Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KPU,PANWASLU dan BAWASLU

Oleh :

Disusun oleh:

Habib Priyo Budianto NIM:1741150093

PROGAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“KPU,PANWASLU dan Bawaslu” yang merupakan tugas mata kuliah Pancasila.
Penulisan makalah ini merupakan tugas yang tidak ringan banyaknya hambatan yang
menghadang dalam proses penyusunan makalah ini dikarenakan keterbatasan kemampuan
kami. Kalaupun pada akhirnya karya ini dapat terselesaikan tentulah karena beberapa pihak
yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain iringan do’a yang tulus
dan ikhlas semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan yang lebih baik dari
Allah SWT. Tidak lupa saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami selaku penulis
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Malang,10 Desember 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemilu dalam negara-negara demokrasi termasuk di Indonesia, merupakan suatu


proses yang meletakkan kedaulatan rakyat sepenuhnya ditangan rakyat itu sendiri melalui
sistim pergantian kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai dengan
prinsip-prinsip yang digariskan oleh konstitusi. Prinsip-prinsip dalam pemilihan umum yang
sesuai dengan konstitusi antara lain prinsip kehidupan ketatanegaraan yang berkedaulatan
rakyat (demokrasi) ditandai bahwa setiap warga negara berhak ikut serta dan aktif dalam
setiap proses pengambilan keputusan kenegaraan.
Sebuah negara berbentuk republik yang berarti kekuasaan dikembalikan ke
masyarakyat (publik) untuk menentukan arah dan substansi roda pemerintahan yang tidak
lepas dari pengawasan rakyat itu sendiri. Bentuk pemerintahan yang terbentuk karena
kemauan rakyat dan bertujuan untuk memenuhi kepentingan rakyat itu sendiri disebut
demokrasi. Demokrasi merupakan sebuah proses, artinya sebuah republik tidak akan berhenti
di satu bentuk pemerintahan selama rakyat negara tersebut memiliki kemauan yang terus
berubah. Ada kalanya rakyat menginginkan pengawasan yang superketat terhadap
pemerintah, tetapi ada pula saatnya rakyat bosan dengan para wakilnya yang terus bertingkah
karena kekuasaan yang seakan-akan tak ada batasnya. Berbeda dengan bentuk pemerintah
negara monarki yang menjadikan garis keturunan sebagai landasan untuk memilih pemimpin,
pada republik demokrasi diterapkan azas kesamaan dan persamaan di mana setiap orang yang
memiliki kemampuan untuk memimpin dapat menjadi pemimpin apabila ia disukai oleh
sebagian besar rakyat.
Melalui sistim demokrasi, pemerintah membuat kontrak atau perjanjian dengan
rakyat yang disebut dengan istilah kontrak sosial. Dalam sebuah republik demokrasi, kontrak
sosial atau perjanjian masyarakat ini diwujudkan dalam sebuah pemilihan umum. Melalui
pemilihan umum, rakyat dapat memilih secara langsung siapa yang menjadi perwakilannya di
lembaga legislatif dan memilih langsung atau melalui perwakilannya untuk memilih
pemerintah dilembaga eksekutif untuk penyaluran aspirasi atau kehendak rakyat yang
selanjutnya akan menentukan masa depan sebuah negara.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian KPU,PANWASLU dan BAWASLU?


2. Tugas dan wewenang KPU,PANWASLU dan BAWASLU?
3. Syarat-syarat menjadi anggota KPU,PANWASLU dan BAWASLU?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dan menambah pengetahuan tentang KPU,PANWASLU


dan BAWASLU beserta tugas dan wewenang,syarat menjadi anggota dan undang-
undang yang mengatur tentang lembaga tersebut.

1.5 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari internet.  
  
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian KPU,PANWASLU dan BAWASLU

- Komisi Pemilihan Umum adalah lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan umum
di Indonesia, yakni meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD, Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah. Komisi Pemilihan Umum tidak dapat disejajarkan kedudukannya dengan lembaga
-lembaga negara yang lain yang kewenangannya ditentukan dan diberikan oleh UUD 1945.
Jadi Dapat disimpulkan Bahwa komisi pemilihan umum adalah lembaga negara yang
menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia yang bersifat nasional, tetap dan mandiri
(independen).
- Panwaslu(Panitia Pengawas Pemilu) adalah sebuah panitia yang bertugas untuk mengawasi
jalannya penyelenggaraan pemilu mulai dari tingkat provinsi,kabupate/kota,kelurahan/desa
Dan penyelenggaraan pemilu diluar negeri.
-Badan Pengawas Pemilihan Umum (disingkat Bawaslu) adalah lembaga penyelenggara
Pemilu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Bawaslu diatur dalam bab IV Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Jumlah anggota Bawaslu sebanyak 5
(lima) orang. Keanggotaan Bawaslu terdiri atas kalangan professional yang mempunyai
kemampuan dalam melakukan pengawasan dan tidak menjadi anggota partai politik. Dalam
melaksanakan tugasnya anggota Bawaslu didukung oleh Sekretariat Jenderal Badan
Pengawas Pemilihan Umum.
2.2 Tugas dan Wewenang KPU,PANWASLU dan BAWASLU

- Tugas dan wewenang KPU


Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum dan Pasal 2
Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum
dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum,
dijelaskan bahwa untuk melaksanakan Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas
kewenangan sebagai berikut:

1. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum;


2. Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta
Pemilihan Umum;
3. Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di
Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS;
4. Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah
pemilihan;
5. MENETAPKAN keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan
untuk DPR, DPRD I dan DPRD II;
6. Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum
7. Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.
Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf: 

1. Tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 3


Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga
ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan KPU sebagai dimaksud dalam
Pasal 10, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah Pemilihan Umum dilaksanakan,
KPU mengevaluasi sistem Pemilihan Umum.

- Tugas dan wewenang Panwaslu


Adapun tugas dan wewenang Pengawas Pemilu dapatlah dijelaskan secara umum
sebagai berikut :
(1)Mengawasi tahapan penyelenggaraan pemilu
(2)Menerima laporan dugaan pelanggaran perundang-undangan pemilu
(3)Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU/KPU provinsi/KPU
kabupaten/kota ataukepolisian atau instansi lainnya untuk ditindaklanjuti
(4)Mengawasi tindak lanjut rekomendasi
(5)Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu
(6)Melaksanakan :
a)Tugas dan wewenang lain ditetapkan oleh undang-undang (untuk Bawaslu,
PanwasluProvinsi, dan Panwaslu kabupaten/kota)
b)Melaksanakan tugas lain dari Panwaslu Kecamatan (untuk Pengawas
Pemilulapangan)
c) Melaksanakan tugas lain dari Bawaslu (untuk Pengawas Pemilu Luar Negeri).

- Tugas dan wewenang Bawaslu


Tugas, wewenang, dan kewajiban Bawaslu Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2011 adalah:
1. Bawaslu menyusun standar tata laksana kerja pengawasan tahapan penyelenggaraan
Pemilu sebagai pedoman kerja bagi pengawas Pemilu di setiap tingkatan.

2. Bawaslu bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu dalam rangka pencegahan dan


penindakan pelanggaran untuk terwujudnya Pemilu yang demokratis yang meliputi: 
a. Mengawasi persiapan penyelenggaraan Pemilu yang terdiri atas: 

1. Perencanaan dan penetapan jadwal tahapan Pemilu;


2. Perencanaan pengadaan logistik oleh KPU;
3. Pelaksanaan penetapan daerah pemilihan dan jumlah kursi pada setiap daerah
pemilihan untuk pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota oleh KPU sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Sosialisasi penyelenggaraan Pemilu; dan
5. Pelaksanaan tugas pengawasan lain yang diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Mengawasi pelaksanaan tahapan penyelenggaraan Pemilu yang terdiri atas: 

1. Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara serta daftar
pemilih tetap;
2. Penetapan peserta Pemilu;
3. Proses pencalonan sampai dengan penetapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, pasangan calon presiden dan wakil presiden, dan calon gubernur, bupati, dan
walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
 Pelaksanaan kampanye;
 Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
 Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu di TPS;
 Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat hasil penghitungan
suara dari tingkat TPS sampai ke PPK;
 Pergerakan surat tabulasi penghitungan suara dari tingkat TPS sampai ke KPU
Kabupaten/Kota;
 Proses rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPS, PPK, KPU
Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU;
 Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu
susulan;
 Pelaksanaan putusan pengadilan terkait dengan Pemilu;
 Pelaksanaan putusan DKPP; dan
 Proses penetapan hasil Pemilu.c. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen
serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh
Bawaslu dan ANRI;
d Memantau atas pelaksanaan tindak lanjut penanganan pelanggaran pidana Pemilu oleh
instansi yang berwenang; 
d. Evaluasi pengawasan Pemilu;
e. Menyusun laporan hasil pengawasan penyelenggaraan Pemilu; dan
f.  Melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Dalam melaksanakan tugas, Bawaslu berwenang: 

 Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan ketentuan peraturan


perundang-undangan mengenai Pemilu;
 Menerima laporan adanya dugaan pelanggaran administrasi Pemilu dan mengkaji
laporan dan temuan, serta merekomendasikannya kepada yang berwenang;
 Menyelesaikan sengketa Pemilu;
 Membentuk Bawaslu Provinsi;
 Mengangkat dan memberhentikan anggota Bawaslu Provinsi; dan
 Melaksanakan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4. Bawaslu berkewajiban: 

 Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;


 Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas Pemilu
pada semua tingkatan;
 Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya
pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;
 Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat, dan KPU sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan
kebutuhan; dan
 Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan.
2.3 Syarat-Syarat Menjadi ANGGOTA KPU,PANWASLU dan BAWASLU

- Syarat – syarat menjadi anggota KPU


Berdasarkan Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu,
persyaratan menjadi calon anggota KPU baik itu menjadi calon anggota KPU tingkat Pusat,
KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten atau Kota adalah sebagi berikut:

1. Warga negara Indonesia

2.Pada saat pendaftaran berusia paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun untuk calon
anggota KPU atau pernah menjadi anggota KPU dan berusia paling rendah 30 (tiga puluh
tahun) untuk calon anggota KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota atau pernah menjadi
anggota KPU Provinsi atau KPU Kabupaten atau Kota.

3. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang- Undang Dasar 1945, dan cita-cita
Proklamasi 17 Agustus 1945.

4. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil.

5. Memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang tertentu yang berkaitan dengan


penyelenggaraan Pemilu atau memiliki pengalaman sebagai penyelenggara Pemilu.

6. Berpendidikan paling rendah S-1 untuk calon anggota KPU dan KPU Provinsi dan paling
rendah SLTA atau sederajat untuk calon anggota KPU Kabupaten atau Kota.

7. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia untuk anggota KPU, di wilayah Provinsi yang
bersangkutan untuk anggota KPU Provinsi, atau di wilayah Kabupaten atau Kota yang
bersangkutan untuk anggota KPU Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan kartu tanda
penduduk.

8. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari
rumah sakit.

9. Tidak pernah menjadi anggota partai politik yang dinyatakan dalam surat pernyataan
yang sah atau sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi
anggota partai politik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pengurus partai politik
yang bersangkutan

10. Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidanapenjara
5 (lima) tahun atau lebih.
11. Tidak sedang menduduki jabatan politik, jabatan struktural, dan jabatan fungsional
dalam

12. Bersedia bekerja penuh waktu; dan bersedia tidak menduduki jabatan di pemerintahan
dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) selama
masa keanggotaan

- Syarat – syarat menjadi anggota Panwaslu

1. Warga Negara Indonesia


2. Berusia paling rendah 30 tahun.
3. Berpendidikan paling renda S1.
4. Berintegritas, jujur, dan adil.
5. Berdomisili di wilayah kabupaten/kota.
6. Memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan dan pengawasan pemilu.
7. Sehat jasmani dan rohani.
8. Tidak pernah menjadi anggota parpol/telah mengundurkan diri dari parpol sekurang-
kurangnya dalam jangka waktu 5 tahun.
9. Mengundurkan diri dari jabatan politik, jabatan pemerintahan, dan jabatan
BUMN/BUMD.
10. Tidak pernah dipidana penjara karena melakukan tindak pidana yang diancam pidana
5 tahun atau lebih.
11. Bersedia bekerja penuh waktu.
12. Tidak berada dalam ikatan perkawinan dengan sesama penyelenggara pemilu

- Syarat – syarat menjadi anggota Bawaslu


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu,
persyaratan menjadi calon anggota Bawaslu adalah sebagai berikut:
1. Warga negara Indonesia.
2. Berusia paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun.
3. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
4. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil.
5. Memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang yang berkaitan dengan pengawasan.
6. Berpendidikan paling rendah S-1 untuk calon anggota Bawaslu.
7. Berdomisili di wilayah Republik Indonesia untuk anggota Bawaslu.
8. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh
dari rumah sakit.
9. Tidak pernah menjadi anggota partai politik yang dinyatakan secara tertulis dalam
surat pernyataan yang sah atau sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun tidak lagi menjadi anggota partai politik yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pengurus partai politik yang bersangkutan.
10. Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
11. Tidak sedang menduduki jabatan politik, jabatan struktural, dan jabatan
fungsional dalam jabatan negeri.
12. Bersedia bekerja penuh waktu; dan bersedia tidak menduduki jabatan di
pemerintahan dan badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah
(BUMD) selama masa keanggotaan.
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Penyelengaraan sistem pemilu di Indonesia dilakukan dengan berbagai koordinasi


berbagai lembaga yang bertugas dalam penyelenggaraan pemilu.Lembaga tersebut
mempunyai wewenang dan tugas masing-masing yang telah diatur oleh undang-
undang yang berlaku sehingga tidak terjadi tumpang tindih masalah tugas dan
kewenangan agar penyelenggaraan pemilu menjadi tetap berasaskan
langsung,bersih,jujur dan adil(LUBERJURDIL)

1.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber
yang lebih banyak dan dapat dipertanggung jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau
saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka.
Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
DAFTAR PUSTAKA

- http://seputarpengertian.blogspot.com/2015/12/pengertian-kpu-beserta-fungsinya.html
- https://www.scribd.com/doc/101428501/PANWASLU
- http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/10/pengertian-bawaslu.html
- http://www.gresnews.com/berita/tips/112393-syarat-menjadi-calon-anggota-kpu/
- http://www.gresnews.com/berita/tips/112570--syarat-menjadi-calon-anggota-bawaslu/
- http://news.prokal.co/read/news/2145-seleksi-panwaslu-segera-dibuka-ini-syarat-
syaratnya.html

Anda mungkin juga menyukai