu merupakan prasyarat
Kerja Puskesmas Konda Terhadap Posyandu untuk menetapkan niatnya dalam melakukan sesuatu.
Perceived behavioral control merupakan salah Apabila kemampuan itu ada, maka niat untuk
satu faktor dari tiga yang mempengaruhi niat. Seperti memeriksakan kehamilannya di posyandu setiap bulan
sikap dan norma subyektif, perceived behavioral akan terbentuk. Dengan demikian, niat ibu untuk
control juga dipengaruhi oleh belief. Belief yang dapat mengikuti posyandu setaip bulan didasarkan
dimaksud dalam hal ini adalah tentang hadir atau atas persepsi akan kemampuan yang dimilikinya untuk
tidaknya faktor yang menghambat atau mendukung dapat melakukan perilaku tersebut, dimana
performa tingkah laku. Berdasarkan hasil wawancara kemampuan tersebut disesuaikan pula dengan kondisi
yang telah dilakukan, ibu mengakui bahwa mereka lainnya yang memungkinkan ibu untuk dapat
memiliki hambatan untuk dapat memeriksakan mengikuti posyandu setiap bulan. Ibu yang memiliki
kehamilan di posyandu setiap bulan12. keyakinan dan kemampuan untuk dapat mengatasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hambatan yang mereka miliki, maka akan memiliki
bagaimana seseorang ibu memilih posyandu sebagai peluang yang llebih besar untuk dapat memunculkan
tempat mendapatkan pelayanan kesehatan. Dari hasil niatnya dalam mengikuti posyandu. sedangkan ibu
wawancara yang telah dilakukan pada ibu, beberapa yang ragu atau tidak yakin dapat mengetahui kontrol
faktor tersebut diantaranya adalah hadirnya atau hambatan yang ada, maka peluang untuk dapat
kemudahan ibu dalam memndapatkan pelayanan memunculkan niat dan perilaku dalam mengikuti
kesehatan tanpa harus ke puskesmas. Seperti tempat posyandu setiap bulan akan rendah29.
pelaksanaan posyandu yang tidak jauh dengan tempat Analisis Niat Ibu Untuk Mengikuti Posyandu
tinggal mereka dan tempat pelaksanaannya sudah Niat adalah suatu fungsi dari beliefs dan
memadai khususnya untuk pemeriksaan kehamilan, atauinformasi yang penting mengenai kecenderungan
kemudian layanan pemeriksaan kesehatan secara bahwa menampilka suatu perilaku tertentu akan
gratis20. mengarahkan pada suatu hasil yang spesifik. Hasil
Namun selain faktor yang mendukung ibu penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
untuk memeriksakan kehamilannya di posyandu, ibu memiliki niat yang baik untuk mengikuti posyandu
juga memiliki hambatan untuk memeriksakan setiap bulan, sedangkan informan HI memiliki niat
kehamilannya di posyandu setiap bulan 28. Hambatan yang lemah untuk menerapkan perilaku mengikuti
yang dimiliki ibu adalah pekerjaan, kurang lenkapnya posyandu setiap bulan. Niat merupakan suatu
ketersediaan obat serta kurangnya keinginan ke kebulatan tekad untuk melakukan sktivitas tertentu
posyandu karena selalu ada antrian untuk atau mengahsilkan keadaan tertentu di masa depan.
memeriksakan kehamilannya. Sebagian besar Dalam konteks ini informan HI belum memiliki tekad
informan mengakui bahwa ibu sangat sulit membagi yang kuat untuk mengikuti posyandu setiap bulan 12.
waktu saat pelaksaan posyandu jika bertepatan Namun norma subyektif yang dimiliki oleh
dengan waktunya ke kebun, karena mata pencaharian informan HI unfavorable atau negatif, norma subyektif
sebagian besar ibu di wilayah kerja puskesmas konda yang unfavorable yang dimiliki oleh ibu ini karena
adalah petani sayur. orang yang cukup berpengaruh terhadapnya hanya

9
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,
mendukung keputusan ibu untuk mau atau tidak selalu tidak tepat waktu karena petugas kesehatan
mengikuti posyandu setiap bulan. Jadi perceived sering datang terlambat. Sehingga pada saat
behavioral control yang dimiliki oleh informan MI pemeriksaan kesehatan sering terjadi antrian
adalah rendah, sebab ibu tersebut memiliki persepsi panjang yang membuat ibu merasa jenuh
akan kurangnya kemampuan yang dimilikinya untuk menunggu, dan bebrapa ibu menjadi tidak
mengontrol hambatan yang ia temui agar dapat memiliki niat lagi untuk memeriksakan
memeriksakan kehamilannya di posyandu setiap bulan kehamilannya di Posyandu.
ketika ia harus bekerja di kebun. Hal inilah yang 2. Posyandu dilaksanakan berdasarkan sistem lema
membuat dirinya belum memiliki niat untuk dapat meja, dan Posyandu yang ada di wilayah kerja
selalu memeriksakan kehamilannya di posyandu 30. Puskesmas Konda Kecamatan Konda sudah
Faktor motivasi merupakan faktor yang berasal menerapkan sistem lima meja. Pelaksanaan dari
dari motivasi diri dalam ibu itu sendiri untuk mau meja I sampai meja IV dilakukan oleh Kader dan
mengikuti posyandu setiap bulan agar dapat pada meja V dilakukan oleh ptugas kesehatan
memeriksakan kehamilan mereka. Sedangkan faktor seperti Dokter, Bidan, Perawat, dan juru Imunisasi.
non motivasi adalah berupa ketersediaan kesempatan 3. Sikap ibu di wilayah kerja Puskesmas Konda
dan sumber-sumber yang dimiliki yang dapat terhadap perilaku memeriksakan kehamilan di
memperkuat munculnya perilaku. Dengan adanya posyandu setian bulan adalah postif. Rangsangan
ketersediaan kesempatan tersebut, maka niat ibu terhadap informasi yang di peroleh ibu yang
hingga memunculkan perilaku mengikuti posyandu berasal dari media, tetangga dan pengalaman
setiap bulan akan semakin besar. Ketersediaan sendiri menjadi dasar pengetahuan dalam
kesempatan yang dimaksud dalam penelitian ini pembentukan sikap ibu. Sikap yang positif tersebut
adalah kedisiplinan dan cara pemberian pelayanan dapat muncul akibat ibu memiliki belief atau
kesehatan oleh petugas yang ada di posyandu, serta keyakinan dan penilaian yang positif tentang
dukungan orang-orang terdekat ibu yang sangat outcome dari perilaku memeriksakan kehamilan di
berpengaruh besar dalam memperkuat niat ibu untuk posyandu setiap bulan. Keyakinan positif yang
menampilkan perilaku mengikuti posyandu setiap dimiliki ibu ditandai dengan apa yang mereka
bulan12. kemukakan bahwa outcome dari memeriksakan
Akan tetapi, dari hasil penelitian ini telah kehamilannya di posyandu setiap bulan akan
diketahui bahwa ketersediaan obat dan sikap petugas menguntungkan bagi kesehatan ibu dan anak yang
pemberian pelayanan kesehatan merupakan dikandungnya.
hambatan utama yang dialami oleh ibu. Dengan 4. Norma subyektif ibu di wilayah kerja puskesmas
demikian, ibu di wilayah kerja Puskesmas Konda konda dalam memeriksakan kehamilannya di
Kecamatan Konda belum dapat mengaplikasikan niat posyandu setiap bulan dibentuk dari keyakinan
yang telah dimilikinya kedalam tindakan nyata karena normative dan motivasi untuk mengikutinya.
ketika mereka memiliki keinginan mengikuti posyandu Keyakinan normative yang dimiliki oleh ibu dalam
untuk memeriksakan kesehatan dan kehamilannya31, memeriksakan kehamilannya di posyandu setiap
obatnya tidak tersedia dan sikap petugasnya yang bulan berasal dari suami, orang tua dan tetangga.
selalu datang terlambat saat pelaksanaan posyandu Mereka memberikan dukungan positif terhadap
tersebut. Factor nonmotivasi berperan untuk perilaku ibu untuk memeriksakan kehamilannya di
mewujudkan niat dalam sebuah perilaku. posyandu setiap bulan. Namun suami ibu ada yang
Ketersediaan obat serta faktor sikap petugas cenderung mengikuti kemauan ibu saja, dan
kesehatan merupakan bagian dari faktor nonmotivasi tetangga juga ada yang memberikan pengaruh
yang yang akan menentukan niat yang dimiliki ibu positif dan ada juga yang memberikan pengaruh
untuk dapat mewujudkan perilaku mengikuti negatif. Sebagian besar informan memiliki motivasi
posyandu untuk memeriksakan kehamilannya setiap untuk mau menerapkan perilaku memeriksakan
bulan32. kehamilan di posayandu setiap bulan adalah demi
menjaga kesehatan tubuhnya dan kesehatan anak
SIMPULAN yang dikandungnya, khususnya untuk mengetahui
1. Pelayanan ANC untuk ibu hamil yang ada di perkembangan janin atau anak yang
posyandu diwilayah kerja Puskesmas Konda dikandungnya.
Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan 5. Sebagian besar ibu di wilayah kerja Puskesmas
dianggap sudah bagus, hanya saja pelaksanaannya Konda memiliki level persepsi kontrol yang rendah,

10
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,
sebab Ibu tidak yakin dapat mengatasi 4. Pihak Puskesmas Konda yang bertanggung jawab
hambatannya untuk dapat selalu memeriksakan menyelenggarakan Posyandu harus lebih
kehamilannya di posyandu setiap bulan. Hambatan memperhatikan ketepatan waktu pelaksanaan
yang dialami oleh ibu untuk dapat memerikasakan posyandu, agar tidak membuat masyarakat
kehamilannya di posyandu setiap bulan adalah menunggu serta tidak terjadi antrian panjang
ketersediaan obat di posyandu masih kurang pada saat pemeriksaan. Selain it uterus
lengkap serta peralatan untuk pemeriksaan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kehamilan masih kurang memadai, dan waktu yang penyediaan obat serta peralatan yang digunakan
dimiliki ibu sangat sedikit jika bertepatan dengan dalam posyandu khususnya yang digunakan untuk
waktu ibu untuk ke kebun. melakukan pemeriksaan kehamilan secara
6. Sebagian besar ibu di wilayah kerja Puskesmas berkala.
Konda memiliki niat untuk memeriksakan
kehamilannya di posyandu setiap bulan. Namun, DAFTAR PUSTAKA
niat ini belum terwujud dalam perilaku nyata. 1. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan
Faktor motivasi ibu telah cukup baik untuk Dasar (RISKESDAS). Jakarta.
memiliki perilaku memeriksakan kehamilan di 2. Departemen Kesehatan RI. 1994. Profil Kesehatan
posyandu setiap bulan, akan tetapi faktor Indonesia 1994. Pusat Data Kesehatan, Jakarta.
nonmotivasi seperti ketersediaan obat dan 3. SDKI, 2012.Angka Kematian Ibuda
peralatan pemeriksaan kehamilan yang belum Angka Kematian Bayi,http://www.sdki.go.id
baik. Disamping itu, faktor yang dapat Diakses Tanggal 28 april 2015.
menyebabkan niat yang ibu miliki selama ini belum 4. Dinkes Prov.Sultra, 2014.Profil Dinas Kesehatan
dapat terwujud dalam tindakan adalah karena Provinsi Sulawesi Tenggara. Sulawesi Tenggara
sikap petugas kesehatan yang tidak konsisten 5. Dinkes Konsel, 2015.Profil Dinas Kesehatan.
dalam mengaplikasikan tanggung jawabnya
Kabupaten Konawe Selatan
sebagai pemberi pelayanan kesehatan, sering
datang terlambat dan terjadi antrian panjang saat 6. Puskesmas Konda, 2015. Laporan kegiatan
pemeriksaan kehamilan. surveilans kematian ibu dan anak 2015. Konda
7. Sembiring, nasap. 2004. Posyandu Sebagai Saran
SARAN Peran Serta Masyarakat Dalam Usaha
1. Untuk ibu-ibu harus mengetahui konsekuensi Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Universitas
menjadi seorang ibu karena segala hal yang Sumatera Utara. Medan
terjadi pada anaknya merupakan tanggung jawab
8. Punikasari, devi. 2010 peran posyandu dalam
orang tua sepenuhnya terutama ibu karena lebih
banyak waktu bersama anaknya, ibu seharusnya meningkatkan kesehatan masyarakat didusun
lebih peduli terhadap hak anaknya untuk sehat karangwatu,desa pucungrejo, kecamatan
dan menerima pelayanan kesehatan yang ada di muntilan, kabupaten magelang. Universitas
posyandu. Negeri Yogyakarta. Yogyakarta
2. Untuk ibu-ibu tidak seharusnya menjadikan 9. Nurfaizatin. 2009. Pelaksanaan Antenatal Care
pekerjaan sebagai faktor penghalang untuk (ANC) Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
mengunjungi posyandu karena posyandu tersebut
Baito Kabupaten Konawe Selatan tahun 2009.
hanya dilakukan satu kali dalam sebulan. Ibu
sebaiknya lebih bijak mengatur waktu untuk Skripsi tidak dipublikasikan. FKM UHO. Kendari
mengunjungi posyandu dari hari sebelumnya agar 10. Andryana R. 2013. Minat Ibu Mengunjungi
kedepannya ibu-ibu bisa pergi ke posyandu. Posyandu Diwilayah Kerja Puskesmas Simpang
3. Saran untuk petugas Kesehatan yang bertugas di Baru Kecamatan Tampan. Universitas Riau.
Posyandu seharusnya menyesuaikan jadwal Pekanbaru
pelaksanaan kegiatan posyandu dengan waktu
11. Herdin.2009. Studi Manajemen Pelayanan
yang dimiliki oleh ibu, agar waktu yang dimiliki
oleh ibu untuk membawa mengikuti posyandu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Pada Puskesmas
lebih efisien serta bisa rutin mengikuti posyandu Wawonii Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten
sehingga tercukupi kebutuhan kesehatannya dan Konawe tahun 2009. Skripsi tidak dipublikasikan.
anaknya. FKM UHO. Kendari

11
JIMKESMAS
JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT
VOL. 1/NO.4/ Oktober 2016; ISSN 250-731X ,
12. Achmat, Z. 2010. Theory of Planned Behavior, 25. Priyoto. 2014. Teori Sikap dan Perilaku Dalam
Masihkah Relevan?. Malang; Universitas Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta
Muhammadiyah Malang 26. Suharyat Yayat. 2009. Hubungan antara sikap,
minat dan perilaku manusia.
(http://zakaria.staff.umm.ac.id/files/2010/12/
(http://www.wordpress.com diakses pada tanggal
Theory-of-Planned-Behavior-masihkah - 20 Juni 2016)
relevan1.pdfdiakses tanggal 1 27. Purwoastuti endang, dkk.2015. Ilmu kesehatan
september 2016, pukul 14.22 WIB). masyarakat dalam kebidanan konsep teori dan
13. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. aplikasi. Yogyakarta.
Alfabeta. 28. Prasetyawati, arista eka. 2012. Kesehatan Ibu dan
14. Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Anak (KIA) Dalam Milenium Development Goals
penuntun bagi pemula. Mitra Cendekia Press. (MDGs). Nuha Medika. Yogyakarta
Yogjakarta. 29. Susanta. 2006. Sikap: Konsep dan Pengukurannya.
15. Fitriastuti, Rosa. 2007. Peran Kader Posyandu Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fisip. UPN
Veteran Yogyakarta.
Pelangi dan Posyandu Panca Manunggal Dalam
30. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan
Meningkatkan Kesehatan Masyarakat. Fakultas Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Wijayanti, Putri d. 2009. Suparyanto. 2012. Sekilas
Maret. Surakarta Tentang Sikap. (http://www.
16. Minerva. Studi kepuasan masyarakat terhadap http://www.google.com/dr suparyanto.com
pelayanan posyandu diwilayah kerja puskesmas diakses pada 20 Juni 2016)
Mokoau kecamatan kambu kota kendari tahun 31. Wijono, 1999. Manajemen Mutu Pelayanan –
Teori Strategi dan Aplikasinya. Airlangga
2012. Skripsi tidak dipublikasikan. FKM UHO.
Universitas Press. Surabaya
Kendari.2012 32. Sumarno, B.G. 2009. Faktor-faktor yang
17. Fida dan Maya. 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan berhubungan dengan kinerja kader pada
Anak. D-Medika. Yogyakarta posyandu strata pratama dan madya di wilayah
18. Walyani, S. E. 2015. Perawatan kehamian & kerja puskesmas Bima maroa kecamatan Andoolo
menyusui anak pertama agar bayi lahir dan Kabupaten Konawe Selatan tahun 2009. Skripsi
tumbuh sehat. Putaka baru press. Yogyakarta tidak dipublikasikan. Kendari
19. Ismawati, cahyo s, dkk. 2010. Posyandu Dan Desa
Siaga. Nuha Medika. Yogyakarta
20. Indayani, lusi. 2009. Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu Balita Ke
Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Sampara
Kabupaten Konawe tahun 2009. Skripsi Tidak
dipublikasikan. FKM UHO. Kendari
21. Sari, N. I. 2012. Fungsi Pemeriksaan K1-
K4. http://www.google.com/ 7langkah
varney.blogspot.co.id Diakses pada 20 Juni 2016.
22. Farhatun, Siti. 2013. Perilaku Konsumsi Serat Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN)
Jakarta Tahun 2012. Skripsi S1. Universitas
Muhammadiyah Malang.
23. Kholid, ahmad 2012. Promosi Kesehatan Dengan
Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasi.
24. Muzaham Fauzi. 1995. Sosiologi Kesehatan. UI
Pres. Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai