Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem bahan bakar dalam suatu mesin merupakan suatu sistem yang sangat dominan
dalam menentukan unjuk kerja mesin .Suatu rangkaian mesin motor ,akan memberikan
daya yang optimal bila seluruh sistem yang bekerja pada motor tersebut berfungsi dengan
baik begitu pula kerja pada sistem bahan bakar ,kelancaran kerja pada sistem ini akan
berpengaruh besar pada efisiensi dan daya kerja motor .Salah satu cara agar sistem bahan
bakar bekerja dengan optimal yaitu dengan perawatan dan perbaikan sistem bahan bakar.

B. Identifikasi Masalah
Sistem bahan bakar akan bekerja optimal jika seluruh komponen bekerja dengan baik
sesuai dengan yang dikehendaki. Secara garis besar kendala yang sering terjadi pada
sistem bahan bakar adalah :
1. Bahan bakar
2. Komponen yang bekerja untuk menyalurkan bahan bakar
3. Mekanisme mesin untuk menarik bahan bakar ke silinder

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu mengenai komponen
dan system yang bekerja untuk menyalurkan bahan bakar dengan karburator type arus
turun. Dalam makalah ini akan dibahas prinsip kerja dan kerusakanyangseringterjadi
pada komponen sistem bahan bakar.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah komponen dan system apa saja yang
bekerja untuk menyalurkan bahan bakar dengan karburator type arus turun serta
bagaimana prinsip kerja dan kerusakan apa yang sering terjadi pada komponen system
bahan bakar
Tujuan diberikannya perwatan dan perbaikan sistem bahan bakar, yaitu:
1. Mencegah kerusakan mesin karena buruknya sistem bahan bakar
2. Meningkatkan efisiensi daya kerja mesin

E. Manfaat
Manfaat yang bisa diperoleh jika sistem bahan bakar bekerja dengan baik :
1. Memperpanjang umur mesin
2. Mendapatkan efisiensi kerja sesuai dengan yang diharapkan
3. Kenyamanan berkendara karena mesin bekerja dengan baik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem Bahan Bakar Konvensional


1) Sistem Bahan Bakar
Sistem bahan bakar adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mencampur udara
dan bahan bakar selanjutnya mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang
bakar.
Dilihat dari cara pemasukan campuran bahan bakar dan udara tersebut terdapat
dua macam.
1. Cara pertama, masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara dihisap.
Cara pertama biasa disebut sistem bahan bakar konvensional
2. Cara kedua masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara diinjeksikan.
2) Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
Komponen sistem bahan bakar konvensional terdiri dari :
a. Tangki bahan bakar.
b. Saluran bahan bakar.
c. Saringan bahan bakar.
d. Pompa bahan bakar.
e. Karburator.
3) Fungsi Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
a). Tangki bahan bakar.
Bagian ini berfungsi untuk menampung bahan bakar bensin. Umumnya tangki
bahan bakar terbuat dari lembaran baja yang tipis. Penempatan tangki bahan bakar
biasanya diletakkan di bagian belakang kendaraan untuk mencegah bocoran apabila
terjadi benturan.

b). Saluran bahan bakar


Pada saluran bahan bakar terdapat tiga buah saluran bahan bakar yaitu :
- Saluran utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa bahan bakar.
- Saluran pengembali yang menyalurkan bahan bakar kembali dari karburator ke
tangki.
- Saluran uap bahan bakar yang menyalurkan gas HC (uap bensin) dari dalam
tangki bahan bakar.
c). Saringan bahan bakar
Berfungsi untuk menyaring kotoran atau air yang mungkin terdapat di dalam
bensin. Dalam saringan terdapat elemen yang berfungsi untuk menghambat kecepatan
aliran bahan bakar, mencegah masuknya air dan kotoran masuk ke karburator. Partikel
kotoran yang besar mengendap di dasar saringan, sedang partikel yang kecil disaring oleh
elemen.

d). Pompa bahan bakar


Pompa bahan bakar ini berfungsi untuk memompa bensin dari tangki bensin
kedalam karburator.

2
e). Charcoal canister
Charcoal canister berfungsi untuk menampung sementara uap bensin yang berasal
dari ruang pelampung pada karburator dan uap bensin yang dikeluarkan dari saluran
emission pada saat tekanan di dalam tangki naik karena bertambahnya temperatur di
dalam internal canister agar tidak terbuang keluar. Uap bensin yang ditampung oleh
charcoal canister dikirim langsung ke intake manifold, kemudian ke ruang bakar untuk
dibakar pada saat mesin hidup.

Turunnya temperatur sekeliling juga menghasilkan rendahnya tekanan di dalam


tangki bensin, menyebabkan uap bensin di dalam canister terhisap kembali ke dalam
tangki untuk mencegah uap bensin terbuang keluar. Untuk menjamin agar kapasitas
canister dapat bekerja dengan sempurna, beberapa model dilengkapi dengan dua charcoal
canister.
f). Karburator
Karburator adalah komponen pada sistem bahan bakar yang berfungsi untuk
mencampur bensin dengan udara dengan menggunakan perbandingan tertentu.

Adapun macam-macam karburator adalah sebagai berikut :


(1) Dilihat dari tipe venturi, karburator dapat dibedakan menjadi 3 yaitu meliputi :
(a) Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi). Karburator dengan venturi tetap
(fixed venturi) dewasa ini masih banyak digunakan karena konstruksinya sederhana.

(b) Karburator variable venturi. Karburator variable venturi menggunakan sistem


dimana permukaan venturi dikontrol sesuai dengan banyaknya udara yang dihisap.
(c) Karburator air valve venturi Pada karburator air valve venturi, membukanya air
valve dikontrol dengan besarnya udara yang dihisap. Konstruksinya berbeda dengan
karburator variable venturi, tetapi cara kerjanya sama.
(2) Dilihat dari arah masuk campuran udara dan bahan bakar :
(a) Karburator arus turun
Pada karburator arus turun, arah masuknya campuran udara dan bahan bakar
adalah ke bawah (down draft). Karburator jenis ini banyak digunakan karena tidak
ada kerugian gravitasi.
(b) Karburator arus datar
Pada karburator arus datar, arah masuknya campuran udara dan bahan bakar adalah
ke samping (side draft). Karburator tersebut pada umumnya digunakan pada mesin yang
memiliki output yang tinggi.
(3) Dilihat dari jumlah barel, karburator dapat dibedakan menjadi:

3
(a) Karburator single barel.
Pada karburator single barel, semua kebutuhan bahan bakar pada berbagai putaran
mesin dilayani oleh satu barel. Padahal pada putaran mesin rendah, diameter venturi yang
besar akan lebih lambat menghasilkan tenaga dibanding diameter venturi yang kecil.

(b) Karburator double barel


Pada putaran rendah, karburator double barel cepat menghasilkan tenaga (output)
karena yang bekerja hanya primary venturi yang mempunyai diameter venturi kecil. Pada
putaran tinggi, baik prymary maupun secondary venturi bekerja bersama-sama sehingga
output yang dicapai akan tinggi karena total diameter venturinya besar.

e). Prinsip Kerja Karburator


Prinsip dasar karburator sama dengan prinsip pengecatan dengan penyemprotan.
Pada saat udara ditiup melalui bagian ujung pipa penyemprot, tekanan di dalam
pipa akan turun (rendah). Akibatnya cairan yang ada di dalam tabung akan terhisap keluar
dan membentuk partikel-partikel kecil saat terdorong oleh udara. Semakin cepat aliran
udara, maka semakin rendah tekanan udara pada ujung pipa sehingga semakin banyak
cairan bahan bakar yang keluar dari pipa.

f). Cara Kerja Karburator


Untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, pada karburator terdapat beberapa sistem
yaitu :
(1) Sistem pelampung
(2) Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat
(3) Sistem Kecepatan Tinggi Primer
(4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder
(5) Sistem Tenaga (Power System)
(6) Sistem Percepatan
(7) Sistem Cuk
(8) Mekanisme idel cepat
(9) Hot Idle Compensator
(10) Anti Dieseling
(11) Deceleration Fuel Cut Off System
Untuk mempermudah dalam analisa kerusakan atau gangguan yang disebabkan
karburator, maka perlu diuraikan atau dijelaskan masing-masing sistem yang ada pada
karburator.
(1) Sistem Pelampung
Sistem pelampung diperlukan untuk menjaga agar permukaan bahan bakar pada
ruang pelampung selalu konstan. Pada ruang pelampung terdapat pelampung (float) dan
jarum pelampung (needle valve).
(2) Sistem Stasioner dan Kecepatan lambat
Pada saat mesin berputar stasioner, bahan bakar mengalir dari ruang pelampung
melalui primary main jet, kemudian ke slow jet, economizer jet, dan akhirnya ke ruang
bakar melalui idle port.

4
Kemudian pada saat pedal gas ditekan sedikit, maka katup gas akan membuka lebih
lebar sehingga aliran bahan bakar dari ruang pelampung tersebut masuk ke ruang bakar
selain melalui idle port juga melalui slow port.
(3) Sistem kecepatan Tinggi Primer
Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang pelampung
langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer). Sementara dari idel port dan
slow port tidak lagi mengeluarkan bahan bakar karena kevakuman pada idel port dan
slow port lebih rendah dari pada di daerah prymary main nozle.

Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang pelampung
langsung menuju primary main nozle (nosel utama primer). Sementara dari idel port dan
slow port tidak lagi mengeluarkan bahan bakar karena kevakuman pada idel port dan
slow port lebih rendah dari pada di daerah prymary main nozle.
(4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder
Pada saat pedal gas dibuka penuh, maka katup gas sekunder (secondary throttle
valve) terbuka sehingga bahan bakar keluar selain dari nosel utama primer juga melalui
nosel utama sekunder. Dengan demikian jumlah bahan bakar yang masuk lebih banyak
lagi, karena dari kedua nosel mengeluarkan bahan bakar.
(5) Sistem Tenaga
Prymary high system mempunyai perencanaan untuk pemakaian bahan bakar yang
ekonomis. Apabila mesin harus mengeluarkan tenaga yang besar, maka harus ada
tambahan bahan bakar ke prymary high speed system. Tambahan bahan bakar disuplai
oleh power sistem (sistem tenaga) sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi
kaya (12-13 : 1).
Apabila katup gas hanya terbuka sedikit, kevakuman pada intake manifold besar,
sehingga power piston akan terhisap pada posisi atas. Hal tersebut akan menyebabkan
power spring (B) menekan power valve sehingga power valve tertutup.
Apabila katup gas dibuka lebih lebar, maka kevakuman pada intake manifold akan
berkurang sehingga kevakuman tersebut tidak mampu melawan tegangan pegas power
valve (spring A). Akibatnya power piston akan menekan power valve sehingga saluran
power jet terbuka. Pada keadaan seperti ini bahan bakar disuplai dari prymary main jet
dan power jet.
(6) Sistem Percepatan
Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, katup gas akan membuka secara tiba-
tipa pula, sehingga aliran udara akan menjadi lebih cepat. Sementara bahan bakar
mengalir lebih lambat karena berat jenis bahan bakar lebih rendah dari pada udara
sehingga campuran menjadi kurus. Padahal pada keadaan tersebut dibutuhkan campuran
yang kaya. Untuk itu pada karburator dilengkapi dengan sistem percepatan.
Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, plunger pompa akan bergerak turun
menekan bahan bakar yang ada di ruangan di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan
bakar akan mendorong outlet steel ball dan discharge weight, sehingga bahan bakar
keluar melalui pump jet menuju ruang bakar.
Setelah melakukan penekanan, plunger pump kembali ke posisi semula karena
adanya pegas yang ada di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan bakar yang ada di
ruang pelampung terhisap melalui inlet steel ball.

5
(7) Sistem Cuk
Pada saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap dengan baik dan sebagian
campuran udara dan bahan bakar yang mengalir akan mengembun pada dinding intake
manifold karena intake manifold dalam keadaan dingin. Keadaan tersebut akan
mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar menjadi kurus sehingga mesin sukar
hidup. Sistem cuk membuat campuran udara dan bahan bakar menjadi kaya (1:1) yang
disalurkan ke dalam silinder apabila mesin masih dingin. Ada dua sistem cuk yang biasa
digunakan pada karburator yaitu sistem cuk manual dan sistem cuk otomatis.
(a) Sistem Cuk Manual
Pada sistem cuk manual untuk membuka dan menutup katup cuk digunakan linkage
yang dihubungkan ke ruang kemudi. Apabila pengemudi akan membuka atau menutup
katup cuk cukup menarik atau menekan tombol cuk yang ada pada instrumen panel
(dashboard)

(b) Sistem Cuk Otomatis


Pada sistem cuk otomatis, katup cuk membuka dan menutup secara otomatis
tergantung dari temperatur mesin. Pada umumnya sistem cuk otomatis yang digunakan
pada karburator ada dua macam yaitu : sistem pemanas dari exhaust dan sistem electric.
(8) Mekanisme Idel Cepat
Mekanisme idel cepat diperlukan untuk menaikkan putaran idel pada saat mesin
masih dingin dan katup cuk dalam keadaan menutup.
Apabila katup cuk menutup penuh dan katup throttle ditekan sekali, kemudian
dibebaskan, maka pada saat yang sama, fast idel cam yang dihubungkan dengan cuk
melalui rod berputar berlawanan arah jarum jam. Kemudian fast idel cam menyentuh cam
follower yang dihubungkan dengan katup throttle sehingga katup throttle akan membuka
sedikit.
(9) Hot Idel Compensator (HIC)
Apabila kendaraan berjalan lambat dan temperatur di sekelilingnya tinggi, maka
temperatur di dalam komponen mesin akan naik. Hal tersebut akan menyebabkan bahan
bakar dalam ruang pelampung banyak yang menguap dan masuk ke intake manifold.
Akibatnya campuran udara dan bahan bakar menjadi gemuk sehingga memungkinkan
putaran idel kasar. Oleh karena itu pada karburator perlu dilengkapi dengan HIC untuk
mengatasi masalah tersebut.

Pada saat temperatur mesin naik, maka bimetal membuka thermostatic valve,
sehingga udara dari air horn mengalir ke dalam intake manifold melalui saluran udara
dalam flange sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi normal kembali. Katup
thermostatic mulai membuka apabila temperatur di sekeliling elemen bimetal telah
mencapai 55˚ C dan akan membuka penuh pada temperatur 75˚ C.
(10) Anti Dieseling
Dieseling adalah berputarnya mesin setelah kunci kontak dimatikan. Meskipun
kunci kontak telah dimatikan, mesin masih bisa hidup karena pada ruang bakar ada panas
(bara api). Terjadinya proses pembakaran bukan karena nyala api dari busi, tetapi dari
tumpukan karbon (deposit) yang membara. Adapun cara kerja anti dieseling adalah
sebagai berikut :

6
Apabila kunci kontak di ON kan, maka arus akan mengalir dari baterai ke solenoid
sehingga selonoid akan menjadi magnit. Akibatnya katup tertarik sehingga saluran pada
economiser jet terbuka dan bahan bakar dapat mengalir ke idle port. Setelah kunci kontak
dimatikan, arus yang ke solenoid tidak ada sehingga kemagnitannya hilang. Akibatnya
katup solenoid turun ke bawah karena adanya pegas sehingga saluran pada economiser jet
tertutup. Dengan demikian tidak akan terjadi dieseling karena bahan bakar tidak dapat
mengalir ke idle port.
(11) Deceleration Fuel Cut-Off System
Pada saat deselerasi, throttle valve akan menutup rapat sementara putaran mesin
masih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar lebih
banyak sehingga campuran menjadi gemuk. Untuk itu pada karburator perlu dilengkapi
dengan “Deceleration Fuel Cut-Off System“ yang berfungsi menutup aliran bahan bakar
dari slow port sehingga konsentrasi CO dan HC dapat diturunkan.
Selama pengendaraan normal dengan putaran mesin di bawah 2000 rpm, solenoid
valve pada posisi ON. Pada saat ini saluran bahan bakar pada slow port terbuka karena
solenoid mendapat masa dari Emission Control Computer.
Apabila putaran mesin mencapai 2000 rpm atau lebih, Emission Control Computer
akan menghubungkan arus solenoid ke masa melalui vacuum switch. Pada saat ini
vacuum switch pada posisi ON karena vacuum pada TP port lebih kecil dari 400 mmHg.
Apabila pada putaran mesin di atas 2000 rpm, kemudian pedal gas tiba-tiba dilepas
(deselerasi) maka vacuum pada TP port akan lebih besar dari 400 mmHg, vacuum switch
akan OFF dan solenoid valve tidak mendapat masa sehingga solenoid valve menutup
saluran bahan bakar yang ke slow port.
Apabila putaran mesin mencapai 2000 rpm , maka solenoid valve akan mendapat
masa dari emission control computer kembali sehingga saluran bahan bakar yang ke slow
port dan idle port terbuka dan bahan bakar akan mengalir kembali. Hal tersebut untuk
mencegah mesin mati dan mempertahankan agar mesin dapat hidup pada putaran idle.

2.1. Sistem Pelumasan Mesin Bensin

Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin
otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada
perhatian yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan
bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat
panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam
ruang

7
pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah
untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari
pelumasan pada motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak
bocor dari ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang
bergerak.
Pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar
terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.

Prinsip kerja sistem pelumasan:


Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan
oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui
pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media
pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan
dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih
lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan
tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja
( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di
dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui
camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm
( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ;
melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju
ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli
disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga
masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)

Fungsi Pelumasan
Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan
ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan
gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan
kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan
dilapisi oli pelumas (oil film).
Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang
berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan
menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi
untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara
mesin lebih halus.
Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak
langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat

8
dihindari.

Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian

Macam - macam sistem pelumasan


Seperti telah saya jelaskan dalam postingan sebelumnya disini tentang kegunaan dan
fungsi sistem pelumasan, maka sekarang saya akan menjelaskan macam - macam sistem
pelumasan . Sistem pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor dapat kita
kelompokkan menjadi 3 macam yaitu :

1. Jenis percik ( splash type)


Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian
bawah dari stang seher . Sehingga saat mesin berputar, maka sendok pemercik akan
memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki
konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian - bagian yang
memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi
digunakan.

2. Jenis tekanan ( pressure feed type )


Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk
mensirkulasikan minyak pelumas. Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan
baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :
 model roda gigi ( gear type )
 model trocoid

Mengenai sistem pelumasan tipe ini akan saya bahas tersendiri dalam postingan saya
berikutnya.

3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .

9
Gambar : 1 Sebuah Sistem Pelumasan.

Karter atau panci oli terletak pada bagian bawah engine untuk menyimpan oli yang
diperlukan untuk pelumasan engine.
Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang yang memungkinkan
oli dapat dimasukan kedalam engine.
Tongkat kedalaman merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan
untuk menjelaskan jumlah oli engine dengan benar.
Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-komponen engine untuk
memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan
akibat gesekan.
Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali
ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan
kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan.
Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran terbawa
masuk oleh oli engine yang dapat menimbulkan kerusakan engine. Katup By-pass
dipasangkan yang memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan
pintas ketika saringan buntu/ penuh klotoran.
Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa, sebagai dipelumas menuju engine.
Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli
pelumas turun dibawah tekanan yang diperlukan untuk kerja engine yang efektif.
Pendinginan oli sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas dengan
memindahkan kelebihan panas dengan pendingin udara yang dilewatkan pada inti
pendingin.
Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk
membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk
keruang engkol. Asap ini dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat,
dihasilkan karena kebocoran perapat oli pada silinder.

10
Gambar : 2 Positive Crankcase Valve (PCV)

Fungsi dari oli pelumas adalah :


1. Mengurangi keausan engine agar minimum.
2. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya.
3. Memindahkan panas.
4. Mengurangi suara engine
5. Sebagai perapat.
6. Membersihkan kompone-komponen engine.

Lima kondisi yang mengotori oli pelumas engine :

1. Kotoran karbon dari pembakaran engine.


2. Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke engine oleh oleh udara atau bahan bakar.
3. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan engine, menjadi
bercampur dengan oli.
4. Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston
kedalam ruang engkoll.
5. Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui engine.

Dalam engine dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan sebuah perbandingan
campuran dengan bahan bakar, dan dimasukkan dalam tangki. Campuran oli dan bahan
bakar dikabutkan melalui karburator kedalam ruang engkol disini melumasi bagian-
bagian bergerak engine.
Cara lain dari pelumasan campur menggunakan pompa oli untuk menekan oli yang
diinjeksikan diatur oleh pembukaan katup gas.
Beberapa engine menggunakan sistem pelumasan penci kering. Oli pelumas dikumpulkan
pada sebuah tangki atau penampung yang terpasang dilluar rangkaian engine. Pengaliran
dilakukan dengan tekanan menuju rangkaian mesin oleh pompa oli pengalir dan
disebarkan kebagian-bagian yang bergerak oleh saluran serambi utama atau pembuluh
(saluran-saluran halus) dalam engine. Setelah melumasi komponen yang bermacam-
macam, oli jatuh dipanci oli dibagian bawah engine dimana sebuah pompa pembilas

11
mengambil oli tersebut dan mengembalikan ke penampung / tangki oli untuk
disirkulasikan ulang.

Gambar : 3 Sistem Pelumasan Panci Kering.

Engin/mesin-mesin stationer 4 langkah kecil seperti pemotong rumput, menggunakan


sistem pelumasan tipe ciprat / percik. Ketika poros engine berputar, bantalan ujung besar
batang torak terendam didalam penampung oli, memercikan oli disekeliling bagian-
bagian setengah bagian bawah engine.

Skop kecil terkadang dipasangkan pada ujung besar batang torak untuk membantu proses
pengambilan oli. Apabila putaran engine meningkat bagian kabutan tipis oli menembus
bagian-bagian bawah yang bergerak.

Perbedaan diantara sebuah sistem penyaringan tipe aliran penuh dan penyaringan tipe by-
pass adalah bahwa sistem aliran penuh menggunakan sebuah elemen kertas atau model
kaleng atau cartridge yang terpasang antara pompa oli dan saluran utama oli, untuk
menyaring semua partikel ukuran besar sebelum menggores bantalan dan bagian-bagian
penggerak lain.

Gambar : 4 Sringan Oli Aliran Penuh.

12
Sementara sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah elemen saringan
serupa, terpasang pada sisi tekanan dari pompa dan oli yang disaring kembali ke panci
oli. Sebuah pembatas dipasang sehingga kira-kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa
tersaring.

Gambar : 5 Saringan oli By-pass.

Tiga tipe yang berbeda dari pompa oli pelumas engine adalah :
1. Pompa roda gigi.
2. Pompa rotor.
3. Pompa sabit.

Engine menggunakan sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan juga memiliki
tambahan sebuah saringan pengambil (saringan kasar) dari pengayak baja selain telah
dilengkapi saringan oli dengan elemen kertas (saringan halus). Saringan tambahan ini
dipasangkan pada panci oli pada sisi masuk pompa oli dan terdiri dari sebuah saringan
kasar atau pengayak. Fungsi primernya adalah untuk mencegah pertikel-pertikel besar
terisap naik ke pompa oli atau saluran oli.

Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan
kerusakan /gangguan tekanan oli :
1. Lampu peringatan.
2. Pengukur tekana oli.

Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli yang menarik
dan memegang partikel-partikel logam besi untuk mencegah partikel-partikel tersebut
masuk kepompa karena dapat menyebabkan kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika
melakukan penggantian oli.

Komponen-komponen Sistem Pelumasan :


Oil Pressure Switch
Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila
tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.
Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan
memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil.

13
Relief Valve
Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai
tekanan yang berlebihan.
Oil Strainer
Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk
memisahkan partikel yang besar dari oli.
Oil Filter
Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari oli mesin
yang secara bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.

Apabila mesin mulai distart, gesekan antara bagian-


bagian mesin akan mengurangi tenaga mesin. Oli
pelumas yang memberikan pelumasan secara tetap pada
bagian-bagian mesin untuk mencegah dan membatasi
keausan. Pelumasan ini dilakukan oleh sistem pelumasan
mesin.

CARA PEMERIKSAAN MINYAK PELUMAS

1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata


2. Apabila kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit
3. Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian masukkan
kembali dengan tepat.
5. Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur
7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan
8. Periksa perubahan warna minyak mesin

PERUBAHAN WARNA MINYAK MESIN

Warna merah berarti minyak tercampur bensin

Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan

Warna susu berarti bercampur dengan air

14
Warna coklat berarti bercampur dengan karbon

Minyak pelumas mesin bensin disarankan menggunakan minyak dengan tingkat


kekentalan (viskositas) SAE 30 atau 20W/50 dengan API service SE keatas

REFEREENSI LAIN

Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli – merupakan
bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun
dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat
menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah
memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa
rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat
membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.

Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan?


Jawaban yang paling sederhana adalah untuk mengatasi
gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama
lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah
“memisahkan” dua permukaan logam yang saling
bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada
lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa
rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu
dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan
pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk
membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya
akan “dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah
penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika
tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik,
mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti
pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin
industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula
yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi
gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun
belakangan ini – sejak ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki
era baru. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat
ini yang menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini
menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin
lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian
pelumas yang lebih lama.

15
Fungsi Pelumas :
 Mengendalikan gesekan
 Mencegah keausan
 Mendinginkan mesin

 Mencegah korosi
 Memelihara mesin tetap bersih
 Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan

Gesekan dan Keausan :


 Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling
berkontak dan bergerak relative.

 Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)

 Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua
permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative.
 Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin

Bahan dasar dan Aditif


Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil (minyak mentah). Tapi
tidak semua crude oil bisa diolah menjadi base oil. Hanya minyak mentah dari jenis
parafinik saja yang menghasilkan base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya,
minyak mentah jenis ini sangat terbatas kandungannya di perut bumi.
Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan mesin, ke
dalam base oil ditambahkan aditif. Aditif merupakan senyawa-senyawa kimia (chemical
compound) dalam formulasi tertentu yang ditambahkan ke dalam base oil untuk
mendapatkan pelumas sesuai spesifikasi yang ditentukan. Komposisi base oil dalam
pelumas berkisar 80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin, mengurangi
gesekan, meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan indeks kekentalan
pelumas sehingga pelumas tetap mudah mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada
suhu tinggi. Pelumas yang baik sudah mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik
tidak memerlukan tambahan aditif.
Memilih Pelumas
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya
Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar, masing-masing
menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas yang bingung
memilih pelumas yang sesuai untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai
pelumas memahami dasar penggunaan pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja
dan mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel. Apapun kata
mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika satu mobil sering berganti-
ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran dan “kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana
sebenarnya cara memilih pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus disesuaikan
dengan persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh pembuat mesin. Karena itu

16
kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas dengan spesifikasi apa yang
direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-mesin diesel berbahan bakar solar seperti truk
atau angkutan umum berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar
bensin. Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada pula
yang dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat digunakan
untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada
spesifikasinya tercantum kode ganda misalnya SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat
digunakan untuk mesin bensin (dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan
spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas
tersebut lebih diutamakan untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun
industri. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu
kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal.
Dalam memilih pelumas ada dua hal yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu :
klasifikasi mutu pelumas (API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American Petroleum Institute
(API) Service. American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika
Serikat yang diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai dengan
kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan
untuk mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai
dengan tingkat kemampuan pelumas dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD,
SE, SF, SG, SH, SJ dan SL (untuk mesin bensin) dan CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4
dan CI-4 (untuk mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan
pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT
Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas
dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang
berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API Service CH-4 lebih baik
kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap
kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam
buku manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang
ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan
menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang ditentukan karena akan
berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan “lapisan” di antara dua permukaan
yang bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas
ini diperlukan dengan ketebalan yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung
pada kekentalan. Kekentalan adalah karakteristik yang sangat penting dari pelumas.
Kalau kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Kalau
kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur
tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE – Society of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :

17
1. Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40,
SAE 90, dll

1. Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)

1. Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-
50, dll

Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini
memiliki rentang yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini
yang banyak digunakan adalah pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki
rentang kekentalan yang relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi
terhadap perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE
20W-50 menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin),
pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa
pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut “dingin
tidak beku, panas tidak cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja
pada berbagai tingkatan suhu, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.

Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli – merupakan
bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun
dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat
menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah
memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa
rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat
membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.

Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban


yang paling sederhana adalah untuk mengatasi gesekan. Dua
permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai
gesekan. Fungsi pelumas adalah “memisahkan” dua
permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan
dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa
dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu
dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan
pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan
mesin dengan cara mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan
“dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting
adalah untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan
yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin
akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti

18
pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin
industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula
yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi
gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun
belakangan ini – sejak ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki
era baru. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat
ini yang menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini
menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin
lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian
pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :
 Mengendalikan gesekan
 Mencegah keausan
 Mendinginkan mesin

 Mencegah korosi
 Memelihara mesin tetap bersih
 Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan

Gesekan dan Keausan :


 Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling
berkontak dan bergerak relative.

 Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)

 Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua
permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative.
 Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin

Bahan dasar dan Aditif


Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil (minyak mentah). Tapi
tidak semua crude oil bisa diolah menjadi base oil. Hanya minyak mentah dari jenis
parafinik saja yang menghasilkan base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya,
minyak mentah jenis ini sangat terbatas kandungannya di perut bumi.
Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan mesin, ke
dalam base oil ditambahkan aditif. Aditif merupakan senyawa-senyawa kimia (chemical
compound) dalam formulasi tertentu yang ditambahkan ke dalam base oil untuk
mendapatkan pelumas sesuai spesifikasi yang ditentukan. Komposisi base oil dalam
pelumas berkisar 80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin, mengurangi
gesekan, meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan indeks kekentalan
pelumas sehingga pelumas tetap mudah mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada
suhu tinggi. Pelumas yang baik sudah mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik
tidak memerlukan tambahan aditif.
Memilih Pelumas

19
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya
Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar, masing-masing
menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas yang bingung
memilih pelumas yang sesuai untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai
pelumas memahami dasar penggunaan pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja
dan mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel. Apapun kata
mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika satu mobil sering berganti-
ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran dan “kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana
sebenarnya cara memilih pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus disesuaikan
dengan persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh pembuat mesin. Karena itu
kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas dengan spesifikasi apa yang
direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-mesin diesel berbahan bakar solar seperti truk
atau angkutan umum berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar
bensin. Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada pula
yang dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat digunakan
untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada
spesifikasinya tercantum kode ganda misalnya SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat
digunakan untuk mesin bensin (dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan
spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas
tersebut lebih diutamakan untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun
industri. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu
kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal.
Dalam memilih pelumas ada dua hal yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu :
klasifikasi mutu pelumas (API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American Petroleum Institute
(API) Service. American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika
Serikat yang diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai dengan
kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan
untuk mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai
dengan tingkat kemampuan pelumas dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD,
SE, SF, SG, SH, SJ dan SL (untuk mesin bensin) dan CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4
dan CI-4 (untuk mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan
pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT
Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas
dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang
berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API Service CH-4 lebih baik
kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap
kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam
buku manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang
ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan
menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang ditentukan karena akan

20
berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan “lapisan” di antara dua permukaan
yang bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas
ini diperlukan dengan ketebalan yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung
pada kekentalan. Kekentalan adalah karakteristik yang sangat penting dari pelumas.
Kalau kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Kalau
kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur
tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE – Society of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :
1. Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40,
SAE 90, dll

1. Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)

1. Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-
50, dll

Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini
memiliki rentang yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini
yang banyak digunakan adalah pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki
rentang kekentalan yang relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi
terhadap perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE
20W-50 menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin),
pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa
pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut “dingin
tidak beku, panas tidak cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja
pada berbagai tingkatan suhu, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.

21
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.

22
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Seluruh system dan komponen yang terdapat dalam system bahan bakar merupakan
komponen yang dibuat secara presisi, dan perhitungan – perhitungan yang diterapkan
pada system bahan bakar telah diperhitungkan secara akurat, maka dari itu sedapat
mungkin hindarilah bongkar pasang yang tidak perlu pada system bahan bakar, terutama
pada komponen karburator . Modifikasi pada system bahan bakar diharapkan tidak
dilakukan, karena system bahan bakar telah diperhitungkan secara cermat, agar mesin
memperoleh tenaga yang maksimal.

23
DAFTAR PUSTAKA

24

Anda mungkin juga menyukai