Anda di halaman 1dari 96

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


WILAYAH PUSKESMAS BARENG

“Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Masyarakat


Di RW 10 Kelurahan Kasin Kecamatan Klojen Kota Malang”

Oleh:
1. Febby Ronaldhy Yushiro (P17211173024)
2. Khuriyatul Ummah Safitri (P17211171005)
3. Sonia Zalma Ardiansyah (P17211173018)
4. El Bareq (P17211173014)
5. Dimby Allinda Chrismavera (P17211173020)
6. Rishelia Trista Ardiani (P17211174044)
7. Rohmatis Sania (P17211171008)

Telah disahkan pada hari/tanggal:

Pembimbing Institusi, Pembimbing Klinik/CI,

Sugianto Hadi, SKM, MPH. Ns. Susilowati, S.Kep.


NIP. 19750731 200903 2002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi petunjuk, hidayah, dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Komunitas. Penulis
menyadari dalam penyusunan laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Sugianto Hadi, SKM, MPH. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
bantuan dalam penyusunan laporan dengan sabar membimbing untuk bisa menulis
dengan baik, dan senantiasa memberi semangat, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
2. Ns. Susilowati, S.Kep. selaku pembimbing klinik di Puskesmas Bareng yang telah
dengan sabar membimbing dan memberikan semangat, sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.
3. Semua staff di Puskesmas Bareng yang telah memberikan kami kesempatan untuk
belajar mengenai praktik keperawatan.
4. Masyarakat RW 10 Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang yang telah
bersedia diberikan intervensi.
5. Serta teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan
laporan ini.

Penulis menyadari bahwa lapiran ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.

Malang, 10 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................1


1.2 TUJUAN.....................................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................................3

2.1 KONSEP DASAR KOMUNITAS..............................................................................................3


2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS..............................................8
BAB III PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS....................................................13

3.1 PRA PENGKAJIAN.................................................................................................................13


3.2 HASIL PENGKAJIAN.............................................................................................................15
3.3 ANALISA DATA.....................................................................................................................59
3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN...............................................................................................61
3.5 PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN.................................61
3.6 PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................................................62
3.7 INTERVENSI/PLAN OF ACTION (POA)...............................................................................63
3.8 IMPLEMENTASI.....................................................................................................................64
3.9 EVALUASI FORMATIF..........................................................................................................65
3.10 EVALUASI SUMATIF............................................................................................................67
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................................69

4.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................69
4.2 SARAN.....................................................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................71

LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN..........................................................................................72

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah kesehatan dunia
dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia kesehatan karena
merupakan salah satu penyebab dari kematian (Jansje & Samodra 2012). Penyakit tidak
menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang,
mereka memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat
(Riskesdas, 2013).

Menurut Bustan (2007), dalam Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


mengatakan bahwa yang tergolong ke dalam PTM antara lain adalah; Penyakit
kardiovaskuler (jantung, atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke),
diabetes melitus serta kanker. Secara global WHO (World Health Organization)
memperkirakan penyakit tidak menular menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43%
kesakitan di seluruh dunia. Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan
perubahan gaya hidup, sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai suatu hal yang
melatarbelakangi meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular, sehingga angka
kejadian penyakit tidak menular semakin bervariasi dalam transisi epidemiologi. Salah
satu penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit tidak menular tersebut yaitu
hipertensi. Hipertensi selain dikenal sebagai penyakit, juga merupakan faktor risiko
penyakit jantung, pembuluh darah, ginjal, stroke dan diabetes mellitus (Depkes RI, 2003).

Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti


merokok, obesitas, aktivitas fisik, dan stres psikososial. Hipertensi sudah menjadi masalah
kesehatan masyarakat (public health problem) dan akan menjadi masalah yang lebih besar
jika tidak ditanggulangi sejak dini. Pengendalian hipertensi, bahkan di negara maju pun,
belum memuaskan. (Depkes RI, 2007). Insiden hipertensi makin meningkat dengan
meningkatnya usia. Dalam beberapa dekade terakhir, risiko tekanan darah tinggi telah
meningkat karena penurunan gaya hidup sehat. Bahkan, sembilan dari sepuluh orang
berada pada risiko terkena hipertensi setelah usia 50 tahun (Stanley, 2007). Sekitar 90%
kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi ini disebut hipertensi esensial
(etiologi dan patogenesis tidak diketahui). Awitan hipertensi esensial biasanya terjadi
antara usia 20 dan 50 tahun (Bare &Smeltzer, 2009).

1
Pada orang dewasa yang menderita hipertensi mengalami berat badan berlebih dan
obesitas dapat meningkatkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler dan beberapa jenis
kanker (WHO, 2015). Hipertensi terjadi berkaitan dengan beragam faktor risiko, baik yang
tidak dapat diubah maupun dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi
genetik, keadaan gizi, dan umur. Faktor risiko yang dapat diubah adalah kegemukan, diet,
dan aktifitas fisik/olahraga. Dilain pihak kegemukan disebabkan oleh konsumsi makanan
berlebih dan aktivitas fisik/olahraga kurang (Muhammadun, 2010).

1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Melakukan asuhan keperawatan komunitas di wilayah RW 10 Kelurahan Kasin.
Dengan masalah penyakit tidak menular atau PTM terutama Hipertensi sesuai tahapan
asuhan keperawatan dengan menerapkan pola hidup sehat dan pendekatan kepada
individu, keluarga, dan kelompok khususnya kelompok penderita penyakit tidak
menular untuk mewujudkan tercapainya masyarakat RW 10 yang sehat.

1.2.2 TUJUAN KHUSUS


a. Melakukan pengkajian di RW 10 Kelurahan Kasin
b. Melakukan pengumpulan data masalah kesehatan di RW 10 Kelurahan Kasin
c. Menganalisa data yang telah didapatakan di RW 10 kelurahan Kasin
d. Menetapkan diagnosa keperawatan komunitas sesuai dengan data yang telah
dianalisa
e. Menetapkan prioritas diagnosa keperawatan komunitas berdasarkan hasil diskusi
dengan masyarakat RW 10.
f. Merencanakan intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
ada di masyarakat RW 10
g. Merencanakan program kegiatan atau plan of action unutuk masyarakat RW 10
Kelurahan Kasin
h. Mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan dalam bentuk kegiatan
bersama dengan masyarakat.
i. Mengevaluasi hasil implementasi dari program kegiatan bersama masyarakat
j. Menyampaikan hasil evaluasi program kegiatan pada desiminasi akhir bersama
pembimbing klinik, pembimbing akademik, dan masyarakat RW 10.

BAB II

2
LANDASAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR KOMUNITAS


a) Pengertian Komunitas
Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai ( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu
menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam
suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok
masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja,
masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).
b) Pengertian Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta
masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan
tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal
mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya (Mubarak,2009 ).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien
yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdidi dari individu
dan masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman
(Irnanda,2013) untuk melihat masalah pasien model komunitas sebagaai klien di
kembangkan untuk menggambarkan batasan keperawatan kesehatan masyarakat
sebagai sinttesis kesehatan masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah di
ganti namanya menjadi model komunitas sebbagai mitra, untuk menekankan filosofi
pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.
Proses Keperawatan Komunitas merupakan metode Asuhan Keperawatan
yang bersifat alamiah, sistemati, dinamis, kontinui dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat
melalui langkah-langkah seperti, Pengkajian, Perencanaan, Implementasi dan
Evaluasi Keperawatan. (Wahyudi, 2010)
c) Tujuan Keperawatan Komunitas

3
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu,
keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap
kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.
1. Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh
dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi
masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan
asuhan keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan
asuhan keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.
d) Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di
daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan
komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1. Tingkat Individu

4
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil, d1l) yang
dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada
masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.

2. Tingkat Keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang


mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan
mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang
sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.

Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat difokuskan pada


keluarga rawan yaitu:

a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga


dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong
oleh dukun dan neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang
tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis
tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%)
ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko
tinggi seperti perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan
BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo
atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan

3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah

5
e) Kondisi Kesehatan
Menurut WHO (1947), sehat  dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang
dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1) Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2) Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3) Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang
bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan
potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi
oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah.
Kebijakan Dan Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pedoman Pembangunan
Perdesaan Sehat (PeraturanMenteri PDT No 1tahun 2013) adalah Kebijakan Serta
Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Kesehatan
Nasional di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik melalui
pendekatan Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berbasis Perdesaan. Dengan
Fokus intervensi pada 5 determinan faktor kualitas kesehatan, Ketersediaan dan
Berfungsinya :
a. Dokter Puskesmas
b. Bidan Desa
c. Air Bersih
d. Sanitasi
e. Gizi
f) Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas
1. Alergi Kulit (radang kulit)
Gejala           : kulit timbul bercak-bercak merah dan terasa gatal
Penyebab      : kosmetik, detergen, sabun mandi, perhiasan imitasi, kain yang
kasar, pakaian pelembab dan makanan tertentu 
2. Amandel
Pembengkakan pada kelenjar limfe yang berada di dinding belakang
tenggorokan
Gejala : sakit pada daerah tenggorokan pada waktu menelan makanan, demam,

6
menggigil, bengkak, dan timbul bengkak dan bercak merah pada kedua belah
sisi di belakang tenggorokan
3. Anemia
Gejala : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak dalam mata pucat, mudah lelah,
lesu, pusing, mudah pingsan, sesak nafas terutama setelah berolahraga dan
denyut jantung cepat
Penyebab: kurang zat besi dan vitamin B12, kehilangan darah sewaktu
melahirkan dan faktor keturunan 
4. Asam Urat
Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan
berulang dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal
monosodium urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat tingginya kadar
asam urat didalam darah (hiperurikemia)
Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari kemerahan,
bengkok pada sendi yang terkena asam urat
Penyebab : kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan
penumpukan kristal asam urat didalam sendi 
5. Asma
Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya penyempitan
saluran nafas karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang
menyebabkan
peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara.
Gejala : mengi (bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai rasa gatal di
tenggorokan, sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi meningkat.
Penyebab: radang di tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang
menimbulkan iritasi seperti pedas, asam, manis, asin, dingin, bergetah dan
panas, udara kotor, bulu dan kotoran dari hewan peliharaan (kucing, anjing,
unggas, dll.) 
6. Batuk
Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda asing
selain udara yang masuk.
Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal. Adanya dahak di saluran pernafasan
Penyebab : penyempitan saluran pernafasan, produksi dahak yang berlebihan

7
disaluran tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda asing seperti debu,
asap atau cairan makanan secara tidak sengaja.
7. Diare
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar
lebih dari 3 kali sehari
Gejala  :  frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, kotoran encer dan
banyak air, sakit atau kejang perut disertai demam
Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman, infeksi
pada usus, rasa cemas atau stress berlebihan.
8. Maag/Asam Lambung Tinggi/ Perut Sering Kembung
Dispensia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas
atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa
sakit atau rasa terbakar di perut.
Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan asam, berat badan menurun
Penyebab : merokok, minum alkohol, stress, sering menunda makan pada saat
jam makan, kurang makan sayur dan buah serta kurang minum air putih.

2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


a) Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang
bertujuan mengidentifikasikan data yang penting mengenai klien. Pengumpulan
data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada
masyrakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi
masalah kesehatan tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social,
ekonomi, spiritual, serta factor lingkungan yang mempengaruhinya. Pengumpulan
data dilakukan melalui wawancara tau anamnesis (hal-hal yang diungkapkan klien),
observasi (pengamatan), dan menggunakan instrument (alat pengumpul data).
Hal-hal yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas, yaitu sebagai berikut.
1. Core atau inti
Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri dari umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
2. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman)
1) Perumahan

8
Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi, dan
kepadatan.
2) Pendidikan
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan.
3) Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal apakah
tidak menimbulkan stress.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan apakah
cukup menunjang, sehingga memudahkan komunitas mendapat
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat dan memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
6) System komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk meningkatkanpengetahuan terkait dengan gangguan
nutrisi, misalnya televise, radio, koran, atau leaflet yang diberikan
kepada komunitas.
7) Ekonomi
Tingkat social ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah
sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regioal), dibawah UMR atau
di atas UMR, sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan
dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan
sesuai status ekonomi tersebut.
8) Rekreasi
9) Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
komunitas untuk mengurangi stress.
3. Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistik; antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta
cakupan imunisasi. Setelah pengumpulan data dilakukan, selanjutnya data-
data, tersebut diolah dengan cara mengklasifikasikan data, mentabulasi
data dan interprestasi data. Hasil pengolahan data dianalisis, yaitu
mengaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif

9
yang dimiliki, sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah
yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan dari analisis data adalah
menetapkan kekuatan, mengidentifikasi kecenderungan penggunaan
pelayanan kesehatan. Data memiliki kategori demografi, geografi, sosial-
ekonomi, sumber, dan pelayanan kesehatan.
b) Diagnosis keperawatan komunitas dan analisis data
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari,
maka kemudian dikelommpokkan dan dianalisis seberapa besar stressor yang
mengancam masyarakat dan seberapa besar reaksi yang timbul pada masyarakat
tersebut.
Berdasarkan hal tersebut dapat disusun diagnose keperawatan komunitas,
yang terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik populasi, dan karakteristik
lingkungan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap
stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem
atau masalah, etiologic atau penyebab, dan manifestasi atau data penunjang.
c) Perencanaan
Tahap ketiga dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa
yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tehap perencanaan adalah
menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah
ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap
berikutnya, yaitu rencana pelaksanaan kegiatan, maka ada dua faktor yang
mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut, yaitu sifat
masalah dan sumber/potensi masyarakat, seperti dana, sarana, dan tenaga yang
tersedia.
Strategi yang digunakan mencakup proses kelompok, pendidikan kesehatan,
kerja sama, serta mendemonstrasikan keterlibatan dalam asuhan keperawatan.
Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalamm memecahkan masalah
kesehatan yang dihadapi diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang
untuk membuat suatu perubahan. Pendekatan ini dirancang untuk mengembangkan
masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki serta mampu
mengurangi hambatan yang ada. Selain itu, untuk menumbuhkan kondisi kemajuan
sosial dan ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan dengan
penuh percaya diri dalam memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi.

10
1. Tahap persiapan
Pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk berhubungsn
dengan masyarakat, mempelajari dan bekerja-sama dengan masyarakat.
2. Tahap pengorganisasian
Persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan, ditujukan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok
kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh
masyarakat secara bergotong-royong untuk menolong diri mereka sendiri
dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan
kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara
kehidupan yang sehat dan sejahtera, serta bertujuan untuk mengajak
masyarakat berperan serta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.
3. Tahap pendidikan dan latihan
- Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat.
- Melakukan pengkajian.
- Membuat program berdasarkan masalah atau diagnosis keperawatan.
- Melatih kader.
- Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.
4. Tahap formasi-kepemimpinan
Memberikan dukungan, pelatihan, dan mengembangkan keterampilan
kepemimpinan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan kesehatan.
5. Tahap koordinasi intersektoral
Kerjasama dengan sector terkait dalam upaya memandirikan masyarakat.
6. Tahap akhir
Melakukan supervise atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta
memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan
lebih lanjut.
d) Pelaksanaan (Implementasi)
Perawat bertanggungjawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
yang sifatnya:
1. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat, dan meningkatkan kesehatan;
2. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi;

11
3. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
e) Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi
rencana berikutnya. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan konsep evaluasi
struktur, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Sedangkan focus dari evaluasi
pelaksanaan asuhan keperawatankomunitas adalah sebagai berikut.
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan.
2) Perkembangan atau kemajuan proses yang terdiri atas kesesuaian
dengan perencanaan, peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas, dan
jumlah peserta.
3) Efisiensi biaya, bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
4) Efektivitas kerja,apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
5) Dampak, apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam enam bulan atau satu tahun.

Secara garis besar proses evaluasi meliputi:

1) Menilai respon verbal dan non verbal komunitas setelah intervensi


dilakukan,
2) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk kerumah sakit.
f)

12
BAB III
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 PRA PENGKAJIAN


3.1.1 Jadwal

No
Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan/Sasaran
.
1. 27 Januari 2020 Orientasi dan penjelasan Puskesmas Bareng
pengantar pengambilan data
dari Puskesmas Bareng
2. 28 Januari 2020 Menentukan wilayah binaan Puskesmas Bareng
bersama preceptor lahan
3. 28 Januari 2020 Bertemu dengan Ketua RT, Ketua RT, Ketua
Ketua RW, dan kader di RW, dan kader di
masing-masing RT masing-masing RT
4. 28 Januari 2020 Menentukan jumlah sampel Puskesmas Bareng
pengambilan data di wilayah
binaan
Menentukan instrument
pengambilan data
Tabel 3.1 Timeline Pra Pengkajian

3.1.2 Populasi dan Sampling


a) Populasi
Total populasi komunitas adalah RW 10 Kelurahan Kasin dengan jumlah total
362 KK. Berikut adalah pupulasi KK yang ada di RW 10.

Jumlah
No. RT (RW 10) Populasi
(KK)
1 1 14
2 2 44
3 3 35
4 4 32
5 5 30
6 6 20
7 7 37
8 8 30
9 9 26
10 10 50
11 11 44
JUMLAH 362
Tabel 3.2 Data Populasi KK Warga RT 01-11 RW 10
b) Sampling

13
Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Accidental
sampling adalah bagian dari teknik non-probability sampling, yaitu sebuah
metode pengambilan sampel dengan peluang objek dan subjek yang terintegrasi.
Istilah lain dari accidental sampling yaitu: sampling peluang, convenience
sampling, dan sampel bebas. Teknik ini dilakukan tanpa kesengajaan peneliti
mencari sampel, namun tidak berarti dipilih random.

Jumlah
No. Kelompok Responden
(Orang)
1. Lansia 41
2. Dewasa Pekerja 29
3. Wanita Usia Subur 15
4. Balita 14
5. Anak Usia Sekolah 24
JUMLAH 123
Tabel 3.3 Pengambilan Sampel Per Kelompok Khusus

3.1.3 Jadwal Pengkajian

a. Pelaksanaan Pengkajian

No. Pengkajian Hasil


1. Waktu Pelaksanaan Pengambilan data dilakukan pada tanggal 27-31 Januari
2020
2. Tempat Pengambilan data dilakukan di RW 10 Kelurahan
Kasin Kota Malang
3. Jumlah Sasaran Pengambilan sample total sebanyak 123 orang
4. Metode - Menggunakan survey lapangan (diambil 123
orang) RW 10 Kel. Kasin
- Observasi data lingkungan (Wiensheld Survey)
- Wawancara dengan ketua RW 10, Ketua RT,
dan kader di masing-masing RT
5. Instrumen - Instrumen pengetahuan dan sikap tentang PTM
(Hipertensi)
- Instrumen PHBS (meliputi: rokok,ada/tidaknya
jentik)
Tabel 3.4 Pelaksanaan Pengkajian

14
3.2 HASIL PENGKAJIAN
3.2.1 Data Umum

JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
49% 51%

Diagram 1.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah berjenis kelamin laki-laki 51% dan perempuan
49%.

Kebersihan dalam rumah dan


pekarangan Bersih
Kurang bersih
Tidak Bersih
53.3 46.7

Diagram 1.2 Kebersihan dalam rumah dan pekarangan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah memiliki lingkungan kebersihan dalam rumah dan
pekarangan yang kurang bersih (53,3%), dan bersih (46,7%).

PENCAHAYAAN DALAM RUMAH


BAIK KURANG

44%
56%

Diagram 1.3 Pencahayaan dalam Rumah

15
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah memiliki lingkungan dengan pencahayaan yang
baik (56%), dan kurang baik (44%).

SUMBER AIR
9%
PDAM
SUMUR
AIR SUNGAI

91%

Diagram 1.4 Sumber Air

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10 yang


menjadi responden adalah memiliki sumber air PDAM (91%), dan sumur (9%).

Identifikasi Jentik Nyamuk


10.48
Ada
Tidak Ada

89.52

Diagram 1.5 Identifikasi Jentik Nyamuk

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10 yang


menjadi responden adalah tidak ada jentik nyamuk (89,52%), dan ada (10,48%).

PENAMPUNGAN SAMPAH
6%

ADA
TIDAK ADA

94%

Diagram 1.6 Tempat Penampungan Sampah

16
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10 yang
menjadi responden adalah memiliki penampungan sampah (94%), dan tidak ada (6%).

Ketersediaan jamban di rumah

Ada
Tidak Ada

100

Diagram 1.7 Ketersediaan Jamban

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10 yang


menjadi responden adalah semua memiliki jamban (100%).

SALURAN LIMBAH
SAPTITANK
38% SUNGAI
62%

Diagram 1.8 Saluran Limbah

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10 yang


menjadi responden adalah memiliki saluran limbah langsung ke sungai (38%) dan
septictank (62%)

3.2.2 Sub Sistem


a) Lansia

17
Diagram 2.1 Usia
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan usia
warga RW 10 yang menjadi responden adalah usia diatas 70 tahun
dengan 31,7%, 60 tahun (4,9%), 61 tahun (7,3%), 62 tahun (9,8%), 63
tahun (4,9%), 64 tahun (4,9), 65 tahun (4,9%), 66 tahun (7,3%), 67 tahun
(2,4%), 68 tahun (2,4%), 69 tahun (9,8%), 70 tahun (9,8%), dan diatas
70 tahun (31,7%).

Diagram 2.2 Jenis Kelamin


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga
RW 10 yang menjadi responden berjenis kelamin perempuan dengan
53,7% sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki 46,3%.

18
Diagram 2.3 Status Perkawinan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga


RW 10 berstatus sudah menikah 53,7% sedangkan yang berstatus cerai
meninggal 39% dan berstatus belum menikah 7,3%.

Diagram 2.4 Status gizi


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10
memiliki status gizi normal sebanyak 58,5%, sedangkan status gizi lebih
sebanyak 24,4% dan status gizi kurang sebanyak 17,1%.

19
Diagram 2.5 Gangguan kesehatan pada mata

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 tidak


memiliki gangguan kesehatan pada mata sebanyak 73,2%, sedangkan warga
yang memiliki gangguan kesehatan pada mata sebanyak 26,8%.

Diagra
m 2.6 Gangguan kesehatan pada pendengaran

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 tidak


memiliki gangguan kesehatan pada pendengaran sebanyak 80,5%,
sedangkan warga yang memiliki gangguan kesehatan pada pendengaran
sebanyak 19,5%.

20
Diagram 2.7 Gangguan kesehatan pada pencernaan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 tidak


memiliki gangguan kesehatan pada pencernaan sebanyak 87,8%,
sedangkan warga yang memiliki gangguan kesehatan pada pencernaan
sebanyak 12,2%.

Diagram 2.8 Gangguan kesehatan pada pergerakan/sendi

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10


memiliki gangguan kesehatan pada pergerakan/sendi sebanyak 53,7%,
sedangkan warga yang tidak memiliki gangguan kesehatan pada
pencernaan sebanyak 46,3%.

21
Diagram 2.9 Gangguan kesehatan pada persyarafan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 tidak


memiliki gangguan kesehatan pada persyaratan sebanyak 100%, sedangkan
warga yang memiliki gangguan kesehatan pada persyarafan sebanyak 0%
atau tidak ada.

Diagram 2.10 Gangguan kesehatan pada perkemihan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 tidak


memiliki gangguan kesehatan pada perkemihan n sebanyak 97,6%,
sedangkan warga yang memiliki gangguan kesehatan pada perkemihan
sebanyak 2,4%.

22
Diagram 2.11 Riwayat penyakit saat ini

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 paling


banyak memiliki riwayat penyakit hipertensi sebanyak 63,4%,
sedangkan untuk penderita penyakit Diabetes sebanyak 7,3%, penyakit
radang sendi sebanyak 19,5%, penyakit jantung sebanyak 0%, penyakit
Tb sebanyak 0%, penyakit gastritis sebanyak 9.8%, penyakit stroke
sebanyak 0% dan yang tidak mempunyai keluhan/riwayat penyakit
sebanyak 19,5%.

Diagram 2.12 Pola perilaku kesehatan


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 paling
banyak memiliki kebiasaan makan berlemak/gorengan sebanyak 63.4%
sedangkan yang memiliki kebiasaan makan asin sebanyak 56,1, memiliki
kebiasaan makan/minum manis sebanyak 9,8%, memiliki kebiasaan
makan tinggi purin sebanyak 26,8%, memiliki kebiasaan meminum kopi
sebanyak 34,1%, memiliki kebiasaan merokok sebanyak 29,3%,

23
memiliki kebiasaan memanfaat pelayanan kesehatan sebanyak 17,1%,
memiliki kebiasaan mengonsumsi obat warung sebanyak 7,3% dan
memiliki kebiasaan kurang berolahraga sebanyak 31,7%.

Diagram 2.13 Pola makan


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW memiliki
pola makan yang baik sebanyak 46,3%, sedangkan warga yang memiliki
pola makan yang kurang sebanyak 19,5 dan warga yang memiliki pola
makan yang kurang sebanyak 34,1%

Diagram 2.14 Pola minum

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10


memiliki pola minum baik sebanyak 56,1%, sedangkan masyarakat yang
memiliki pola minum yang cukup sebanyak 30% dan yang memiliki pola
minum yang kurang sebanyak 4,9%.

24
Diagram 2.15 Pola BAB

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 paling


banyak memiliki pola BAB yang baik sebanyak 58,5% sedangkan pola
BAB yang cukup sebanyak 41,5% dan pola BAB yang kurang sebanyak
0%.

Diagram 2.16 Pola BAK


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 paling
banyak memiliki pola BAK yang baik sebanyak 58,5% sedangkan pola
BAK yang cukup sebanyak 39% dan pola BAK yang kurang sebanyak
2,4%.

25
Diagram 2.17 Pola Tidur

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 paling


banyak memiliki pola tidur yang cukup sebanyak 51,5% sedangkan pola
tidur yang baik sebanyak 36,6% dan untuk pola tidur yang kurang
sebanyak 12,2%

Diagram 2.18 Olahraga

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 paling


banyak masyarakat yang kurang berolahraga sebanyak 68,3%, sedangkan
masyarakat yang baik atau teratur berolahraga sebanyak 9,8% dan
masyarakat yang cukup berolahraga sebanyak 22%.

26
Diagram 2.19 Fasilitas kesehatan yang dipakai

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 paling


banyak mengikuti faskes pada kegiatan posyandu lansia sebanyak
46,3%, sedangkan rumah sakit sebanyak 9,8%, puskesmas sebanyak
34,1% dan klinik sebanyak 9,8%.

Diagram 2.20 Periksa Kesehatan


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 tidak
rutin dalam memeriksakan kesehatan sebanayak 63,4% sedangkan yang
rutin periksa sebanyak 36,6%

27
Diagram 2.21 Upaya mengatasi masalah kesehatan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 banyak


memilih periksa ke sarana kesehatan sebanyak 63,4%, sedangkan yang beli
obat diwarung sebanyak 22%, diberi jamu tradisional sebanyak 14,6% dan
ke dukun sebanyak 0%.

Diagram 2.22 Pengetahuan tentang masalah yg dialami

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa warga RW 10 sudah


tahu pengobatan dan pencegahannya, tidak patuh sebanyak 53,7%,
sedangkan yang sudah tau pengobatan dan pencegahan tapi patuh sebanyak
31,7% dan ada yang belum tahu pengobatan dan pencegahannya sebanyak
14,6%

28
b) Dewasa Pekerja

Diagram 3.1 data penduduk berdasarkan usia

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan usia


warga RW 10 yang menjadi responden adalah usia 50-59 tahun sebanyak
27,6%, usia 20-29 tahun sebanyak 24,1%, usia 30-39 tahun sebanyak
24,1%, dan usia 40-49 tahun sebanyak 24,1%.

Diagram 3.2 jenis kelamin

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas warga RW


10 yang menjadi responden adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak
82,8%, dan perempuan sebanyak 17,2%.

29
Diagram 3.3 status perkawinan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 65,5%


responden telah menikah, 31% belum menikah, dan 3,5% janda/duda.

Diagram 3.4 status gizi

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui status gizi dari 29 responden


yang normal sebanyak 96,6%, dan status gizi responden yang lebih
sebanyak 3,4%. Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah hampir semua
gizi warga RW 10 adalah normal.

30
Diagram 3.5 gangguan kesehatan pada mata

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa dari 29 responden


sebanyak 96,6% tidak mengalami gangguan pada mata, dan sebanyak
3,4% mengalami gangguan pada mata. Jadi kesimpulannya hampir semua
warga RW 10 tidak mengalami gangguan pada mata.

Diagram 3.6 gangguan kesehatan pada pendengaran

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


100% tidak mengalami gangguan pada pendengaran. Jadi kesimpulannya
tidak ada yang mengalami gangguan pada pendengaran di RW 10.

31
Diagram 3.7 gangguan pada pencernaan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa dari 29 responden


sebanyak 93,1% tidak mengalami gangguan pada pencernaan, dan
sebanyak 6,9% mengalami gangguan pada pencernaan. Jadi
kesimpulannya hampir semua warga RW 10 tidak mengalami gangguan
pada pencernaan.

Diagram 2.8 gangguan pada persendian

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa dari 29 responden


sebanyak 79,3% tidak mengalami gangguan pada persendian, dan
sebanyak 20,7% mengalami gangguan pada persendian. Jadi
kesimpulannya hampir semua warga tidak mengalami gangguan pada
persendian.

32
Diagram 3.9 gangguan pada persyarafan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


100% tidak mengalami gangguan pada persyarafan. Jadi kesimpulannya
tidak ada yang mengalami gangguan pada persyarafan di RW 10.

Diagram 3.10 gangguan pada perkemihan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


100% tidak mengalami gangguan pada perkemihan. Jadi kesimpulannya
tidak ada yang mengalami gangguan pada perkemihan di RW 10.

33
Diagram 3.11 riwayat penyakit saat ini

Berdasarkan diagram diatas, menunjukkan bahwa yang menderita


hipertensi sebanyak 20,7%, radang sendi sebanyak 6,9%, gastritis
sebanyak 6,9%, DM 0%, penyakit jantung 0%, TB 0%, stroke 0%, dan
sebanyak 65,5% tidak menderita penyakit saat ini. Jadi kesimpulannya
kebanyakan dari 29 responden tidak menderita penyakit saat ini.

Diagram 3.12 pola perilaku kesehatan

Berdasarkan diagram diatas, menunjukkan dari 29 responden, 20,7%


kebiasaan makan asin, 13,8% kebiasaan makan dan minum yang manis,
31% kebiasaan makan berlemak/gorengan, 62,1% minum kopi > 1
gelas/hari, 62,1% merokok > 3 batang/hari, 6,9% memanfaatkan
pelayanan kesehatan, dan 41,4% kurang olahraga. Jadi kesimpulannya
dari 29 responden sebanyak 62,1% minum kopi > 1 gelas/hari dan 62,1%
merokok > 3 batang/hari.

34
Diagram 3.13 pola makan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


72,4% menjalankan pola makan yang baik, dan 27,6% menjalankan pola
makan yang cukup. Jadi kesimpulannya dari 29 responden menjalankan
pola makan baik yaitu sebanyak 72,4% di RW 10.

Diagram 3.14 Pola Minum

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


72,4% menjalankan pola minum yang baik, dan 27,6% menjalankan pola
minum yang cukup. Jadi kesimpulannya dari 29 responden menjalankan
pola minum baik yaitu sebanyak 72,4% di RW 10.

35
Diagram 3.15 Pola BAB

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


79,3% dengan pola BAB yang baik, dan 20,7% dengan pola BAB yang
cukup. Jadi kesimpulannya dari 29 responden dengan pola BAByang
baik yaitu sebanyak 79,3% di RW 10.

Diagram 3.16 Pola BAK

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


79,3% dengan pola BAK yang baik, dan 20,7% dengan pola BAK yang
cukup. Jadi kesimpulannya dari 29 responden dengan pola BAK yang
baik yaitu sebanyak 79,3% di RW 10.

36
Diagram 3.17 Pola Tidur

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


58,6% dengan pola tidur yang baik, dan 41,4% dengan pola tidur yang
cukup. Jadi kesimpulannya dari 29 responden dengan pola tidur yang
baik yaitu sebanyak 58,6% di RW 10.

Diagram 3.18 Olahraga

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


55,2% kurang melakukan olahraga, 31% dengan olahraga yang cukup,
dan 13,8% dengan pola olahraga yang baik. Jadi kesimpulannya dari 29
responden dengan pola kurang olahraga yaitu sebanyak 55,2% di RW 10.

37
Diagram 3.19 Fasilitas Kesehatan yang Digunakan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


96,4% memanfaatkan pelayanan dari Puskesmas, dan 3,6%
memanfaatkan pelayanan dari rumah sakit. Jadi kesimpulannya dari 29
responden yang memanfaatkan pelayanan puskesmas sebanyak 96,4%
di RW 10.

Diagram 3.20 Periksa Kesehatan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


96,4%rutin melakukan cek kesehatan, dan 3,6% tidak rutin melakukan
cek kesehatan. Jadi kesimpulannya dari 29 responden yang rutin
melakukan cek kesehatan sebanyak 96,4% di RW 10.

38
Diagram 3.21 Upaya Mengatasi Masalah Kesehatan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


55,2% membeli obat di warung, dan 44,8%memeriksakan kesehatannya
ke sarana kesehatan. Jadi kesimpulannya dari 29 responden sebanyak
55,2% membeli obat sendiri di warung pada RW 10.

Diagram 3.22 Pengetahuan tentang Masalah Kesehatan yang Dialami

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


72,4% sudah tahu pengobatan dan pencegahannya,tidak patuh , 24,1%
belum tahu pengobatan dan pencegahannya, dan 3,5% sudah tahu
pengobatan dan pencegahannya,patuh. Jadi kesimpulannya dari 29
responden 72,4% sudah tahu pengobatan dan pencegahannya,tidak patuh
di RW 10.

39
Diagram 3.23 Pekerjaan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak


69% bekerja sebagai karyawan swasta, 10,3% bekerja sebagai wiraswasta,
10,3% bekerja sebagai buruh, 3,4% bekerja sebagai PNS, 3,4% bekerja
sebagai penata rambut, dan 3,4% mengurus rumah tangga. Jadi
kesimpulannya dari 29 responden 69% bekerja sebagai karyawan swasta.

4. Diagram 2.2Diagram 3.24 Penghasilan warga RW 10


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui dari 29 responden sebanyak
34,5% berpenghasilan sekitar 1.000.000-1.500.000, sebanyak 31%
berpenghasilan sebesar >2.000.000, sebanyak 27,6% sebesar 1.500.000-
2.000.000, 3,2% berpenghasilan sekitar 750.000-1.000.000, dan
sebanyak 3,2% berpenghasilan <750.000. Jadi kesimpulannya dari 29
responden 34,5% berpenghasilan sebesar 1.000.000-1.500.000.

40
b. Wanita Usia Subur (WUS)

Diagram 4.1 Status Perkawinan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah kawin (93,3%) dan Cerai (6,7%).

Diagram 4.2 Wanita Usia Subur


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah wanita usia subur (93,3%), dan bukan usia subur
(6,7%).

41
Diagram 4.3 Ikut KB
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah mengikuti KB (46,7%) dan tidak mengikuti KB
(53,3%).

Diagram 4.4 Jumlah anak direncanakan


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah merencanakan anak 2 (53,3%), anak 4 (20%),
anak 1 (13,3%), anak 5 (6,7%), dan anak 3 (6,7%).

42
Diagram 4.5 Jenis Kontrasepsi
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah tidak KB (53,3%), pil (20%), MOW (13,3%), dan
suntik (13,3%).

Diagram 4.6 Alasan tidak mengikuti KB


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah tidak mengikuti KB karena berbeda keyakinan
(50%), dilarang suami (25%) dan sistem kalender (25%).

43
c. Balita

Diagram 5.1 Usia


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah berusia 3 tahun (50%), 4 tahun (21,4%), 5 tahun
(21,4%), dan 1 tahun (7,1%).

Diagram 5.2 Jenis Kelamin


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 64,3%, dan
perempuan sebanyak 35,7%.

44
Diagram 5.3 Berat badan (kg)
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden memiliki berat badan antara 10-15 kg (50%), 16-20 kg
(35,7%), dan 21-25 kg (14,3%).

Diagram 5.4 Tinggi badan (cm)


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden memiliki tinggi badan 86-85 cm (28,6%), 96-105 cm
(21,4%), 106-115 cm (14,3%), 76,85 cm (14,3%), 65-75 cm (14,3%), dan >116
cm (7,1%).

45
Diagram 5.5 Status Gizi

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah berstatus gizi baik dengan persentase 85,7%, dan
kurang (14,3%).

Diagram 5.6 Imunisasi


Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah melakukan imunisasi lengkap (50%) dan belum
lengkap (50%).

46
Diagram 5.7 Alasan Imunisasi belum lengkap
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden tidak imunisasi karena sudah lengkap (42,9%), tidak
bersedia (35,7%), dan belum waktunya (42,9%).

Diagram 5.8 Status Perkembangan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah memiliki status perkembangan yang normal
(100%).

47
Diagram 5.9 Frekuensi Makan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah memiliki frekuensi makan 3x sehari (78,6%), dan
2x sehari (21,4%).

Diagram 5.10 Porsi Makan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah memiliki porsi makan 1 porsi (50%), ¾ porsi
(35,7%), dan ¼ porsi (7,1%).

48
Diagram 5.11 ASI Eksklusif

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah menggunakan ASI eksklusif selama 6 bulan
(92,9%), dan kurang dari 6 bulan (7,1%).

Diagram 5.12 Jumlah jam tidur dalam sehari

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah tidur selama 8-15 jam (57,1%), lebih dari 15 jam
(28,6%), dan kurang dari 8 jam (14,3%).

49
Diagram 5.13 Kebiasaan cuci tangan

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden memiliki kebiasaan kadang-kadang cuci tangan (92,9%),
dan selalu cuci tangan (7,1%).

Diagram 5.14 Kebiasaan Gosok Gigi

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah selalu menggosok gigi (50%), dan kadang-
kadang menggosok gigi (50%).

50
Diagram 5.15 Apakah ibu rutin membawa anak ke posyandu?

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah ibu tidak rutin membawa anak ke posyandu
(64,3%), dan rutin (35,7%).

Diagr
am 5.16 Alasan jarang membawa anak ke posyandu

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah karena imunisasi lengkap (46,2%), tidak
sempat/malas (46,2%), memilih untuk tidak ke posyandu (30,8%), dan lokasi
posyandu jauh (15,4%).

51
Diagram 5.17 Informasi penyuluhan yang dibutuhkan keluarga

Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10


yang menjadi responden adalah balita maupun keluarga memerlukan penyuluhan
tentang imunisasi (35,7%), perawatan balita sakit di rumah (35,7%),
perkembangan anak (21,4%), dan tidak memerlukan (14,3%).

d. Anak Usia Sekolah

Diagram 6.1 Usia Anak

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 54,2% umur 7-


12 tahun (SD),16,7% umur 6 tahun (TK),16,7% umur 13-15 tahun (SMP),12,5%
umur 16-18 tahun (SMA).Dapat disimpulkan bahwa jumlah usia paling banyak yaitu
umur 7-12 tahun (SD) sejumlah 54,2%.

52
Diagram 6.2 Jenis Kelamin

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 54,2% jenis


kelamin perempuan dan 45,8% yaitu laki-laki..Dapat disimpulkan bahwa jumlah
jenis kelamin paling banyak yaitu perempuan dengan jumlah 54,2%.

Diagram 6.3 Status Gizi

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 95,8% status


gizi normal ,4,2% status gizi kurus.Dapat disimpulkan bahwa jumlah status gizi yang
terbanyak adalah normal yaitu dengan jumlah 95,8%.

53
Diagram 6.4 Status Imunisasi

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 83,3% status


imunisasi lengkap,16,7% status imunisasi 16,7% belum lengkap.Dapat disimpulkan
bahwa dari 24 responden anak usia sekolah sudah lengkap imunisasi yaitu 83,3%.

Diagram 6.5 Sosialisasi Dengan Lingkungan

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa95,8%


sosialisasi dengan lingkungan normal dan 4,2% sosialisasi dengan lingkungan
kurang.Dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah masih banyak yang sosialisasi
dengan lingkungannya normal yaitu berjumlah 95,8%.

54
Diagram 6.6 Gangguan Kesehatan Pada Anak

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 4,2%


bermasalah pada mata,0% masalah pendengaran, 4,2% masalah pencernaan, 91,7%
tidak ada masalah..Dapat disimpulkan bahwa pada anak usia sekolah tidak ada
gangguan pada kesehatannya.

Diagram 6.7 Gangguan Kesehatan 3 Bulan Terakhir

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa gangguan


kesehatan 3 bulan terakhir yaitu 16,7% ISPA,4,2% diare,41,7% demam,0%
muntah,0% penyakit kulit,0% difteri,0% bronkitis,0% DBD,20% tipus,0% kurang
gizi,25% tidak ada .Dapat disimpulkan bahwa pada anak usia sekolah gangguan
kesehatan 3 bulan terakhir yang paling banyak adalah demam dengan jumlah 41,7%.

55
Diagram 6.8 Pola Makan

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 87,5% pola


makan baik,12,5% pola makan sulit makan .Dapat disimpulkan bahwa pola makan
pada anak baik dengan jumlah 87,5%.

Diagram 6.9 Jumlah Porsi Makan

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 87,5% jumlah


porsi makan pada anak yaitu 1 porsi,12,5% jumlah porsi pada anak yaitu 1/2.Dapat
disimpulkan bahwa jumlah porsi makan pada anak yang paling banyak adalah 1
porsi dengan jumlah 87,5%.

56
Diagram 6.10 Frekuensi Makan

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 95,8% frekuensi


makan sehari 3x,4,2% frekuensi makan sehari 2x.Dapat disimpulkan bahwa
frekuensi makan paling banyak pada anak yaitu sehari 3x dengan jumlah 95,8%.

Diagram 6.11 Pola Tidur

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 75% pola tidur
8-15 jam ,25% <8 jam .Dapat disimpulkan bahwa pola tidur anak paling banyak
yaitu 8-15 jam dengan jumlah 75%.

57
Diagram 6.12 Kebiasaan Mencuci Tangan

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 91,7%


kebiasaan mencuci tangan jarang,8,3% selalu .Dapat disimpulkan bahwa kebiasaan
mencuci tangan jarang dengan jumlah 91,7%.

Diagram 6.13 Kesulitan Belajar

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 83,3% tidak ada
kesulitan belajar,16,7% ada kesulitan belajar.Dapat disimpulkan bahwa anak tidak
ada masalah dalam kesulitan belajar dengan jumlah 83,3%.

58
Diagram 6.14 Pemeriksaan Rutin Kesehatan

Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 83,3% tidak


melakukan pemeriksaan rutin kesehatan,16,7% melakukan pemeriksaan rutin
kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa lebih banyak anak yang tidak melakukan
pemeriksaan rutin kesehatan dengan jumlah 83,3%.

3.3 ANALISA DATA

Nama Komunitas : RW 10 Kelurahan Kasin

1) Masalah : Perilaku masyarakat (Nutrisi yang tidak tepat)

No Faktor yang
Data Fokus Korelasi
. berhubungan
1. - 63,4% lansia saat ini memiliki Pemilihan nutrisi Ketidakpatuhan
penyakit hipertensi yang tidak tepat lansia RW 10 Kasin
- 20,7% dewasa pekerja saat ini menyebabkan terhadap manajemen
memiliki penyakit hipertensi tingginya angka perawatan dan
- 56,1% lansia mengatakan kejadian hipertensi pencegahan terhadap
memiliki kebiasaan makan saat ini penyakitnya
asin
- 20,7% dewasa pekerja
mengatakan memiliki
kebiasaan makan asin
- 63,4% lansia mengatakan
memiliki kebiasaan makan
berlemak/gorengan
- 31% dewasa pekerja
mengatakan memiliki
kebiasaan makan
berlemak/gorengan
- 34,1% lansia mengonsumsi
kopi >1 gelas per hari
- 62,1% dewasa pekerja
mengonsumsi kopi >1 gelas

59
per hari
- 53,7% lansia mengatakan
sudah tahu pengobatan dan
pencegahan tentang
penyakitnya, namun tidak
patuh
- 72,4% dewasa pekerja
mengatakan sudah tahu
pengobatan dan pencegahan
tentang penyakitnya, namun
tidak patuh
Tabel 3.5 Analisa Data Keperawatan Perilaku masyarakat (Nutrisi yang tidak tepat)

2) Masalah : Perilaku masyarakat (Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko)

No Faktor yang
Data Fokus Korelasi
. berhubungan
1. - 29,3% lansia memiliki Masyarakat Pola hidup RW 10
kebiasaan merokok > 3 batang cenderung memiliki Kasin yang tidak
per hari perilaku/pola hidup sehat
- 62,1% dewasa pekerja yang tidak sehat
memiliki kebiasaan merokok akibatnya
> 3 batang per hari’ masyarakat lebih
- 31,7% lansia mengatakan mudah terkena
kurang berolahraga penyakit
- 62,1% dewasa pekerja
mengatakan kurang
berolahraga
- 96,4% dewasa pekerja
mengatakan tidak rutin
periksa kesehatan
- 63,4% lansia mengatakan
tidak rutin periksa kesehatan
Tabel 3.6 Analisa Data Keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko

3) Masalah : Lingkungan (Ketidakmampuan Memelihara Lingkungan Rumah)

Faktor yang
No. Data Fokus Korelasi
berhubungan
1 - 53,3% masyarakat memiliki Lingkungan sekitar Kurangnya
. kondisi rumah yang membuat sebagian kesadaran
kebersihannya kurang masyarakat RW 10 masyarakat RW 10
- 10,48% rumah masyarakat Kasin tidak peduli Kasin akan
ditemukan adanya jentik dengan lingkungan kebersihan
nyamuk rumahnya lingkungan
- 44% masyarakat memiliki rumahnya
pencahayaan dalam rumah
yang kurang

60
- 6% masyarakat tidak
memiliki penampungan
sampah
- 38% masyarakat membuang
limbah langsung disungai

Tabel 3.7 Analisa Data Keperawatan Ketidakmampuan Memelihara Lingkungan Rumah

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Masalah Keperawatan


1. Nutrisi yang tidak tepat b.d ketidakpatuhan sebagian masyarakat RW 10 Kasin
terhadap manajemen perawatan dan pencegahan terhadap penyakitnya
2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d pola hidup RW 10 Kasin yang tidak sehat
3. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah b.d kurangnya kesadaran masyarakat
RW 10 Kasin akan kebersihan lingkungan rumahnya
Tabel 3.8 Diagnosa Keperawatan

3.5 PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Kemungkina
Masalah Perhatian Poin Tingkat Nilai
n untuk
Keperawatan Masyarakat Prevalensi Bahaya Total
Dikelola
Nutrisi yang
tidak tepat b.d
ketidakpatuhan
sebagian
masyarakat RW
10 Kasin
terhadap
manajemen
4 2 4 1 32
perawatan dan
pencegahan
terhadap
penyakitnya

Perilaku
kesehatan
cenderung
beresiko b.d pola
hidup RW 10 3 3 3 1 27
Kasin yang tidak
sehat

Ketidakmampua
n memelihara
lingkungan
rumah b.d
kurangnya
kesadaran
masyarakat RW 4 2 3 2 48
10 Kasin akan
kebersihan
lingkungan
rumahnya

61
Tabel 3.9 Penyusunan Skala Prioritas Keperawatan

3.6 PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Masalah Keperawatan


1. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah b.d kurangnya kesadaran masyarakat
RW 10 Kasin akan kebersihan lingkungan rumahnya
2. Nutrisi yang tidak tepat b.d ketidakpatuhan sebagian masyarakat RW 10 Kasin
terhadap manajemen perawatan dan pencegahan terhadap penyakitnya
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko b.d pola hidup RW 10 Kasin yang tidak sehat
Tabel 3.10 Prioritas Diagnosa Keperawatan

62
3.7 INTERVENSI/PLAN OF ACTION (POA)
MASALAH BENTUK
NO KEPERAWATA KEGIATAN/ TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT METODE PJ
N STRATEGI
Jumat,
Primer : 14
Ketidakmampua Agar seluruh Lingkunga
RW 10 Anti Februari Survei
n memelihara warga RW 10 n RW 10 Yushir
Jentik 2020 Lapangan,
lingkungan dapat Kelurahan o
(Wetan Pukul Penkes
rumah b.d mengetahui dan Kasin
Titik) Masyaraka 08.00
kurangnya menerapkan
t RW 10 WIB
1. kesadaran tentang
kelurahan Jumat,
masyarakat RW pentingnya
Kasin 14
10 Kasin akan Sekunder : perilaku hidup Balai RW Penyuluhan
Februari
kebersihan Sosialisasi bersih dalam 10 (Ceramah,
2020 Sheli
lingkungan PSN dan kehidupan kelurahan diskusi/tany
Pukul
rumahnya PHBS sehari-hari Kasin a jawab)
09.30
WIB
Nutrisi yang
tidak tepat b.d
Agar seluruh
ketidakpatuhan
warga di RW 10
sebagian Primer: Minggu,
dapat
masyarakat RW Skrinning Masyaraka 16 Balai RW
mengetahui dan Skrinning,
10 Kasin dan senam t RW 10 Februari 10 Sonia
2. menerapkan Demonstrasi
terhadap hipertensi kelurahan 2020 kelurahan Nia
gaya hidup
manajemen (Yuk Ning Kasin Pukul Kasin
sehat dengan
perawatan dan Emper) 08.00
makan makanan
pencegahan
yang bergizi
terhadap
penyakitnya
Minggu,
1. Agar seluruh 16
Balai RW Penyuluhan
Primer : warga di RW Februari
10 (Ceramah,
Sosialisasi 10 dapat 2020 Dimby
kelurahan diskusi/tany
Merokok mengerti Pukul
Kasin a jawab)
tentang 09.00
Perilaku
bahaya WIB
kesehatan
perilaku pola Masyaraka
cenderung
hidup yang t RW 10
3. beresiko b.d
Sekunder : tidak sehat kelurahan Minggu,
pola hidup RW
Skrinning Kasin 16
10 Kasin yang Balai RW
dan senam 2. Agar perilaku Februari Skrinning,
tidak sehat 10 Fifi
hipertensi beresiko 2020 Demonstrasi
kelurahan Ana
(Yuk Ning masyarakat Pukul
Kasin
Emper) RW 10 08.00
teridentifikasi WIB

Tabel 3.11 POA Asuhan Keperawatan Komunitas

63
3.8 IMPLEMENTASI

Diagnosa Kep.
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
Komunitas
Ketidakmampuan - Mengunjungi rumah yang
memelihara terindikasi terdapat jentik di RT
lingkungan rumah 10 RW 10 Kasin
b.d kurangnya - Memberikan dan menempelkan
kesadaran Jumat, 14 Februari 2020
kartu jentik yang setiap minggu
masyarakat RW 10 dipantau oleh mahasiswa/kader
Kasin akan - Memberikan adukasi tentang
kebersihan PSN
lingkungan - Sosialisasi tentang PSN dan
rumahnya PHBS
Sabtu, 15 Februari 2020
- Cek kesehatan (Gula darah dan
tensi)
- Pemeriksaan kembali
(kunjungan ulang) rumah yang
terdapat jentik bersama Kader
Jumat, 21 Februari 2020 Lingkungan dari Kecamatan
Klojen
- Penilaian kebersihan
lingkungan setiap RT di RW 10
- Pemeriksaan kembali
(kunjungan ulang) rumah yang
Jumat, 28 Februari 2020
terdapat jentik bersama kader
Jumantik RW 10
Nutrisi yang tidak - Senam Hipertensi
tepat b.d Minggu, 16 Februari 2020 - Skrining Hipertensi
ketidakpatuhan
sebagian
- Senam Hipertensi
masyarakat RW 10
Kasin terhadap Minggu, 23 Februari 2020 - Skrining Hipertensi
pengobatan dan
pencegahan - Senam dan skrining hipertensi
terhadap tidak terlaksana karena
Minggu, 01 Maret 2020
penyakitnya bertepatan dengan kegiatan RW

Perilaku kesehatan - Pelayanan Posyandu dan


cenderung beresiko Senin, 17 Februari 2020
Posbindu di balai RW
b.d pola hidup RW Sabtu, 29 Februari 2020 - Sosialisasi tentang merokok
10 Kasin yang tidak - Senam Hipertensi
sehat Minggu, 16 Februari 2020
- Skrining Hipertensi
- Senam Hipertensi
Minggu, 23 Februari 2020
- Skrining Hipertensi

64
3.9 EVALUASI FORMATIF

No. Nama Kegiatan Tempat dan Waktu Evaluasi Kegiatan


1. RW 10 Anti Jentik Lingkungan RT 10 - Acara dimulai pukul 10.00
(Wetan Titik) Jumat, 14 Februari 2020 WIB
- Media yang disiapkan:
leaflet dan kartu jentik
- Rumah yang dikunjungi
sebanyak 10 rumah
- Hasil pemeriksaan jentik:
 3 rumah positif jentik
 7 rumah negatif jentik
- RTL: mengunjungi rumah
yang positif jentik bersama
dengan Kader Lingkungan
Lingkungan RT 10 - Acara dimulai pukul 09.00
Jumat, 21 Februari 2020 WIB
- Alat yang disiapkan: senter
dan kartu jumantik
- mengunjungi 3 rumah yang
positif ada jentik dengan
Kader Lingkungan
- dari 3 rumah yang
dikunjungi ada 1 rumah
yang masih ada jentik
- RTL : mengunjungi rumah
yang positif jentik bersama
dengan Kader Jumantik
Lingkungan RT 10 - Acara dimulai pukul 09.00
Jumat, 28 Februari 2020 WIB
- Alat yang disiapkan: senter
dan kartu jumantik
- mengunjungi 1 rumah yang
positif ada jentik dengan
Kader Jumantik
- sudah tidak ditemukan
jentik lagi
- dinyatakan RW 10 bebas
jentik
2. Sosialisasi PSN Balai Rw 10 Sabtu - Acara dimulai pukul 09.00
dan PHBS 15 Februari 2020 WIB
- Media yang disiapkan
adalah leaflet ,power
point,poster
- Jumlah peserta yang hadir
sebanyak 35 orang
- Peserta memperhatikan dan
mendengarkan materi
dengan seksama.

65
- Peserta aktif bertanya dan
antusias selama proses
diskusi berlangsung.
3. Skrinning dan Balai Rw 10 - Acara dmulai pukul 08.00
senam hipertensi Minggu, 16 Februari 2020 WIB
(Yuk Ning Emper) - Peserta yang hadir 6 orang
- Peserta mengikuti gerakan
yang dipimpin oleh
mahasiswa
- Peserta memberi masukan
agar gerakan 1x8 hitungan
Balai Rw 10 - Acara dimulai pukul 08.00
Minggu, 23 Februari 2020 WIB
- Peserta yang hadir 3 orang
- Peserta mengikuti gerakan
yang dipimpin oleh
mahasiswa
4. Sosialisasi Balai RW 10 - Acara dimulai pukul 20.30
Merokok Sabtu, 29 Februari 2020 WIB
- Media yang disiapkan
adalah leaflet, power point,
dan alat peraga rokok
- Jumlah peserta yang hadir
sebanyak 4 orang
- Peserta memperhatikan dan
mendengarkan materi
dengan seksama.
- Peserta aktif bertanya dan
antusias selama proses
diskusi
5. Pelayanan Balai Rw 10 - Acara dimulai jam 09.00
Posyandu, Senin, 17 Februari 2020 WIB
Posbindu dan - Posyandu dan Posbindu
Sosialisasi dipimpin oleh kader
Hipertensi - Peserta aktif bertanya dan
antusias selama proses
sosialisasi berlangsung.
- Jumlah peserta yang hadir
40 orang
6. Pemeriksaan Lingkungan RT 10 - Pemeriksaan jentik dan
Kesehatan Jumat, 21 Februari 2020 lingkungan bersama Kader
Lingkungan Lingkungan dari Kecamatan
Klojen (2 orang)
- Hasil penilaian kebersihan
lingkungan: RT 04
mendapatkan Juara 1
Kebersihan Lingkungan
- RTL: kunjungan bersama

66
kepala puskesmas
Kecamatan Klojen
3.10 EVALUASI SUMATIF

Berdasarkan hasil pengkajian yang kami lakukan, baik melalui observasi


langsung maupun wawancara dengan kader kesehatan, ketua RT, dan ketua RW di
daerah tersebut didapatkan beberapa masalah keperawatan yaitu: Ketidakmampuan
memelihara lingkungan, nutrisi yang tidak tepat, dan perilaku kesehatan cenderung
beresiko. Pelaksanaan intervensi untuk pemecahan masalah tersebut dituangkan dalam
beberapa kegiatan, baik berupa kegiatan promotif maupun preventif.

Intervensi yang dilakukan berupa Wetan Titik (RW 10 Anti Jentik), Yuk Ning
Emper (Skrining dan Senam Hipertensi), Pelayanan Posyandu & Posbindu, Pemeriksaan
Kesehatan Lingkungan bersama Kader Kesling, Sosialisasi PSN dan PHBS, Sosialisasi
Merokok, dan Sosialisasi Hipertensi.

Wetan Titik (RW 10 Anti Jentik) dilaksanakan dengan mengunjungi rumah-rumah


warga di RW 10 Kasin pada hari Jumat, 14 Februari 2020. Acara dimulai pukul 10.00
WIB. Media yang digunakan berupa leaflet DBD dan kartu jentik. Rumah yang
dikunjungi sebanyak 10 rumah dengan hasil pemeriksaan jentik: 3 rumah positif jentik, 7
rumah negatif jentik. Rencana tindak lanjutnya adalah mengunjungi rumah yang positif
jentik bersama dengan Kader Lingkungan.

Yuk Ning Emper (Skrining dan Senam Hipertensi) dilaksanakan di balai RW 10


Kasin pada hari Minggu, 16 Februari 2020 dan Minggu, 23 Februari 2020. Skrining dan
senam hanya terlaksana 2 kali pertemuan dikarenakan pertemuan yang ketiga bertepatan
dengan kegiatan RW. Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan peserta yang hadir pada
pertemuan pertama adalah 6 orang dan pertemuan kedua 3 orang.

Pelayanan Posyandu, Posbindu, dan Sosialisasi Hipertensi dilaksanakan di balai


RW 10 Kasin pada hari Senin, 17 Februari 2020, mulai pukul 09.00-11.00 WIB.
Posyandu dan posbindu dipimpin oleh kader. Peserta yang mengikuti adalah 40 orang.

Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan dilaksanakan pada hari Jumat, 21 Februari


2020 pukul 08.00 WIB dengan berkeliling dari RT 01 sampai RT 11, RW 10 Kasin,
untuk melakukan penilaian kebersihan lingkungan bersama Kader Kesling dari
Kecamatan Klojen. Hasil penilaian kebersihan lingkungan: RT 04 mendapatkan Juara 1

67
Kebersihan Lingkungan. Rencana tindak lanjutnya adalah kunjungan bersama kepala
puskesmas Kecamatan Klojen.

Sosialisasi PSN dan PHBS dilaksanakan di balai RW 10 Kasin pada hari Sabtu,
15 Februari 2020 pukul 09.00 WIB. Media yang disiapkan adalah leaflet, power point,
dan poster. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 35 orang.

Sosialisasi merokok dilaksanakan di balai RW 10 Kasin pada hari Sabtu, 29


Februari 2020 pukul 20.30 WIB. Media yang disiapkan adalah leaflet, power point, dan
alat peraga rokok. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 4 orang.

68
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Komunitas adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai
(value), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya didalam
kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,
kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya.
Keperawatan komunitas adalah suatu perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan upaya
promotif dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif
sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan dalam
memelihara kesehatannya.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RT 01-11 RW 10 Kelurahan
Kasin, Kota Malang, menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah yaitu lingkungan
yang kurang bersih dan menunjukkan keberadaan jentik, dan pola hidup tidak sehat
seperti kurang berolahraga, mengkonsumsi kopi, merokok, serta mengkonsumsi makanan
tinggi lemak.
Tahapan yang dilakukan dalam proses keperawatan komunitas ini adalah
pengkajian berupa wawancara, observasi, dan kuisioner; menentukan prioritas masalah;
pelaksanaan MMRW; pelaksanaan intervenesi; dan evaluasi.

4.2 SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam
meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga kebersihan lingkungan.
2. Bagi Puskesmas

69
Diharapkan fasilitas dan pelayanan yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang
diharapkan masyarakat.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat RW 10 Kelurahan Kasin Kota Malang.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan asuhan keperawatan komunitas ini dapat dijadikan referensi dalam
penerapan pada proses pendidikan.

70
DAFTAR PUSTAKA

Basford Lynn & Slevin Oliver. 2006. Teori & Praktik Keperawatan Pendekatan Integral pada
Asuhan Pasien. Jakarta : EGC.

Dochterman, J. M., & Bulecheck, G. M. (2004). Nursing Interventions Classification (NIC) (5TH
ed.). United States of America: Elsevier Global Rights.

Maryani, Dewi Sri. 2014. Ilmu Keperawatan Komunitas. Bandung: CV Yrama Widya.

Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. (2008). Nursing Outcomes Classification
(NOC) (5th ed.). United States of America: Elsevier Global Rights.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2012. Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.

Nanda International. (2015). Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.


Jakarta: EGC

Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba
Medika.

71
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 10 KELURAHAN KASIN KOTA MALANG
TAHUN 2020

1. MMRW (Musyawarah Masyarakat RW)

2. RW 10 Anti Jentik (Wetan Titik)

72
3. Sosialisasi PSN dan PHBS

4. Skrinning dan senam hipertensi (Yuk Ning Emper)

5. Pelayanan Posyandu, Posbindu dan Sosialisasi Hipertensi

73
6. Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan

7. Sosialisasi Merokok

74
75
76
SATUAN ACARA PENYULUHAN
JENTIK NYAMUK

Pokok Bahasan : Bahaya Merokok


Sasaran : Masyarakat RW 10 Kelurahan Kasin
Waktu penyuluhan : 30 menit
Hari, tanggal : Sabtu, 15 Februari 2020
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Balai RW 10 Kelurahan Kasin
 
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan,  masyarakat mampu memahami tentang bahaya
merokok.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat mampu menjelaskan tentang:
1. Pengertian rokok
2. Kandungan kimia pada rokok
3. Penyebab orang merokok
4. Penyakit akibat merokok
5. Kiat-kiat menghindari rokok
C. Isi Materi
1. Pengertian rokok
2. Kandungan kimia pada rokok
3. Penyebab orang merokok
4. Penyakit akibat rokok
5. Kiat-kiat menghindari rokok
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / Tanya – jawab
3. Demonstrasi
E. Media
1. Leaflet
2. Poster
3. PPT

77
F. Proses Pelaksanaan

NO
KEGIATAN RESPON PESERTA WAKTU
.
1. Pendahuluan 5 menit
 Memberikan Salam  Menjawab Salam
 Memperkenalkan diri  Menyimak
 Menyampaikan pokok  Menyimak
bahasan  Menyimak
 Menyampaikan tujuan  Mengutarakan
 Melakukan apersepsi pengetahuan
(menggali pengetahuan) mengenai aktivitas

2. Inti 15 menit
Penyampaian Materi mengenai :
 Pengertian bahaya merokok  Memperhatikan
 Kandungan kimia pada  Memperhatikan
rokok
 Penyebab orang merokok  Memperhatikan
 Penyakit akibat merokok  Memperhatikan

 Kiat-kiat menghindari  Memperhatikan


rokok
3. Penutup 10 menit
 Mengajukan beberapa  Menjawab
pertanyaan mengenai materi pertanyaan
yang telah diberikan untuk
mengevaluasi
 Menyimpulkan materi yang  Mendengarkan
telah disampaikan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

78
G. Setting Tempat

H. Pengorganisasian
1. Penyaji : El Bareq
2. Moderator : Febby Ronaldhy Yushiro
3. Notulen : Khuriyatul Ummah Safitri, Rohmatis Sania
4. Fasilitator : Dimby Allinda Chrismavera
5. Observer : Ferdiana Permata
6. Dokumenter : Sonia Zalma Ardiansyah, Rishelia Trista Ardiani

I. Evaluasi
 Prosedur : Post Test
 Jenis : Lisan
 Bentuk : Tes Subjektif
 Pertanyaan berupa :
1.  Pengertian bahaya merokok
2.  Kandungan kimia pada rokok
3.  Penyebab orang merokok
4.  Penyakit akibat rokok
5. Kiat-kiat menghindari rokok

79
Lampiran I
BAHAYA MEROKOK

1. Pengertian Bahaya Merokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang
telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya
dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya.

2. Zat Kimia Pada Rokok


Nikotin, Salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi
darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan.
Tar, Mengandung bahan kimia yang beracun, merusak sel paru-paru dan menyebabkan
kanker.

3. Penyebab Orang Merokok


 Karena pengaruh orang tua
 Karena pengaruh teman
 Faktor kepribadian
 Pengaruh iklan

4. Penyakit Akibat Rokok


 Penyakit Kardiovaskular Merokok → Me ↑ proses pengerasan dan penyempitan arteri;
terjadi lebih awal dan gumpalan darah terjadi 2 – 4 kali lebih cepat. Penyakit
kardiovaskular dapat terjadi dengan berbagai bentuk tergantung pembuluh darah mana
yang terlibat.
 Kanker paru, (90% akibat rokok)Pada masyarakat yang tidak merokok,hanya 0,5 %
resiko terkena kanker paru.1 dari 10 perokok sedang dan hampir 1 dari 5 perokok berat
(lebih dari 15 batang sehari) akan meninggal karena kanker paru.

 Osteoporosis, Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat
pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat pada darah dari pada oksigen
sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok.

80
Akibatnya tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah atau
retak dan penyembuhannya 805 lebih lama.

 Penyakit Jantung, Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk
penyakit ini. Di Negara yang sedang berkembang penyakit membunuh lebih dari satu
juta orang setiap tahun. Penyakit kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau
di Negara-negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok
menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan darah dan
meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya
menyebabkan serangan jantung dan stroke.

5. Cara Mengurangi Efek Jelek Dari Rokok


1.Kurangi jumlah rokok yang diisap perharinya
2.Jangan menghisap asap dalam-dalam
3.Tinggalkan puntung rokok sejauh mungkin (jangan menghisap sampai habis)
4.Melepaskan rokok dari bibir diantara tiap sedotan
5.Memakai rokok yang berfilter, pipa atau cerutu.

6. Alasan Harus Menghindari Rokok


1.Melemahkan pikiran, ketagihan, cemas dan gelisah
2.Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar
3.Akan menghemat uang
4.Asap rokok akan merusak kesehatan keluarga dan lingkungan
5.Tidak menambah polusi alam dan turut memelihara kesehatan lingkungan dengan
udara bersih.

7. Kiat-Kiat Menghindari Rokok


1. Agar dibuat peta merokok selama 20 jam
2. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat itu. Hal ini agar
dilakukan setiap merokok dalam satu hari.
3. Peta dan situasi ketika merokok agar dicatat dan dipelajari
4. Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap dimana kita
menikmati

81
5. Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi penuh, istirahat,
minum dengan teman, dan sesudah makan?
6. Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada situasi tersebut
diatas untuk merubah kebiasaan merokok pada saat itu
7. Apabila jenuh, tanganipekerjaan yang sudah lama tertunda
8. Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel
9. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan mendiskusikan
masalah menarik yang sedang terjadi
10.  Setelah makan, jalan-jalan atau membaca buku.

82
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Sasaran : Masyarakat RW 10 Kelurahan Kasin
Waktu penyuluhan : 30 menit
Hari, tanggal : Jum’at, 14 Februari 2020
Pukul : 09.30-10.00 WIB
Tempat : Balai RW 10 Kelurahan Kasin
 
J. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat dapat memahami dan mengerti tentang
pentingnya kesehatan lingkungan dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
K. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat mampu:
1. Mengetahui apa itu perilaku hidup bersih dan sehat.
2. Menyadari tentang pentingnya menggunakan air bersih.
3. Menyadari tentang pentingnya menggunakan jamban sehat.
4. Menyadari tentang pentingnya rumah bebas jentik nyamuk.
5. Menyadari tentang pentingnya rumah bebas asap rokok.
6. Mengetahui tentang rumah sehat.
L. Isi Materi
1. Pengertian PHBS
2. Pentingnya Menggunakan Air Bersih
3. Pentingnya Menggunakan Jamban Sehat
4. Pentingnya Rumah yang Bebas dari Jentik Nyamuk
5. Pentingnya Rumah yang Bebas dari Asap Rokok
6. Pengertian Rumah Sehat
M. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / Tanya – jawab
3. Demonstrasi

83
N. Media
1. Leaflet
2. Poster
3. PPT

O. Proses Pelaksanaan

NO
KEGIATAN RESPON PESERTA WAKTU
.
1. Pendahuluan 5 menit
 Memberikan Salam  Menjawab Salam
 Memperkenalkan diri  Menyimak
 Menyampaikan pokok  Menyimak
bahasan
 Menyampaikan tujuan  Menyimak
 Melakukan apersepsi  Mengutarakan
(menggali pengetahuan) pengetahuan
mengenai aktivitas
2. Inti 15 menit
Penyampaian Materi mengenai :
 Pengertian PHBS  Memperhatikan
 Pentingnya Menggunakan  Memperhatikan
Air Bersih
 Pentingnya Menggunakan  Memperhatikan
Jamban Sehat
 Pentingnya Rumah yang  Memperhatikan
Bebas dari Jentik Nyamuk
 Pentingnya Rumah yang  Memperhatikan
Bebas dari Asap Rokok
 Pengertian Rumah Sehat  Memperhatikan

3. Penutup 10 menit
 Mengajukan beberapa  Menjawab
pertanyaan mengenai materi pertanyaan
yang telah diberikan untuk
mengevaluasi
 Menyimpulkan materi yang  Mendengarkan
telah disampaikan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

84
P. Setting Tempat

Q. Pengorganisasian
1. Penyaji : Dimby Allinda Chrismavera
2. Moderator : Ferdiana Permata
3. Notulen : El Bareq, Febby Ronaldhy Yushiro
4. Fasilitator : Sonia Zalma Ardiansyah, Khuriyatul Ummah Safitri
5. Observer : Rishelia Trista Ardiani
6. Dokumenter : Rohmatis Sania

R. Evaluasi
 Prosedur : Post Test
 Jenis : Lisan
 Bentuk : Tes Subjektif
 Pertanyaan berupa :
1. Pengertian PHBS
2. Pentingnya Menggunakan Air Bersih
3. Pentingnya Menggunakan Jamban Sehat
4. Pentingnya Rumah yang Bebas dari Jentik Nyamuk
5. Pentingnya Rumah yang Bebas dari Asap Rokok
6. Pengertian Rumah Sehat

85
Lampiran I

a. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

PHBS merupakan kependekan dari Pola Hidup Bersih dan Sehat. Sedangkan


pengertian PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi
sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang
kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat (Kemenkes RI, 2016). 

b. Tatanan PHBS Rumah Tangga

Salah satu tatanan PHBS yang utama adalah PHBS rumah tangga yang bertujuan


memberdayakan anggota sebuah rumah tangga untuk tahu, mau dan mampu menjalankan
perilaku kehidupan yang bersih dan sehat serta memiliki peran yang aktif pada gerakan di
tingkat masyarakat. Tujuan utama dari tatanan PHBS di tingkat rumah tangga adalah
tercapainya rumah tangga yang sehat.

Terdapat beberapa indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga yang dapat dijadikan


acuan untuk mengenali keberhasilan dari praktek perilaku hidup bersih dan sehat pada
tingkatan rumah tangga. Berikut ini 10 indikator PHBS pada tingkatan rumah tangga :

1) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan.

Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan
ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril dan
juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi
keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.

2) Pemberian ASI eksklusif

Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi bagian
penting dari indikator keberhasilan praktek perilaku hidup bersih dan sehat pada tingkat
rumah tangga.

3) Menimbang bayi dan balita secara berkala

Praktek tersebut dapat memudahkan pemantauan pertumbuhan bayi. Penimbangan dapat


dilakukan di Posyandu sejak bayi berusia 1 bulan hingga 5 tahun. Posyandu dapat
menjadi tempat memantau pertumbuhan anak dan menyediakan kelengkapan imunisasi.
Penimbangan secara teratur juga dapat memudahkan deteksi dini kasus gizi buruk.

4) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih

Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah
pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari
kuman.

5) Menggunakan air bersih

86
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.

6) Menggunakan jamban sehat

Jamban merupakan infrastruktur sanitasi penting yang berkaitan dengan unit


pembuangan kotoran dan air untuk keperluan pembersihan.

7) Memberantas jentik nyamuk

Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup makhluk
tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.

8) Konsumsi buah dan sayur

Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang
dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.

9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan
gerakan dan keluarnya tenaga.

10) Tidak merokok di dalam rumah

Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi
perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat
menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan (Kemenkes RI, 2016).

c. Pengertian Rumah Sehat

Seperti dikutip dari Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007. Maka
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk
istirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni;
2. Dapat memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup;
3. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang  gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu;
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah.

87
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PSN (PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK)

Pokok Bahasan : PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)


Sasaran : Masyarakat RW 10 Kelurahan Kasin
Waktu penyuluhan : 30 menit
Hari, tanggal : Jum’at, 14 Februari 2020
Pukul : 09.00-09.30 WIB
Tempat : Balai RW 10 Kelurahan Kasin
 
S. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan,  masyarakat mampu memahami tentang jentik
nyamuk.
T. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat mampu menjelaskan tentang:
1. Pengertian jentik nyamuk
2. Bagaimana penularan jentik nyamuk
3. Bahaya jentik nyamuk
4. Cara mengatasi jentik nyamuk   
U. Isi Materi
1. Pengertian jentik nyamuk
2. Bagaimana penularan jentik nyamuk
3. Bahaya jentik nyamuk
4. Cara mengatasi jentik nyamuk     
V. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / Tanya – jawab
3. Demonstrasi
W. Media
1. Leaflet
2. Poster
3. PPT

88
X. Proses Pelaksanaan

NO
KEGIATAN RESPON PESERTA WAKTU
.
1. Pendahuluan 5 menit
 Memberikan Salam  Menjawab Salam
 Memperkenalkan diri  Menyimak
 Menyampaikan pokok  Menyimak
bahasan  Menyimak
 Menyampaikan tujuan  Mengutarakan
 Melakukan apersepsi pengetahuan
(menggali pengetahuan) mengenai aktivitas

2. Inti 15 menit
Penyampaian Materi mengenai :
 Pengertian jentik nyamuk  Memperhatikan
 Bagaimana penularan jentik  Memperhatikan
nyamuk
 Bahaya jentik nyamuk  Memperhatikan
 Cara mengatasi jentik  Memperhatikan dan
nyamuk      mendemonstrasikan

3. Penutup 10 menit
 Mengajukan beberapa  Menjawab
pertanyaan mengenai materi pertanyaan
yang telah diberikan untuk
mengevaluasi
 Menyimpulkan materi yang  Mendengarkan
telah disampaikan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
penutup

89
Y. Setting Tempat

Z. Pengorganisasian
1. Penyaji : Rishelia Trista Ardiani
2. Moderator : Ferdiana Permata
3. Notulen : El Bareq, Febby Ronaldhy Yushiro
4. Fasilitator : Sonia Zalma Ardiansyah, Khuriyatul Ummah Safitri
5. Observer : Dimby Allinda Chrismavera
6. Dokumenter : Rohmatis Sania

AA. Evaluasi
 Prosedur : Post Test
 Jenis : Lisan
 Bentuk : Tes Subjektif
 Pertanyaan berupa :
1.  Pengertian jentik nyamuk
2.  Bagaimana penularan jentik nyamuk
3.  Bahaya jentik nyamuk
4.  Cara mengatasi jentik nyamuk

90
Lampiran I
MEMBERANTAS JENTIK NYAMUK

5. Pengertian Jentik Nyamuk
Jentik adalah tahap larva dari nyamuk. Jentik hidup di air dan memiliki perilaku mendekat
atau “menggantung” pada permukaan air untuk bernafas. Jentik menjadi sasaran dalam
pengendalian populasi nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit menular melalui
nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah dengue.

6. Cara Penularan Jentik Nyamuk


Nyamuk menular melalui hisapan darah karena darah mengandung protein yang dibutuhkan
untuk perkembangan dan pertumbuhan telur nyamuk, serta bertujuan mempertahankan
kelangsungan hidupnya.

7. Bahaya Jentik Nyamuk


 Penyakit Demam Berdarah
Penyakit demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk  Aedes
aegypti atau Aedes albopictus.
 Tanda gejala demam berdarah :
- Demam
- Lesu
- Nafsu makan menurun
- Mual muntah
- Nyeri perut
- Nyeri kepala
- Nyeri pada tulang dan sendi
- Timbulnya ruam pada kulit
 Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Hanya
Anopheles betina yang menghisap darah dan membawa Sporozoit Plasmodium dalam
kelenjar ludahnya yang menyebabkan malaria.
 Tanda dan gejala malaria :
- Demam tinggi yang berkala yang biasanya disertai sakit kepala

91
- Pucat karena kurang darah
- Badan terasa lemah
- Nafsu makan menurun
- Mual-mual kadang disertai muntah
- Dalam keadaan menahun, gejala di atas disertai pembesaran limpa
- Pada malaria berat, gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan kesadaran
hingga koma
- Pada anak-anak, makin muda usia makit tidak terlihat gejalanya. Tapi yang
menonjol adalah diare (mencret) dan pucak karena kurang darah (anemia).

8. Cara Memberantas/Mengatasi  Jentik Nyamuk (3M Plus)


a. Menguras
Tandon air yang bisa dikuras antara lain bak mandi, vas/pot bunga, tempat minum
burung, dsb. Cara menguras yang baik adalah dengan menyikat  atau menggosok rata
dinding bagian dalam tandon air, menadatar maupun naik turun. Maksudnya agar telur
nyamuk yang menempel dapat lepas dan tidak menetas jentik.
b. Menutup
Ada 2 jenis menutup tandon air agar tidak dipakai nyamuk berkembang biak:
 Menutup tandon dengan rapat agar air yang disimpan tidak ada jentiknya
(gentong, drum, dsb)
 Menutup tandon agar tidak terisi air. Misalnya tonggak bambu dapat ditutup
dengan pasir atau tanah sampai penuh. Sedangkan untuk ban, aki dsb dapat
ditutupi dengan plastik agar tidak kemasukan air atau dimasukkan karung agar
tidak tersentuh nyamuk.
c. Merecycle/menggunakan kembali
Barang-barang bekas yang dapat menampung air dan tidak akan dimanfaatkan lagi
sebaiknya dapat di recycle, contohnya botol plastic bisa digunakan sebagai hiasan
gantung, tempat pensil, dan sejenisnya.

d. Plus (3M Plus)


- Tidak menggantung pakaian (khususnya yang berwarna gelap)
- Hindari gigitan nyamuk (menggunakan lotion)
- Menggunakan tanaman penghalau nyamuk seperti lavender

92
9. Cara Menghindari Gigitan Nyamuk
 Menggunakan kelambu ketika tidur
 Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk.
 Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar.
 Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang baik.
 Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.
 Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) ditempat yang sulit dikuras.
 Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, seperti lavender.

10. Manfaat Rumah Bebas Nyamuk


 Populasi nyamuk menjadi terkendali, sehingga penularan penyakit dengan perantara
nyamuk dapat dicegah/ dikurangi.
 Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar, seperti demam
berdarah.
 Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat

11. Pemeriksa Jentik Tiap Rumah


 Anggota rumah tangga
 Kader
 Juru pemantau jentik (Jumantik)

12. Cara Memeriksa Keberadaan Jentik


 Untuk kader, mengunjungi setiap rumah yang ada disetiap wilayah kerja untuk
memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
 Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
 Memberikan penjalasan mengenai manfaat dan anjuran PSN.
 Mencatat hasil pemeriksaan jentik.

93

Anda mungkin juga menyukai