Oleh:
1. Febby Ronaldhy Yushiro (P17211173024)
2. Khuriyatul Ummah Safitri (P17211171005)
3. Sonia Zalma Ardiansyah (P17211173018)
4. El Bareq (P17211173014)
5. Dimby Allinda Chrismavera (P17211173020)
6. Rishelia Trista Ardiani (P17211174044)
7. Rohmatis Sania (P17211171008)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi petunjuk, hidayah, dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Keperawatan Komunitas. Penulis
menyadari dalam penyusunan laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Sugianto Hadi, SKM, MPH. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan
bantuan dalam penyusunan laporan dengan sabar membimbing untuk bisa menulis
dengan baik, dan senantiasa memberi semangat, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
2. Ns. Susilowati, S.Kep. selaku pembimbing klinik di Puskesmas Bareng yang telah
dengan sabar membimbing dan memberikan semangat, sehingga laporan ini dapat
terselesaikan.
3. Semua staff di Puskesmas Bareng yang telah memberikan kami kesempatan untuk
belajar mengenai praktik keperawatan.
4. Masyarakat RW 10 Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang yang telah
bersedia diberikan intervensi.
5. Serta teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa lapiran ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
4.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................69
4.2 SARAN.....................................................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................71
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah kesehatan dunia
dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia kesehatan karena
merupakan salah satu penyebab dari kematian (Jansje & Samodra 2012). Penyakit tidak
menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang,
mereka memiliki durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat
(Riskesdas, 2013).
1
Pada orang dewasa yang menderita hipertensi mengalami berat badan berlebih dan
obesitas dapat meningkatkan faktor resiko penyakit kardiovaskuler dan beberapa jenis
kanker (WHO, 2015). Hipertensi terjadi berkaitan dengan beragam faktor risiko, baik yang
tidak dapat diubah maupun dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi
genetik, keadaan gizi, dan umur. Faktor risiko yang dapat diubah adalah kegemukan, diet,
dan aktifitas fisik/olahraga. Dilain pihak kegemukan disebabkan oleh konsumsi makanan
berlebih dan aktivitas fisik/olahraga kurang (Muhammadun, 2010).
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Melakukan asuhan keperawatan komunitas di wilayah RW 10 Kelurahan Kasin.
Dengan masalah penyakit tidak menular atau PTM terutama Hipertensi sesuai tahapan
asuhan keperawatan dengan menerapkan pola hidup sehat dan pendekatan kepada
individu, keluarga, dan kelompok khususnya kelompok penderita penyakit tidak
menular untuk mewujudkan tercapainya masyarakat RW 10 yang sehat.
BAB II
2
LANDASAN TEORI
3
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu,
keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap
kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.
1. Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh
dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi
masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan
asuhan keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan
asuhan keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk
menuju keadaan sehat optimal.
d) Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di
daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan
komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1. Tingkat Individu
4
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil, d1l) yang
dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada
masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.
2. Tingkat Keluarga
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
5
e) Kondisi Kesehatan
Menurut WHO (1947), sehat dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit
atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang
dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1) Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2) Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3) Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang
bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan
potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi
oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah.
Kebijakan Dan Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pedoman Pembangunan
Perdesaan Sehat (PeraturanMenteri PDT No 1tahun 2013) adalah Kebijakan Serta
Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Kesehatan
Nasional di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik melalui
pendekatan Pembangunan Berwawasan Kesehatan Berbasis Perdesaan. Dengan
Fokus intervensi pada 5 determinan faktor kualitas kesehatan, Ketersediaan dan
Berfungsinya :
a. Dokter Puskesmas
b. Bidan Desa
c. Air Bersih
d. Sanitasi
e. Gizi
f) Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas
1. Alergi Kulit (radang kulit)
Gejala : kulit timbul bercak-bercak merah dan terasa gatal
Penyebab : kosmetik, detergen, sabun mandi, perhiasan imitasi, kain yang
kasar, pakaian pelembab dan makanan tertentu
2. Amandel
Pembengkakan pada kelenjar limfe yang berada di dinding belakang
tenggorokan
Gejala : sakit pada daerah tenggorokan pada waktu menelan makanan, demam,
6
menggigil, bengkak, dan timbul bengkak dan bercak merah pada kedua belah
sisi di belakang tenggorokan
3. Anemia
Gejala : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak dalam mata pucat, mudah lelah,
lesu, pusing, mudah pingsan, sesak nafas terutama setelah berolahraga dan
denyut jantung cepat
Penyebab: kurang zat besi dan vitamin B12, kehilangan darah sewaktu
melahirkan dan faktor keturunan
4. Asam Urat
Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan
berulang dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal
monosodium urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat tingginya kadar
asam urat didalam darah (hiperurikemia)
Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari kemerahan,
bengkok pada sendi yang terkena asam urat
Penyebab : kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan
penumpukan kristal asam urat didalam sendi
5. Asma
Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya penyempitan
saluran nafas karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang
menyebabkan
peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara.
Gejala : mengi (bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai rasa gatal di
tenggorokan, sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi meningkat.
Penyebab: radang di tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang
menimbulkan iritasi seperti pedas, asam, manis, asin, dingin, bergetah dan
panas, udara kotor, bulu dan kotoran dari hewan peliharaan (kucing, anjing,
unggas, dll.)
6. Batuk
Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda asing
selain udara yang masuk.
Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal. Adanya dahak di saluran pernafasan
Penyebab : penyempitan saluran pernafasan, produksi dahak yang berlebihan
7
disaluran tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda asing seperti debu,
asap atau cairan makanan secara tidak sengaja.
7. Diare
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar
lebih dari 3 kali sehari
Gejala : frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, kotoran encer dan
banyak air, sakit atau kejang perut disertai demam
Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman, infeksi
pada usus, rasa cemas atau stress berlebihan.
8. Maag/Asam Lambung Tinggi/ Perut Sering Kembung
Dispensia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas
atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa
sakit atau rasa terbakar di perut.
Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan asam, berat badan menurun
Penyebab : merokok, minum alkohol, stress, sering menunda makan pada saat
jam makan, kurang makan sayur dan buah serta kurang minum air putih.
8
Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi, dan
kepadatan.
2) Pendidikan
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan.
3) Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal apakah
tidak menimbulkan stress.
4) Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan apakah
cukup menunjang, sehingga memudahkan komunitas mendapat
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini
gangguan atau merawat dan memantau apabila gangguan sudah
terjadi.
6) System komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas
tersebut untuk meningkatkanpengetahuan terkait dengan gangguan
nutrisi, misalnya televise, radio, koran, atau leaflet yang diberikan
kepada komunitas.
7) Ekonomi
Tingkat social ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah
sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regioal), dibawah UMR atau
di atas UMR, sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan
dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan
sesuai status ekonomi tersebut.
8) Rekreasi
9) Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan
komunitas untuk mengurangi stress.
3. Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistik; antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta
cakupan imunisasi. Setelah pengumpulan data dilakukan, selanjutnya data-
data, tersebut diolah dengan cara mengklasifikasikan data, mentabulasi
data dan interprestasi data. Hasil pengolahan data dianalisis, yaitu
mengaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif
9
yang dimiliki, sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah
yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan dari analisis data adalah
menetapkan kekuatan, mengidentifikasi kecenderungan penggunaan
pelayanan kesehatan. Data memiliki kategori demografi, geografi, sosial-
ekonomi, sumber, dan pelayanan kesehatan.
b) Diagnosis keperawatan komunitas dan analisis data
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari,
maka kemudian dikelommpokkan dan dianalisis seberapa besar stressor yang
mengancam masyarakat dan seberapa besar reaksi yang timbul pada masyarakat
tersebut.
Berdasarkan hal tersebut dapat disusun diagnose keperawatan komunitas,
yang terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik populasi, dan karakteristik
lingkungan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap
stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem
atau masalah, etiologic atau penyebab, dan manifestasi atau data penunjang.
c) Perencanaan
Tahap ketiga dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa
yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tehap perencanaan adalah
menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah
ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap
berikutnya, yaitu rencana pelaksanaan kegiatan, maka ada dua faktor yang
mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut, yaitu sifat
masalah dan sumber/potensi masyarakat, seperti dana, sarana, dan tenaga yang
tersedia.
Strategi yang digunakan mencakup proses kelompok, pendidikan kesehatan,
kerja sama, serta mendemonstrasikan keterlibatan dalam asuhan keperawatan.
Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalamm memecahkan masalah
kesehatan yang dihadapi diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang
untuk membuat suatu perubahan. Pendekatan ini dirancang untuk mengembangkan
masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki serta mampu
mengurangi hambatan yang ada. Selain itu, untuk menumbuhkan kondisi kemajuan
sosial dan ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan dengan
penuh percaya diri dalam memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi.
10
1. Tahap persiapan
Pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk berhubungsn
dengan masyarakat, mempelajari dan bekerja-sama dengan masyarakat.
2. Tahap pengorganisasian
Persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan, ditujukan untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok
kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh
masyarakat secara bergotong-royong untuk menolong diri mereka sendiri
dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan
kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara
kehidupan yang sehat dan sejahtera, serta bertujuan untuk mengajak
masyarakat berperan serta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.
3. Tahap pendidikan dan latihan
- Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat.
- Melakukan pengkajian.
- Membuat program berdasarkan masalah atau diagnosis keperawatan.
- Melatih kader.
- Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga, dan masyarakat.
4. Tahap formasi-kepemimpinan
Memberikan dukungan, pelatihan, dan mengembangkan keterampilan
kepemimpinan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan kesehatan.
5. Tahap koordinasi intersektoral
Kerjasama dengan sector terkait dalam upaya memandirikan masyarakat.
6. Tahap akhir
Melakukan supervise atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta
memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan
lebih lanjut.
d) Pelaksanaan (Implementasi)
Perawat bertanggungjawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan
yang sifatnya:
1. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat, dan meningkatkan kesehatan;
2. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi;
11
3. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
e) Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap program yang telah dilaksanakan
dibandingkan dengan tujuan semula dan dijadikan dasar untuk memodifikasi
rencana berikutnya. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan konsep evaluasi
struktur, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Sedangkan focus dari evaluasi
pelaksanaan asuhan keperawatankomunitas adalah sebagai berikut.
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target
pelaksanaan.
2) Perkembangan atau kemajuan proses yang terdiri atas kesesuaian
dengan perencanaan, peran staf atau pelaksana tindakan, fasilitas, dan
jumlah peserta.
3) Efisiensi biaya, bagaimanakah pencarian sumber dana dan
penggunaannya serta keuntungan program.
4) Efektivitas kerja,apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
5) Dampak, apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan
tindakan, apa perubahan yang terjadi dalam enam bulan atau satu tahun.
12
BAB III
PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
No
Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan/Sasaran
.
1. 27 Januari 2020 Orientasi dan penjelasan Puskesmas Bareng
pengantar pengambilan data
dari Puskesmas Bareng
2. 28 Januari 2020 Menentukan wilayah binaan Puskesmas Bareng
bersama preceptor lahan
3. 28 Januari 2020 Bertemu dengan Ketua RT, Ketua RT, Ketua
Ketua RW, dan kader di RW, dan kader di
masing-masing RT masing-masing RT
4. 28 Januari 2020 Menentukan jumlah sampel Puskesmas Bareng
pengambilan data di wilayah
binaan
Menentukan instrument
pengambilan data
Tabel 3.1 Timeline Pra Pengkajian
Jumlah
No. RT (RW 10) Populasi
(KK)
1 1 14
2 2 44
3 3 35
4 4 32
5 5 30
6 6 20
7 7 37
8 8 30
9 9 26
10 10 50
11 11 44
JUMLAH 362
Tabel 3.2 Data Populasi KK Warga RT 01-11 RW 10
b) Sampling
13
Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Accidental
sampling adalah bagian dari teknik non-probability sampling, yaitu sebuah
metode pengambilan sampel dengan peluang objek dan subjek yang terintegrasi.
Istilah lain dari accidental sampling yaitu: sampling peluang, convenience
sampling, dan sampel bebas. Teknik ini dilakukan tanpa kesengajaan peneliti
mencari sampel, namun tidak berarti dipilih random.
Jumlah
No. Kelompok Responden
(Orang)
1. Lansia 41
2. Dewasa Pekerja 29
3. Wanita Usia Subur 15
4. Balita 14
5. Anak Usia Sekolah 24
JUMLAH 123
Tabel 3.3 Pengambilan Sampel Per Kelompok Khusus
a. Pelaksanaan Pengkajian
14
3.2 HASIL PENGKAJIAN
3.2.1 Data Umum
JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
49% 51%
44%
56%
15
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah memiliki lingkungan dengan pencahayaan yang
baik (56%), dan kurang baik (44%).
SUMBER AIR
9%
PDAM
SUMUR
AIR SUNGAI
91%
89.52
PENAMPUNGAN SAMPAH
6%
ADA
TIDAK ADA
94%
16
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10 yang
menjadi responden adalah memiliki penampungan sampah (94%), dan tidak ada (6%).
Ada
Tidak Ada
100
SALURAN LIMBAH
SAPTITANK
38% SUNGAI
62%
17
Diagram 2.1 Usia
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan usia
warga RW 10 yang menjadi responden adalah usia diatas 70 tahun
dengan 31,7%, 60 tahun (4,9%), 61 tahun (7,3%), 62 tahun (9,8%), 63
tahun (4,9%), 64 tahun (4,9), 65 tahun (4,9%), 66 tahun (7,3%), 67 tahun
(2,4%), 68 tahun (2,4%), 69 tahun (9,8%), 70 tahun (9,8%), dan diatas
70 tahun (31,7%).
18
Diagram 2.3 Status Perkawinan
19
Diagram 2.5 Gangguan kesehatan pada mata
Diagra
m 2.6 Gangguan kesehatan pada pendengaran
20
Diagram 2.7 Gangguan kesehatan pada pencernaan
21
Diagram 2.9 Gangguan kesehatan pada persyarafan
22
Diagram 2.11 Riwayat penyakit saat ini
23
memiliki kebiasaan memanfaat pelayanan kesehatan sebanyak 17,1%,
memiliki kebiasaan mengonsumsi obat warung sebanyak 7,3% dan
memiliki kebiasaan kurang berolahraga sebanyak 31,7%.
24
Diagram 2.15 Pola BAB
25
Diagram 2.17 Pola Tidur
26
Diagram 2.19 Fasilitas kesehatan yang dipakai
27
Diagram 2.21 Upaya mengatasi masalah kesehatan
28
b) Dewasa Pekerja
29
Diagram 3.3 status perkawinan
30
Diagram 3.5 gangguan kesehatan pada mata
31
Diagram 3.7 gangguan pada pencernaan
32
Diagram 3.9 gangguan pada persyarafan
33
Diagram 3.11 riwayat penyakit saat ini
34
Diagram 3.13 pola makan
35
Diagram 3.15 Pola BAB
36
Diagram 3.17 Pola Tidur
37
Diagram 3.19 Fasilitas Kesehatan yang Digunakan
38
Diagram 3.21 Upaya Mengatasi Masalah Kesehatan
39
Diagram 3.23 Pekerjaan
40
b. Wanita Usia Subur (WUS)
41
Diagram 4.3 Ikut KB
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah mengikuti KB (46,7%) dan tidak mengikuti KB
(53,3%).
42
Diagram 4.5 Jenis Kontrasepsi
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden adalah tidak KB (53,3%), pil (20%), MOW (13,3%), dan
suntik (13,3%).
43
c. Balita
44
Diagram 5.3 Berat badan (kg)
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden memiliki berat badan antara 10-15 kg (50%), 16-20 kg
(35,7%), dan 21-25 kg (14,3%).
45
Diagram 5.5 Status Gizi
46
Diagram 5.7 Alasan Imunisasi belum lengkap
Berdasarkan diagram diatas, dapat diketahui bahwa kebanyakan warga RW 10
yang menjadi responden tidak imunisasi karena sudah lengkap (42,9%), tidak
bersedia (35,7%), dan belum waktunya (42,9%).
47
Diagram 5.9 Frekuensi Makan
48
Diagram 5.11 ASI Eksklusif
49
Diagram 5.13 Kebiasaan cuci tangan
50
Diagram 5.15 Apakah ibu rutin membawa anak ke posyandu?
Diagr
am 5.16 Alasan jarang membawa anak ke posyandu
51
Diagram 5.17 Informasi penyuluhan yang dibutuhkan keluarga
52
Diagram 6.2 Jenis Kelamin
53
Diagram 6.4 Status Imunisasi
54
Diagram 6.6 Gangguan Kesehatan Pada Anak
55
Diagram 6.8 Pola Makan
56
Diagram 6.10 Frekuensi Makan
Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 75% pola tidur
8-15 jam ,25% <8 jam .Dapat disimpulkan bahwa pola tidur anak paling banyak
yaitu 8-15 jam dengan jumlah 75%.
57
Diagram 6.12 Kebiasaan Mencuci Tangan
Berdasarkan diagram diatas,dari total 24 responden diketahui bahwa 83,3% tidak ada
kesulitan belajar,16,7% ada kesulitan belajar.Dapat disimpulkan bahwa anak tidak
ada masalah dalam kesulitan belajar dengan jumlah 83,3%.
58
Diagram 6.14 Pemeriksaan Rutin Kesehatan
No Faktor yang
Data Fokus Korelasi
. berhubungan
1. - 63,4% lansia saat ini memiliki Pemilihan nutrisi Ketidakpatuhan
penyakit hipertensi yang tidak tepat lansia RW 10 Kasin
- 20,7% dewasa pekerja saat ini menyebabkan terhadap manajemen
memiliki penyakit hipertensi tingginya angka perawatan dan
- 56,1% lansia mengatakan kejadian hipertensi pencegahan terhadap
memiliki kebiasaan makan saat ini penyakitnya
asin
- 20,7% dewasa pekerja
mengatakan memiliki
kebiasaan makan asin
- 63,4% lansia mengatakan
memiliki kebiasaan makan
berlemak/gorengan
- 31% dewasa pekerja
mengatakan memiliki
kebiasaan makan
berlemak/gorengan
- 34,1% lansia mengonsumsi
kopi >1 gelas per hari
- 62,1% dewasa pekerja
mengonsumsi kopi >1 gelas
59
per hari
- 53,7% lansia mengatakan
sudah tahu pengobatan dan
pencegahan tentang
penyakitnya, namun tidak
patuh
- 72,4% dewasa pekerja
mengatakan sudah tahu
pengobatan dan pencegahan
tentang penyakitnya, namun
tidak patuh
Tabel 3.5 Analisa Data Keperawatan Perilaku masyarakat (Nutrisi yang tidak tepat)
No Faktor yang
Data Fokus Korelasi
. berhubungan
1. - 29,3% lansia memiliki Masyarakat Pola hidup RW 10
kebiasaan merokok > 3 batang cenderung memiliki Kasin yang tidak
per hari perilaku/pola hidup sehat
- 62,1% dewasa pekerja yang tidak sehat
memiliki kebiasaan merokok akibatnya
> 3 batang per hari’ masyarakat lebih
- 31,7% lansia mengatakan mudah terkena
kurang berolahraga penyakit
- 62,1% dewasa pekerja
mengatakan kurang
berolahraga
- 96,4% dewasa pekerja
mengatakan tidak rutin
periksa kesehatan
- 63,4% lansia mengatakan
tidak rutin periksa kesehatan
Tabel 3.6 Analisa Data Keperawatan Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
Faktor yang
No. Data Fokus Korelasi
berhubungan
1 - 53,3% masyarakat memiliki Lingkungan sekitar Kurangnya
. kondisi rumah yang membuat sebagian kesadaran
kebersihannya kurang masyarakat RW 10 masyarakat RW 10
- 10,48% rumah masyarakat Kasin tidak peduli Kasin akan
ditemukan adanya jentik dengan lingkungan kebersihan
nyamuk rumahnya lingkungan
- 44% masyarakat memiliki rumahnya
pencahayaan dalam rumah
yang kurang
60
- 6% masyarakat tidak
memiliki penampungan
sampah
- 38% masyarakat membuang
limbah langsung disungai
Kemungkina
Masalah Perhatian Poin Tingkat Nilai
n untuk
Keperawatan Masyarakat Prevalensi Bahaya Total
Dikelola
Nutrisi yang
tidak tepat b.d
ketidakpatuhan
sebagian
masyarakat RW
10 Kasin
terhadap
manajemen
4 2 4 1 32
perawatan dan
pencegahan
terhadap
penyakitnya
Perilaku
kesehatan
cenderung
beresiko b.d pola
hidup RW 10 3 3 3 1 27
Kasin yang tidak
sehat
Ketidakmampua
n memelihara
lingkungan
rumah b.d
kurangnya
kesadaran
masyarakat RW 4 2 3 2 48
10 Kasin akan
kebersihan
lingkungan
rumahnya
61
Tabel 3.9 Penyusunan Skala Prioritas Keperawatan
62
3.7 INTERVENSI/PLAN OF ACTION (POA)
MASALAH BENTUK
NO KEPERAWATA KEGIATAN/ TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT METODE PJ
N STRATEGI
Jumat,
Primer : 14
Ketidakmampua Agar seluruh Lingkunga
RW 10 Anti Februari Survei
n memelihara warga RW 10 n RW 10 Yushir
Jentik 2020 Lapangan,
lingkungan dapat Kelurahan o
(Wetan Pukul Penkes
rumah b.d mengetahui dan Kasin
Titik) Masyaraka 08.00
kurangnya menerapkan
t RW 10 WIB
1. kesadaran tentang
kelurahan Jumat,
masyarakat RW pentingnya
Kasin 14
10 Kasin akan Sekunder : perilaku hidup Balai RW Penyuluhan
Februari
kebersihan Sosialisasi bersih dalam 10 (Ceramah,
2020 Sheli
lingkungan PSN dan kehidupan kelurahan diskusi/tany
Pukul
rumahnya PHBS sehari-hari Kasin a jawab)
09.30
WIB
Nutrisi yang
tidak tepat b.d
Agar seluruh
ketidakpatuhan
warga di RW 10
sebagian Primer: Minggu,
dapat
masyarakat RW Skrinning Masyaraka 16 Balai RW
mengetahui dan Skrinning,
10 Kasin dan senam t RW 10 Februari 10 Sonia
2. menerapkan Demonstrasi
terhadap hipertensi kelurahan 2020 kelurahan Nia
gaya hidup
manajemen (Yuk Ning Kasin Pukul Kasin
sehat dengan
perawatan dan Emper) 08.00
makan makanan
pencegahan
yang bergizi
terhadap
penyakitnya
Minggu,
1. Agar seluruh 16
Balai RW Penyuluhan
Primer : warga di RW Februari
10 (Ceramah,
Sosialisasi 10 dapat 2020 Dimby
kelurahan diskusi/tany
Merokok mengerti Pukul
Kasin a jawab)
tentang 09.00
Perilaku
bahaya WIB
kesehatan
perilaku pola Masyaraka
cenderung
hidup yang t RW 10
3. beresiko b.d
Sekunder : tidak sehat kelurahan Minggu,
pola hidup RW
Skrinning Kasin 16
10 Kasin yang Balai RW
dan senam 2. Agar perilaku Februari Skrinning,
tidak sehat 10 Fifi
hipertensi beresiko 2020 Demonstrasi
kelurahan Ana
(Yuk Ning masyarakat Pukul
Kasin
Emper) RW 10 08.00
teridentifikasi WIB
63
3.8 IMPLEMENTASI
Diagnosa Kep.
Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
Komunitas
Ketidakmampuan - Mengunjungi rumah yang
memelihara terindikasi terdapat jentik di RT
lingkungan rumah 10 RW 10 Kasin
b.d kurangnya - Memberikan dan menempelkan
kesadaran Jumat, 14 Februari 2020
kartu jentik yang setiap minggu
masyarakat RW 10 dipantau oleh mahasiswa/kader
Kasin akan - Memberikan adukasi tentang
kebersihan PSN
lingkungan - Sosialisasi tentang PSN dan
rumahnya PHBS
Sabtu, 15 Februari 2020
- Cek kesehatan (Gula darah dan
tensi)
- Pemeriksaan kembali
(kunjungan ulang) rumah yang
terdapat jentik bersama Kader
Jumat, 21 Februari 2020 Lingkungan dari Kecamatan
Klojen
- Penilaian kebersihan
lingkungan setiap RT di RW 10
- Pemeriksaan kembali
(kunjungan ulang) rumah yang
Jumat, 28 Februari 2020
terdapat jentik bersama kader
Jumantik RW 10
Nutrisi yang tidak - Senam Hipertensi
tepat b.d Minggu, 16 Februari 2020 - Skrining Hipertensi
ketidakpatuhan
sebagian
- Senam Hipertensi
masyarakat RW 10
Kasin terhadap Minggu, 23 Februari 2020 - Skrining Hipertensi
pengobatan dan
pencegahan - Senam dan skrining hipertensi
terhadap tidak terlaksana karena
Minggu, 01 Maret 2020
penyakitnya bertepatan dengan kegiatan RW
64
3.9 EVALUASI FORMATIF
65
- Peserta aktif bertanya dan
antusias selama proses
diskusi berlangsung.
3. Skrinning dan Balai Rw 10 - Acara dmulai pukul 08.00
senam hipertensi Minggu, 16 Februari 2020 WIB
(Yuk Ning Emper) - Peserta yang hadir 6 orang
- Peserta mengikuti gerakan
yang dipimpin oleh
mahasiswa
- Peserta memberi masukan
agar gerakan 1x8 hitungan
Balai Rw 10 - Acara dimulai pukul 08.00
Minggu, 23 Februari 2020 WIB
- Peserta yang hadir 3 orang
- Peserta mengikuti gerakan
yang dipimpin oleh
mahasiswa
4. Sosialisasi Balai RW 10 - Acara dimulai pukul 20.30
Merokok Sabtu, 29 Februari 2020 WIB
- Media yang disiapkan
adalah leaflet, power point,
dan alat peraga rokok
- Jumlah peserta yang hadir
sebanyak 4 orang
- Peserta memperhatikan dan
mendengarkan materi
dengan seksama.
- Peserta aktif bertanya dan
antusias selama proses
diskusi
5. Pelayanan Balai Rw 10 - Acara dimulai jam 09.00
Posyandu, Senin, 17 Februari 2020 WIB
Posbindu dan - Posyandu dan Posbindu
Sosialisasi dipimpin oleh kader
Hipertensi - Peserta aktif bertanya dan
antusias selama proses
sosialisasi berlangsung.
- Jumlah peserta yang hadir
40 orang
6. Pemeriksaan Lingkungan RT 10 - Pemeriksaan jentik dan
Kesehatan Jumat, 21 Februari 2020 lingkungan bersama Kader
Lingkungan Lingkungan dari Kecamatan
Klojen (2 orang)
- Hasil penilaian kebersihan
lingkungan: RT 04
mendapatkan Juara 1
Kebersihan Lingkungan
- RTL: kunjungan bersama
66
kepala puskesmas
Kecamatan Klojen
3.10 EVALUASI SUMATIF
Intervensi yang dilakukan berupa Wetan Titik (RW 10 Anti Jentik), Yuk Ning
Emper (Skrining dan Senam Hipertensi), Pelayanan Posyandu & Posbindu, Pemeriksaan
Kesehatan Lingkungan bersama Kader Kesling, Sosialisasi PSN dan PHBS, Sosialisasi
Merokok, dan Sosialisasi Hipertensi.
67
Kebersihan Lingkungan. Rencana tindak lanjutnya adalah kunjungan bersama kepala
puskesmas Kecamatan Klojen.
Sosialisasi PSN dan PHBS dilaksanakan di balai RW 10 Kasin pada hari Sabtu,
15 Februari 2020 pukul 09.00 WIB. Media yang disiapkan adalah leaflet, power point,
dan poster. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 35 orang.
68
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Komunitas adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai
(value), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya didalam
kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita,
kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya.
Keperawatan komunitas adalah suatu perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan upaya
promotif dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif
sehingga di harapkan masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan dalam
memelihara kesehatannya.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RT 01-11 RW 10 Kelurahan
Kasin, Kota Malang, menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah yaitu lingkungan
yang kurang bersih dan menunjukkan keberadaan jentik, dan pola hidup tidak sehat
seperti kurang berolahraga, mengkonsumsi kopi, merokok, serta mengkonsumsi makanan
tinggi lemak.
Tahapan yang dilakukan dalam proses keperawatan komunitas ini adalah
pengkajian berupa wawancara, observasi, dan kuisioner; menentukan prioritas masalah;
pelaksanaan MMRW; pelaksanaan intervenesi; dan evaluasi.
4.2 SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam
meningkatkan taraf kesehatan termasuk menjaga kebersihan lingkungan.
2. Bagi Puskesmas
69
Diharapkan fasilitas dan pelayanan yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang
diharapkan masyarakat.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat RW 10 Kelurahan Kasin Kota Malang.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Laporan asuhan keperawatan komunitas ini dapat dijadikan referensi dalam
penerapan pada proses pendidikan.
70
DAFTAR PUSTAKA
Basford Lynn & Slevin Oliver. 2006. Teori & Praktik Keperawatan Pendekatan Integral pada
Asuhan Pasien. Jakarta : EGC.
Dochterman, J. M., & Bulecheck, G. M. (2004). Nursing Interventions Classification (NIC) (5TH
ed.). United States of America: Elsevier Global Rights.
Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson, L. (2008). Nursing Outcomes Classification
(NOC) (5th ed.). United States of America: Elsevier Global Rights.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2012. Ilmu Keperawatan Komunitas: Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba
Medika.
71
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 10 KELURAHAN KASIN KOTA MALANG
TAHUN 2020
72
3. Sosialisasi PSN dan PHBS
73
6. Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan
7. Sosialisasi Merokok
74
75
76
SATUAN ACARA PENYULUHAN
JENTIK NYAMUK
77
F. Proses Pelaksanaan
NO
KEGIATAN RESPON PESERTA WAKTU
.
1. Pendahuluan 5 menit
Memberikan Salam Menjawab Salam
Memperkenalkan diri Menyimak
Menyampaikan pokok Menyimak
bahasan Menyimak
Menyampaikan tujuan Mengutarakan
Melakukan apersepsi pengetahuan
(menggali pengetahuan) mengenai aktivitas
2. Inti 15 menit
Penyampaian Materi mengenai :
Pengertian bahaya merokok Memperhatikan
Kandungan kimia pada Memperhatikan
rokok
Penyebab orang merokok Memperhatikan
Penyakit akibat merokok Memperhatikan
78
G. Setting Tempat
H. Pengorganisasian
1. Penyaji : El Bareq
2. Moderator : Febby Ronaldhy Yushiro
3. Notulen : Khuriyatul Ummah Safitri, Rohmatis Sania
4. Fasilitator : Dimby Allinda Chrismavera
5. Observer : Ferdiana Permata
6. Dokumenter : Sonia Zalma Ardiansyah, Rishelia Trista Ardiani
I. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis : Lisan
Bentuk : Tes Subjektif
Pertanyaan berupa :
1. Pengertian bahaya merokok
2. Kandungan kimia pada rokok
3. Penyebab orang merokok
4. Penyakit akibat rokok
5. Kiat-kiat menghindari rokok
79
Lampiran I
BAHAYA MEROKOK
1. Pengertian Bahaya Merokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang
telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya
dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya.
Osteoporosis, Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat
pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat pada darah dari pada oksigen
sehingga kemampuan darah untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok.
80
Akibatnya tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah atau
retak dan penyembuhannya 805 lebih lama.
Penyakit Jantung, Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar untuk
penyakit ini. Di Negara yang sedang berkembang penyakit membunuh lebih dari satu
juta orang setiap tahun. Penyakit kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau
di Negara-negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok
menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan darah dan
meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri yang akhirnya
menyebabkan serangan jantung dan stroke.
81
5. Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi penuh, istirahat,
minum dengan teman, dan sesudah makan?
6. Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada situasi tersebut
diatas untuk merubah kebiasaan merokok pada saat itu
7. Apabila jenuh, tanganipekerjaan yang sudah lama tertunda
8. Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel
9. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan mendiskusikan
masalah menarik yang sedang terjadi
10. Setelah makan, jalan-jalan atau membaca buku.
82
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
83
N. Media
1. Leaflet
2. Poster
3. PPT
O. Proses Pelaksanaan
NO
KEGIATAN RESPON PESERTA WAKTU
.
1. Pendahuluan 5 menit
Memberikan Salam Menjawab Salam
Memperkenalkan diri Menyimak
Menyampaikan pokok Menyimak
bahasan
Menyampaikan tujuan Menyimak
Melakukan apersepsi Mengutarakan
(menggali pengetahuan) pengetahuan
mengenai aktivitas
2. Inti 15 menit
Penyampaian Materi mengenai :
Pengertian PHBS Memperhatikan
Pentingnya Menggunakan Memperhatikan
Air Bersih
Pentingnya Menggunakan Memperhatikan
Jamban Sehat
Pentingnya Rumah yang Memperhatikan
Bebas dari Jentik Nyamuk
Pentingnya Rumah yang Memperhatikan
Bebas dari Asap Rokok
Pengertian Rumah Sehat Memperhatikan
3. Penutup 10 menit
Mengajukan beberapa Menjawab
pertanyaan mengenai materi pertanyaan
yang telah diberikan untuk
mengevaluasi
Menyimpulkan materi yang Mendengarkan
telah disampaikan
Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup
84
P. Setting Tempat
Q. Pengorganisasian
1. Penyaji : Dimby Allinda Chrismavera
2. Moderator : Ferdiana Permata
3. Notulen : El Bareq, Febby Ronaldhy Yushiro
4. Fasilitator : Sonia Zalma Ardiansyah, Khuriyatul Ummah Safitri
5. Observer : Rishelia Trista Ardiani
6. Dokumenter : Rohmatis Sania
R. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis : Lisan
Bentuk : Tes Subjektif
Pertanyaan berupa :
1. Pengertian PHBS
2. Pentingnya Menggunakan Air Bersih
3. Pentingnya Menggunakan Jamban Sehat
4. Pentingnya Rumah yang Bebas dari Jentik Nyamuk
5. Pentingnya Rumah yang Bebas dari Asap Rokok
6. Pengertian Rumah Sehat
85
Lampiran I
Persalinan yang mendapat pertolongan dari pihak tenaga kesehatan baik itu dokter, bidan
ataupun paramedis memiliki standar dalam penggunaan peralatan yang bersih, steril dan
juga aman. Langkah tersebut dapat mencegah infeksi dan bahaya lain yang beresiko bagi
keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Kesadaran mengenai pentingnya ASI bagi anak di usia 0 hingga 6 bulan menjadi bagian
penting dari indikator keberhasilan praktek perilaku hidup bersih dan sehat pada tingkat
rumah tangga.
Praktek ini merupakan langkah yang berkaitan dengan kebersihan diri sekaligus langkah
pencegahan penularan berbagai jenis penyakit berkat tangan yang bersih dan bebas dari
kuman.
86
Air bersih merupakan kebutuhan dasar untuk menjalani hidup sehat.
Nyamuk merupakan vektor berbagai jenis penyakit dan memutus siklus hidup makhluk
tersebut menjadi bagian penting dalam pencegahan berbagai penyakit.
Buah dan sayur dapat memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral serta serat yang
dibutuhkan tubuh untuk tumbuh optimal dan sehat.
Aktivitas fisik dapat berupa kegiatan olahraga ataupun aktivitas bekerja yang melibatkan
gerakan dan keluarnya tenaga.
Perokok aktif dapat menjadi sumber berbagai penyakit dan masalah kesehatan bagi
perokok pasif. Berhenti merokok atau setidaknya tidak merokok di dalam rumah dapat
menghindarkan keluarga dari berbagai masalah kesehatan (Kemenkes RI, 2016).
Seperti dikutip dari Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007. Maka
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Dapat memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang
sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk
istirahat (ruang tidur), bagi masing-maing penghuni;
2. Dapat memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,
terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup;
3. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak
yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu;
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan,
konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah.
87
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PSN (PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK)
88
X. Proses Pelaksanaan
NO
KEGIATAN RESPON PESERTA WAKTU
.
1. Pendahuluan 5 menit
Memberikan Salam Menjawab Salam
Memperkenalkan diri Menyimak
Menyampaikan pokok Menyimak
bahasan Menyimak
Menyampaikan tujuan Mengutarakan
Melakukan apersepsi pengetahuan
(menggali pengetahuan) mengenai aktivitas
2. Inti 15 menit
Penyampaian Materi mengenai :
Pengertian jentik nyamuk Memperhatikan
Bagaimana penularan jentik Memperhatikan
nyamuk
Bahaya jentik nyamuk Memperhatikan
Cara mengatasi jentik Memperhatikan dan
nyamuk mendemonstrasikan
3. Penutup 10 menit
Mengajukan beberapa Menjawab
pertanyaan mengenai materi pertanyaan
yang telah diberikan untuk
mengevaluasi
Menyimpulkan materi yang Mendengarkan
telah disampaikan
Mengucapkan salam Menjawab salam
penutup
89
Y. Setting Tempat
Z. Pengorganisasian
1. Penyaji : Rishelia Trista Ardiani
2. Moderator : Ferdiana Permata
3. Notulen : El Bareq, Febby Ronaldhy Yushiro
4. Fasilitator : Sonia Zalma Ardiansyah, Khuriyatul Ummah Safitri
5. Observer : Dimby Allinda Chrismavera
6. Dokumenter : Rohmatis Sania
AA. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis : Lisan
Bentuk : Tes Subjektif
Pertanyaan berupa :
1. Pengertian jentik nyamuk
2. Bagaimana penularan jentik nyamuk
3. Bahaya jentik nyamuk
4. Cara mengatasi jentik nyamuk
90
Lampiran I
MEMBERANTAS JENTIK NYAMUK
5. Pengertian Jentik Nyamuk
Jentik adalah tahap larva dari nyamuk. Jentik hidup di air dan memiliki perilaku mendekat
atau “menggantung” pada permukaan air untuk bernafas. Jentik menjadi sasaran dalam
pengendalian populasi nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit menular melalui
nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah dengue.
91
- Pucat karena kurang darah
- Badan terasa lemah
- Nafsu makan menurun
- Mual-mual kadang disertai muntah
- Dalam keadaan menahun, gejala di atas disertai pembesaran limpa
- Pada malaria berat, gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan kesadaran
hingga koma
- Pada anak-anak, makin muda usia makit tidak terlihat gejalanya. Tapi yang
menonjol adalah diare (mencret) dan pucak karena kurang darah (anemia).
92
9. Cara Menghindari Gigitan Nyamuk
Menggunakan kelambu ketika tidur
Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk.
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar.
Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang baik.
Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.
Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) ditempat yang sulit dikuras.
Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, seperti lavender.
93