Anda di halaman 1dari 36

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM
1. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
2. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
3. Teknik Otomotif Alat Berat
4. Teknik Komputer Jaringan
5. Multimedia
6. Agribisnis Perikanan Air Tawar
7. Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian

ALOKASI
WAKTU

MATA
PELAJARAN

A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318

2. Pendidikan Pancasila, dan Kewarganegaraan 212

3. Bahasa Indonesia 354

4. Matematika 424

5. Sejarah Indonesia 108

6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352

B. Muatan Kewilayahan

1. Pendidikan Seni Budaya 108

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144

Jumlah A dan B 2.020

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian


1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108

2. Fisika 72

3. Biologi 72

4. Kimia 108

C2. Dasar Program Keahlian

1. Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian 108

2. Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian 180

3. Dasar Pengendalian Mutu Hasil pertanian 144

C3. Kompetensi Keahlian

1. Produksi Pengolahan Hasil Nabati 664

2. Produksi Pengolahan Hasil Hewani 350

Produksi Pengolahan Komoditas Perkebunan dan


3. 420
Herbal

4. Keamanan Pangan, Penyimpanan, dan Penggudangan 280

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350

Jumlah C (C1, C2, dan C3) 2.856

Total 4.876

8. Bisnis Daring Dan Pemasaran

ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU

A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318


2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212

3. Bahasa Indonesia 320

4. Matematika 424

5. Sejarah Indonesia 108

6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 352

Jumlah A 1.734

B. Muatan Kewilayahan

1. Pendidikan Seni dan Budaya Sasak 108

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 144

Jumlah B 252

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108

2. Ekonomi Bisnis 72

3. Administrasi Umum 72

4. IPA 72

C2. Dasar Program Keahlian

1. Marketing 144

2. Perencanaan Bisnis 144

3. Komunikasi Bisnis 180

C3. Kompetensi Keahlian

1. Penataan Produk 348

2. Bisnis Online 490


3. Pengelolaan Bisnis Ritel 420

4. Administrasi Transaksi 456

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 524

Jumlah C 3.030

Total 5.016

9. Tata Busana

B. MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


1. Kompetensi Mata Pelajaran
a. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
b. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
c. Teknik Otomotif Alat Berat
d. Teknik Komputer Jaringan
e. Multimedia
f. Agribisnis Perikanan Air Tawar
g. Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian

KELAS

X XI XII
MATA PELAJARAN
1 2 1 2 1 2

A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila, dan


2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3

4. Matematika 4 4 4 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -

6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4

B. Muatan Kewilayahan
1. Pendidikan Seni dan Budaya Sasak 3 3 - - - -

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


2. 2 2 2 2 - -
Kesehatan

Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -

2. Fisika 2 2 - - - -

3. Biologi 2 2 - - - -

4. Kimia 3 3 - - - -

C2. Dasar Program Keahlian

1. Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian 3 3 - - - -

2. Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian 5 5 - - - -

3. Dasar Pengendalian Mutu Hasil pertanian 4 4 - - - -

C3. Kompetensi Keahlian

1. Produksi Pengolahan Hasil Nabati - - 9 9 10 10

2. Produksi Pengolahan Hasil Hewani - - 5 5 5 5

Produksi Pengolahan Komoditas


3. - - 6 6 6 6
Perkebunan dan Herbal

4. Keamanan Pangan, Penyimpanan, dan


- - 4 4 4 4
Penggudangan

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 5

Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30 30


Total 46 46 46 46 46 46

h. Bisnis Daring Dan Pemasaran

KELAS

X XI XII
MATA PELAJARAN
1 2 1 2 1 2

A. Muatan Nasional

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3

Pendidikan Pancasila dan


2. 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2

4. Matematika 4 4 4 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -

6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya*) 3 3 3 3 4 4

Jumlah A 19 19 15 15 15 15

B. Muatan Kewilayahan

1. Pendidikan Seni dan Budaya Sasak 3 3 - - - -

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan


2. 2 2 2 2 - -
Kesehatan

Jumlah B 5 5 2 2 - -

C. Muatan Peminatan Kejuruan

C1. Dasar Bidang Keahlian

1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -

2. Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3. Administrasi Umum 2 2 - - - -

4. IPA 2 2 - - - -

C2. Dasar Program Keahlian

1. Marketing 4 4 - - - -

2. Perencanaan Bisnis 4 4 - - - -

3. Komunikasi Bisnis 5 5 - - - -

C3. Kompetensi Keahlian

1. Penataan Produk - - 4 4 6 6

2. Bisnis Online - - 7 7 7 7

3. Pengelolaan Bisnis Ritel - - 6 6 6 6

4. Administrasi Transaksi - - 7 7 6 6

5. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 7 7 8 8

Jumlah C 22 22 31 31 33 33

Total 46 46 48 48 48 48

i. Tata Busana

2. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang


disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah
termasuk keunggulan daerah (dalam hal ini daerah Lombok). Di SMKN 7 Mataram
muatan lokal yang dikembangkan awalnya diintegrasikan pada mata Pelajaran Seni
Budaya, Penjaskes dan Sejarah Indonesia. Akan tetapi pada Tahun Pelajaran 2019/2020,
muatan lokal berdiri sendiri menjadi salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan di
dalam kelas selama 1 kali 45 menit setiap minggunya. Mengingat jumlah mata pelajaran
dan standar struktur kurikulum yang ada, muatan lokal hanya dijadwalkan ada di kelas
X.

Adapun kompetensi dasar muatan lokal yang dibelajarkan di SMKN 7 Mataram adalah
sebagai berikut:
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.1. menjelaskan asal usul nenek moyang
masarakat suku sasak
1.2. Menjelaskan penye-baran penduduk
1. Memahami asal usul nenek masyarakat suku Sasak
moyang masyarakat suku sasak 1.3. Mengetahui kehi-dupan nenek moyang
Suku Sasak
1.4. Mengetahui sistem kepercayaan nenek
moyang Suku Sa-sak
2.1 Menjelaskan adab betanduran cara
2. Memahami adat bertani nenek
Sasak
moyang Gumi Sasak

3. Memahami Budaya masyarakat 3.1 Mendeskripsikan budaya yang ada


Gumi Sasak pada masyarakat Gumi Sasak

4. Memahami sastra yang


4.1 Menjelaskan sastra Gumi Sasak
berkembang di masyarakat Gumi
Sasak
5. Memahami Sandangan dan 5.1 Mendeskripsikan Aksara Sa-sak dan
Sesenggak yang berkembang di macam sandangannya
masyarakat Gumi Sasak 5.2 Mendeskripsikan Sesenggak yang
berkem bang di Gumi \ Sasak
6.1 Mendeskripsikan kesenian yang
6. Memahami seluk beluk budaya
6.2 berkembang di masyarakat Gu mi
masyarakat Sasak
Sasak

7. Memahami pengaruh Hindu


7.1 Menjelaskan Asal-usul Hindu-Budha
Budha di Guni Sasak
8. Memahami cerita yang
berkembang di masyarakat Guni 8.1 Mendeskripsikan cerita yang
Sasak berkembang di Gumi Sasak

9. Memahami sastra yang


9.1 Mendeskripsikan sastra yang
berkembang di Guni Sasak
berkembang di Gumi Sasak
10. Memahami bahasa Alus dan tanda
baca aksara Sasak yang 10.1 Menjelaskan bahasa Alus dan tanda
berkembang di masyarakat Guni baca
Sasak aksara Sasak

11. Memahami tentang aksara Sasak


11.1 Mendeskripsi tentang tanda baca dalam
yang berkembang
aksara Sasak
12. Memahami permainan yang
12.1 Menjelaskan permainan yang
berkembang di masyarakat Guni
berkembang di gumi Sasak
Sasak
3. Bimbingan Konseling
a. Pola BK Komprehensif
Berdasarkan fungsi dan prinsif bimbingan dan konseling, komponen layanan
Bimbingan dan Konseling yang dikembangkan di SMK Negeri 7 Mataram dilandasi
pola Komprehensif BK, seperti dijabarkan dalam empat kegiatan utama berikut ini:
1) Layanan Dasar Bimbingan
Layanan dasar merupakan proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli
melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau
kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis dalam rangka
mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan
tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar
kompetensi kemandirian).
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli
yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan
segera. Tujuan layanan ini ialah memberikan; (a) layanan intervensi terhadap
peserta didik/konseli yang mengalami krisis. Peserta didik/konseli yang telah
membuat pilihan yang tidak bijaksana atau peserta didik/konseli yang
membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan yang spesifik
dan (b) layanan pencegahan bagi beserta didik/konseli yang berada di ambang
pembuatan pilihan yang tidak bijaksana.
Isi layanan responsif ini antara lain berkaitan dengan penanganan masalah-
masalah belajar, pribadi, sosial, dan karir.

3) Peminatan dan Perencanaan Individual


Layanan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada
semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu
peserta didik/konseli belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan
perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap
informasi tersebut.
Strategi layanan peminatan meliputi bimbingan klasikal, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, dan konseling individual serta layanan konsultasi.

4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan semua aktivitas yang dimaksudkan untuk
mendukung dan meningkatkan; (a) staf bimbingan dalam melaksanakan layanan
dasar, layanan responsif, dan layanan peminatan dan perencanaan individual,
dan (b) staf personalia sekolah yang lain dalam melaksanakan program-program
pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem terdiri atas aktivitas
manajemen yang menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program
bimbingan dan konseling secara keseluruhan.
Kegiatan utama layanan baik layanan dasar, layanan responsif, perencanaan
individual, dan dukungan sistem, dalam implementasinya dilaksanakan beberapa
jenis layanan bimbingan dan konseling, yaitu:
1) Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan
sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri
serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang
baru.
2) Layanan informasi, yaitu layanan yang membantu peserta diidik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan
lanjutan.
3) Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan
ekstra kurikuler, dan pilihan karier.
4) Layanan penguasaan konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, industri dan masyarakat.
5) Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam mengentaskan masalah pribadinya.
6) Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/ jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
7) Layanan konseling kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok.
8) Layanan konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9) Layanan mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
10) Layanan advokasi; yaitu pendampingan peserta didik/konseli yang mengalami
perlakuan tidak mendidik, salah, diskriminatif, malpraktik, kekerasan,
pelecehan, dan tindak kriminal dengan cara mempengaruhi cara berpikir,
berperasaan dan bertindak untuk mendukung pencapaian perkembangan
optimal peserta didik. Pelaksanaan satu kali advokasi dihargai setara dengan
satu jam pelajaran.
Kesepuluh kegiatan layanan bimbingan konseling di atas didukung dengan enam
kegiatan sebagai berikut:

1) Aplikasi instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri


peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrument, baik
tes maupun non tes.
2) Himpunan data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengem-bangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sitematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
3) Konferensi kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan
data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang
bersifat terbatas dan tertutup.
4) Kunjungan rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua
dan atau keluarganya.
5) Tampilan kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang
dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial,
kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
6) Alih tangan kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah
peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

b. Uraian materi tatap muka dengan siswa


Layanan kepada seluruh peserta didik/konseli melalui kegiatan penyiapan
pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok (tatap muka di kelas)
dilakukan sebanyak 1 jam per-minggu, dengan materi tergantung pada kebutuhan
peserta didik/konseli sesuai hasil dari analisis kebutuhan peserta didik (AKPD).
Adapun rincian materi layanan klasikal tersebut secara rinci termuat dalam silabus
program bimbingan dan konseling SMK Negeri 7 Mataram.
c. Jenis-jenis Masalah dan Rekapitulasi Siswa
Masalah yang dialami oleh peserta didik SMK Negeri 7 Mataram diperoleh dari hasil
analisis kebutuhan peserta didik (hasil AKPD) dengan masing-masing berjumlah 50
jenis masalah pertingkatan kelas. Adapun jenis masalah yang dialami oleh peserta
didik SMK Negeri 7 Mataram secara umum termuat dalam tabel 02 program
bimbingan dan konseling SMK Negeri 7 Mataram. Sedangkan jenis masalah peserta
didik SMK Negeri 7 Mataram yang membutuhkan penyelesaian melalui pelayanan
bimbingan dan konseling, secara rinci termuat dalam lampiran 05 dan lampiran 06
program bimbingan dan konseling SMK Negeri 7 Mataram.
d. Layanan Penyelesaian Masalah Siswa
Kegiatan utama bimbingan dan konseling SMK Negeri 7 Mataram dalam
penyelesaian masalah peserta didik/konseli, dalam implementasinya dilaksanakan
beberapa jenis layanan, yaitu:

1) Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik


dalam mengentaskan masalah pribadinya.
2) Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/ jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
3) Layanan konseling kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok.
4) Layanan konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
5) Layanan mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
6) Layanan advokasi;Advokasi adalah pendampingan peserta didik/konseli yang
mengalami perlakuan tidak mendidik, salah, diskriminatif, malpraktik,
kekerasan, pelecehan, dan tindak kriminal dengan cara mempengaruhi cara
berpikir, berperasaan dan bertindak untuk mendukung pencapaian
perkembangan optimal peserta didik. Pelaksanaan satu kali advokasi dihargai
setara dengan satu jam pelajaran.
e. Pola Analisis Hasil Kerja Guru BK
Hasil kerja guru BK SMK Negeri 7 Mataram terdapat pada hasil analisis evaluasi
pelaksanaan layanan, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil layanan persemester.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil
penilaian proses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung.
Fokus penilaian adalah keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan konseling.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi
hasil pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil yang dicapai
oleh peserta didik/konseli yang menjalani pelayanan bimbingan dan konseling.
Pencapaian ini diorientasikan pada tingkat pengentasan masalah dan perkembangan
aspek-aspek kepribadian peserta didik/konseli, oleh karena itu fokus penilaian dapat
diarahkan pada berkembangnya:

1) Pemahaman diri, sikap, dan perilaku yang diperoleh berkaitan


dengan materi/topik/masalah yang dibahas.
2) Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau materi/topik/masalah
yang dibahas.
3) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan paska layanan dalam
rangka mewujudkan upaya pengembangan/pengentasan masalah.

4. Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri atau ekstrakurikuler merupakan salah satu perangkat


operasional kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan
Satuan Pendidikan. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh
peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan
kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan kepribadian, bakat, minat dan kemampuan peserta didik yang luas atau
di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Adapun tujuan dari kegiatan
Ekstrakurikuler adalah:
1. mengembangkan kepribadian, bakat, minat dan kemampuan peserta didikyang lebih
luas
2. kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik peserta didik
Kegiatan Ekstrakurikuler dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut :
1. bersifat individual yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai
dengan potensi bakat, minat peserta didik masing-masing
2. bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan
minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela
3. menyenangkan, yakni kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana
menggembirakan bagi peserta didik
Kegiatan Ekstrakurikuler dalam kurikulum 2013 terbagi menjadi dua yakni ;
ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. dalam kurukulum 2013 ekskul
Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekskul yang wajib dari sekolah. Kegiatan
Ekskul pilihan merupakan kegiatan yang antara lain;
1. OSIS
OSIS merupakan organisasi inti yang merupakan induk dari semua kegiatan
ekstrakurikuler yang dikembangkan di sekolah. OSIS memiliki bidang-bidang yang
masing-masing menangani bagian yang ada pada ekstrakurikuler.
2. Pramuka
Kegiatan kepramukaan wajib diikuti seluruh siswa kelas X pada awal tahun
pelajaran. Kegiatan kepramukaan tersebut bertujuan untuk memperkuat karakter
siswa terkait dengan kedisiplinan, kemandirian, dan berbagai karakter unggul
lainnya.Selanjutnya, kegiatan ekstrakurikuler ini mengadakan latihan rutin 2 kali
seminggu. Selain itu, ekskul ini berlatih lebih sering jika akan mengikuti even-even
perlombaan di sekitar wilayah Nusa tenggara barat.
3. Paskibra
Untuk mendukung tim Paskibra yang selalu diseleksi setiap tahun, juga untuk
memenuhi kebutuhan siswa akan wadah bereksprei dan berprestasi, maka ekskul ini
hadir dan disukai oleh banyak siswa. Latihan rutin diadakan dua kali seminggu
kecuali jika ada acara lomba yang akan diikuti
4. PKS
Selain koperasi dan PMR, Polisi Sekolah juga merupakan ekskul yang ditawarkan
kepada siswa mulai Tahun Pelajaran 2018/2019.setelah mendapatkan pelatihan dan
bimbingan dari kepolisian, siswa yang mengikuti ekskul ini kemudian melakukan
latihan rutin dua kali seminggu. Adapun kegiatan utama ekskul ini adalah
membantu petugas keamanan sekolah dalam mengatur lalu lintas di bagian depan
sekolah

5. PMR
Palang Merah Remaja merupakan ekstrakurikuler yang baru tahun pelajaran ini
diadakan. Ekskul ini mengadakan latihan rutin dua kali seminggu dan meningkat
jika ada even lomba yang akan diikuti.

6. Teater
Festival Teater Moderen Pelajar dan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional
merupakan dua ajang bergengsi yang menjadi target keikutsertaan ekskul ini.
Mengadakan latihan rutin dua kali seminggu kemudian tampil dalam hari-hari besar
sekolah dapat menigkatkan mental siswa.Menjelang festival latihan dapat
meningkat berkali lipat.

7. Mading & Film


Mading dan Film merupakan dua ekstrakurikuler yang mulai dikembangkan pada
tahun pelajaran 2019/2020. Kedua ekskul ini direncanakan diadakan selain untuk
menampung minat dan bakat siswa juga untuk memenuhi target mengikuti event-
event lomba yang diadakan oleh lembaga-lembaga baik tingkat daerah local,
nasional, maupun internasional.

8. Olah raga (Futsal, Sepak Bola dan Pencak Silat)


Futsal,Sepak Bola, dan Pencak Silat adalah ekstrakurikuler yang berada di bawah
naungan olah raga. Ekskul ini berlatih dengan cara bertanding sesama anggota
ekskul di sekolah atau melawan tim/klub yang berasal dari luar sekolah. Baik siswa
maupun siswa banyak meminati ekskul olah raga terbukti dengan adanya tim futsal
putri dan pencak silat putri. Even yang sering diikuti oleh ekskul ini antara lain
O2SN yang menjuarai tingkat kota dan tingkat provinsi meraih peringkat ketiga

9. Koperasi Siswa
Koperasi siswa adalah ekskul baru yang ditawarkan kepada siswa. Ekskul ini
menjalankan sistem koperasi yang sebenarnya. Dengan hanya membayar sejumlah
70 ribu rupiah siswa sudah terdaftar menjadi anggota koperasi dan berhak
mengikuti pelatihan perkoperasian serta terlibat dalam kegiatan koperasi sekolah
lainnya. Siswa yang menjadi anggota koperasi berhak mendapatkan kembali uang
mereka setelah tamat beserta SHU.

10. English Club


English Club mulai dikembangkan pada tahun pelajaran 2018/2019 untuk
mengakomodasi bakat dan minat siswa dalam bidang bahasa Inggris. Ekskul ini
juga bertujuan untuk memperdalam kemampuan komunikai siswa dalam berbahasa
Inggris dan melatih mental siswa dalam menunjukkan kemampuan pribadi di depan
khalayak ramai.

11. Paduan Suara


Ekstrakurikuler Paduan Suara merupakan salah satu ekskul baru di SMKN 7
Mataram yang mulai dilaksanakan pada tahn pelajaran 2018/2019. Ekskul ini
berlatih setiap hari Sabtu siang setelah jam pelajaran usai atau hari lainnya jika
jadwal semula berbenturan dengan kegiatan yang lain. Tim paduan suara untuk saat
ini difokuskan untuk mendukung kegiatan uapacara bendera yang dilaksanakan
setiap hari Senin dan mengikuti berbagai event yang memungkinkan.

12. Remaja Musholla


Untuk mendukung kegiatan imtaq di sekolah dan mewadahi siswa yang memiliki
bakat dan minat dalam bidang keagamaan, ekskul Remaja Mushalla ada untuk
siswa SMKN 7 Mataram.Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh ekskul ini
meliputi kegiatan seni dan pembelajaran Alquran. Seni yang dimaksud adalah seni
musik Islami, yakni Hadrah.Kegiatan pembelajaran Alquran meliputi pembelajaran
membaca Alquran bagi siswa yang belum bisa membaca Alquran dan latihan
Tilawatil Quran. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan masing-masing dua kali
seminggu.
Dengan begitu banyak kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di SMKN 7 Mataram
diharapkan pengembangan dan pelaksanaanya dapat memberikan banyak manfaat yang
berguna dalam pembentukan bakat dan minat peserta didik serta dapat mengembangkan
kemampuan intelektual, emosional, spritual, sosial, serta pengembangan keterampilan
dan kepribadian peserta didik dalam rangka pembentukan SDM indonesia yang unggul
dan dapat dihandalkan di masa yang akan datang.

5) Beban Belajar
a. Dalam penyelenggaraan pendidikan, SM K N egeri 7 M ataram
menggunakan sistem semester yang membagi 1 (satu) tahun pelajaran menjadi
semester ganjil dan semester genap
b. Jumlah minggu efektif dalam satu tahun pelajaran Kurikulum 2013 pada
Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah 36 yang terbagi menjadi dua. Semester
pertama 19 minggu dan semester kedua sebanyak 17 minggu.
c. SMKN 7 Mataram melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam satu minggu
selama 6 (enam) hari;
d. Jam belajar efektif setiap minggu sebanyak 48 jam pelajaran dengan alokasi
waktu 45 menit setiap jam pelajaran.
e. Jumlah jam belajar pertahun untuk kelas X adalah 1.724, kelas XI sebanyak
1.724, dan kelas XII sejumlah 1.657.
f. Dua jam pelajaran di kelas X ditambahkan dengan memasukkan mata pelajaran
Muatan Lokal dan Bimbingan Konseling masing-masing sebanyak 1 jam
pelajaran sehingga jumlah jam belajar kelas X, kelas XI dan kelas XII sama,
yaitu 48 jam pelajaran perminggu.
g. Kegiatan belajar siswa terbagi menjadi kegiatan pembimbingan, kegiatan
berkelompok dan kegiatan mandiri. Kegiatan pembimbingan merupakan
kegiatan belajar pada tahap awal siswa diarahkan, difokuskan, dan dibimbing
oleh guru untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan
berkelompok merupakan kegiatan siswa di dalam dan atau di luar kelas dalam
kelompok-kelompok yang ditugaskan untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Kegiatan mandiri
merupakan kegiatan belajar siswa setelah melewati pembimbingan dan
berkelompok yang bertujuan untuk mengetahui, memetakan, dan
memaksimalkan potensi individu siswa sesuai standar kompetensi yang ingin
dicapai.
h. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam proses
pembelajaran maksimal 60% dari jumlah waktu tatap muka setiap mata
pelajaran.

C. PENGATURAN AKADEMIK
1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Proses Pembelajaran dilaksanakan dalam tahun pelajaran.
b. Satu Tahun Pelajaran dibagi menjadi dua semester.
c. Jumlah minggu efektif untuk pelaksanaan proses pembelajaran dalam satu tahun
pelajaran sebanyak 36 minggu.
d. Jumlah minggu efektif untuk pelaksanaan proses pembelajaran setiap semesternya
sebanyak 19 minggu, kecuali kelas XII dan semester genap sebanyak 17 minggu.
e. Proses pembelajaran meliputi Tatap Muka, Praktik Sekolah dan Industri dengan
perbandingan 1 jam : 2 jam : 4 jam.
f. Praktik kerja industri dilaksanakan pada pertengahan semester 3 dan atau semester
4 atau disesuaikan dengan kondisi kelas dan kesiapan DU/DI
g. Pembelajaran selama praktik kerja industri dilakukan secara mandiri melalui
modul.
h. Program sekolah yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran wajib diikuti
oleh siswa; meliputi Upacara bendera, imtaq, kepramukaan, MABIT, dll.

2. Kehadiran Siswa
a. Siswa wajib hadir mengikuti proses pembelajaran selama satu tahun pelajaran
untuk setiap tingkat.
b. Dalam satu semester setiap siswa wajib hadir mengikuti 75% proses pembelajaran
tatap muka per mata pelajaran.
c. Siswa diperbolehkan meninggalkan kelas hanya jika mendapatkan ijin dari guru
pengajar
d. Siswa yang meninggalkan kelas karena ada tugas lain dari sekolah, harus disertai
dengan surat tugas, surat dispensasi atau surat ijin dari petugas Tatib
e. Siswa hanya diperbolehkan meninggalkan sekolah ketika PBM berlangsung jika
mendapatkan ijin dari Wakil Kepala Sekolah, atau Guru Piket.

3. Ketidakhadiran Siswa
a. Ketidakhadiran siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dapat disebabkan karena
:
1) Sakit (dibuktikan dengan surat keterangan dokter/ pemberitahuan langsung
orang tua/wali)
2) Izin yang didahului dengan permohonan secara tertulis dari orang tua
3) Ditugaskan oleh sekolah mengikuti kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
4) Sengaja tidak mengikuti kegiatan pembelajaran (bolos) dan atau tanpa
keterangan yang sah.
b. Keterlambatan masuk sekolah harus diganti dengan tugas tambahan yang
bentuknya ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan yang
ditandatangani oleh piket dan wali kelas.
c. Persentase minimal kehadiran siswa mengikuti kegiatan pembelajaran agar dapat
diikutsertakan dalam proses penilaian adalah 75% dari kehadiran wajib; jika
ketidakhadirannya akibat ditugaskan sekolah maka ketentuan tersebut tidak berlaku.
d. Siswa yang tidak masuk sekolah tanpa ijin selama 24 hari berturut turut dalam
satu semester akan dikembalikan kepada orangtua

4. Penilaian
a. Penilaian Oleh Pendidik
Mekanisme Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh pendidik merupakan penilaian proses
pembelajaran (assessment for learning), penilaian capaian pembelajaran
(assessment of learning), dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as
learning), yang dilakukan melalui mekanisme penilaian pembelajaran sebagai
berikut:
1. Pendidik menetapkan lingkup penilaian meliputi ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
2. Pendidik menyusun perencanaan penilaian dan melaksanakan penilaian; dan
3. Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk pengambilan keputusan
berkaitan dengan peserta didik, perbaikan proses pembelajaran, membuat
pelaporan, dan kegunaan lain yang sesuai.

Prosedur Penilaian
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan metode dan teknik penilaian oleh pendidik mengacu kepada
Standar Kompetensi Lulusan dan turunannya;
2. Penyusunan instrumen penilaian disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik penilaian serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat pendidik mata pelajaran
yang sama;
3. Pelaksanaan kegiatan penilaian bersifat fleksibel, menggunakan strategi,
bentuk, dan teknik yang sesuai;
4. Pendidik memfasilitasi pelaksanaan penilaian mandiri oleh peserta didik pada
setiap penyelesaian proses belajar pada setiap unit kompetensi. Hasil
penilaian mandiri diverifikasi oleh pendidik untuk membantu memastikan
kesesuaiannya;
5. Analisis hasil penilaian untuk mengetahui level capaian kompetensi dan/atau
ketuntasan belajar, kelebihan, dan kekurangan pembelajaran baik tingkat
peserta didik maupun tingkat kelas;
6. Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembelajaran remedial,
meningkatkan mutu pembelajaran dan lulusan; dan
7. Pelaporan berbentuk profil pencapaian kompetensi peserta didik dan profil
kelas serta angka dan/atau deskripsi capaian belajar.

Bentuk dan Instrumen Penilaian


Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh pendidik dilakukan dengan
menggunakan bentuk pengamatan, penugasan, ulangan, dan/atau bentuk lain yang
sesuai. Instrumen penilaian terdiri atas tes dan nontes.

b. Penilaian Oleh Satuan Pendidikan


Mekanisme Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan merupakan penilaian
capaian hasil belajar (assessment of learning), yang dilakukan dengan mekanisme
sebagai berikut:
1. Penilaian oleh satuan pendidikan meliputi ranah pengetahuan dan
keterampilan;
2. Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk Ujian Sekolah/Madrasah diselenggarakan
oleh satuan pendidikan terakreditasi pada akhir jenjang pendidikan;
3. Penilaian Hasil Belajar dalam bentuk UPK dilaksanakan oleh satuan
pendidikan terakreditasi di tempat uji kompetensi pada satuan pendidikan atau
tempat lain yang ditunjuk pada akhir periode pembelajaran dalam bentuk
semester dan/atau tingkat;
4. Pelaporan hasil penilaian UPK dilakukan oleh satuan pendidikan terakreditasi
bekerja sama dengan mitra dunia usaha/industri dan/atau lembaga sertifikasi
profesi dalam bentuk sertifikat paket kompetensi yang telah dicapai; dan
5. Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, akhir tahun, dan
kelulusan peserta didik ditetapkan dalam rapat dewan pendidik satuan
pendidikan.
Prosedur Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut:
1. Penilaian Hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan
mengacu kepada setandar kompetensi lulusan dan turunannya:
2. Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan metode dan teknik
penilaian serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh satuan
pendidikan;
3. Pelaksanaan kegiatan penilaian bersifat fleksibel, menggunakan strategi,
bentuk, dan teknik yang sesuai;
4. Analisis hasil penilaian untuk mengetahui daya serap materi pembelajaran
pada tingkat peserta didik maupun tingkat kelas;
5. Pemanfaatan hasil analisis untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan; dan
6. Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang berupa angka
dan/atau deskripsi.

Bentuk dan Instrumen Penilaian


Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan dalam
bentuk Ujian Sekolah/Madrasah, UPK, RPL, ulangan akhir semester, ulangan
kenaikan kelas, dan/atau bentuk lain yang sesuai. Instrumen penilaian terdiri atas
tes dan nontes. Instrumen tes dapat berupa instrument tes tertulis, tes lisan, dan tes
praktik. Instrumen nontes dapat berupa kuesioner, lembar pengamatan, dan/atau
bentuk lain yang sesuai.

c. Penilaian Oleh Pemerintah Pusat


Mekanisme Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh Pemerintah Pusat merupakan penilaian
capaian pembelajaran (assessment of learning), yang dilakukan dengan
mekanisme sebagai berikut:
1. Penilaian oleh Pemerintah Pusat dapat meliputi ranah pengetahuan dan
keterampilan;
2. Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk Ujian Nasional
diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan;
3. Satuan pendidikan pelaksana Ujian Nasional adalah satuan pendidikan
terakreditasi;
4. Ujian Nasional diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dan
sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun; dan
5. Pemerintah Pusat dapat menyelenggarakan Penilaian Hasil Belajar dalam
bentuk lain yang hasilnya dapat digunakan untuk peningkatan, pemerataan,
dan penjaminan mutu pendidikan.

Prosedur Penilaian
Prosedur Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Pusat dilakukan melalui tahapan
berikut:
1. Perencanaan metode dan teknik penilaian oleh Pemerintah Pusat mengacu
kepada Standar Kompetensi Lulusan dan turunannya serta harus memenuhi
prinsip penilaian;
2. Penyusunan instrumen penilaian disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik penilaian serta ditelaah dan divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh
Pemerintah Pusat;
3. Pelaksanaan kegiatan penilaian bersifat fleksibel, menggunakan strategi,
bentuk, dan teknik yang sesuai dengan tujuan penilaian.
4. Analisis hasil penilaian untuk mengetahui capaian peserta didik, satuan
pendidikan, dan wilayah binaannya;
5. Pemanfaatan hasil analisis digunakan untuk pemetaan mutu program, dasar
perumusan kebijakan, alat seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya,
pengendalian mutu pendidikan di wilayah binaannya, serta pembinaan kepada
satuan pendidikan dalam rangka peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan, daerah, dan nasional;
6. Pelaporan dapat berbentuk sertifikat, profil peserta didik, profil satuan
pendidikan, dan profil daerah yang berupa angka dan/atau deskripsi;

Bentuk dan Instrumen


Penilaian Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh Pemerintah Pusat dilakukan
dalam bentuk Ujian Nasional, UKK dan/atau bentuk lain yang sesuai. Instrumen
penilaian berupa tes dan nontes. Tes dapat terdiri atas tes tertulis dan tes praktik.
Instrumen nontes dapat berupa pertanyaan survei.

d. Uji Kompetensi Keahlian


Mekanisme Pengujian
Pengujian Kompetensi peserta didik oleh lembaga sertifikasi profesi dan atau
satuan pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri merupakan
pengukuran capaian kompetensi berdasarkan skema okupasi dan atau skema
kualifikasi. Hasil pengujian untuk memperoleh sertifikat kompetensi. Mekanisme
pengujian dilakukan sesuai ketentuan lembaga sertifikasi profesi atau satuan
pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri.

Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian meliputi perencanaan, penyusunan instrumen, pelaksanaan
kegiatan, analisis, dan penerbitan sertifikat kompetensi. Prosedur pengujian
dilakukan sesuai ketentuan lembaga sertifikasi profesi atau satuan pendidikan
terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri. Prosedur pengujian hasil belajar
kejuruan peserta didik dilakukan melalui tahapan berikut:
1. Perencanaan metode dan teknik penilaian oleh lembaga sertifikasi profesi
atau satuan pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri
mengacu kepada skema sertifikasi
2. Pembukaan pendaftaran untuk penetapan peserta uji kompetensi dilanjutkan
dengan penilaian mandiri;
3. Penyusunan materi uji kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi kemasan
okupasi atau kemasan kualifikasi dengan memperhatikan perencanaan metode
dan teknik penilaian;
4. Validasi materi uji kompetensi oleh tim yang ditunjuk oleh lembaga
sertifikasi profesi atau satuan pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia
usaha/industri;
5. Penunjukan asesor kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi yang akan
diujikan;
6. Penetapan Tempat Uji Kompetensi yang telah terverifikasi;
7. Penilaian mandiri peserta, bila sudah dilakukan selama proses pembelajaran,
maka dapat digunakan dalam UKK;
8. Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan strategi, bentuk,
dan teknik yang sesuai dengan tujuan sertifikasi kompetensi;
9. Pelaporan hasil asesmen kepada lembaga sertifikasi untuk dirapatkan oleh tim
yang ditunjuk;
10. Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang dinyatakan kompeten;
dan
11. Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat digunakan untuk
pemetaan mutu program, dan perumusan kebijakan satuan pendidikan.

Bentuk dan Instrumen Penilaian


Penilaian pencapaian kompetensi peserta didik oleh asesor kompetensi dilakukan
dalam bentuk sertifikasi kompetensi atau RPL. Instrumen penilaian terdiri atas tes
dan nontes. Instrumen tes dapat berupa instrument tes tertulis, tes lisan, dan tes
praktik. Instrumen nontes dapat berupa lembar penilaian demonstrasi, lembar
penilaian portofolio, kuesioner, lembar pengamatan, dan/atau bentuk lain yang
sesuai.

4. Ulangan Dan Ujian


a. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau
kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan
belajar peserta didik.
b. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar
(KD) atau lebih.
c. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan
ulangan harian berikutnya.
d. Ujian tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 10
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ujian meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
e. Ujian akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ujian
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester
tersebut.
f. Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik
yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi
belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan.
g. Ujian Nasional adalah pengukuran pencapaian kompetensi siswa pada beberapa
mata pelajaran tertentu dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan.
h. Uji Kompetensi adalah pengukuran pencapaian kompetensi secara periodik yang
dilaksanakan oleh penguji eksternal dan internal.

5. Pelaksanaan Ulangan Dan Ujian


a. Penilaian hasil belajar yang diselenggarakan melalui ulangan harian dan Tugas
Mandiri/Kelompok dilakukan sepenuhnya oleh pendidik.
b. Penilaian hasil belajar yang diselenggarakan melalui ujian tengah semester dan
ujian akhir semester dilaksanakan oleh pendidik dibawah koordinasi satuan
pendidikan.
c. Ujian tengah semester bersifat paper based dan ujian akhir semester berbasis
komputer/android.
d. Uji Kompetensi dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) atau asosiasi
profesi atau Dunia Usaha/Dunia Industri yang memiliki kompetensi yang sesuai di
bawah koordinasi satuan pendidikan.
e. Ujian Sekolah dilaksanakan oleh satuan pendidikan
f. Ujian Nasional dilaksanakan oleh Pemerintah
g. Uji Praktik Kejuruan dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) atau
asosiasi profesi atau Dunia Usaha/Dunia Industri yang memiliki kompetensi yang
sesuai di bawah koordinasi satuan pendidikan.

6. Nilai Dan Laporan Penilaian


a. Nilai Pengamatan yang meliputi akhlak mulia, kepribadian, estetika, serta jasmani
olahraga dan kesehatan dilakukan oleh setiap guru mata pelajaran dan dihimpun
oleh wali kelas.
b. Nilai Pengembangan Diri dihimpun oleh guru BP/BK dan kesiswaan dari Pelatih/
Instruktur/ Pembimbing kegiatan pengembangan diri.
c. Nilai harian diperoleh dari gabungan Hasil ulangan harian dengan nilai tugas
dengan perbandingan 60 : 40.
d. Nilai kompetensi dasar diperoleh dari nilai harian, dan nilai tugas yang sesuai
dengan kompetensi yang dinilai
e. Nilai akhir (raport) setiap mata pelajaran normatif dan adaptif dan muatan lokal
(kelompok mata pelajaran muatan nasional dan muatan kewilayahan) diperoleh dari
gabungan rata-rata nilai setiap kompetensi dasar dengan hasil UAS dengan
perbandingan 40 : 60 atau NR = 40 % rata-rata harian (kompetensi) : 60 % UAS
f. Nilai akhir (raport) setiap mata pelajaran produkif diperoleh dari gabungan nilai
teori dan nilai praktik dengan perbandingan 30 : 70.
g. Nilai Ujian Sekolah/ Ujian Nasional dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku yang ditetapkan oleh peraturan Menteri Pendidikan Nasional.

7. Remedial
a. Peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
ulangan harian, Ujian Tengah Semester, dan Ujian Akhir Semester harus mengikuti
remedial.
b. Remedial diberikan setelah dilakukan analisis terhadap hasil ulangan siswa
bersangkutan dan tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
c. Jenis remedial terdiri dari:
1) Remedial test, dilaksanakan jika ketidaklulusan mencapai < 50 %;
Remedial test dapat diselenggarakan dengan tes tulis, lisan, atau praktik.
2) Remedial teaching, dilaksanakan jika ketidaklulusan mencapai ≥ 50 %.
Remedial teaching dapat diselenggarakan dengan berbagai kegiatan antara lain:
a) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda
melalui kegiatan tatap muka di luar jam efektif.
b) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.
c) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.
d) Pemanfaatan tutor sebaya.
d. Remedial teaching ditindaklanjuti dengan remedial test.
e. Nilai hasil remedial tidak melebihi nilai KKM.
f. Format remedial dari sekolah diberikan apabila nilai raport siswa tidak mencapai
nilai KKM pada saat pembagian raport semester ganjil.
g. Jadwal remedial terdiri dari remedial yang melekat pada guru mata pelajaran dan
remedial yang ditentukan oleh sekolah.

8. Kenaikan Kelas Dan Kelulusan


a. Persentase minimal kehadiran siswa mengikuti kegiatan pembelajaran agar dapat
diikutsertakan dalam proses penilaian adalah 75 % dari kehadiran wajib.
b. Kenaikan Kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau setiap akhir
semester genap.
c. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semerter genap,
dengan pertimbangan seluruh KI/KD yang belum tuntas pada semester ganjil, harus
dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester
genap.
d. Kriteria Kenaikan Kelas:
e. Peserta didik harus menyelesaikan seluruh program pembelajaran di kelas yang
bersangkutan ;
f. Nilai yang diperhitungkan adalah nilai semester genap dengan memperhatikan nilai
semester ganjil;
g. Peserta didik memperoleh nilai KKM untuk setiap mata pelajaran;
h. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila yang bersangkutan masih
mempunyai nilai di bawah KKM pada mata pelajaran muatan peminatan keahlian,
atau mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti atau pada tiga mata
pelajaran muatan nasional dan muatan kewilayahan. ;
i. Peserta didik memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir seluruh mata
pelajaran
j. Siswa dinyatakan tidak naik kelas apabila tidak memenuhi kriteria kenaikan kelas.
k. Siswa dinyatakan tidak naik kelas melalui rapat pleno dewan guru.
l. Kelulusan peserta didik ditetapkan oleh rapat Dewan Pendidik dengan kriteria
sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh peraturan Menteri
Pendidikan Nasional.

9. Hak Dan Kewajiban Siswa Menggunakan Fasilitas Belajar


a. Setiap siswa berhak menggunakan fasilitas belajar dalam rangka mencapai
kompetensi dasar sesuai mata pelajaran, yang berupa :
1) Alat dan Bahan Praktikum untuk mata pelajaran Normatif, Adaptif dan
Produktif
2) Media Pembelajaran
3) Alat/perabot praktik untuk mata pelajaran Kesenian, Penjaskes dan
Keterampilan
4) Komputer, SAS, WIFI dan Internet untuk praktik mata pelajaran IT
5) Ruangan khusus mata pelajaran atau kelas
b. Siswa berhak menggunakan fasilitas perpustakaan sekolah dalam bentuk meminjam
buku pelajaran, buku referensi dan pengetahuan umum di perpustakaan sesuai
prosedur.
c. Setiap siswa dianjurkan untuk memiliki minimal satu buah buku pelajaran dan buku
referensi setiap mata pelajaran yang sesuai dengan Standar Isi Kurikulum.
d. Setiap siswa berkewajiban untuk memelihara setiap fasilitas belajar yang terdapat
di Ruang Teori, Perpustakaan, Lab.IPA, Lab.Komputer dan Lab. Produktif.

10. Praktik Kerja Lapangan


a. Tujuan PKL
Program PKL disusun bersama antara SMK dan DUDI yang menjadi
Institusi/Industri Pasangan (IP) dalam pelaksanaan PKL untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik sebagai peserta PKL, sekaligus merupakan wahana
berkontribusi bagi DUDI terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di SMK.
Tujuan PKL antara lain sebagai berikut.

1) Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam


rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja.
2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan
mengambangkan kepribadiannya yang berkarajter sesuai dengan nilai-nilai
positif yang tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja
yang ditekuni.
3) Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia
kerja sesuai tuntutan pasar kerja global.
4) Memenuhui hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan
standar kompetensi lulusan.
5) Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan Model
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara SMK dan Institusi Pasangan yang
memadukan secara sistematis dan sistemik program pendidikan di sekolah
(SMK) dan program pelatihan penguasaan keahlian di dunia kerja (DUDI).

b. Manfaat PKL
1) Manfaat bagi peserta didik

a) Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.


b) Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa pengalaman
kerja langsung (real) dalam rangka menanamkan iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
c) Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menamkan etos kerja yang
tinggi sesuai budaya industri.
d) Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian
yang dipelajari.
e) Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan/ arahan
pembimbing industri dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.
f) Memperkuat kepribadiannya yang berkarater sesuai dengan tuntutan nilai-
nilai yang tumbuh dari budaya industri.

2) Manfaat bagi sekolah


a) Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
sekolah dengan duni kerja (DUDI).
b) Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung selama
PKL.
c) Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui
sinkronisasi kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan
pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan
di tempat PKL.
d) Merealisasikan program penguatan pendidikan karakter berbasis
masyarakat secara terencana dan implementatif, khususnya nilai-nilai
karakter budaya industri sebagai salah satu bentuk implementasi Peraturan
Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Peningatan Pendidikan Karakter.
e) Meningkatkan kualitas lulusan.

3) Manfaat bagi dunia kerja


a) Dunia Kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya
masyarakat sekolah sehingga dapat wahana dalam promosi produk.
b) Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk
perkembangan DUDI.
c) Dunia kerja/DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui
optimalisasi peserta PKL.
d) Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya.
e) Meningkatkan citra positif DUDI karena dapat berkontribusi terhadap
dunia pendidikan sebagai implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 9
Tahun 2016.

c. Alur Pelaksanaan
Alur pelaksanaan PKL terdiri atas kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian yang digambarkan sebagai berikut:
d. Perencanaan Program PKL
Perencanaan program Praktik Kerja Lapangan meliputi beberapa kegiatan sebagai
berikut:
1) Pemilihan Kompetensi Dasar dan Penetapan Industri
2) Penyusunan Program PKL
3) Pengaturan Pelaksanaan PKL
4) Pembekalan Peserta PKL
5) Penetapan Pembimbing
e. Pelaksanaan Program PKL
Program Praktik Kerja Lapangan di SMKN 7 Mataram dilaksanakan menggunakan
pola bulanan dengan dua sistem, yakni sistem blok penuh selama 6 bulan dan
sistem pecah 3 bulan di sekolah dan 3 bulan di DUDI sampai terpenuhi waktu 6
bulan PKL.
Selain pelaksanaan program PKL dengan pola bulanan, hal-hal yang terkait dengan
kegiatan tersebut adalah penyusunan beberapa dokumen yang terkait dengan
pelaksanaan program. Dokumen dimaksud adalah Jurnal Kegiatan PKL,
Dokumentasi Portofolio PKL, dan Petunjuk umum peserta PKL.

f. Penilaian PKL
Pada tahap penilaian, beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah Penilaian Peserta
Didik, Pemberian Sertifikat PKL, Pelaporan Nilai PKL dalam Rapot, dan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PKL.

11. Mutasi Peserta Didik


a. Ketentuan Umum
1) Mutasi masuk peserta didik dpat dilaksanakan apabila daya tampung sekolah
masih tersedia dengan memperhatikan ketentuan rasio kelas
2) Pelaksanaan proses mutasi harus obyektif,transparan, adil dan tidak
diskriminatif
b. persyaratan
1) umum
i. surat permohonan orang tua tentang mutasi masuk/keluar peserta didik
kesekolah yang dituju
ii. fotocopy rapor yang telah dilegalisir sekolah dan menujukkan rapor asli
iii. fotocopy ijasah dan SHUN yg dilegalisir bagi peserta didik SMK serta
menujukkan dokumen asli
iv. surat keterangan bahwa peserta didik yang bersangkutan tidak sedang
menjalani sanksi karena melakukan pelanggaran tata tertib sekolah
2) khusus
i. melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 2 huruf a
ii. khusus SMK, perpindahan hanya dapat dilakukan untuk kompetensi
keahlian yang sama
c. Mekanisme/Tata cara pelaksanaan mutasi masuk
1) orang tua mengajukan permohonan surat pindah ke pihak sekolah yang dituju
2) sekolah yang dituju membuatkan surat rekomendasi
3) orang tua membawa surat rekomendasi ke sekolah asal
4) sekolah asal menerima surat rekomendasi dari sekolah yang dituju
5) orang tua menyerahkan persyaratan sesuai dengan poin 2 huruf i ke sekolah
yang dituju
6) sekolah memproses mutasi siswa
d. Mekanisme/Tata cara pelaksanaan mutasi keluar
1) orang tua mencari sekolah baru yang akan dituju dan meminta surat
keterangan diterima dari sekolah baru dan diserahkan ke sekolah asal
2) orang tua mengajukan surat permohonan pindah dari sekolah asal
3) sekolah membuat surat keterangan mutasi
4) surat mutasi keluar harus melampirkan rapor asli lengkap

12. Pendidikan Penguatan Karakter


Lima penumbuhan karakter yang ada di SMKN 7 Mataram diantaranya:
a. Karakter religius adalah :
Seorang Siswa. Religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain { adanya kegiatan shlat
dhuhur bersama, setiapa hari dengan masing masing kelas yang bertugas ) puasa
pada bulan ramadhan, pembagian takjil bagi masyarakat d pada pulan puasa di
Islamic Center,
b. Karakter Nasionalisme :
merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya (upacara setiap hari senin
dan hari besar nasional, kepedulian terhadap teman sekolah, ( sakit atau
meninggal) memberi bantuan sumbangan terhadap korban bencana alam di
Lombok.
c. Karakter gotong royong:
Peduli sosial hal ini terkait dengan pembelajaran pendidikan kewarganegaran
dalam materi sosiologi. ... Gotong royong merupakan sikap mau bekerja sama
dengan baik sehingga pekerjaan cepat selesai. bekerja sama dalam membersihkan
lingkungan sekolah, dalam memeriahkan acara sekolah)
d. Karakter integritas :
dikaitkan dengan kejujuran dan tanggung jawab. Kejujuran dan tanggung jawab
dalam integritas biasanya terekspresi melalui sikap, perilaku, kebiasaan, etos,
karakter, gaya hidup, etika, etiket, dan moral. (Orang-orang berintegritas tinggi
selaras hidupnya antara pikiran, ucapan, hati nurani, mendisiplinkan anak sekolah
dalam berbusana,bertutur kata, pembiasaan bersikap,)
Sembilan pertumbuhan karakter :
a. Moral akhlak, etika, atau susila mendisiplinkan anak sekolah dalam
berbusana,bertutur kata, pembiasaan bersikap dimana SMKN 7 Mataram setiap
pagi melaksankan program 3S
b. Holistic: berarti berpikir secara menyeluruh dengan mempertimbangkan segala
aspek yang mungkin mempengaruhi tingkah laku manusia atau suatu kejadian
dalam berbudaya adanya muatan lokal pada kurikulum SMKN 7 Mataram ( muatan
bahasa sasak)
c. Terintegrasi : sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu
kesatuan yang utuh} menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi. Misalnya kegiatan malam iman dan taqwa (MABIT), Imtaq
setiap hari jum at bagi seluruh warga sekolah
d. Partisipasi suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian
tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.(keikutsertaan siswa dalam donor
darah, pembersihan lingkungan masyarakat)
e. Kearifan lokal : agian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan
dari bahasa masyarakat itu sendiri.(adanya muatan lokal pada kurikulum (
penggunaan bahasa sasak),
f. Kecakapan abab 21 : yang terintegrasi dalam Kecakapan Pengetahuan,
Keterampilan dan sikap serta penguasaan TIK dapat dikembangkan melalui: (1)
Kecakapan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking and
Problem Solving Skill; (2) Kecakapan Berkomunikasi (Communication Skills);
(3) Kecakapan Kreatifitas (keikutsertaan anak dalam bahasa inggris)
g. Adil : adalah suatu sikap yang tidak memihak atau sama rata, tidak ada yang lebih
dan tidak ada yang kurang, tidak ada pilih kasih dan masih banyak lagi persepsi
yang lainnya.( penerapan kedisiplinan siswa di sekolah, merajian kelengkapan
atribut tanpa terkecuali)
h. Selaras sama laras; setala; serasi; sesuai; sepadan( mengunakan jenis pakaian dan
atribut yang sama dengan tidak membedakan jenis yang berbeda)
i. Terukur menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian
dinamis lainnya. (memberikan sangsi pada anak yang melanggar tata tertib dengan
aturan yang ditetapkan dan berlaku)

13. Gerakan Literasi Sekolah


a. Pengertian gerakan Literasi Sekolah dan Tujuannya
Merupakan sebuah gerakan dalam upaya menumbuh kembangkan budi pekerti
siswa yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga
tercipta pembelajaran sepanjang hayat. Kegiatan rutin ini dilaksanakan untuk
menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan
membaca.
b. Tujuan Literasi
1) membantu meningkatkan pengetahuan siswa dengan cara membaca berbagai
pengetahuan yang bermanfaat
2) membantu meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pengambilan
kesimpulan terhadap bacaan yang di baca
3) meningkatakan kemampuan peserta didik dalam memberoikan penilaian kritis
terhadapat karya tulis yang di baca
4) membantu menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik

c. Program Literasi
Ada beberapa program literasi sekolah yang dapat kita terapkan pada lingkungan
sekolah SMKN 7 Mataram dianataranya:
 Jadwal wajib kunjung perpustakaan
Jadwal wajib berkunjung ke perpustakaan adalah contoh program gerakan
literasi yang pertama bisa dilaksakanan di sekolah.
 Pemberdayaan mading disetiap kelas
Pemberdayaan mading disetiap kelas ini bisa dilakukan dengan cara
mewajibkan siswa untuk membaca bebas atau mencari referensi bebas yang
ada disekitar sekolah setidaknya selama 10-15 menit. Setelah itu siswa wajib
memuat laporan. Sebagai langkah awal, program ini bi dilakukan setiap
seminggu sekali.
 Membaca buku non pelajaran sebelum proses belajar dimulai
 Membuat posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata-kata mutiara
yang ditempel dan digantung dibeberapa spot kelas
 Membuat pohon literasi di setiap kelas
Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri, dapat diisi dengan nama-
nama siswa-siswi, cita-cita siswa atau karakter mulia yang harus dilakukan bisa
dengan bahasa melanial siswa
 Membuat papan karya literasi siswa
Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya
literasi siswa.
 Mengadakan Lomba Duta Literasi Sekolah
Agenda Lomba Duta Literasi Sekolah merupakan salah satu program alternatif
untuk memotivasi siswa untuk berliterasi.
Mis; Anak yang paling banyak meminjam buku diperpustakaan dalam waktu 1
semester bisa menjadi duta literasi sekolah.
 Mengadakan Lomba Karya Literasi Antar Kelas
Lomba Karya Literasi antar kelas juga bisa menjadi salah satu program gerakan
literasi sekolah yang menarik. Mis; lomba mading antar kelas, lomba poster
antar kelas atau lomba pohon literasi antar kelas.
d. Tahap kegiatan dan penilaian gerakan literasi.
Tiga tahap literasi yakni; pembiasaan (belum ada tagihan), pengembangan (ada
tagihan non akademik), dan pembelajaran.
1) Tahap pembiasaan
Kegiatannya:
a) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
kegiatan membaca
b) Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi misal menyediakan
perpustakaan sekolah, area baca yang nyaman
2) Tahap Pengembangan
a) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
kegiatan membaca
b) Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya
literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yg menghargai keterbukaan
dan kegemaran terhadap pengetahuan (semangat belajar dan kegiatan-
kegiatan akademik yang mendukung budaya literasi sekolah)
c) Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan diperpustakaan atau
sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan
3) Tahap Pembelajaran
a) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
kegiatan membaca
b) Melakukan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata
pelajaran
c) Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya
literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yg menghargai keterbukaan
dan kegemaran terhadap pengetahuan (cetak, visual, digital yang kaya
literasi diluar buku teks pelajaran utuk memperkaya pengetahuan dalam
pelajaran)

Anda mungkin juga menyukai