A. STRUKTUR KURIKULUM
1. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
2. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
3. Teknik Otomotif Alat Berat
4. Teknik Komputer Jaringan
5. Multimedia
6. Agribisnis Perikanan Air Tawar
7. Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian
ALOKASI
WAKTU
MATA
PELAJARAN
A. Muatan Nasional
4. Matematika 424
B. Muatan Kewilayahan
2. Fisika 72
3. Biologi 72
4. Kimia 108
Total 4.876
ALOKASI
MATA PELAJARAN WAKTU
A. Muatan Nasional
4. Matematika 424
Jumlah A 1.734
B. Muatan Kewilayahan
Jumlah B 252
2. Ekonomi Bisnis 72
3. Administrasi Umum 72
4. IPA 72
1. Marketing 144
Jumlah C 3.030
Total 5.016
9. Tata Busana
KELAS
X XI XII
MATA PELAJARAN
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
B. Muatan Kewilayahan
1. Pendidikan Seni dan Budaya Sasak 3 3 - - - -
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16
2. Fisika 2 2 - - - -
3. Biologi 2 2 - - - -
4. Kimia 3 3 - - - -
KELAS
X XI XII
MATA PELAJARAN
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 2 2
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
Jumlah A 19 19 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
Jumlah B 5 5 2 2 - -
2. Ekonomi Bisnis 2 2 - - - -
3. Administrasi Umum 2 2 - - - -
4. IPA 2 2 - - - -
1. Marketing 4 4 - - - -
2. Perencanaan Bisnis 4 4 - - - -
3. Komunikasi Bisnis 5 5 - - - -
1. Penataan Produk - - 4 4 6 6
2. Bisnis Online - - 7 7 7 7
4. Administrasi Transaksi - - 7 7 6 6
Jumlah C 22 22 31 31 33 33
Total 46 46 48 48 48 48
i. Tata Busana
2. Muatan Lokal
Adapun kompetensi dasar muatan lokal yang dibelajarkan di SMKN 7 Mataram adalah
sebagai berikut:
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.1. menjelaskan asal usul nenek moyang
masarakat suku sasak
1.2. Menjelaskan penye-baran penduduk
1. Memahami asal usul nenek masyarakat suku Sasak
moyang masyarakat suku sasak 1.3. Mengetahui kehi-dupan nenek moyang
Suku Sasak
1.4. Mengetahui sistem kepercayaan nenek
moyang Suku Sa-sak
2.1 Menjelaskan adab betanduran cara
2. Memahami adat bertani nenek
Sasak
moyang Gumi Sasak
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan semua aktivitas yang dimaksudkan untuk
mendukung dan meningkatkan; (a) staf bimbingan dalam melaksanakan layanan
dasar, layanan responsif, dan layanan peminatan dan perencanaan individual,
dan (b) staf personalia sekolah yang lain dalam melaksanakan program-program
pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem terdiri atas aktivitas
manajemen yang menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program
bimbingan dan konseling secara keseluruhan.
Kegiatan utama layanan baik layanan dasar, layanan responsif, perencanaan
individual, dan dukungan sistem, dalam implementasinya dilaksanakan beberapa
jenis layanan bimbingan dan konseling, yaitu:
1) Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan
sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri
serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang
baru.
2) Layanan informasi, yaitu layanan yang membantu peserta diidik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan
lanjutan.
3) Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta
didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan
ekstra kurikuler, dan pilihan karier.
4) Layanan penguasaan konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, industri dan masyarakat.
5) Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam mengentaskan masalah pribadinya.
6) Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/ jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
7) Layanan konseling kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok.
8) Layanan konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
9) Layanan mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
10) Layanan advokasi; yaitu pendampingan peserta didik/konseli yang mengalami
perlakuan tidak mendidik, salah, diskriminatif, malpraktik, kekerasan,
pelecehan, dan tindak kriminal dengan cara mempengaruhi cara berpikir,
berperasaan dan bertindak untuk mendukung pencapaian perkembangan
optimal peserta didik. Pelaksanaan satu kali advokasi dihargai setara dengan
satu jam pelajaran.
Kesepuluh kegiatan layanan bimbingan konseling di atas didukung dengan enam
kegiatan sebagai berikut:
4. Pengembangan Diri
5. PMR
Palang Merah Remaja merupakan ekstrakurikuler yang baru tahun pelajaran ini
diadakan. Ekskul ini mengadakan latihan rutin dua kali seminggu dan meningkat
jika ada even lomba yang akan diikuti.
6. Teater
Festival Teater Moderen Pelajar dan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional
merupakan dua ajang bergengsi yang menjadi target keikutsertaan ekskul ini.
Mengadakan latihan rutin dua kali seminggu kemudian tampil dalam hari-hari besar
sekolah dapat menigkatkan mental siswa.Menjelang festival latihan dapat
meningkat berkali lipat.
9. Koperasi Siswa
Koperasi siswa adalah ekskul baru yang ditawarkan kepada siswa. Ekskul ini
menjalankan sistem koperasi yang sebenarnya. Dengan hanya membayar sejumlah
70 ribu rupiah siswa sudah terdaftar menjadi anggota koperasi dan berhak
mengikuti pelatihan perkoperasian serta terlibat dalam kegiatan koperasi sekolah
lainnya. Siswa yang menjadi anggota koperasi berhak mendapatkan kembali uang
mereka setelah tamat beserta SHU.
5) Beban Belajar
a. Dalam penyelenggaraan pendidikan, SM K N egeri 7 M ataram
menggunakan sistem semester yang membagi 1 (satu) tahun pelajaran menjadi
semester ganjil dan semester genap
b. Jumlah minggu efektif dalam satu tahun pelajaran Kurikulum 2013 pada
Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah 36 yang terbagi menjadi dua. Semester
pertama 19 minggu dan semester kedua sebanyak 17 minggu.
c. SMKN 7 Mataram melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam satu minggu
selama 6 (enam) hari;
d. Jam belajar efektif setiap minggu sebanyak 48 jam pelajaran dengan alokasi
waktu 45 menit setiap jam pelajaran.
e. Jumlah jam belajar pertahun untuk kelas X adalah 1.724, kelas XI sebanyak
1.724, dan kelas XII sejumlah 1.657.
f. Dua jam pelajaran di kelas X ditambahkan dengan memasukkan mata pelajaran
Muatan Lokal dan Bimbingan Konseling masing-masing sebanyak 1 jam
pelajaran sehingga jumlah jam belajar kelas X, kelas XI dan kelas XII sama,
yaitu 48 jam pelajaran perminggu.
g. Kegiatan belajar siswa terbagi menjadi kegiatan pembimbingan, kegiatan
berkelompok dan kegiatan mandiri. Kegiatan pembimbingan merupakan
kegiatan belajar pada tahap awal siswa diarahkan, difokuskan, dan dibimbing
oleh guru untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan
berkelompok merupakan kegiatan siswa di dalam dan atau di luar kelas dalam
kelompok-kelompok yang ditugaskan untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Kegiatan mandiri
merupakan kegiatan belajar siswa setelah melewati pembimbingan dan
berkelompok yang bertujuan untuk mengetahui, memetakan, dan
memaksimalkan potensi individu siswa sesuai standar kompetensi yang ingin
dicapai.
h. Penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam proses
pembelajaran maksimal 60% dari jumlah waktu tatap muka setiap mata
pelajaran.
C. PENGATURAN AKADEMIK
1. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
a. Proses Pembelajaran dilaksanakan dalam tahun pelajaran.
b. Satu Tahun Pelajaran dibagi menjadi dua semester.
c. Jumlah minggu efektif untuk pelaksanaan proses pembelajaran dalam satu tahun
pelajaran sebanyak 36 minggu.
d. Jumlah minggu efektif untuk pelaksanaan proses pembelajaran setiap semesternya
sebanyak 19 minggu, kecuali kelas XII dan semester genap sebanyak 17 minggu.
e. Proses pembelajaran meliputi Tatap Muka, Praktik Sekolah dan Industri dengan
perbandingan 1 jam : 2 jam : 4 jam.
f. Praktik kerja industri dilaksanakan pada pertengahan semester 3 dan atau semester
4 atau disesuaikan dengan kondisi kelas dan kesiapan DU/DI
g. Pembelajaran selama praktik kerja industri dilakukan secara mandiri melalui
modul.
h. Program sekolah yang mendukung pelaksanaan proses pembelajaran wajib diikuti
oleh siswa; meliputi Upacara bendera, imtaq, kepramukaan, MABIT, dll.
2. Kehadiran Siswa
a. Siswa wajib hadir mengikuti proses pembelajaran selama satu tahun pelajaran
untuk setiap tingkat.
b. Dalam satu semester setiap siswa wajib hadir mengikuti 75% proses pembelajaran
tatap muka per mata pelajaran.
c. Siswa diperbolehkan meninggalkan kelas hanya jika mendapatkan ijin dari guru
pengajar
d. Siswa yang meninggalkan kelas karena ada tugas lain dari sekolah, harus disertai
dengan surat tugas, surat dispensasi atau surat ijin dari petugas Tatib
e. Siswa hanya diperbolehkan meninggalkan sekolah ketika PBM berlangsung jika
mendapatkan ijin dari Wakil Kepala Sekolah, atau Guru Piket.
3. Ketidakhadiran Siswa
a. Ketidakhadiran siswa dalam kegiatan proses pembelajaran dapat disebabkan karena
:
1) Sakit (dibuktikan dengan surat keterangan dokter/ pemberitahuan langsung
orang tua/wali)
2) Izin yang didahului dengan permohonan secara tertulis dari orang tua
3) Ditugaskan oleh sekolah mengikuti kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
4) Sengaja tidak mengikuti kegiatan pembelajaran (bolos) dan atau tanpa
keterangan yang sah.
b. Keterlambatan masuk sekolah harus diganti dengan tugas tambahan yang
bentuknya ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan yang
ditandatangani oleh piket dan wali kelas.
c. Persentase minimal kehadiran siswa mengikuti kegiatan pembelajaran agar dapat
diikutsertakan dalam proses penilaian adalah 75% dari kehadiran wajib; jika
ketidakhadirannya akibat ditugaskan sekolah maka ketentuan tersebut tidak berlaku.
d. Siswa yang tidak masuk sekolah tanpa ijin selama 24 hari berturut turut dalam
satu semester akan dikembalikan kepada orangtua
4. Penilaian
a. Penilaian Oleh Pendidik
Mekanisme Penilaian
Penilaian Hasil Belajar peserta didik oleh pendidik merupakan penilaian proses
pembelajaran (assessment for learning), penilaian capaian pembelajaran
(assessment of learning), dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as
learning), yang dilakukan melalui mekanisme penilaian pembelajaran sebagai
berikut:
1. Pendidik menetapkan lingkup penilaian meliputi ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
2. Pendidik menyusun perencanaan penilaian dan melaksanakan penilaian; dan
3. Pendidik memanfaatkan hasil penilaian untuk pengambilan keputusan
berkaitan dengan peserta didik, perbaikan proses pembelajaran, membuat
pelaporan, dan kegunaan lain yang sesuai.
Prosedur Penilaian
Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan metode dan teknik penilaian oleh pendidik mengacu kepada
Standar Kompetensi Lulusan dan turunannya;
2. Penyusunan instrumen penilaian disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik penilaian serta ditelaah/divalidasi oleh sejawat pendidik mata pelajaran
yang sama;
3. Pelaksanaan kegiatan penilaian bersifat fleksibel, menggunakan strategi,
bentuk, dan teknik yang sesuai;
4. Pendidik memfasilitasi pelaksanaan penilaian mandiri oleh peserta didik pada
setiap penyelesaian proses belajar pada setiap unit kompetensi. Hasil
penilaian mandiri diverifikasi oleh pendidik untuk membantu memastikan
kesesuaiannya;
5. Analisis hasil penilaian untuk mengetahui level capaian kompetensi dan/atau
ketuntasan belajar, kelebihan, dan kekurangan pembelajaran baik tingkat
peserta didik maupun tingkat kelas;
6. Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembelajaran remedial,
meningkatkan mutu pembelajaran dan lulusan; dan
7. Pelaporan berbentuk profil pencapaian kompetensi peserta didik dan profil
kelas serta angka dan/atau deskripsi capaian belajar.
Prosedur Penilaian
Prosedur Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Pusat dilakukan melalui tahapan
berikut:
1. Perencanaan metode dan teknik penilaian oleh Pemerintah Pusat mengacu
kepada Standar Kompetensi Lulusan dan turunannya serta harus memenuhi
prinsip penilaian;
2. Penyusunan instrumen penilaian disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik penilaian serta ditelaah dan divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh
Pemerintah Pusat;
3. Pelaksanaan kegiatan penilaian bersifat fleksibel, menggunakan strategi,
bentuk, dan teknik yang sesuai dengan tujuan penilaian.
4. Analisis hasil penilaian untuk mengetahui capaian peserta didik, satuan
pendidikan, dan wilayah binaannya;
5. Pemanfaatan hasil analisis digunakan untuk pemetaan mutu program, dasar
perumusan kebijakan, alat seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya,
pengendalian mutu pendidikan di wilayah binaannya, serta pembinaan kepada
satuan pendidikan dalam rangka peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan, daerah, dan nasional;
6. Pelaporan dapat berbentuk sertifikat, profil peserta didik, profil satuan
pendidikan, dan profil daerah yang berupa angka dan/atau deskripsi;
Prosedur Pengujian
Prosedur pengujian meliputi perencanaan, penyusunan instrumen, pelaksanaan
kegiatan, analisis, dan penerbitan sertifikat kompetensi. Prosedur pengujian
dilakukan sesuai ketentuan lembaga sertifikasi profesi atau satuan pendidikan
terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri. Prosedur pengujian hasil belajar
kejuruan peserta didik dilakukan melalui tahapan berikut:
1. Perencanaan metode dan teknik penilaian oleh lembaga sertifikasi profesi
atau satuan pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia usaha/industri
mengacu kepada skema sertifikasi
2. Pembukaan pendaftaran untuk penetapan peserta uji kompetensi dilanjutkan
dengan penilaian mandiri;
3. Penyusunan materi uji kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi kemasan
okupasi atau kemasan kualifikasi dengan memperhatikan perencanaan metode
dan teknik penilaian;
4. Validasi materi uji kompetensi oleh tim yang ditunjuk oleh lembaga
sertifikasi profesi atau satuan pendidikan terakreditasi bersama mitra dunia
usaha/industri;
5. Penunjukan asesor kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi yang akan
diujikan;
6. Penetapan Tempat Uji Kompetensi yang telah terverifikasi;
7. Penilaian mandiri peserta, bila sudah dilakukan selama proses pembelajaran,
maka dapat digunakan dalam UKK;
8. Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan strategi, bentuk,
dan teknik yang sesuai dengan tujuan sertifikasi kompetensi;
9. Pelaporan hasil asesmen kepada lembaga sertifikasi untuk dirapatkan oleh tim
yang ditunjuk;
10. Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang dinyatakan kompeten;
dan
11. Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat digunakan untuk
pemetaan mutu program, dan perumusan kebijakan satuan pendidikan.
7. Remedial
a. Peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada
ulangan harian, Ujian Tengah Semester, dan Ujian Akhir Semester harus mengikuti
remedial.
b. Remedial diberikan setelah dilakukan analisis terhadap hasil ulangan siswa
bersangkutan dan tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
c. Jenis remedial terdiri dari:
1) Remedial test, dilaksanakan jika ketidaklulusan mencapai < 50 %;
Remedial test dapat diselenggarakan dengan tes tulis, lisan, atau praktik.
2) Remedial teaching, dilaksanakan jika ketidaklulusan mencapai ≥ 50 %.
Remedial teaching dapat diselenggarakan dengan berbagai kegiatan antara lain:
a) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda
melalui kegiatan tatap muka di luar jam efektif.
b) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.
c) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.
d) Pemanfaatan tutor sebaya.
d. Remedial teaching ditindaklanjuti dengan remedial test.
e. Nilai hasil remedial tidak melebihi nilai KKM.
f. Format remedial dari sekolah diberikan apabila nilai raport siswa tidak mencapai
nilai KKM pada saat pembagian raport semester ganjil.
g. Jadwal remedial terdiri dari remedial yang melekat pada guru mata pelajaran dan
remedial yang ditentukan oleh sekolah.
b. Manfaat PKL
1) Manfaat bagi peserta didik
c. Alur Pelaksanaan
Alur pelaksanaan PKL terdiri atas kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian yang digambarkan sebagai berikut:
d. Perencanaan Program PKL
Perencanaan program Praktik Kerja Lapangan meliputi beberapa kegiatan sebagai
berikut:
1) Pemilihan Kompetensi Dasar dan Penetapan Industri
2) Penyusunan Program PKL
3) Pengaturan Pelaksanaan PKL
4) Pembekalan Peserta PKL
5) Penetapan Pembimbing
e. Pelaksanaan Program PKL
Program Praktik Kerja Lapangan di SMKN 7 Mataram dilaksanakan menggunakan
pola bulanan dengan dua sistem, yakni sistem blok penuh selama 6 bulan dan
sistem pecah 3 bulan di sekolah dan 3 bulan di DUDI sampai terpenuhi waktu 6
bulan PKL.
Selain pelaksanaan program PKL dengan pola bulanan, hal-hal yang terkait dengan
kegiatan tersebut adalah penyusunan beberapa dokumen yang terkait dengan
pelaksanaan program. Dokumen dimaksud adalah Jurnal Kegiatan PKL,
Dokumentasi Portofolio PKL, dan Petunjuk umum peserta PKL.
f. Penilaian PKL
Pada tahap penilaian, beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah Penilaian Peserta
Didik, Pemberian Sertifikat PKL, Pelaporan Nilai PKL dalam Rapot, dan
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PKL.
c. Program Literasi
Ada beberapa program literasi sekolah yang dapat kita terapkan pada lingkungan
sekolah SMKN 7 Mataram dianataranya:
Jadwal wajib kunjung perpustakaan
Jadwal wajib berkunjung ke perpustakaan adalah contoh program gerakan
literasi yang pertama bisa dilaksakanan di sekolah.
Pemberdayaan mading disetiap kelas
Pemberdayaan mading disetiap kelas ini bisa dilakukan dengan cara
mewajibkan siswa untuk membaca bebas atau mencari referensi bebas yang
ada disekitar sekolah setidaknya selama 10-15 menit. Setelah itu siswa wajib
memuat laporan. Sebagai langkah awal, program ini bi dilakukan setiap
seminggu sekali.
Membaca buku non pelajaran sebelum proses belajar dimulai
Membuat posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata-kata mutiara
yang ditempel dan digantung dibeberapa spot kelas
Membuat pohon literasi di setiap kelas
Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri, dapat diisi dengan nama-
nama siswa-siswi, cita-cita siswa atau karakter mulia yang harus dilakukan bisa
dengan bahasa melanial siswa
Membuat papan karya literasi siswa
Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya
literasi siswa.
Mengadakan Lomba Duta Literasi Sekolah
Agenda Lomba Duta Literasi Sekolah merupakan salah satu program alternatif
untuk memotivasi siswa untuk berliterasi.
Mis; Anak yang paling banyak meminjam buku diperpustakaan dalam waktu 1
semester bisa menjadi duta literasi sekolah.
Mengadakan Lomba Karya Literasi Antar Kelas
Lomba Karya Literasi antar kelas juga bisa menjadi salah satu program gerakan
literasi sekolah yang menarik. Mis; lomba mading antar kelas, lomba poster
antar kelas atau lomba pohon literasi antar kelas.
d. Tahap kegiatan dan penilaian gerakan literasi.
Tiga tahap literasi yakni; pembiasaan (belum ada tagihan), pengembangan (ada
tagihan non akademik), dan pembelajaran.
1) Tahap pembiasaan
Kegiatannya:
a) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
kegiatan membaca
b) Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi misal menyediakan
perpustakaan sekolah, area baca yang nyaman
2) Tahap Pengembangan
a) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
kegiatan membaca
b) Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya
literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yg menghargai keterbukaan
dan kegemaran terhadap pengetahuan (semangat belajar dan kegiatan-
kegiatan akademik yang mendukung budaya literasi sekolah)
c) Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan diperpustakaan atau
sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan
3) Tahap Pembelajaran
a) Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui
kegiatan membaca
b) Melakukan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata
pelajaran
c) Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya
literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yg menghargai keterbukaan
dan kegemaran terhadap pengetahuan (cetak, visual, digital yang kaya
literasi diluar buku teks pelajaran utuk memperkaya pengetahuan dalam
pelajaran)