TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelatihan
2.1.1 Definisi
manusia yang baru sering merasa tidak pasti tentang peranan dan
(Elfrianto, 2016).
9
10
2.1.2 Tujuan
(Elfrianto, 2016).
(Elfrianto, 2016):
perubahan teknologi.
menjadi kompeten.
mengenal organisasinya.
keputusan.
memiliki kriteria. .
2.1.4 Metode
1. Kuliah/ceramah.
suatu pembicaraan oleh satu orang tanpa ada orang lain atau
2. Demonstrasi
3. Latihan/praktek
yang diperlukan.
5. Studi Kasus
analisis.
7. Online Learning.
2.2 Perilaku
dimana ketiga aspek ini saling berhubungan. Jika salah satu aspek
tindakan yangnyata.
orang lain.
sistem nilai dan norma. Sistem nilai adalah acuan tentang hal-hal
meliputi norma sosial berupa aturan yang tidak tertulis dan norma
dan sikapnya, memiliki acuan kepada sistem nilai dan norma yang
(predisposing factors).
PHBS, 2011).
sakit.
2.3.1 Definisi
teoritis atau praktis dari suatu subjek. Hal tersebut bisa didapatkan
a. Tahu (know)
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
22
f. Evaluasi (Evaluation)
objek penelitian .
Metode keuangan
manajemen pengetahuan.
Metode non-keuangan
2.4 Sikap
berperan penting dalam sikap yang utuh ini. Sikap juga terdiri
a. Menerima (receiving)
b. Merespons (responding).
sikap
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, sikap itu
berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau obyek (dalam hal ini
pada tahun 1987. HPM diciptakan dari penelitian tentang 7 faktor persepsi
Dalam model ini digabungkan dua teori yaitu dari teori Nilai
atau aspek pengalaman masa lalu lebih fleksibel sebagai variabel karena
utama
1) Perilaku sebelumnya
pilihannya itu. Kebiasaan muncul pada setiap perilaku dan menjadi suatu
2) Hambatan tindakan
blok dan menjadi semacam biaya yang di pakai. kepuasan yang hilang
dari perilaku tidak sehat seperti makan tinggi lemak dan merokok juga
3) Self efficacy
perilaku yang diinginkan lebih sering daripada rasa tidak layak atau
(1) Feed back eksternal yang diberi orang lain. Pencapaian hasil dari
efficacy).
(2) Pengalaman orang lain dan evaluasi diri dan feed backdari
mereka.
rencana kegiatan.
5) Pengaruh interpersonal.
contoh dan pujian orang lain. Motivasi yang cukup menjadi cara
6) Pengaruh situasional
guru agama islam / kyai atau sejenisnya belajar secara formal, non-
formal, dan informal baik itu dilakukan pada pagi hari, siang hari,
daerah Jawa Barat yaitu sebesar 8.343 buah. Sedangkan, pada daerah
daerah Jember sebesar 611 buah dan daerah dengan jumlah terkecil
(Ikhwan, 2017) :
internal non-kurikuler
halaqoh.
b. Santri
2.4.5.1 Definisi
sekitarnya.
2.4.5.3 Manfaat
masalah kesehatan
lingkungannya.
4. Bagi Puskesmas
strata pertama
terkait
masing sektor.
2013).
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
masyarakat setempat
(Permenkes, 2013) :
masyarakat
37
2013).
(Permenkes, 2013) :
lingkungan)
organisasi keagamaan
2017).
1. Adanya kader
1. Terlaksananya SMD
pondok pesantren
kebiasaan yang lebih sehat termasuk diet yang lebih baik, aktivitas
pertokoan, dan lain lain. Dimana dalam hal ini peserta dapat
ibadah, pasar, pertokoan, terminal, dan lain lain. Dalam hal ini
lain.
.
1. Kebersihan perseorangan - Rambut tersisir rapi
- Telinga bersih
- Pakaian bersih
2. Penggunaan air bersih -Minum, mandi dan wudhu
dibersihkan
- air mengalir
4. Menggunakan jamban - ada jamban yang digunakan
berserakan
- tidak berdebu
jam
11. Kegiatan kader Kader/santri merencanakan kegiatan
lingkungan pesantren.
12. Bak air bebas jentik Tidak ada satupun bak air yang ada
jentiknya
13. Garam beryodium Garam yodium yang digunakan
materi dengan media Video. Dan dalam penelitian yang telah dilakukan
bahwa, pada video yang menggunaan gambar yang sederhana, tanpa alur
cerita narasi yang menyertainya, telah lama dikenal sebagai cara yang efektif
Sehingga dampak yang didapatan dari pelaksanaan yang tepat dari gambar
salah satunya adalah dengan metode FGD. Dan menurut penelitian bahwa
baik secara pribadi atau sebaliknya, dari kasus yang berkaitan, dan untuk
49
perilaku hidup bersih dan sehat. Sebuah studi oleh Aldcroft et al menemukan
positif yang signifikan pada tingkat aktivitas fisik, misalnya, kebiasaan diet
atau pilihan diet sehat, dan proses berhenti merokok. Psikedukasi berkaitan
persepsi serta sikap individu yang dapat dipandang sebagai contoh (Nurul,
2017).
Ada hubungan yang kuat antara pendidikan kesehatan dan sadar tentang
pengetahuan dan sikap anak usia sekolah. Seseorang yang memiliki sikap
memodifikasi gaya hidup mereka agar lebih terkontrol dan sesuai dengan
(Moghaddam, 2017).
adegan untuk cuci tangan menggunakan sabun, makan makanan yang sehat,
menjadi salah satu alasan terjadinya penyakit diare dan infeksi cacing yang
2016).
budaya, dan agama sebagai latar belakang untuk mengubah sikap siswa dalam
tidak ada perbedaan antara sikap terhadap PHBS dan pendidikan kesehatan di
52
berbagai tingkatan kelas. Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa masalah
strategi promosi kesehatan untuk mencegah sikap tidak sehat siswa terhadap
makanan bergizi seimbang, pada penelitian yang telah dilakukan, salah satu
soft drink, dan tingkat konsumsi zat bergizi tampaknya mendukung bahwa
dampak pada perilaku kesehatan dan dapat efektif untuk mempromosikan gizi
yang harus diperhatikan yaitu saat sebelum makan dan setelah keluar dari
53
pelatihan dengan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah keluar dari
toilet (Musoke, 2018). Potensi kuat jika mencuci tangan atau mandi adalah
oleh orang lain (Ginja, 2019). Karena, Kebersihan tangan adalah hal yang
dan infeksi saluran pernapasan sehingga siswa dapat hadir absensi dikelas
tanpa izin sakit dan juga dapat mempengaruhi kualitas pendidikan siswa
secara langsung dikaitkan dengan infestasi cacing, diare, penyakit mulut, dan
(Taware, 2018).
bersih (Chard and Freeman, 2018). Dan intervensi ini memberikan bukti kuat
diare dan infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah (Gram, 2016). Selain
infeksi parasit ditangan, Malnutrisi dan infeksi parasite usus adalah beban
berkembang karena PHBS yang buruk (Erismann S, et al, 2016). Dalam hal
Antwi-Agyei, 2017).
jumlah keran fungsional yang lebih tinggi (yang memasok air bersih)
sebanding dengan jumlah siswa dan jumlah toilet fungsional yang lebih
2016).
55
Berkelanjutan yang baru, khususnya Tujuan 6 “Air Bersih dan Sanitasi”, yang
kesehatan lebih mungkin efektif jika didasarkan pada teori ilmu sosial dan
sepertiga dari episode diare dalam negara maju (bukti kualitas tinggi). Ini
mungkin mencegah proporsi yang serupa tetapi hanya dua uji coba dari kota
Mesir dan Kenya telah mengevaluasi ini (bukti kualitas rendah). Promosi
dari episode diare (bukti kualitas sedang). Efek intervensi pada perilaku
Sekolah yang erat kaitannya dengan agama (secara lokal dikenal sebagai
sebagian besar tersedia di pesantren, santri dari sekolah sering berasal dari
asrama yang terlalu penuh dan terdapat penyakit kulit diantara santri.
efektif untuk meningkatkan status gizi anak daripada intervensi tunggal. Ini
sanitasi atau kebersihan yang merupakan jalur mediasi ke PHBS dan nutrisi
cenderung memiliki kebiasaan yang lebih sehat termasuk diet yang lebih baik,
aktivitas fisik teratur, dan tingkat penggunaan narkoba yang lebih rendah.
Demikian pula, struktur keluarga pada masa remaja dikaitkan dengan tingkat
hidup bersih dan sehat adalah intervensi kunci untuk meningkatkan prospek
lingkungan belajar yang aman dan sehat dan merupakan prasyarat bagi guru