Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

Nama Mahasiswa :

NIM :

Instruktur :

Tanggal Pelaporan :

Komentar Fasilitator:

Pekanbaru, … …. …

(Instriktur)
1. Perjalanan Penyakit

1.1. Identitas Pasien

1.2. Perjalan Penyakit

1.3. Pengelolaan Penyakit

1.4. Patofisioloogi
2. Latar Belakang Sosial

2.1. Latar Belakang Sosial Pasien

Ibu Nur KhaIda atau yang lebih sering dikenal dengan Ibu Ida adalah
seorang ibu rumah tangga. Namun, kegiatan sehari-hari beliau kerap kali
membantu anaknya dalam menjaga warung yang terletak tepat di depan
rumah. Suami ibu Ida bekerja sebagai sopir. Ibu Ida beralamat di jalan tiram
no.10 bersama anak-anaknya. Rumah bu Ida berada di lingkungan yang
cukup sempit dan tingkat kebersihan rumah yang masih dapat dikatakan
rendah. Kediaman Ibu Ida juga menyediakan rental play station 2 yang
cukup ramai dikunjungi anak-anak sekitar rumah. Tetangga Ibu Ida yang
tepat bertempat tinggal disebelah kanan bu Ida adalah seorang penjual sate
yang setiap sore membuka warung di halaman depan rumahnya. Tetangga
sebelah kiri adalah seorang penjahit pakaian. Di seberang rumahnya ada
warung tempat bu Ida sehari-hari berjualan. Lingkungan rumah seperti ini
beresiko terhadap kesehatan ibu Ida seperti asap pembakaran sate yang ada di
halaman tetangga bisa masuk ke rumah bu Ida yang bisa menyebabkan
gangguan pernapasan seperti batuk dan sesak napas. Lingkungan warung
juga beresiko terhadap penyakit bu Ida, karena mengharuskan bu Ida
menyeberang jalan yang cukup ramai di lalui kendaraan apabila ia ingin
pulang kerumah atau sebaliknya. Sedangkan bu Ida mempunyai keterbatasan
penglihatan, yaitu katarak. Sehingga, tIdak bisa melihat dengan jelas. Selain
itu, kayu—kayu penutup saluran air di depan warung memakai kayu yang
sebagian sudah lapuk. Tentunya sangat berbahaya bagi bu Ida jika tIdak
berhati-hati.

Dalam kurun waktu satu minggu, Ibu Ida melaksanakan pengobatan


atau hanya untuk sekedar kontrol kerumah sakit tiga sampai empat kali.
Adapun rumah sakit yang sering dikunjungi Ibu Ida adalah Rumah Sakit
Thabrani dan Awal Bross. Pengobatan yang sedang di di jalani bu Ida adalah
mengkonsumsi obat dari dua rumah sakit tersebut. Dari wawancara yang
dilakukan Bu Ida mengaku ia tIdak pernah lupa minum obat-obat yang ia
dapatkan dari dokter-dokter yang merawatnya. Obat-obatan tersebut seperti
obat diabetes, obat jantung, obat lambung dan obat pengapuran tulang yang
sekarang sedang di alami bu Ida, sehingga ia harus mengkonsumsi beberapa
obat dalam sehari sebelum atau sesudah makan. Selain obat-obatan bu Ida
juga mengikuti senam diabetes di rumah sakit thabrani. Namun pada
pelaksanaannya jarang sekali Ibu Ida mengikuti kegiatan tersebut
dikarenakan tIdak ada keluarga yang bisa mengantar ke rumah sakit.

Pengaturan gizi dan nutrisi baik makanan, minuman, sayur-sayuran,


dan buah-buahan yang harus dikonsumsi, bu Ida mengaku belum ada
mendapatkan nasehat atau saran dari dokter sehingga ia makan seperti
biasanya. Bu Ida juga jarang berolahraga. Disamping itu ia juga mengalami
pengapuran tulang pada pinggang dan lutut yang menyebabkan ia sulit untuk
berjalan atau bergerak terlalu banyak.

Bu Ida sangat berharap ia bisa sembuh dari penyakit diabetes mellitus


dan komplikasi yang ia derita, tentunya tIdak terlepas dari dukungan
keluarga dan orang-orang sekitar sehingga Bu Ida merasa sehat dan mampu
beraktivitas seperti biasa.

2.2. Genogram
1 2

3 4

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

16 17
Keterangan:

1. Bapak Ibu Ida, meninggal di usia 60tahun

2. Ibu Ibu Ida, meninggal di usia 60tahun dengan riwayat penyakit

tuberkulosis/batuk darah.

3. Bapak Agus, suami Ibu Ida berusia 60tahun. Seorang supir. Infeksi paru

karena trauma (kejatuhan tenda) dan juga riwayat putus obat.

4. Ibu Ida. Berusia 60 tahun. Anak ke-8 dari 9 bersaudara. Memiliki riawayat

Diabetes Miletus dan komplikasi jantung, mata, gastritis, kolesterol,

hipertensi, dan pengapuran.

5. Naspi, suami ibu Ratna. Berusia 49tahun.

6. Ibu Ratna, anak Ibu Ida. Berusia 43 tahun. Memiliki riwayat Diabete Miletus.

7. Bapak Dodi, anak Ibu Ida. Berusia 40tahun. Mata rabun/tIdak bisa melihat

pada usia 3tahun.

8. Anak Ibu Ida yang meninggal pada usia 1tahun akibat kejang.

9. Bapak Zuwandi/Iwan, anak Ibu Ida. Berusia 35tahun.


10. Ibu Desi, istri Bapak Iwan, menantu Ibu Ida. Berusia 31 tahun.

11. Bapak Rahmad Deni, anak Ibu Ida. Berusia 32 tahun.

12. Anak Ibu Ida yang meninggal pada usia 8bulan akibat kejang.

13. Anak Ibu Ida yang meninggal pada usia 1tahun akibat kejang.

14. Bapak Revi Efendi, anak Ibu Ida. Berusia 30tahun.

15. Ibu Wita, anak Ibu Ida. Berusia 28tahun.

16. Indah, anak Ibu Ratna, Cucu Ibu Ida. Berusia 16tahun

17. Asifah, anak Bapak Iwan, cucu Ibu Ida. Berusia 10tahun.

18. Wawa, anak Bapak Iwan, cucu Ibu Ida. Berusia 6tahun.
3. Kesimpulan Kebutuhan Pasien

3.1. Masalah atau kebutuhan pasien


4. Usulan Pengelolaan
5. Narasi Observasi

(foto)

5.1. Deskripsi hasil observasi

Berdasarkan

gambar 1. Seorang

wanita lahir di

Pariaman, 30

Desember 1959

bernama Ibu Nur

Khaida. Saat ini

tinggal di Jl.

Tiram No. 10 Pekanbaru.

Ibu Nur Khaida memiliki 9 orang anak, 2 perempuan dan 7 laki-laki. Dimana

3 anak laki-lakinya telah meninggal saat bayi. Bu Nur Khaida seorang yang

ramah dan mudah tersenyum. Ibu Nur Khaida memiliki seorang suami yang

bekerja sebagai supir. Namun, sudah 1 bulan terakhir tidak lagi pulang

kerumah dan tidak memberi kabar apapun.

Sekitar lima bulan yang lalu, Ibu Nur Khaida hendak melalukan operasi mata

di SMEC. Sebelum dilakukannya operasi, Ibu Nur Khaida diperiksa

laboratorium dimana diambil darahnya. Hasil pemeriksaan darah ialah kadar

gula darah Bu Nur Khaida 480 mg/dl. Dikarenakan tingginya kadar gula

darah, Bu Nur Khaida dirujuk ke rumah sakit tabrani. Setelah beberapa


pemeriksaan di rumah sakit tabrani dilakukan, Ibu Nur Khaida di diagnosa

Diabetes Mellitus dengan beberapa komplikasi, diantaranya : jantung,

kolesterol, hipertensi, gangguan penglihatan, gangguan pada lambung dan

pengapuran pada tulang. Untuk penyakitnya ini, Bu Nur Khaida berobat

kebeberapa dokter dan mendapatkan berbagai macam obat. Saat ini Bu, Nur

Khaida rutin melakukan kontrol ke rumah sakit awal bros.

Ibu Nur Khaida makan 2 kali makan besar dalam sehari, yaitu pagi hari dan

malam setelah Shalat Maghrib. Ibu Nur Khaida jarang mengkonsumsi buah

dan sayur, serta jarang berolahraga. Bu Nur Khaida juga memiliki anak yang

menderita diabetes mellitus.

Pada tahun 2003, Bu Nur Khaida pernah menderita stoke selama 3 bulan. Bu

Nur Khaida seseorang yang patuh meminum obat dan sangat berharap

sembuh dari penyakit-penyakitnya ini.

Berdasarkan gambar 2.
Dilihat dari gambar tersebut warung yang dimiliki oleh ibu Nur Khaida yang

biasanya menghabiskan waktu luangnya.

Ibu Nur Khaida juga dibantu bersama dengan anak tertuanya. Warga yang

tinggal disekitar rumah ibu Nur Khaida biasanya yang membeli jajanan

tersebut Warung tersebut yang membantu menghidupi biaya hidup ibu Nur

Khaida.

Warung tersebut menjual jajanan sehari hari seperti keripik, kue-kue serta

menjual rokok. Penghasilan yang dihasilkan oleh bu Nur Khaida pun tidak

tentu seminggu dapat menhasilkan sekitar Rp 300.000,00.

5.2. Analisis hasil observasi

Gambar 1. Stroke 14 tahun yang lalu -> akan dilakukan operasi katarak ->

pemeriksaan kesehatan -> kadar gula darah tinggi -> dirujuk ke rumah sakit

tabrani -> sudah terjadi komplikasi dari diabetes mellitus


Gambar 2. Berjualan di warung setiap harinya -> dibantu dengan anaknya ->

mampu membantu menghadapi kehidupan sehari-hari dan juga membantu

biaya pengobatan

5.3. Kesimpulan hasil observasi

Gambar 1.Ibu Nur Khaida, 58 tahun. Terdiagnosa diabetes mellitus dan telah

terjadi komplikasi, diantaranya : jantung, kolesterol, gangguan penglihatan,

gangguan pada lambung dan pengapuran pada tulang.

Gambar 2. Ibu Nur Khaida yang biasanya menghabiskan waktu sehari hari

diwarung tersebut dan terkadang dibantu oleh anaknya. Warung tersebut yang

mampu menghadapi kehidupan sehari-hari dari ibu Nur Khaida.


6. Pelajaran Penting yang didapatkan

Anda mungkin juga menyukai