Secara umum system eksitasi pada mesin sinkron sesuai dengan standal IEEE 421.5-2005 seperti
yang di tunjukkan pada gambar 1 yang terdiri dari beberapa blok bagian. Sistem eksitasi pada mesin
sinkron secara umum terdiri dari sensor tegangan, arus keluaran dan kompensasi beban Load
Compensator pada terminal keluaran generator, system control eksitasi, Exciter dan sistem
kesetabilansistem tenaga Power System Stabilizer (PSS) .
VC Terminal Voltage
Transducer and Load
Compensator
V´ T I´T
VR V FD
V OEL
Exciter Synchronous
V UEL Excitation
E FD Machine and
V REF Control Element
Power System
1. Type sistem eksitasi DC (DC Excitation System) pada system eksitasi sumber
tengananya menggunakan generator DC dengan komutator sebagai sumber
tenaga eksinya
2. Type system eksitasi AC (AC Excitation System) pada system eksinasi ini
menggunakan tegangan AC dari alternator yang diserahakan dengan
penyearah yang ikut berputar Rotating rectifier maupun penyearah yang tidak
ikut berputar stationary rectifier.
3. Type ST Excitation System yaitu system eksitasi yang sumber teganganya
berasal dari transformator atau dari terminal tegangan keluaran generator.
Jenis kompensasi arus beban yang digunakan pada system eksitasi pada generator
sinkron adalah konpesasi beban pada daya nyata dan kompensasi daya reaktif
generator sinkron. Baik itu kompensasi arus beban akibat tegangan jatuh pada daya
reaktifnya maupun kompensasi tegangan jatuh akibat jarak transmisi dari generator
ke titik beban. Mengapa system kompensasi ini sangat penting karena pada system
eksitasi ini tegangan keluaran generator digunakan sebagai umpan balik pada
system kontrol eksitasi untuk menentukan besarnya keluaran arus eksitasi yang di
hasilkan oleh sistem eksitasi. Titik tegangan pembacaan sensor tegangan keluaran
generator berada di dekat generator sedangkan titik beban jaraknya jauh dari
generator tersebut. Antara generator dan titik beban tersebut dihubungkan oleh
suatu jaringan transmisi yang mengalami jatuh tegangan sepanjang jalur transmisi.
Sistem kompensasi arus beban ini harus sesuai dengan besarnya jatuh tegangan
akibat jarak saluran transmisi dari generator ke titik beban, sehingga dengan adanya
kompensasasi beban ini titik pengukuran tegangan keluaran generator yang
diumpan balikkan tersebut seolah-olah berada dekat dengan titik beban. Blok
diagram sensor tegangan keluaran dan kompensasi beban adalag perti pada gambar
2.
Gambar 2. Blok diagram sensor tegangan keluaran generator dan kompensasi beban
Model system eksitadi DC1A seperti yang terdapat pada gambar 2. Dari gambar 2
tegangan VC hasil keluaran dari sensor tegangan keluaran generator dan kompensasi
beban digunakan sebagai sinyal masukan. Tegangan V C ini digunakan sebagai
pengurang dari tegangan refferensi VREF pada titik penjumlahan tegangan masukan
dari blok system eksitasi. Begitu juga teganga keluaran dari eksitasi V F digunakan
sebagai umpan balik sebagai pengurang pada titik penjumlahan tegangan masukan.
Tegangan keluaran dari system stability Vs dan Vuel juga digunakan sebagai
penambah pada titik penjumlahan tegangan masukan hasil penjumlahan V C, VF, VREF,
Vs, Vuel pada kondisi tertentu akan menghasilkan sinyal error tegangan. Pada kondisi
mantap atau kondisi steady state nilai VF dan Vs bernilai nol sehingga tegangan
masukan sistem eksitasinya hanya bergantung pada hasil penjumlahan nilai
tegangan masukan VREF (tegangan refferensi), Vc (keluaran sensor tegangan
keluaran) dan VUEL (tegangan underexcitation) saja. Sinyal error tegangan ini masuk
ke blok time constan voltage regulator T C dan TB selanjutnya singal eror akan masuk
ke HV GATE blok. Pada HV GATE mempunyai 2 masukan dan 1 keluaran, tegangan
keluaran blok HV GATE ini selalu nilai tegangan masukan yang terbesar diantara
tegangan masukanya. Jika tegangan underexcititation limiter out VUEL lebih besar
dari tegangan keluaran blok time constant TC dan TB maka tegangan output dari HV
GATE adalah sebesar tegangan VUEL dan juga sebaliknya. Tengan keluatan dari HV
GATE akan masuk ke blok penguat gain voltage regulator pada blok ini tegangan di
kuatkan oleh gain dari Voltage regulator KA dan TA Time constant dari voltage
regulator. Tegangan hasil penguatan dari gain dan time konstan voltage regulator ini
akan di periksa oleh sistem pembatas non windup limiter pada blok tersebut.
Pembatas tegangan pada sistem ini yaitu V RMAX untuk batas tegangan atas dan V RMIN
untuk batas tegangan bawah .
Pada system pembatas Non Winup limiter ini jika tegangan dari voltage
regulator sistem eksitasi berada diantara nilai batas atas dan batas bawah ( VRMAX
≥ voltage regulator ≥ VRMIN ), maka besarnya tegangan eksitasi adalah tegangan
dari voltage regulator. Apabila tegangan keluaran dari voltage regulator ≤ VRMIN,
maka besarnya perubahan tegangan eksitasi adalah nol atau besarnya tegangan
keluaran voltage regulator sebesar VRMIN. Apabila tegangan dari voltage regulator
≥ VRMAX maka perubahan tegangan eksitasi adalah nol atau besarnya tegangan
keluaran voltage regulatornya sama dengan VRMAX. Sumber tegangan voltage
regulator pada sistem eksitasi ini harus menggunakan sumber tegangan yang tidak
berpengaruh dari kondisi transien pada generator sinkron tersebut. Konstanta waktu
TB dan Tc merupakan konstanta waktu pemodelan dari time konstan dari voltage
regulator yang nilainya kebanyakan bernilai kecil atau mendkati nol sehingga nilai
dari konstanta tersebut tersebut dianggap bernilai nol.
HV
∑ GAT ∑
E
TA, TB, TC = konstanta waktu dari pengatur tegangan (Voltage regulator) kontrol eksitasi
TE = konstanta waktu dari exciter yang di integrasikan dengan dengan control eksitasi
TFMAX,RMIN = Batas atas dan batar bawah tegangan keluaran voltage regulator
Selanjutnya tegangan keluaran dari voltage regulator digunakan untuk mengontrol arus
penguatan medan pada lilitan medan generator. Tegangan keluaran eksitasi ini bisa digunakan baik
untuk sistem pengguatan medan terpisah separately excited maupun pada sistem penguatan medan
sendiri self-excited. Apabila digunakan jenis penguatan medan sendiri nilai dari K E merupakan nilai
setting dari Shunt field rheostat nya. Dan pada beberapa kondisi tertentu nilai dari K E ini bisa bernilai
negative sehingga penyesuaian nilai KE harus dibuat Kebanyakan Exciter memanfaatkan self-
exited pada shunt field dengan voltage regulator dioperasikan pada mode yang biasa disebut buck-
boost. Nilai KE ini dapat dicari dengan mengatur besarnya shunt field rheostat sedemikian rupa
sehingga pada kondisi awal didapatkan tegangan keluaran voltage regulator V R =0 sebagaimana
sudah dijelaskan pada laporan komite IEEE B20. Pada sebagian program jika K E bernilai nol maka
secara automatis akan dihitung oleh program yang ada di sistem control eksitasi sebagai penguatan
medan sendiri (Self- Excitation)
jika nilai KE tidak bernilai Nol, maka program yang ada di sistem control eksitasi tidak akan
mengkalkulasi ulang nilai KE, maka sistem eksitasi ini disebut sebagai sistem eksitasi fixed rheostat.
Jika KE bernilai 1 untuk digunakan padasistem eksitasi dengan penguatan medan terpisah (separately
Excited Exciter).
Sedangkan SE[EFD] adalah fungsi nonlinear dengan nilai yang didefiniskan berdasarkan dua atau
lebih nilai yang dipilih dari EFD yang berkaitan dengan fungsi saturasi pada exciter.
Output dari block saturasi ini, V X , adalah hasil dari perkalian input, E FD, dan nilai dari fungsi
saturasi non-linear SE[EFD] dari tegangan keluaran exciter. Signal keluaran dari tegangan eksitasi E FD
di umpan balikkan pada tegangan masukan sistem eksitasi yang sudah dikalikan dengan penguatan
umpan balik KF dan konstanta waktu time constant TF yang menjadi tegangan umpan balik VF yang
digunakan penstabil tegangan keluaran dasi sistem eksitasi type DC1A.