10 Bab 4-1
10 Bab 4-1
Bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian meliputi gambaran umum tempat
RSUD Bangil merupakan rumah sakit dengan tipe B yang telah terakreditasi
paripurna yang dimiliki oleh pemerintah kabupaten Pasuruan. Rumah sakit ini berada
di Jalan raya Raci Bangil Kabupaten Pasuruan. RSUD Bangil berdiri diatas lahan
seluas 7,8 ha yang saat ini baru memanfaatkan lahan seluas 4 ha dengan penggunaan
lahan untuk kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat serta pelayanan
tanda-tanda vital khususnya tekanan darah, pemberian nutrisi enteral dan parenteral,
pemeriksaan laboratorium dan radiografi khususnya MRI. Terdiri dari Ruang Krisan
A untuk pasien laki-laki dan Krisan B untuk pasien perempuan. Pada Krisan A
Penyakit terbanyak yang dirawat di ruang Krisan adalah stroke dengan rata-
rata perbulan 30 hingga 40 pasien. Jumlah tenaga perawat adalah 12 orang dengan
tenaga pembagian perhari yaitu pagi 4 perawat, sore 3 perawat, malam 3 perawat dan
60
61
libur 1 perawat. Ketenagaan di ruang Krisan juga didukung oleh 1 orang administrasi
40
35
25
30
25
20 13 Perempuan
15
10
5
0
Laki-laki Perempuan
diperoleh data tentang jenis kelamin dengan jumlah sebagian besar adalah laki-laki
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa rata-rata usia responden adalah
55,50 tahun, dengan Standar Deviasi 4,317. Usia termuda 48 tahun dan usia tertua 65
tahun.
100%
80%
55% TIDAK SEKOLAH
60% SD
SMP
SMA/SMK
40% 26%
18% DIPLOMA/SARJANA
20%
0 0
0%
Tingkat Pendidikan
N %
Penatalaksanaan
38 100%
Golden Period
Kurang Baik 19 50%
Baik 19 50%
Sumber : Lembar Observasi Penelitian Januari-Februari 2019
jumlahnya sama antara penatalaksanaan yang kurang baik dengan yang baik yaitu 19
orang (50%).
N %
Ringan 10 26%
Sedang 24 63%
Berat 4 11%
Sumber : Lembar Observasi Penelitian Januari - Februari 2019
Derajat Keparahan
DN Ringan DN Sedang DN Berat Total
Penatalaksanaan Kurang Baik Count 1 15 3 19
GP % within
5.3% 78.9% 15.8% 100.0%
Penatalaksanaan GP
Baik Count 9 9 1 19
% within
47.4% 47.4% 5.3% 100.0%
Penatalaksanaan GP
Total Count 10 24 4 38
% within
26.3% 63.2% 10.5% 100.0%
Penatalaksanaan GP
Penatalaksanaan Derajat
GP Keparahan
N 38 38
N 38 38
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas diketahui bahwa hasil uji Spearment Rank-Order
responden dengan stroke didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,004 yang berarti lebih
kecil dari nilai alpha yaitu 0,05sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya bahwa ada
period dengan derajat keparahan pada responden stroke. Berdasarkan hasil uji
korelasi ( r ) pada penelitian diperoleh -4,61 hal ini menunjukkan adanya korelasi
antara penatalaksanaan golden period dengan derajat keparahan pada pasien stroke.
Semakin baik penatalaksanaan golden period maka semakin rendah derajat keparahan
RSUD Bangil
penatalaksanaan golden period yang baik. Skor penatalaksanaan golden period yang
paling lambat 3 jam. Tetapi ada beberapa responden dengan membawa penderita ke
tenaga medis sebelum 3 jam saja diberi nilai 2 karena dalam penelitian ini yang
diperhatikan adalah waktu. Dengan berpegang pada filosofi yang ada yaitu time is
brain dan the golden hour. Sementara itu 19 responden lain atau 50% hasil
penatalaksanaan golden period kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya
dilakukan.
66
yang paling banyak dalam penelitian ini adalah SD berjumlah 21 responden (55%).
masyarakat bahwa stroke merupakan keadaan gawat darurat. Seperti teori yang
dikemukakan Rahmania, 2016 bahwa pada saat terjadinya serangan stroke, keluarga
pasien stroke. Responden dengan tingkat pendidikan yang rendah akan berpengaruh
pada penatalaksanaan awal stroke yang dilakukan oleh keluarga pasien, disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan tentang gejala awal stroke. Sementara responden dengan
tingkat pendidikan yang tinggi semestinya pengetahuan tentang stroke lebih baik
utama (golden period) penolongan pertama pada pasien stroke. Ia mengatakan 3 jam
pertama saat seseorang mengalami stroke merupakan golden period pasien stroke
harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama. Waktu ini
demikian perlu penanganan yang secepat mungkin untuk menurunkan angka cacat
fisik akibat stroke. Mubarak et al, (2015) menambahkan intervensi pada pasien stroke
iskemik yang bisa dilakukan oleh keluarga dirumah saat anggota keluarganya
67
mengalami serangan stroke yaitu dengan menganjurkan untuk tirah baring karena
Bangil
Hasil penelitian ini adalah pasien stroke di ruang Krisan terbanyak dengan
derajat keparahan sedang yaitu 63%. Selain itu rata-rata derajat keparahan responden
adalah 1,84 yang berarti rata-rata responden memiliki derajat keparahan sedang
dengan Standart Deviasi 0,594. Derajat keparahan responden terendah 1 dan tertinggi
3.
golden period yang baik khususnya responden dengan penanganan medis kurang dari
kurang umumnya nilai derajat keparahan tinggi. Hal ini terjadi karena responden
mendapat penanganan medis yang telat, maka semakin lama penanganan medis yang
dilakukan akan berpengaruh juga pada keluasan derajat keparahan yang terjadi.
disabitas dan penurunan kualitas hidup. Defisit neurologis yang terjadi mengenai
kognisi dan afek. Oleh karena heterogenisitas dari gejala stroke dan keparahannya,
sebesar 0,004 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Sehingga ada hubungan yang
oleh nilai penatalaksanaan golden period dan semakin nilai penatalaksanaan golden
period tinggi semakin rendah pula derajat keparahan pada pasien pasien stroke.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Soedirman pada tahun 2015 menunjukkan
bahwa waktu pasien sampai ke rumah sakit adalah >3 jam dengan persentase 56,7%,
rata-rata kerusakan neurologis pasien stroke adalah 70% dengan p value 0,042.
stroke pertama ini penting untuk meminimalkan derajat keparahan yang terjadi.
golden period pasien stroke harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan
pertolongan pertama. Waktu ini akan dipergunakan untuk mengoreksi sumbatan yang
terjadi di otak. Gunawan, (2016) dalam viva.co.id, (2016) juga menekankan bahwa
stroke sangat erat dengan waktu. Semakin cepat ditangani, akan semakin kecil
69
kerusakan pada otak yang terjadi dan kemungkinan dapat mengurangi disabilitas.
Menurut Mubarak et al 2015:6 intervensi pada pasien stroke iskemik yang bisa
stroke yaitu dengan menganjurkan untuk tirah baring karena diharapkan dapat
Saat seseorang terkena stroke iskemik maka suplai darah ke area otak
penumpukan lemak di lapisan pembuluh darah. Sebagian dari timbunan ini bisa
memblokir aliran darah di otak akibatnya sel-sel otak akan mati dan menyebabkan
kelumpuhan permanen hingga kematian. Pengenalan cepat dan reaksi terhadap tanda-
tanda stroke seperti wajah, lengan, dan kaki dari salah satu sisi tubuh mengalami
kelemahan dan atau kaku atau mati rasa, kesulitan berbicara harus segera disadari.
Maka dari itu golden period berperan penting dalam tingkat perbaikan dan
kesembuhan pasien agar terhindar dari serangan stroke berat. Semakin cepat
ditangani, akan semakin kecil kerusakan pada otak yang terjadi dan kemungkinan