Skinner (1976) menyatakan bahwa terdapat 12 unsur kimia utama pada kerak bumi
(O, Si, Al, Fe, Ca, Na, K, Mg, Ti, H, Mn, P). Proses-proses geologi akan
memungkinkan terjadi pengkonsentrasian beberapa unsur tadi dalam kadar tertentu
yang memungkinkan untuk ditambang.
Besarnya kandungan unsur dalam batuan inilah yang kemudian akan menentukan
nilai keekonomian dari endapan mineral tersebut. Hal ini berarti bahwa kondisi
perekonomian yang akan mengatur suatu konsentrasi dari mineral maupun
hidrokarbon dapat dikatakan sebagai endapan yang ekonomis atau tidak. Sebagai
contoh, pada rahun 1970, sebuah perusahaan tambang bernama Alcomin,
mengumumkan penemuan endapan bijih alumunium dalam jumlah yang besar di
daerah Kalimantan Barat, yang mana ditemukan dalam bentuk tanah laterit, tetapi
untuk mengolah menjadi alumunium diperlukan biaya untuk memenuhi energi yang
dibutuhkan dalam proses ekstraksi. Sementara itu, sebagai akibat embargo minyak
Arab pada tahun 1973, harga minyak melesat hingga USD 30/barel, dan hal ini
sangat mempengaruhi terhadap harga energi secara umum. Akibat biaya ekstraksi
alumunium dari bijihnya sangat bergantung pada harga energi, maka
penambangannya menjadi tidak ekonomis untuk saat itu.
Geologi
Teknologi (penambangan dan metalurgi)
Ekonomi (harga pasar)
Secara garis besar, suatu taraf kehidupan manusia dapat dirumuskan menjadi:
L=RxExI
P
Pada awal abad 19, Malthus meramalkan akhir dunia sebagai pertumbuhan
penduduk yang eksponensial sementara sumberdaya, terutama sumberdaya yang
terbatas, akan habis, dan planet bumi tidak dapat menyeimbangkan pertumbuhan
populasi tersebut. Meadows et al (1972) dalam laporannya untuk Club of Rome,
menyatakan bahwa pertumbuhan populasi penduduk, produksi industri,
penggunaan pupuk, dan penggunaan bahan-bahan alami meningkat secara
eksponensial, dan peningkatan tersebut tidak mungkin lagi diimbangi dengan
cadangan yang ada.
Lacey (1973), menyatakan bahwa kadar mineral tergantung pada nilai ekonomis
dan teknologi ekstraksi. Dimana dari diagram Lacey menunjukkan
bahwa semakin rendah kadar suatu mineral maka cadangannya
semakin besar.
Apabila kita lihat dari sisi industri pertambangan, maka suatu pilihan untuk
melindungi perubahan bumi dengan melakukan pelarangan terhadap kegiatan
pertambangan merupakan sesuatu yang tidak realistis; tetapi hal ini akan lebih tepat
apabila dilakukan telaah yang lebih dalam terhadap semua sisi kegiatan industri.
Industri mineral merupakan penyokong dalam tiga hal utama yang saling
berhubungan, yaitu perekonomian, lingkungan, dan kehidupan sosial.
Kesimpulan
Mineral dan sumberdaya energi fosil mungkin memiliki jumlah yang terbatas, akan
tetapi besar cadangannya mungkin lebih melimpah dibandingkan cadangan yang
diperkirakan pada masa kini.
Pustaka :
Edwards, J.D., August 1997, Crude Oil and Alternate Energy Production Forecast for
the Twenty-First Century: The End of the Hydrocarbon Era, AAPG Bulletin,
vol. 81, no. 8, p.1292-1305.
Kleinberg, R.L., Brewer, P.G., May-June 2001, Probing Gas Hydrate Deposits,
American Scientist, vol. 89, p. 244-251.
Koesoemadinata, R.P., January 2002, Natural Resources Management : The
problem of Nonrenewable Resources, Proceedings of Symposium on Natural
Resources and Management, p. 1-10.