PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih
timbulnya atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata atau retina,
hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui
dunia. Di tahun 2020 sekitar 1,56 miliar orang dewasa akan hidup
tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap tahunnya di kawasan
kesehatan hanya mencapai 24,0%, atau dengan kata lain sebanyak 76,0%
2007).
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran
didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi,
ada 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan
darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7%. Jadi
Tahun laki- laki dan perempuan yaitu 267.516 jiwa serta dilakukan
72.250 jiwa, dan didapatkan 6.594 jiwa menderita hipertensi Tahun 2016.
Penanganan hipertensi akan lebih baik jika diintegrasikan dengan
(Kowalski, 2010).
latihan, wajar jika tulang kering akan terasa nyeri. Kondisi ini biasanya
akan menghilang jika Anda sudah terbiasa. Oleh karena itu, lakukan
kecepatan langkah kaki Anda dan melatih pernapasan Anda lebih baik
lagi. Agar tubuh tetap bugar dan sehat, lakukan latihan ini sebanyak 150
bermakna (p= 0,000 dan p= 0,026; a= 0,05). Untuk itu, perlu adanya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
adalah,mahasiswa mampu :
primer.
b. Menganalisa hasil tindakan pemberian terapi Brisk Walking
D. Manfaat Penulisan
2. Bagi Puskesmas
3. Bagi Mahasiswa
dan benar.
b. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
4. Bagi Klien
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Hipertensi
dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik
atau telah terjadi kelainan organ target (otak, mata atau retina, ginjal,
2. Klasifikasi Hipertensi
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan The Joint National Commite on
Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure VII Tahun 2004
Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal < 120 <80
Pre-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99
Hipertensi tingkat 2 ≥ 160 ≥ 100
Sumber : Joint National Committee on Prevention Detection, Evaluation, and Treatment
of
High Blood Pressure VII/JNC-VII (2004)
Tabel 2.2
Kategori Tekanan Darah Berdasarkan American College of
Cardiology Tahun 2017
Kategori tekanan Sistolik Diastolik
darah
Normal < 120 <80
Pre-hipertensi 120-129 <80
Hipertensi tingkat 1 130-139 80-89
Hipertensi tingkat 2 ≥ 140 ≥ 90
Sumber: American College of Foundation (2017)
3. Etiologi Hipertensi
(Ganong, 2008).
2007).
Bare, 2005).
tidur dan nyeri kepala, serta terjadi penurunan suply oksigen di otak
gangguan
perfusi jaringan. Pada organ ginjal juga menyebabkan vasokontriksi
cairan.
Elastisitas , arteriosklerosis
Aktivasi norepinefrin
Vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
darah, dan pada kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
(PERKI, 2015).
guidelines adalah :
dislipidemia.
gr/ hari.
per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat
samping, yaitu :
mengurangi biaya.
faktor komorbid.
(ARBs).
(PERKI,2015)
7. Komplikasi
a. Stroke
2009).
b. Infark Miokard
(Corwin, 2009).
c. Ensefalopati
B. Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ Istirahat
takipnea.
b. Sirkulasi
(feokromositoma).
b. Integritas Ego
c. Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/
e. Neurosensori
h. Keamanan
i. Pembelajaran/ Penyuluhan
2. Diagnosa Keperawatan
1) Definisi
2) Batasan karakteristik:
c) Perilaku distraksi
g) Dilatasi pupil
nyeri
1) Definisi
d) Nyeri ekstremitas
e) Merokok
1) Definisi
kemahiran.
2) Batasan karakteristik:
d) Kurang pengetahuan
3) Faktor yang berhubungan:
a) Kurang informasi
1) Definisi
2) Batasan karakteristik
d) Ansietas
e) Dispnea
g) Edema
00029)
1) Definisi
metabolik tubuh.
2) Batasan karakteristik:
c) Kulit lembab
g) Dispnea
h) Peningkatan PVR
i) Peningkatan SVR
j) Oliguria
a) Akan dikembangkan
1) Definisi
eksternal.
2) Batasan karakteristik
c) Ketidakpuasan tidur
b) Kendala lingkungan
c) Kurang privasi
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri Akut
NIC:
3) Peningkatan Tidur
dalam)
NOC:
1) Kontrol Nyeri
2) Tingkat Nyeri
b. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
NIC:
3) Manajemen Nutrisi
4) Manajemen Cairan
NOC:
c. Defisien Pengetahuan
NIC:
NOC:
Exercise)
NIC:
2) Monitor Cairan
3) Manajemen Elektrolit/ Cairan
NOC:
1) Keseimbangan Cairan
NIC:
3) Terapi Oksigen
4) Manajemen Syok
NOC:
2) Status Sirkulasi
NIC:
1) Manajemen lingkungan
2) Pengaturan posisi
3) Terapi relaksasi
4) Manajemen nutrisi
NOC:
1) Tidur
B. Tinjauan Teori Brisk Walking Exercise
aerobik dan olahraga yang bersifat anaerobik. Olahraga yang bersifat aerobik
adalah olahraga yang memerlukan kerja otot yang membutuhkan oksigen untuk
oksigen di dalam otot, sedangkan olahraga yang bersifat anaerobik adalah jenis
Exercise merupakan salah satu bentuk latihan aerobik dengan bentuk latihan
aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan teknik jalan cepat.Brisk Walking
dalam jaringan, selain itu latihan ini juga dapat mengurangi pembentukan plak
menggunakan tehnik jalan cepat selama 20-30 menit dengan rerata kecepatan 4-6
beta endorphin yang dapat menurunkan stres serta tingkat keamanan penerapan
brisk walking exercise pada semua tingkat umur penderita hipertensi (Kowalski,
2010).
BAB III
METODOLOGI
terapi medis yaitu dengan penerapan latihan Brisk Walking Exercise, yang
telah terbukti efektif dalam penurunan tekanan darah. Maka dari itu, ada 5
jurnal yang telah diambil oleh penulis untuk mendukung serta menjadi
nilai yang bermakna (p= 0,000 dan p= 0,026; a= 0,05). Untuk itu, perlu
sistole pada hari pertama sebesar 148,86 mmHg, dan rata-rata tekanan
dan rata-rata tekanan sistole pada hari ke-3 sebesar 133,57 mmHg, dan
0,000 pada tekanan darah sistole dan diastole sebelum dan sesudah
mengalami hipertensi
sebesar 3.73 mmHg dan menurunkan rerata tekanan darah diastolik sebesar
badan, indeks massa tubuh, visceral fat, body fat, lingkar perut, tekanan
DASHI-J dan olahraga jalan cepat dengan penurunan berat badan 4,18 kg,
indeks massa tubuh 1,50 kg/m , tekanan darah 12,00 mmHg/8,60 mmHg.
Diet DASHI-J dan olahraga jalan cepat berperan menurunkan berat badan,
Kesimpulan dari lima jurnal yang telah diambil oleh penulis yaitu
DOI :
10.1097/HCR.0b013
e3181a33379
2. Ika Sulistiyawati*, Lutfi Tujuan penelitian ini yaitu untuk Pre Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata Mahasiswa S1
Wahyuni, S.Kep.Ns., M.Kes**, mengetahui pengaruh brisk eksperimental tekanan sistole pada hari pertama sebesar 148,86 Keperawatan,
Heni Purwati, M.Keb *** walking exercise terhadap dengan pendekatan mmHg, dan rata-rata tekanan diastole sebesar 92,29
perubahan tekanan darah pada one group time mmHg sebelum melakukan brisk walking exercise, Dosen STIKES Bina Sehat
penderita hipertensi. series design dan rata-rata tekanan sistole pada hari ke-3 sebesar PPNI Mojokerto
(2018) 133,57 mmHg, dan rata-rata tekanan diastole ,
sebesar 83 mmHg sesudah melakukan brisk Dosen STIKES Bina Sehat
walking exercise. Hasil uji T sampel berpasangan PPNI Mojokerto
PENGARUH BRISK WALKING menunjukkan ρ value = 0,000 pada tekanan darah
EXERCISE TERHADAP sistole dan diastole sebelum dan sesudah melakukan
PERUBAHAN TEKANAN brisk walking exercise sehingga ada pengaruh brisk
DARAH PADAPENDERITA walking exercise terhadap perubahan tekanan darah
HIPERTENSI DI DESA pada penderita hipertensi di Desa Mojodadi
MOJODADI KECAMATAN Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto..
KEMLAGI
KABUPATEN MOJOKERTO
3. Anisa Suci Fadhilah Tujuan penelitian ini yaitu Quasy Hasil uji Wilcoxon pada sampel didapatkan hasil Program Studi Fisioterapi
Untuk mengetahui pengaruh EksperimentalDesig untuk sistol (p)=0,000<0,05, sedangkan pada Sekolah Tinggi Ilmu
(2018) Brisk Walking Exercise n dengan rancangan diastole didapatkan hasil (p)=0,001<0,05 yang Kesehatan „Aisyiyah
terhadap tekanan darah pada penelitian One artinya terdapat Surakarta
PENGARUH BRISK WALKING lansia yang mengalami Group Pretest- pengaruh Brisk Walking Exercise terhadap tekanan
EXERCISE TERHADAP hipertensi. Posttest Design. darah pada lansia yang mengalami hipertensi.
TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DI
BOYOLALI
4. Ayu Diana Tujuan penelitian ini yaitu deskriptif dengan Hasil penelitian sebelum dan sesudah diberikan Mahasiswa Akademi
, Restuning Dyah 2 untuk mengetahui pengaruh pendekatan studi intervensi brisk walking exercise menunjukkan Keperawatan Widya
brisk walking exercise kasus tekanan darah mengalami penurunan. Brisk walking Husada Semarang
terhadap tekanan darah pada exercise menurunkan reratatekanan darah sistolik
(2017) penderita hipertensi kategori I sebesar 3.73 mmHg dan menurunkan rerata tekanan Dosen Akademi
di wilayah Puskesmas Ngesrep darah diastolik sebesar 2.86 mmHg. Kesimpulan dari keperawatan Widya Husada
Semarang. penelitian ini, ada pengaruh brisk walking exercise Semarang
PENGARUH BRISK WALKING terhadap tekanan darah dibuktikan dengan adanya
TERHADAP PENURUNAN penurunan nilai tekanan darah dari responden..
TEKANAN DARAH PADA
HIPERTENSI KATEGORI I DI
PUSKESMAS NGESREP
5. Mustafa Kamal* Dede Tujuan penelitian ini adalah Randomized Hasil penelitian ini yaitu setelah 2 bulan Fakultas Kedokteran
Kusmana* Hardinsyah** Budi Controlled intervensi, berat badan, indeks massa tubuh, visceral Universitas Indonesia Rumah
mengevaluasi diet dan olahraga
Setawan*** Rizal M. Trialt fat, body fat, lingkar perut, tekanan darah sistolik dan Sakit Umum Pusat Nasional
Damanik*** tersebut dengan desain penelitian diastolik, kolesterol serum dari semua kelompok Dr. Cipto Mangunkusumo,
menurun secara signifikan. Penurunan tertinggi
clinical trial terhadap 100 laki-
terjadi pada kelompok diet DASHI-J dan olahraga Ilmu Gizi Institut Pertanian
( 2013 ) laki berusia 25 – 55 tahun di PT jalan cepat dengan penurunan berat badan 4,18kg, Bogor,
indeks massa tubuh 1,50 kg/m , tekanan darah 12,00
Krama Yudha Ratu Motor.
mmHg/8,60 mmHg. Diet DASHI-J dan olahraga jalan FakultasEkologi Manusia
Pengaruh Olahraga Jalan Cepat dan cepat berperan menurunkan berat badan, indeks
Institut Pertanian Bogor
massa tubuh, serta tekanan darah sistolik dan
Diet terhadap Tekanan Darah diastolik.
Penderita Pra hipertensi Pria
B. Protokol Studi Kasus
Exercise
2. Informed Consent.
Exercise.
1) stopwatch
katun, kaos).
2) Ventilasi yang cukup atau tempat yang udara banyak dan segar.
b.Pelaksanaan
2 hari).
menyentuh tanah
C. Karakteristik Kasus
Tabel 3.2
Klasifikasi Hipertensi
dalam penerapan studi kasus ini, tanpa ada paksaan dari penulis.
untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang
dilaksanakan.
ini, semua informasi yang didapat dari klien akan dijaga oleh penulis
yaitu klien mendapatkan hak yang sama untuk dipilih atau terlibat
kasus diterapkan
atau kerugian, yaitu klien dilindungi dari eksploitasi, dan penulis akan