KELOMPOK IV :
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
Strategi Penanganan Konflik
Beragam perbedaan pendapat, tujuan, kepentingan, proses berpikir dan berselisih
paham akan mengarah pada konflik. Konflik yang tidak dapat diselesaikan dengan baik akan
berdampak pada menurunnya kepercayaan pada organisasi dan menurunnya produktivitas
seorang karyawan.
Dalam organisasi yang sangat menuntut adanya kerjasama tim, konflik yang tidak
tertangani menjadi sinyal kuat akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Munculnya suatu
konflik sehingga manajemen konflik dalam organisasi berperan penting untuk menjaga iklim
kerja yang kondusif dalam organisasi.
Strategi Penanganan konflik ini berperan dalam mengelola konflik untuk mencapai
sasaran secara efektif dan efisien dalam menyelesaikan suatu masalah. Manajemen konflik
merupakan salah satu cara yang digunakan oleh individu untuk menghadapi perselisihan
antara dirinya dengan orang lain. Sehingga individu tersebut mendapatkan solusi tepat dan
jalan keluar terhadap masalah atau konflik yang dihadapi.
Mengelola konflik perlu menggunakan skala prioritas agar konflik tersebut tidak
menimbulkan kekacauan dalam koordinasi dan integrasi antara fungsi dan divisi dalam
organisasi. Sebagai karyawan atau pemilik usaha, Anda harus bisa menangani konflik
sebelum konflik semakin meningkat dan tidak bisa diperbaiki.
Tujuan Akomodasi
Tujuan utama dari akomodasi adalah untuk mengurangi atau menyelesaikan masalah yang
terjadi antar individu atau kelompok. Tidak jarang konflik yang terjadi sulit ditangani
sehingga diperlukan adanya pihak ketiga sebagai perantara.
Adapun beberapa tujuan akomodasi adalah sebagai berikut:
Meminimalisir terjadinya konflik antar individu atau kelompok yang diakibatkan oleh
adanya perbedaan paham.
Mencegah potensi terjadinya konflik lebih besar yang bisa mengakibatkan
peperangan.
Memungkinkan terwujudnya kerjasama antara beberapa kelompok sosial yang hidup
secara terpisah karena perbedaan budaya dan faktor sosial.
Menyatukan kelompok-kelompok sosial yang berlatar belakang berbeda namun
memiliki tujuan yang sama.
Bentuk-Bentuk Akomodasi
Ada beberapa bentuk akomodasi yang sering dilakukan untuk menyelesaikan pertikaian.
Adapun bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut:
1. Kompromi
Kompromoi adalah bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang berkonflik melakukan
musyawarah untuk mengurangi tuntutannya sehingga konflik dapat diselesaikan dengan lebih
mudah dan segera.
2. Konsiliasi
Konsiliasi adalah bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang bertikai melakukan pertemuan
untuk mencari jalan tengah dari masalah yang terjadi sehingga pertikaian dapat diselesaikan.
3. Stalemate
Stalemate adalah bentuk akomodasi dimana salah satu pihak yang bertikai berhenti pada satu
titik tertentu sebagai akibat terjadinya keseimbangan kekuatan pada masing-masing pihak.
4. Coercion
Coercion adalah bentuk akomodasi dimana pelaksanaannya dilakkukan dengan cara paksa.
Umumnya Coercion dilakukan karena salah satu pihak yang bertikai berada pada posisi yang
lebih lemah, atau kekuatannya tidak seimbang.
5. Arbitrasi
Arbitrasi adalah bentuk akomodasi dimana pelaksanaannya menghadirkan pihak ketiga yang
berperan sebagai penengah atau perantara. Pihak ketiga tersebut dipilih atas persetujuan
pihak-pihak yang berselisih sehingga mereka dapat melakukan kompromi.
6. Toleransi
Toleransi adalah bentuk akomodasi yang pada pelaksanaannya mengandalkan asas saling
pengertian antar pihak yang berselisih. Toleransi dilakukan tanpa adanya persetujuan dari
salah satu pihak yang berselisih.
7. Ajudikasi
Ajudikasi adalah bentuk akomodasi dimana pelaksanaannya melalui proses pengadilan untuk
menyelesaikan masalah. Umumnya ajudikasi dilakukan jika pihak-pihak yang berselisih tidak
dapat menyelesaikan masalah dengan berbagai cara.
Terdapat beberapa proses yang merupakan gambaran singkat dari proses negosiasi
integratif :
Ini adalah tahap dimana value yang ingin dicapai harus diperjuangkan. Evaluasi terhadap
alternative yang telah digeneralisasi pada proses-proses sebelumnya perlu dilakukan untuk
mencapai implementasi terbaik. Mempersempit cakupan pilihan alternative dan mengevaluasi
berdasarkan kualitas, standar, dan penerimaan adalah contoh langkah yang dapat dilakukan
dalam negosiasi ini. Dalam langkah ini, tidak diperkenankan untuk mementingkan alternative
solusi pribadinya. Para negosiator juga diharapkan mampu peka terhadap intangible influence
dalam memilih alternative. Langkah yang dapat dilakukan adalah membuat subgroup untuk
mengevaluasi alternative yang komplek, meluangkan waktu untuk menenangkan diri,
mengeksplorasi berbagai cara untuk logroll, menjaga keputusan sementara yang telah ada
dengan tetap menyesuaikan dengan kondisi hingga usulan final disepakati, dan
meminimalisir formalitas dan menjaga apa yang telah dibicarakan hingga persetujuan
tercapai
DAFTAR PUSTAKA
Lewicki, Roy, et al. 2003. Negotiation, fourth edition. New York: Mac-Graw Hill.
Lewicki, Roy J, et al. 2007. (3) Strategy and Tactics of Integrative Negotiation dalam
Essentials of Negotiation (4th edition). New York : McGraw-Hill Companies,Inc.