Anda di halaman 1dari 4

SOCIAL SYSTEM VS ECOSYSTEM

BERKURANGNYA SUMBER MATA AIR DI KOTA BATU

Kota Batu merupakan kota yang dikelilingi oleh banyak gunung api aktif. Tidak heran
jika kota Batu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah salah satunya sumber mata
air. Pada tahun 1980-an menurut kepala dinas lingkungan hidup kota Batu sumber mata air
yang ada berjumlah ±111 titik. Seiring perkembangan kota yang pesat dan jumlah penduduk
kota batu yang terus meningkat membuat kondisi sumber mata air berkurang cukup drastis.
Dikutip dari SURYAMALANG.com, kondisi sumber mata air di kota batu setiap
tahunnya berkurang yang sebelumnya berjumlah ±111 titik menjadi 89 titik. Berkurangnya
sumber mata air ini disebabkan oleh berkurangnya lahan hijau untuk resapan air di beberapa
titik (terutama di kecamatan bumiaji) di dekat lokasi sumber air dan juga pembangunan
bangunan permanen (Villa, hotel, objek wisata dan perumahan penduduk) di dekat sumber air
tersebut.
Dari peta sederhana diatas yang menggunakan sebaran suhu di permukaan di kota
batu, dapat di ketahui tutupan lahan di kota batu banyak di dominasi oleh penggunaan lahan
oleh warga kota batu sehingga membuat sumber mata air bergeser atau tersumbat shingga
tidak bisa mengeluarkan mata air tersebut.
Menurut kepala dinas lingkungan hidup Kota batu Arief Asshidiq mengungkapkan
ada 12 ribu hektar lahan hutan milik perhutani di gunakan untuk veteran (di manfaatkan
untuk sawah, perkebunan dan pemukiman). Dan beberapa lahan yang di berikan tersebut
merupakan sumber mata air seperti di daerah sumber Brantas, dan Sisir. Akan tetapi, di
beberapa titik sumber mata air terpantau masih sangat baik seperti di titik pengamatan
Ngesong, gemulo, binangun dan pandanrejo.
Agar kondisi mata air yang ada tetap terjaga kepala dinas lingkungan hidup kota batu
menghimbau kepada seluruh masyarakat kota batu untuk menjaga lingkungan agar tetap
terjaga agar penerus anak cucu kita kelak masih dapat menikmati sumber mata air yang ada.
Dengan cara melakukan reboisasi dilahan-lahan kritis, menghimbau masyarakat agar tidak
menebang pohon disekitar daerah sumber air dan melakukan sosialisasi samai ke pelosok
agar tujuan menjaga sumber mata air terus terlaksana.

KONSERVASI SUMBER AIR BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT


DI KOTA BATU JAWA TIMUR
Berdasarkan hasil analisa diketahui lebih dari 50% lokasi mata air berada pada lahan
dengan kondisi kritis dan sangat kritis, yang mana kondisi lahan ini sangat berpengaruh
terhadap kuantitas air mengingat daerah terbuka sebagai akibat dari penggundulan hutan
untuk kebutuhan perkebunan dan tegalan tanpa memperhatikan kaidah konservasi dapat
mempercepat laju aliran air permukaan. Lokasi mata air yang berada di lokasi lahan kritis
juga dapat menyebabkan air hujan yang jatuh ke permukaan tanah dan mengandung bahan
pencemar tidak bisa dicuci dan disaring secara alamiah oleh vegetasi. Persentase lokasi mata
air terhadap kondisi lahan disajikan pada Tabel 1.

Gambar . Rencana Tapak Wisata Air di Kawasan Sumber Air Gemulo

Anda mungkin juga menyukai