Anda di halaman 1dari 18

KUALITAS PELAYANAN JASA TERMINAL PENUMPANG PADA

PELABUHAN PT. PELINDO I (PERSERO) SRI BAYINTAN KIJANG

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

RAHMAT HIDAYAT
NIM : 110563201072

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DANILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
KUALITAS PELAYANAN JASA TERMINAL PENUMPANG PADA
PELABUHAN PT. PELINDO I (PERSERO) SRI BAYINTAN KIJANG

RAHMAT HIDAYAT
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Danilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Pelabuhan PT. PELINDO I Sri Bayintan Kijang merupakan pelabuhan yang


terletak di wilayah Bintan Timur dan merupakan pelabuhan Perwakilan dari
Pelabuhan cabang PT. PELINDO I Sri Bintan Pura Tanjungpinang. PT. PELINDO I
Sri Bayintan sebagai penyelenggara perhubungan laut khususnya di Provinsi
Kepulauan Riau mempunyai peran yang sangat penting bagi jalur trasportasi laut
untuk masyarakat karena Pelabuhan PT. PELINDO I Sri Bayintan ini selalu rutin
melakukan kegiatan penyeberangan laut dengan kapal-kapal berukuran besar milik
PT. PELNI. Salah satu kegiatan pelayanan jasa Pelabuhan PT. PELINDO I Sri
Bayintan adalah Jasa Terminal Penumpang. Terminal Penumpang adalah suatu
tempat atau ruangan untuk menunggu waktu embarkasi atau naik keatas kapal yang
disediakan oleh PT. PELINDO I Sri Bayintan (Pelabuhan) kepada penumpang yang
akan segera berangkat
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan
jasa terminal penumpang pada PT. PELINDO (Persero) I Sri Bayintan Kijang dengan
jenis penelitian Kuantitatif. Untuk mengukur kualitas pelayanan di Pelabuhan Sri
Bayintan Kijang peneliti mengacu kepada pendapat Tjiptono & Diana (Wijaya,
2011:74) yang merumuskan bahwa ada 5 dimensi kualitas pelayanan yang disebut
Service Quality. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 98
penumpang. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan penilaian terhadap Kualitas Pelayanan dengan pelayanan yang diharapkan
(expected service) dan pelayanan yang diterima (perceived service).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Kualitas Pelayanan Jasa
Terminal Penumpang pada PT. PELINDO I Sri Bayintan Kijang diketahui bahwa
Pelayanan yang diterima oleh penumpang belum sesuai dengan pelayanan yang
diharapkan oleh penumpang. Dengan melakukan perhitungan GAP dari kelima
dimensi kualitas pelayanan diketahui bahwa rata-rata kelima dimensi memiliki nilai
0,569, dimana hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pada PT. PELINDO I
Sri Bayintan Kijang dilihat dari rata-rata seluruh dimensi tidak baik berdasarkan nilai
Q (kualitas) < 1

Kata Kunci : Kualitas Pelayanan

1
ABSTRACT

Port PT. PELINDO I Sri Bayintan Kijang is a port situated in the territory of
East Bintan and is the port of Representatives of the Port branch of PT. PELINDO I
Sri Bintan Pura Tanjungpinang. PT. PELINDO I Sri Bayintan as providers of
marine transportation, especially in Riau Islands province has a very important role
for sea transportation lines to the public because of the Port of PT PELINDO I Sri
Bayintan have always routinely conduct sea crossings to large-sized ships owned by
PT. PELNI. One of the services activities Port PT. PELINDO I Sri Bayintan is the
Passenger Terminal Services. Passenger Terminal is a place or room to wait for the
time of embarcation or rise above the ship provided by PT. PELINDO I Sri Bayintan
(Port) to passengers who will soon depart
The purpose of this study was to determine the quality of passenger terminal
services at PT. PELINDO I (Persero) Bayintan Sri Kijang with this type of
quantitative research. To measure the quality of services at the Port of Sri Kijang
Bayintan researchers refer to the opinions Tjiptono & Diana (Wijaya, 2011: 74),
who theorized that there are five dimensions of service quality which is called
Service Quality. The samples used in the study are as much as 98 passengers.
Analysis of the data in this research is to do scoring towards Quality Services with
service expected (expected service) and service received (perceived service).
Based on the results of research conducted on the Passenger Terminal
Service Quality at PT. PELINDO I Sri Bayintan Kijang is known that the service
received by passengers is not in accordance with the service expected by the
passenger. By calculating the GAP of the five dimensions of service quality in mind
that the average fifth dimension has a value of 0.569, where it indicates that the
quality of service at PT. PELINDO I Sri Bayintan Kijang seen from the average of
all dimensions aren’t good based on the value of Q (quality) <1

Keywords: Service Quality

2
I PENDAHULUAN Parasuraman, Valarie A. Zeithaml dan
A. Latar Belakang Leoanard L. Berry kemudian mendapat
Penelitian ini bertujuan untuk banyak pengakuan dan persetujuan dari
mengamati mengenai kualitas ilmuwan-ilmuwan lain seperti misalnya
pelayanan di Terminal Penumpang M. Carman (1990), J. Joseph Cronin Jr
Pelabuhan PT. PELINDO I Sri and Steven A. Taylor (1992), Thomas
Bayintan Kijang. Hal ini penting P. Van Dyke (1997) dan Alexandria
sebagai bahan evaluasi dan Brysland and Adrienne Gurry (2001).
pembelajaran bagi Pelabuhan PT. Kualitas pelayanan kini memainkan
PELINDO I Sri Bayintan dalam peranan penting dalam banyak industri
membenahi kualitas pelayanan yang jasa karena merupakan pembeda yang
diberikan agar lebih optimal. paling efektif bagi sejumlah produk
Kualitas pelayanan bukanlah sebuah (Wijaya 2011:1). Maka tidak
wacana baru dalam dunia akedemisi mengherankan saat ini banyak
tetapi faktanya sampai hari ini masih perusahaan yang dulu bersaing
banyak tulisan-tulisan yang memuat berdasarkan harga yang murah atau
wacana ini dikarenakan hingga saat ini teknologi yang canggih
di Indonesia belum semua mengembangkan strategi bisnis mereka
instansi,lembaga ataupun perusahaan berdasarkan kualitas pelayanan yang
yang mampu memberikan kualitas dapat memuaskan konsumennya.
pelayanan yang baik kepada Kotler (Wijaya 2011:2)
konsumennya. menyebutkan bahwa kepuasan
Sebuah pelayanan dapat dikatakan konsumen merupakan fungsi dari
berkualitas apabila pengharapan yang pandangan terhadap kinerja produk atau
diinginkan pemakainya baik yang jasa dan harapan konsumen. Kepuasan
berbentuk jasa maupun barang telah merupakan fungsi dari persepsi kesan
terpenuhi. Sebuah pelayanan juga atau kinerja dan harapan konsumen.
dianggap memiliki kualitas setelah Jika kinerja di bawah harapan maka
mereka memberikan pelayanan yang konsumen tidak akan puas, jika kinerja
telah diharapkan oleh masyarakat memenuhi harapan maka konsumen
sebagai abdi masyarakat yang akan puas dan jika kinerja melebihi
bertanggung jawab atas kinerjanya. harapan maka konsumen akan sangat
Pada tahun 1985 tiga orang pakar puas. Akhir-akhir ini persaingan antar
yang pertama kali melakukan penelitian instansi, lembaga, dan perusahaan
tentang kualitas pelayanan yaitu penyedia jasa pelayanan semakin ketat
Parasuraman, Valarie A. Zeithaml dan sehingga menuntut mereka agar selalu
Leoanard L. Berry dalam jurnalnya dapat memanjakan dan memberikan
yang berjudulnya “A conceptual Model of pelayanan terbaik kepada para
Service Quality and Implications for Future konsumennya. Konsumen saat ini
Research” mengatakan bahwa didalam sangat selektif dalam memilih
mengukur suatu kualitas pelayanan perusahaan penyedia jasa yang dapat
menggunakan perbandingan antara nilai memberikan pelayanan yang terbaik
harapan dan nilai persepsi konsumen kepadanya.
sehingga akhirnya akan terlihat gap Pelabuhan PT. PELINDO I Sri
antara kedua nilai tersebut. Pemikran Bayintan Kijang merupakan pelabuhan
dan ide yang di rumuskan oleh yang terletak di wilayah Bintan Timur
dan merupakan pelabuhan Perwakilan 1. Rusaknya akses jalan masuk dan
dari Pelabuhan cabang PT. PELINDO I keluar menuju Pelabuhan Sri Bayintan
Sri Bintan Pura Tanjungpinang. PT. Kijang
PELINDO I Sri Bayintan sebagai 2. Parkir kendaraan bermotor para
penyelenggara perhubungan laut penjemput dan pengantar tidak di pada
khususnya di Provinsi Kepulauan Riau area parkir yang disediakan
mempunyai peran yang sangat penting 3. Luas terminal dan minimnya
bagi jalur trasportasi laut untuk fasilitas pada terminal penumpang
masyarakat karena Pelabuhan PT. Pelabuhan Sri Bayintan Kijang yang
PELINDO I Sri Bayintan ini selalu belum memadai
rutin melakukan kegiatan 4. Pedagang yang berjualan di area
penyeberangan laut dengan kapal-kapal yang dilarang dalam terminal
berukuran besar milik PT. PELNI setiap penumpang
minggunya, hal ini terjadi karena di 5. Layanan informasi yang belum
wilayah Pulau Bintan hanya PT. maksimal.
PELINDO I Sri Bayintan yang Berdasarkan data jumlah
memiliki kedalaman laut yang cukup penumpang dari tahun 2010 sampai
untuk bisa dilewati kapal-kapal dengan April 2016 menunjukkan bahwa
berukuran besar. Banyak penumpang jumlah setiap tahunnya mengalami
yang datang dari dalam dan luar pulau ketidakstabilan. Hal tersebut
di sekitar Pulau Bintan untuk pergi mengindikasikan adanya ketidakpuasan
keluar menuju suatu daerah ataupun penumpang terhadap pelayanan yang
provinsi lainnya melalui Pelabuhan PT. diberikan. Dari uraian diatas
PELINDO I Sri Bayintan setiap selanjutnya membuat peneliti tertarik
minggunya. untuk mengetahui bagaimana kualitas
Salah satu kegiatan pelayanan jasa pelayanan yang diberikan petugas
Pelabuhan PT. PELINDO I Sri pelabuhan, fasilitas yang disediakan
Bayintan adalah Jasa Terminal pelabuhan dalam ruang terminal,
Penumpang. Terminal Penumpang kenyamanan serta keamanan
adalah suatu tempat atau ruangan untuk penumpang dan lain sebagainya. Hal ini
menunggu waktu embarkasi atau naik dilakukan untuk mengetahui keinginan
keatas kapal yang disediakan oleh PT. serta harapan penumpang agar
PELINDO I Sri Bayintan (Pelabuhan) pelayanan yang ada dapat memberikan
kepada penumpang yang akan segera kepuasan penumpang yang akhirnya
berangkat. Sebagai salah satu dapat membentuk loyalitas dari
perusahaan yang menawarkan jasa penumpang.
pelayanan untuk penumpang Pelabuhan Penelitian tentang kualitas
PT. PELINDO I Sri Bayintan dituntut pelayanan sebelumnya yang ditulis oleh
dapat memberikan pelayanan yang Septyan Nur Andika dalam skripsinya
berkualitas bagi para calon yang berjudul “Kualitas Pelayanan
penumpangnya. Jasa Terminal Penumpang Gapura
Didalam mewujudkan kualitas Surya Nusantara Pada PT PELINDO
pelayanan yang optimal khususnya bagi III (PERSERO) Cabang Tanjung Perak
Pelabuhan Sri Bayintan Kijang, masih Surabaya” dibahas tentang bagaimana
terdapat beberapa gejala permasalahan melihat kualitas pelayanan dalam
didalam pelaksanaannya yaitu : sebuah terminal penumpang yang baru

4
saja di renovasi dengan menguraikan perubahan yang positif bagi kualitas
masalah menjadi 5 dimensi dengan pelayanan. Hal ini disebabkan oleh
menggunakan teori Tjiptono & Diana pembuatan kultur organisasi yang
(dalam Wijaya, 2011:74) yaitu berperan sebagai nilai dan pedoman
realibility (kehandalan), responsiveness yang harus diterapkan petugas dalam
(ketanggapan dan kepedulian), melayani penumpang sehingga
assurance (jaminan kepastian), empathy meningkatkan kemampuan petugas
(empati), dan tangible (berwujud). dalam melayani penumpang. Dalam
Teknik pengumpulan data penelitian ini dapat diambil pelajaran
menggunakan observasi, wawancara bahwa dengan merubah budaya
serta dokumentasi sedangkan teknik organisasi dapat merubah kualitas
analisis data menggunakan model pelayanan menjadi lebih baik dari
interaktif dari Miles dan Hubberman. sebelumnya.
Dalam penelitiannya pada terminal Jika dalam penelitian sebelumnya
penumpang yang baru dibangun memfokuskan masalah penelitian pada
kembali ini dengan menambah pelayanan yang diterima dan kualitas
kapasitas penumpang serta perbaikan pelayanan dipandang dari budaya dalam
fasilitas dengan taraf standard organisasi maka pada penelitian saya
internasional yang dilakukan oleh pihak ini memfokuskan permasalahan kualitas
PT. PELINDO III cabang Tanjung pelayanan menurut apa yang dirasakan
Perak didapati bahwa dari kelima dan apa yang diinginkan oleh
dimensi yang diteliti semuanya penumpang sebagai konsumen. Dengan
mendapat tanggapan baik/puas dari menggunakan analisis SERVEQUAL
penumpang. Dalam penelitian ini dapat akan dapat menggambarkan bagaimana
dipelajari bahwa kondisi kualitas pelayanan yang diterima dan pelayanan
pelayanan ruang terminal penumpang yang diharapkan serta mengetahui
yang sebelumnya buruk dapat seberapa besar GAP atau kesenjangan
diperbaiki dengan membangun kembali diantara keduanya.
dan menambah fasilitas-fasilitas dengan Berdasarkan pemaparan diatas
standard internasional sehingga maka peneliti tertarik untuk melakukan
mendapatkan respon yang positif dari penelitian dengan judul “Kualitas
penumpang. Pelayanan Jasa Terminal
Penelitian lain tentang kualitas Penumpang pada Pelabuhan PT.
Pelayanan sebelumnya juga pernah PELINDO (Persero) I Sri Bayintan
ditulis oleh Heni Agustini dalam Kijang”. Dengan harapan bahwa segala
artikelnya yang berjudul “Studi bentuk analisis akan dapat membantu
Kualitas Pelayanan Kereta Api Tawang sebagai masukkan dan pembelajaran
Jaya Kelas Ekonomi DAOP IV untuk pihak terkait agar lebih baik
Semarang”. Teori yang digunakan kedepannya.
adalah model manajemen pelayanan B. Perumusan Masalah
serta penelitiannya dilakukan dengan Berdasarkan latar belakang
tipe penelitian eksploratif. Dalam tersebut maka peneliti membuat
artikel penelitiannya ini permasalahan rumusan masalah untuk mempermudah
kualitas pelayanan dipandang dari ruang lingkup masalah yang akan dikaji
budaya dalam organisasi. Perubahan agar penelitian ini bisa fokus pada satu
struktur organisasi mendorong masalah yang dikemukakan. Adapun

5
rumusan masalahnya yaitu: 1. Kehandalan (reliability) yaitu
“Bagaimana Kualitas Pelayanan Jasa kemampuan memberikan pelayanan
Terminal Penumpang pada yang dijanjikan dengan segera, akurat
Pelabuhan PT. PELINDO I (Persero) dan memuaskan. Kehandalan dapat
Sri Bayintan Kijang ? dilihat dari:
a. Kecepatan pelayanan petugas dalam
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian melayani penumpang.
b. Kesesuaian pelayanan yang
1. Tujuan Penelitian diberikan dengan kebutuhan
Adapun tujuan dari penelitian penumpang.
ini adalah untuk mengetahui kualitas c. Kesesuaian petugas dalam
pelayanan jasa terminal penumpang memberikan informasi yang akurat.
pada PT. PELINDO (Persero) I Sri d. Pemenuhan janji pelayananan yang
Bayintan Kijang. tepat dan memuaskan.
2. Kegunaan Penelitian e. Kesigapan dan kecakapan petugas
Adapun kegunaan penelitian ini dalam menanggapi keluhan
adalah sebagai berikut: penumpang.
1. Secara Praktis :
a. Diharapkan dapat digunakan 2. Daya Tanggap (Responsiveness)
sebagai bahan masukan bagi PT. yaitu keinginan petugas untuk
PELINDO I Sri Bayintan Kijang untuk membantu para pelanggan dan
dapat meningkatkan atau memperbaiki memberikan pelayanan dengan tanggap
pelayanannya khususnya pada terminal dan peduli terhadap keluhan atau
penumpang. harapan penumpang. Daya tanggap
b. Penelitian ini diharapkan dapat tersebut dapat kita lihat dari indikator
memberi manfaat dan pelajaran yang sebagai berikut yaitu:
berguna kepada peneliti maupun a. Kesediaan petugas memberikan
mahasiswa untuk mengetahui tentang pelayanan dengan cepat kepada
kualitas pelayanan yang diberikan oleh penumpang.
PT. PELINDO I Sri Bayintan dalam b. Kesiapansediaan petugas dalam
pelayanan jasa di terminal penumpang. menjawab pertanyaan dari
2. Secara teoritis diharapkan penumpang.
penelitian ini mampu memberikan c. Kerelaan petugas memberikan
kontribusi terhadap perkembangan Ilmu waktu dalam melayani penumpang.
Administrasi Negara khususnya dalam d. Kesediaan petugas menerima kritik
pelayanan publik . dan saran dari penumpang.
e. Tindak lanjut dari setiap kritik dan
D. Konsep Operasional saran yang telah disampaikan.
Untuk mengukur kualitas pelayanan
di Pelabuhan Sri Bayintan Kijang 3. Jaminan (Assurance) yaitu rasa aman
peneliti mengacu kepada pendapat dari bahaya, resiko, atau keraguan dan
Tjiptono & Diana (Wijaya, 2011:74) kepastian yang mencakup pengetahuan,
yang merumuskan bahwa ada 5 dimensi kesopanan dan sikap dapat dipercaya
kualitas pelayanan yang disebut Service yang dimiliki petugas. Hal tersebut
Quality yakni sebagai berikut : dapat dilihat dari:

6
a. Jaminan keamanan dari pihak c. Kelengkapan pakaian seragam
pelabuhan. petugas
b. Kemampuan petugas dalam d. Sarana dan prasarana yang memadai
menjaga kepercayaan penumpang. e. Lokasi penyedia fasilitas pelayanan
c. Pengetahuan yang dimiliki petugas mudah terjangkau
dalam melayani penumpang.
d. Kemampuan petugas dalam Sedangkan teknik pengukuran yang
memberikan perlindungan apabila digunakan oleh peneliti adalah dengan
terdapat resiko yang terjadi kepada menggunakan skala likert. Menurut
penumpang. Sugiyono (2009:107) ”Skala likert
e. Kemampuan teknis petugas dalam digunakan untuk mengukur sikap,
memberikan pelayanan. pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena
4. Empati (Empathy) yaitu sifat dan sosial.” Lebih lanjut Sugiyono
kemampuan petugas untuk memberikan (2009:107) mengatakan: “Jawaban item
perhatian penuh kepada pelanggan, instrument yang menggunakan skala
kemudahan melakukan kontak, likert mempunyai gradasi sangat positif
komunikasi yang baik dan memahami sampai negatif yang dapat berupa kata-
kebutuhan penumpang. Empati dapat kata antara lain, sangat baik, baik, ragu-
kita lihat melalui indikator berikut ragu, kurang baik dan tidak baik atau
yaitu: jawaban lain yang mempunyai makna
a. Kemudahan penumpang untuk yang sama”.
menyelesaikan masalah kebutuhan
atau keluhan kepada petugas. E. Metode Penelitian
b. Kesediaan petugas dalam menjalin Penelitian ini merupakan metode
komunikasi yang baik dengan deskriptif kuantitatif. Sugiyono (2013
penumpang. : 8) mendefinisikan penelitian deskriptif
c. Pemahaman petugas atas kebutuhan adalah penelitian yang dilakukan untuk
penumpang. mengetahui nilai variable mandiri, baik
d. Keramahan petugas dalam satu variabel atau lebih (independen)
memberikan pelayananan. tanpa membuat perbandingan atau
e. Pelayanan yang diberikan merata menghubungkan variable satu dengan
kepada semua penumpang tanpa variable lainnya dengan jenis data dan
memandang status. analisisnya kuantitatif yaitu data yang
berbentuk angka.
5. Bukti Fisik (tangible) yaitu wujud
kenyataan secara fisik yang meliputi F. Teknik Analisis Data
fasilitas, peralatan, pegawai dan sarana Analisa data merupakan kegiatan
prasarana lainnya untuk melayani setelah data dari seluruh responden atau
penumpang. Hal tersebut dapat diliihat sumber data lain terkumpul. Kegiatan
dari: dalam analisis data menggunakan
a. Keadaan ruangan yang bersih serta statistik deskriptif yaitu menganalisis
nyaman bagi penumpang data dengan cara mendeskripsikan atau
b. Kelengkapan peralatan serta menggambarkan data yang telah
fasilitas pelayanan untuk terkumpul dari responden kemudian
penumpang. dipisahkan menurut jenis data,

7
kelompok data, kemudian data tersebut Keterangan :
dianalisis, disajikan dalam bentuk table
dan penjelasan hasil tanggapan Q = Kualitas
responden yang menunjukkan penilaian P = Jumlah nilai rata-rata persepsi
terhadap Kualitas Pelayanan dengan tiap dimensi
pelayanan yang diharapkan (expected E = Jumlah nilai rata-rata
service) dan pelayanan yang diterima ekspektasi tiap dimensi
(perceived service) untuk
mendeskripsikan data agar lebih mudah Jika Kualitas (Q) < 1 maka
dimengerti. kualitas pelayanan dikatakan tidak baik,
Dengan sampel sebanyak 98 sebaliknya jika (Q) > 1 maka kualitas
penumpang dan di bagi ke dalam 5 pelayanan dikatakan sangat baik.
kelas yaitu Tidak Baik/Tidak Penting
skor 1, Kurang Baik/Kurang Penting G. Hipotesis
dengan skor 2, Ragu-ragu dengan skor Menurut Sugiyono (2013:64)
3, Baik/Penting dengan skor 4 dan hipotesis merupakan jawaban
Sangat Baik/Sangat Penting dengan sementara terhadap rumusan masalah
skor 5 maka dapat diketahui bahwa skor penelitian dengan menggunakan
tertinggi adalah 98 x 5 = 490 dan skor pendekatan kuantitatif.
terendah adalah 98 x 1 = 98. Hipotesis dapat mendukung dan
Pada tahap berikutnya untuk menolak hasil penelitian. Adapun
mengidentifikasi Gap (Kesenjangan) hipotesis dalam penelitian ini adalah
dengan metode SERVQUAL (Wijaya sebagai berikut :
2011:167) antara Pelayanan yang 1. Nilai Kesenjangan (Gap) antara
diterima (Persepsi) dan Pelayanan yang pelayanan yang diterima dengan
diharapkan (Ekspektasi) dapat pelayanan yang diharapkan negatif
dilakukan dengan rumus : sehingga berdampak nilai kualitas
G = P (Persepsi) – E (Ekspektasi) pelayanan < 0 yang berarti kualitas
Keterangan : pelayanan tidak baik.
G = Gap (Kesenjangan) 2. Nilai Kesenjangan (Gap) antara
P = Nilai rata-rata persepsi pelayanan yang diterima dengan
N = Nilai rata-rata ekspektasi pelayanan yang diharapkan positif
Langkah pertama mencari Gap sehingga berdampak nilai kualitas
(Kesenjangan) adalah mencari nilai pelayanan > 0 yang berarti kualitas
rata-rata persepsi, ekspektasi dan Gap pelayanan baik.
tiap-tiap indikator kemudian dihitung
rata-rata (Mean) perdimensi.
Selanjutnya langkah kedua mencari
Gap (Kesenjangan) yaitu menghitung
rata-rata Gap dari variabel yang
dilakukan dengan menggunakan rumus:

8
II. LANDASAN TEORI Lebih lanjut menurut Wyckof dalam
Hardiyati (2010:10) menjelaskan
Kita ketahui bahwa pelayanan yang bahwa:
memuaskan adalah pelayanan yang “Kualitas jasa adalah tingkat
sesuai dengan kebutuhan dan harapan keunggulan yang diharapkan dan
dari masyarakat itu sendiri. Pelayanan pengendalian atas tingkat keunggulan
yang berkualitas dapat dilakukan untuk memenuhi keinginan pelanggan.
dengan konsep “layanan sepenuh hati” Apabila jasa yang diterima sesuai
seperti yang dikemukakan oleh Patricia dengan yang diharapkan, maka kualitas
Patton dalam Sinambela (2011:8) jasa dipersepsikan baik dan
bahwa yang dimaksudkan layanan memuaskan. Jika jasa yang diterima
sepenuh hati itu adalah layanan yang melampaui harapan pelanggan, maka
berasal dari diri sendiri yang kualitas jasa dipersepsikan ideal.
mencerminkan emosi, watak, Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih
keyakinan, nilai, sudut pandang dan rendah dari pada yang diharapkan,
perasaan. Sehingga dapat dikatakan maka kualitas jasa dianggap buruk.
bahwa layanan berkualitas itu dapat Mengacu pada pengertian kualitas
tercermin dari kesungguhan penyedia layanan tersebut maka konsep kualitas
jasa atau aparatur untuk melayani dan layanan adalah suatu daya tanggap dan
menjadikan kepuasan pelanggan realitas dari jasa yang diberikan
sebagai tujuan utamanya. perusahaan”.
Menurut Lovelock dan Waright Kualitas pelayanan itu hanya dapat
(2007:96) bahwa kualitas pelayanan dirasakan apabila telah terjadi interaksi
jasa adalah evaluasi kognitif jangka antara konsumen dengan pihak
panjang pelanggan terhadap penyerahan perusahaan yang memberikan
jasa yang diberikan oleh Perusahaan. pelayanan jasanya. Jika dihubungkan
Apabila pelayanan yang diberikan baik dengan perusahaan PT. PELINDO I
maka akan menghasilkan kepuasan Kijang maka sudah selayaknya sebuah
yang tinggi pula. Kemudian Khasmir perusahaan harus mulai memahami
(2005:4) menegaskan bahwa kepuasan bahwa pentingnya pelayanan kepada
pelanggan akan dicapai jika faktor pelanggan melalui peningkatan kualitas
utama dari pelayanan tersebut tersedia pelayanan. Sesuai dengan pendapat
dimana ada kesiapan dari sumber daya yang dikemukakan oleh Tjiptono dalam
manusia itu sendiri dalam melayani Hardiyati (2010:22) bahwa kini
calon pelanggannya. semakin disadari bahwa pelayanan
Pelayanan dapat dikatakan (kepuasan pelanggan) merupakan aspek
berkualitas apabila pelayanan itu sendiri vital dalam rangka bertahan dalam
telah sesuai dengan keinginan bisnis dalam memenangkan persaingan.
pemakainya baik itu berupa barang Menurut Tjiptono dalam Saidani
maupun jasa. Sebuah perusahaan dan Arifin (2012:4) menyatakan bahwa:
penyedia jasa sendiri dikatakan “Kualitas jasa merupakan sesuatu yang
berkualitas apabila mereka memberikan dipersepsikan oleh pelanggan.
pelayanan yang memuaskan kepada Pelanggan akan menilai kualitas sebuah
pelanggan yang telah menggunakan jasa yang dirasakan berdasarkan apa
jasa perusahaan tersebut. yang mereka deskripsikan dalam benak
mereka. Pelanggan akan beralih ke

9
penyedia jasa lain yang lebih mampu penelitian mereka dalam Tjiptono
memahami kebutuhan spesifik (2011:215). Perjalanan panjang
pelanggan dan memberikan layanan perkembangan model SERVQUAL bias
yang lebih baik”. ditelusuri dari kelahiran SERVQUAL dan
Untuk mengukur kualitas pelayanan pengukuran SERVQUAL sebagai berikut:
a. Kelahiran SERVQUAL (1983-1985)
peneliti mengacu kepada pendapat Pada tahun 1983 tiga pakar
Tjiptono & Diana (Wijaya, 2011:74) terkemuka kualitas jasa yaitu
yang merumuskan bahwa ada 5 dimensi A.Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, dan
kualitas pelayanan yang disebut Service Leonard L.Berry memberikan kontribusi
Quality yakni sebagai berikut : pertama mereka yang berjudul “A
1. Kehandalan (reliability) yaitu Conceptual Model Of Service Quality And
kemampuan memberikan pelayanan Al Of Its Implications For Future
yang dijanjikan dengan segera, akurat Research” yang dipublikasikan di journal
dan memuaskan. of marketing. Dalam paper tersebut
2. Daya Tanggap (Responsiveness) dipaparkan secara terperinci lima gap
yaitu keinginan petugas untuk kualitas jasa yang berpotensi menjadi
sumber masalah dan berpengaruh terhadap
membantu para pelanggan dan kualitas jasa.
memberikan pelayanan dengan tanggap 1. Gap Antara Harapan Pelanggan dan
dan peduli terhadap keluhan atau Persepsi Manajemen (knowledge
harapan pelanggan. Gap). Dimana gap ini berarti bahwa
3. Jaminan (Assurance) yaitu rasa pihak manajemen mempersepsikan
aman dari bahaya, resiko, atau keraguan ekspektasi pelanggan terhadap
dan kepastian yang mencakup kualitas jasa secara tidak akurat.
pengetahuan, kesopanan dan sikap 2. Gap Spesifikasi kualitas yaitu
dapat dipercaya yang dimiliki penyedia perbedaan antara persepsi manajemen
jasa. terhadap harapan konsumen dan
4. Empati (Empathy) yaitu sifat dan spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan
terjadi antara lain karena tidak
kemampuan petugas untuk memberikan memadai komitmen manajemen
perhatian penuh kepada pelanggan, terhadap kualitas jasa, persepsi
kemudahan melakukan kontak, mengenai ketidaklayakan, tidak
komunikasi yang baik dan memahami menyusun standar kerja yang jelas,
kebutuhan pelanggan. dan tidak ada penyusunan tujuan.
5. Bukti fisik (tangible) yaitu wujud 3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa
kenyataan secara fisik yang meliputi dan penyampaian jasa yaitu gap ini
fasilitas, peralatan, pegawai dan sarana berarti bahwa spesifikasi kualitas
prasarana lainnya untuk melayani tidak terpenuhi oleh kinerja dalam
pelanggan. proses produksi dan penyampaian
jasa. Gap ini bisa disebabkan oleh
Model SERVQUAL beberapa faktor diantaranya yaitu :
Karyawan yang kurang terlatih, beban
Model kualitas jasa yang paling kerja terlalu berlebihan, standard
populer dan hingga saat ini sering menjadi kinerja tidak dapat ditetapkan.
acuan dalam riset manajemen dan 4. Gap antara penyampaian jasa dan
pemasaran jasa yaitu model servqual komunikasi eksternal yaitu perbedaan
(service quality) yang dikembangkan oleh antara penyampaian jasa dan
Pasuraman, Zeithaml dan Berry (1985, komunikasi eksternal, seringkali
1988, 1990, 1991, 1994) dalam serangkaian harapan pelanggan perusahaan.

10
Resikonya harapan pelanggan bisa III. GAMBARAN UMUM LOKASI
membungbung tinggi dan sulit PENELITIAN
dipenuhi, terutama jika perusahaan PT. PELINDO I Sri Bayintan
memberikan janji yang berlebihan. Kijang merupakan pelabuhan
5. Gap antara jasa yang dipersepsikan perwakilan sebagai perpanjangan
dan jasa yang diharapkan yaitu
tangan pelabuhan Cabang PT.
kesenjangan antara jasa yang
dipersepsikan dan jasa yang PELINDO I Sri Bintan Pura
diharapkan. Gap ini apabila pelanggan Tanjungpinang. Dikarenakan masalah
mengukur kinerja perusahaan dengan kedalaman laut yang kurang
cara ukuran yang berbeda atau bisa mendukung, kapal-kapal yang
juga keliru dalam mempersepsikan berukuran besar tidak dapat berlabuh di
kualitas jasa tersebut. Gap ini PT. PELINDO I Sri Bintan Pura
menganalisis dua variable pokok, Tanjungpinang maka kapal-kapal
yaitu jasa yang diharapkan dan jasa tersebut berlabuh di daerah belakang
yang dirasakan atau dipersepsikan. Pulau Penyengat.
b. Pengukuran SERVQUAL Di dalam perjalanan kegiatan
Pengukuran kualitas jasa SERVQUAL
pelayaran penumpang melalui belakang
didasarkan pada skala multi-item yang
dirancang untuk mengukur harapan dan Pulau Penyengat terjadi kecelakaan
persepsi pelanggan, serta gap antara kerja, ketidak efektif dan efisiennya
keduanya pada lima dimensi utama kualitas kualitas pelayanan dan lain sebagainya.
jasa (reliabilitas, daya tanggap, jaminan, Kemudian PT. PELINDO I Sri Bintan
empati, dan bukti fisik). Kelima dimensi Pura membuka sebuah Pelabuhan
utama tersebut dijabarkan kedalam masing- Perwakilan yang dapat mengakomodasi
masing indikator yang lebih terperinci persoalan kedalaman laut tersebut.
untuk variabel harapn dan persepsi yang Hingga ditemukan kawasan perairan di
disusun kedalam pertanyaan-pertanyaab Bintan yang mempunyai alur dan
berdasarkan skala likert. Dengan kata lain kedalaman laut yang cukup untuk
bila kinerja sesuai dengan atau melebihi
dilewati dan dilabuhi kapal-kapal
standard maka persepsi atas kualitas jasa
keseluruhan akan positif atau sebaliknya. berukuran besar yaitu di daerah Kijang.
Model ini menganalisis gap antara dua Maka kemudian dibangunlah Pelabuhan
variable pokok, yakni jasa yang diharapkan Perwakilan PT. PELINDO I (Persero)
(expected service) dan jasa yang dirasakan Sri Bayintan Kijang pada akhir tahun
(perceived service). 1980-an dan diselesaikan
Berdasarkan beberapa pendapat ahli pembangunannya sekitar awal tahun
diatas dapat kita simpulkan bahwa 1990-an. Hingga saat ini Pelabuhan Sri
pelayanan merupakan tindakan yang Bayintan Kijang masih aktif melayani
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan jasa pelayanan penumpang dan jasa-
orang lain dan tingkat kepuasannya hanya jasa kepelabuhan lainnya.
dapat dirasakan oleh orang yang melayani
1. Visi Misi
dan dilayani. Sudah semestinya pelayanan
yang diberikan oleh pemberi jasa layanan Adapun visi dari PT. PELINDO I
haruslah sesuai dengan keinginan dan Sri Bayintan Kijang ini adalah untuk
kebutuhan masyarakat yang membutuhkan memperkenalkan secara luas Pelabuhan
jasanya. Sri Bayintan Kijang sebagai Perusahaan
penyedia jasa kepelabuhan berkelas
dunia. Sedangkan untuk mencapai visi
tersebut diperlukan misi sebagai pusat

11
logistik untuk memuaskan kebutuhan diterima dan yang diharapkan sebagai
pelanggan serta mendorong berikut :
pertumbuhan ekonomi, melalui Gambar 4.1
pemeberdayaan SDM. Pelayanan yang diterima dan
Terminal penumpang yang diharapkan
merupakan sarana/fasilitas pelabuhan
yang difungsikan sebagai ruang
tunggu/titik pindah penumpang pada
saat embarkasi (naik penumpang)
menuju ke angkutan laut. Terminal
penumpang PT. PELINDO 1 Sri
Bayintan Kijang merupakan terminal
penumpang kelas II yaitu terminal
penumpang yang fasilitasnya telah
memenuhi Standar Pelayanan Berdasarkan diagram diatas dapat
Penumpang Angkutan Laut berdasarkan diketahui bahwa nilai pelayanan yang
Peraturan Menteri Perhubungan diterima lebih kecil dari pelayanan yang
Republik Indonesia Nomor PM 119 diharapkan. Selanjutnya akan diliihat
tahun 2015 kesenjangan (GAP) antara pelayanan
Dalam pelaksanaan kegiatan yang diterima dan yang diharapkan.
pelayanan jasa terminal penumpang Untuk mengidentifikasi GAP
pihak PT. PELINDO 1 Sri Bayintan (Kesenjangan) dengan metode
Kijang memiliki tanggungjawab SERVQUAL (Wijaya 2011:167) antara
sebagai penyedia jasa fasilitas terminal Pelayanan yang diterima (Persepsi) dan
sedangkan untuk operatornya dilakukan Pelayanan yang diharapkan
oleh PT. PELNI. (Ekspektasi) dapat dilakukan dengan
rumus :
IV. ANALISA DATA DAN
PEMBAHASAN G = P (Persepsi) – E (Ekspektasi)
Dapat diketahui bahwa pada
Berdasarkan hasil rekapitulasi masing-masing dimensi memiliki nilai
terhadap pelayanan yang diharapkan kesenjangan yang negative dengan rata-
dapat diketahui bahwa pelayanan yang rata GAP sebesar -182,2 dimana hal ini
diharapkan oleh penumpang pada PT. menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
PELINDO I Sri Bayintan Kijang yang diberikan oleh PT. PELINDO I
memiliki skor 423 dimana berdasarkan Sri Bayintan Kijang tidak baik.
rentang nilai interval kelas termasuk Selanjutnya untuk menganalisis kualitas
dalam kategori sangat baik. pelayanan yang diberikan maka
Berikut merupakan diagram digunakan rumus sebagai berikut :
yang memperlihatkan perbandingan
antara pelayanan yang diterima dengan
pelayanan yang diharapkan pada PT.
PELINDO I Sri Bayintan Kijang
sehingga tergambar seberapa besar
perbedaan antara pelayanan yang

12
Keterangan : dimensi Empati tidak baik
Q = Kualitas dimana nilai Q (kualitas) < 1.
P = Jumlah nilai rata-rata persepsi 5. Pada dimensi Bukti Fisik dapat
tiap dimensi diketahui bahwa nilai kualitas
E = Jumlah nilai rata-rata ekspektasi pelayanan yaitu 0,561 dimana
tiap dimensi hal ini menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan pada PT.
Menurut Wijaya (2011:171) Jika PELINDO I Sri Bayintan Kijang
Kualitas (Q) < 1 maka kualitas dilihat dari dimensi Bukti Fisik
pelayanan dikatakan tidak baik. Berikut tidak baik dimana nilai Q
merupakan penjelasan berdasarkan (kualitas) < 1.
masing-masing dimensi dan rata-rata : 6. Dilihat dari nilai rata-rata
(mean) kelima dimensi kualitas
1. Pada dimensi Kehandalan pelayanan diketahui bahwa nilai
diketahui bahwa nilai kualitas kualitas pelayanan yaitu 0,569
pelayanan yaitu 0,606 dimana dimana hal ini menunjukkan
hal ini menunjukkan bahwa bahwa kualitas pelayanan pada
kualitas pelayanan pada PT. PT. PELINDO I Sri Bayintan
PELINDO I Sri Bayintan Kijang Kijang dilihat dari rata-rata
dilihat dari dimensi kehandalan seluruh dimensi tidak baik
tidak baik dimana nilai Q dimana nilai Q (kualitas) < 1.
(kualitas) < 1.
2. Pada dimensi Daya Tanggap Pembahasan Penelitian
diketahui bahwa nilai kualitas Berdasarkan hasil penelitian diatas
pelayanan yaitu 0,563 dimana tentang Kualitas Pelayanan Jasa
hal ini menunjukkan bahwa Terminal Penumpang pada PT.
kualitas pelayanan pada PT. PELINDO I Sri Bayintan Kijang
PELINDO I Sri Bayintan Kijang diketahui bahwa Pelayanan yang
dilihat dari dimensi Daya diterima oleh penumpang belum sesuai
Tanggap tidak baik dimana nilai dengan pelayanan yang diharapkan oleh
Q (kualitas) < 1. penumpang. Hal ini dapat dilihat dari
3. Pada dimensi Jaminan dapat nilai Gap rata-rata dimensi antara
diketahui bahwa nilai kualitas pelayanan yang diterima dan pelayanan
pelayanan yaitu 0,556 dimana yang diharapkan bernilai –182,2.
hal ini menunjukkan bahwa Kemudian dalam analisis kualitas
kualitas pelayanan pada PT. pelayanan yang diberikan didapat nilai
PELINDO I Sri Bayintan Kijang rata-rata tiap dimensi sebesar 0,569
dilihat dari dimensi Jaminan yang menurut Wijaya (2011:171) Jika
tidak baik dimana nilai Q Kualitas (Q) < 1 maka kualitas
(kualitas) < 1. pelayanan dikatakan tidak baik.
4. Pada dimensi Empati diketahui Dari temuan penelitian ini
bahwa nilai kualitas pelayanan membuktikan dan mendukung teori
yaitu 0,564 dimana hal ini Parasuraman, Zeithaml dan Berry
menunjukkan bahwa kualitas (1985) tentang Gap kualitas pelayanan
pelayanan pada PT. PELINDO I yang berpotensi menjadi sumber
Sri Bayintan Kijang dilihat dari masalah dan berpengaruh terhadap

13
kualitas jasa salah satunya adalah Gap Tanjungpinang”. Jenis Penelitian
antara jasa yang dipersepsikan dan jasa deskriptif kuantitatif yang bertujuan
yang diharapkan adalah benar, Gap ini untuk mengetahui bagaimana kualitas
menyatakan bahwa pelayanan yang yang diberikan PT. Bank Negara
dipersepsikan/diterima oleh konsumen Indonesia Cabang Tanjungpinang
tidak konsisten dengan pelayanan yang dengan menggunakan metode analisis
diharapkan. SERVQUAL dan skala pengukuran
Johns dalam Bandu (2013:24) menggunakan skala likert. Jumlah
mengatakan kunci untuk menciptakan sampel yang digunakan sebanyak 100
rasa senang pelanggan yaitu pelayanan nasabah yang diambil menggunakan
yang diberikan harus berada satu teknik sampling incidental, pada
langkah dari pelayanan yang penelitian peneliti menggunakan
diharapkan pelanggan. Maka dari itu kuesioner sebagai alat pengumpulan
penting bagi Perusahaan penyedia jasa data. Hasil penelitian menunjukkan
untuk memberikan pelayanan yang bahwa secara rata-rata nasabah menilai
baik, karena dari pelayanan yang baik kualitas pelayanan yang diberikan PT.
akan terpenuhi harapan-harapan yang Bank Negara Indonesia Cabang
diinginkan konsumen. Tanjungpinang adalah baik.
Dalam penelitian terdahulu yang Sedangkan penelitian yang
membahas tentang kualitas pelayanan dilakukan oleh peneliti sedikit berbeda
banyak yang menggunakan teori dari dengan penelitian yang dilakukan diatas
Tjiptono yaitu 5 dimensi kualitas sebelumnya. Persamaan penelitian ini
pelayanan (Kehandalan, Daya Tanggap, dengan penelitian sebelumnya yaitu
Jaminan, Empati & Bukti Fisik) namun sama-sama menggunakan teori Tjiptono
didalam analisa data didapatkan yaitu 5 dimensi kualitas pelayanan
beberapa perbedaan, penelitian yang (Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan,
pertama yaitu jurnal Andhika Empati & Bukti Fisik) dan
(Universitas Negeri Surabaya:2015) menggunakan teknik analisa
yang berjudul “Kualitas Pelayanan SERVQUAL. Kemudian perbedaan
Jasa Terminal Penumpang Gapura penelitian ini dengan penelitian
Surya Nusantara pada PT Pelindo III sebelumnya yaitu pada penelitian ini
(Persero) Cabang Tanjung Perak”. telah dilengkapi dengan interval kelas,
Jenis penelitian deskriptif kualitatif uji validitas dan reliabilitas, nilai Gap
dengan teknik pengambilan sampel (Kesenjangan) hingga analisa kualitas
Snowball Sampling, fokus penelitian pelayanan untuk mengetahui bagaimana
yaitu meneliti kualitas layanan yang kualitas pelayanan tersebut apakah
diterima penumpang pada terminal tidak baik, baik atau bahkan sangat
penumpang yang baru direnovasi baik.
dengan hasil kualitas pelayanan baik
dari responden. V. PENUTUP
Rujukan yang kedua yaitu A. Kesimpulan
skripsi Simon (Universitas Maritim Berdasarkan hasil penelitian
Raja Ali Haji:2013) yang berjudul yang dibahas pada bab sebelumnya
“Studi Kualitas Pelayanan Nasabah dapat diambil suatu kesimpulan dalam
Tabungan PT. Bank Negara Indonesia penelitian ini sebagai berikut :
(Persero) Tbk. Cabang

14
1. Berdasarkan hasil rekapitulasi menerima kritik dan saran dari
terhadap pelayanan yang diterima dapat penumpang, kemampuan petugas dalam
diketahui bahwa pelayanan yang menjaga kepercayaan penumpang,
diterima oleh penumpang pada PT. pemahaman petugas atas kebutuhan
PELINDO I Sri Bayintan Kijang dari penumpang, dan sarana dan prasarana
penilaian 5 dimensi yaitu kehandalan, yang memadai.
daya tanggap, jaminan, empati dan 3. Berdasarkan hasil perhitungan
bukti fisik mendapat skor rata-rata 241, GAP dari kelima dimensi kualitas
berdasarkan nilai interval kelas skor pelayanan diketahui bahwa rata-rata
tersebut berada pada posisi kurang baik. kelima dimensi memiliki nilai 0,569,
Hal ini menunjukkan tanggapan dari dimana hal ini menunjukkan bahwa
responden bahwa pelayanan yang kualitas pelayanan pada PT. PELINDO
mereka terima kurang baik. Adapun I Sri Bayintan Kijang dilihat dari rata-
indikator yang mendapatkan penilaian rata seluruh dimensi tidak baik
terendah dari tiap-tiap indikator berdasarkan nilai Q (kualitas) < 1.
diantaranya adalah pemenuhan janji 4. Penelitian ini membuktikan dan
pelayanan yang tepat dan memuaskan, mendukung teori Parasuraman,
kesediaan petugas memberikan Zeithaml dan Berry (1985) tentang Gap
pelayanan dengan cepat dan tepat, kualitas pelayanan yang berpotensi
jaminan keamanan dari pihak menjadi sumber masalah dan
pelabuhan, kemudahan penumpang berpengaruh terhadap kualitas jasa
untuk menyelesaikan masalah salah satunya adalah Gap antara jasa
kebutuhan atau keluhan kepada yang dipersepsikan dan jasa yang
petugas, dan kelengkapan peralatan diharapkan adalah benar, Gap ini
serta fasilitas pelayanan untuk menyatakan bahwa pelayanan yang
penumpang. dipersepsikan/diterima oleh konsumen
2. Berdasarkan hasil rekapitulasi tidak konsisten dengan pelayanan yang
terhadap pelayanan yang diharapkan diharapkan.
dapat diketahui bahwa pelayanan yang B. Saran
diharapkan oleh penumpang pada PT. Berdasarkan kesimpulan yang
PELINDO I Sri Bayintan Kijang dari dipaparkan diatas dapat diberikan saran
penilaian 5 dimensi yaitu kehandalan, dalam penelitian ini sebagai berikut :
daya tanggap, jaminan, empati dan 1. Disarankan kepada PT.
bukti fisik mendapat skor rata-rata 423, PELINDO I Sri Bayintan Kijang
berdasarkan nilai interval kelas skor agar dapat meningkatkan
tersebut berada pada posisi sangat baik. disiplin petugasnya dalam
Hal ini menunjukkan tanggapan dari bekerja memberikan pelayanan
responden bahwa pelayanan yang yang baik kepada penumpang
mereka harapkan adalah pelayanan seperti misalnya mempercepat
yang sangat baik dari petugas kedatangan petugasnya dalam
pelabuhan. Adapun indikator yang melayani penumpang,
mendapatkan penilaian tertinggi dari menyelenggarakan pelatihan
tiap-tiap indikator diantaranya adalah dan pendidikan kepada petugas
kesigapan dan kecakapan petugas lewat seminar ataupun diklat
dalam menanggapi keluhan tentang kualitas pelayanan agar
penumpang, kesediaan petugas petugas dapat mengerti terhadap

15
tugas pokok dan fungsinya serta jenis informasi lainnya dalam
kesadaran tanggung jawab ruangan terminal penumpang.
dalam pelayanan. 4. Sesuai dengan teori exit and
2. Memperbaiki indikator- voice tentang mekanisme voice
indikator pelayanan yang yang membahas mengenai
kurang baik seperti yang adanya kesempatan konsumen
pertama kurang baiknya untuk mengungkapkan
kesediaan petugas memberikan ketidakpuasan kepada lembaga
pelayanan dengan cepat dan penyelenggara pelayanan publik
tepat dengan cara maka diharapkan kepada PT.
penyederhanaan prosedur PELINDO I agar dapat tanggap
pelayanan, kedua kurang menangani dan menerima
baiknya jaminan keamanan dari keluhan, pengaduan, kritik
pihak pelabuhan dengan cara maupun saran dari penumpang
menambah personil keamanan untuk dapat ditindak lanjuti
dan pemasangan CCTV, ketiga kemudian diperbaiki.
kurang baiknya kemudahan 5. Pada penelitian selanjutnya
penumpang untuk disarankan untuk meneliti
menyelesaikan masalah kualitas pelayanan dengan
kebutuhan atau keluhan kepada menggunakan teori,metode
petugas dengan cara membuka analisa yang lain atau
loket customer service, dan menambahkan variabel sehingga
keempat kurang baiknya dapat menambah wawasan dan
kelengkapan peralatan serta ilmu yang baru tentang kualitas
fasilitas pelayanan untuk pelayanan.
penumpang dengan cara
menambah pendingin ruangan DAFTAR PUSTAKA
terminal, memperbaiki toilet,
dan menambah sarana hiburan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
seperti televisi atau bahan Penelitian Suatu Pendekatan
bacaan di dalam terminal Praktik. Jakart bineka Cipta.
penumpang.
3. Kepada PT. PELINDO I agar Ariansyah, Muhammad. 2015. Kualitas
dapat lebih memperhatikan Pelayanan Pengurusan Surat
sarana dan prasarana yang Perjalanan Republik Indonesia
kurang memadai agar dapat (Spri) Atau Paspor Di Kantor
diperbaiki ataupun dilengkapi Imigrasi Kelas I
seperti menambah pendingin Tanjungpinang.Skripsi Ilmu
ruangan dengan Air Conditioner Administrasi Negara:UMRAH.
(AC), melengkapi kursi/bangku
penumpang dengan kursi Bandu, Muh Yunus. 2013. Pengaruh
berbahan stainless steel, Kualitas Pelayanan Terhadap
menambah papan informasi Kepuasan Pelanggan Pada
kedatangan kapal, PT.PLN (Persero) Rayon
keterlambatan kapal, dan segala Makassar barat. Skripsi Ilmu

16
Administrasi:Universitas Masa Depan. Bandung. Refika
Hasanudin. Aditama.

Hardiyati, Ratih. 2010. Analisis Tjiptono, Fandy dan Gregious Chandra.


Pengaruh Kualitas Pelayanan 2011. Service, Quality dan
Terhadap Kepuasan Konsumen Satisfaction. Yogyakarta: Andi
Menggunakan Jasa Penginapan Offset.
(Villa) Agrowisata Kebun Teh
Pegilaran.Skripsi Fakultas Riduan. 2010, Metode dan Teknik
Ekonomi:Universitas Diponegoro. Menyusun Proposal Penelitian.
Bandung : Alfabeta
Khasmir. 2005. Etika Customer
Service. Jakarta: PT. Raja Simon, Fauzan Reza. 2013. Studi
Grafindo Kualitas Pelayanan Nasabah
Tabungan PT. Bank Negara
Moenir. 2010. Manajemen Pelayanan Indonesia (Persero) Tbk. Cabang
Umum Di Indonesia. Jakarta : PT. Tanjungpinang. FISIP. UMRAH
Bumi Aksara
Sugiyono.2013. Metode Penelitian
Nasution, Nur. 2004. Manajemen Jasa Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Terpadu. Bogor : Ghalia Bandung. Alfabeta.
Indonesia
Sugiyono.2012. Metode Penelitian
Parasuraman, Zeithmal dan Berry.1985. Administrasi. Bandung. Alfabeta.
Konsep operasional dalam Wijaya, Tony. 2011. Manajemen
penelitian, A Conceptual Model Kualitas Jasa. Jakarta Barat. PT
of Service Quality and Its Indeks.
Implications for Future Research,
Jilid 49 No.4 (
http://www.jstor.org/stable/12514
30 Diakses pada 14 Mei 2012
pukul 03:24 WIB)

Poltak Sinambela, Lijan dkk. 2006.


Reformasi Pelayanan Publik,
Teori Kebijakan Dan
Implementasi. Jakarta. Bumi
Aksara

Ratmino, dan Atik Septi Winarsih.


2005. Manajemen Pelayanan.
Yogyakarta.

Sedarmayanti. 2009. Reformasi


Administrasi Publik, Reformasi
Birokrasi, dan Kepemimpinan

17

Anda mungkin juga menyukai